loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 496 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 496 by Sally Diandra. Malam itu setelah menang berperang melawan sekutu sekutu Iran, para prajurit pasukan Mughal merayakan kemenangan mereka dengan minum minum arak diluar tenda sambil bersenda gurau satu sama lain, tanpa mereka duga ternyata Jalal datang kesana menghampiri mereka, para parajurit pun kaget dan langsung berdiri menyambut Jalal namun dengan tenang Jalal menyuruh mereka kembali menikmati pesta kemenangan mereka “Berikan aku arak itu ! Aku mau juga” Jalal meminta minuman arak prajuritnya “Tapi ini arak biasa, Yang Mulia ... anda mungkin tidak akan menyukainya” ujar salah satu prajurit “Kalian telah bertarung denganku selama ini maka apakah aku tidak boleh minum arak bersama kalian ?” akhirnya prajurit Jalal memberikan segelas arak untuk Jalal, Jalal meminumnya dan menyukainya “Kalian semua sepertinya sangat bersemangat untuk kembali pulang ke Agra” Jalal mencoba ngobrol dengan prajuritnya “Iya, Yang Mulia ... ketika aku datang kesini, istriku sedang mengandung anak kami, sekarang mungkin anak kami telah lahir, aku tidak tahan menunggu untuk kembali pulang ke Agra, Yang Mulia” Jalal senang mendengarnya dan memberikan selamat pada prajuritnya itu “Kamu harus segera menemuinya dan memeluknya, kalian tidak tahu kan bagaimana sulitnya keluarga kita menghadapi semua ini dibelakang kita” para prajurit senang dengan keramahan Jalal “Ayooo ... nikmati malam ini, kalian harus bersenang senang” tiba tiba Jalal teringat pada Jodha, teringat ketika pertama kali bertemu dengan Jodha dan menemukan gelang kakinya, Jalal sangat merindukan Jodha.

JA logo 100Dilain sisi diistana Agra, Jodha sedang berdoa berharap agar Jalal segera pulang dan kembali ke Agra “Sekarang lebih baik kalian istirahat dan pergi tidur, karena besok kita akan kembali ke Agra, terima kasih untuk minumannya” ujar Jalal kemudian berdiri dan meninggalkan para prajuritnya yang masih asyik berpesta. Sementara diistana kerajaan Mughal, Jodha masih berada dikamarnya “Aku sangat berharap Yang Mulia akan segera pulang, hanya kamu yang bisa menunjukkan padaku cara memecahkan masalah ini” Jodha merasa sedih dengan nasibnya, sedangkan Jalal memasuki tendanya, Jalal mengeluarkan semua surat surat yang dikirimkan oleh Jodha dari kotaknya dan membawanya ke tempat tidurnya dan menciumnya “Aku memang tidak bisa membaca suratmu tapi aku bisa merasakan aroma tubuhmu didalamnya” Jalal teringat ketika Salim membaca surat Jodha yang ada tulisan I LOVE U didalamnya “Aku telah memenangkan perang ini karena kamu Jodha, kekuatanmulah yang membuat aku memenangkan perang keyakinan ini” ujar Jalal sambil menciumi surat Jodha. Sementara itu diistana di Agra “Yang Mulia, aku telah kalah dalam berperang, aku tidak bisa bertahan dengan janjimu, aku tidak bisa menghadapi semua ini selamanya, aku akan melakukan apa yang tidak akan pernah kamu suka” ujar Jodha sedih sambil menangis, sementara Jalal tersenyum senang menantikan pertemuannya dengan Jodha, sedangkan Jodha menangis sedih menanti kedatangan Jalal, lagu Meri dhadkan dhadkan tum ho.. Tum Ho Zindagani mulai terdengar.

Malam itu ketika Jalal sedang melepas jubahnya dibantu para pelayannya dan hendak pergi tidur tiba tiba Abu Fazal dan Rahim menemuinya ditenda Jalal “Sampai kapan kita akan sampai di Agra ?”, “Itu akan memakan waktu 25 hari, Yang Mulia” ujar Abu Fazal “Tapi ada jalur tercepat yang bisa kita lalui, Yang Mulia” ujar Rahim “Namun ada sedikit masalah kalau kita melaluinya”, “Apa itu ?” tak lama kemudian seorang laki laki tua memasuki tenda Jalal seperti permintaan Rahim ”Tuan ini akan menjelaskannya untuk anda, Yang Mulia”, “Memang ada jalur tercepat tapi itu adalah hutan dan hutan ini disebut dengan hutan iblis, beberapa tahun silam ada seorang raja yang memasuki hutan tersebut dengan pasukannya tapi tidak pernah keluar lagi dari hutan itu, maka banyak orang yang takut pada hutan tersebut dan tidak memasukinya lagi, banyak orang yang mengatakan bahwa disana terdapat ilmu hitam dan hantu didalam hutan” laki laki tua itu mencoba menjelaskan kondisi hutan yang mungkin akan dilalui oleh Jalal “Aku tidak percaya dengan semua itu, aku adalah raja dan aku tidak boleh takut, aku dan seluruh pasukanku sedang menanti untuk bertemu dengan keluarga kami semua, aku hanya percaya pada Tuhan YME, disana tidak ada sesuatu yang disebut dengan hantu, aku akan melalui hutan itu” Jalal telah bertekad untuk melalui hutan tersebut “Baiklah kalau anda bersikeras melalui hutan itu, Yang Mulia ... ada empat hal yang harus anda perhatikan, yang pertama jangan pernah melihat kebelakang didalam hutan, yang kedua jika anda menolong seseorang maka jangan melewati batasannya, yang ketiga jangan lupa untuk terus melafalkan nama Allah SWT, yang keempat ...” Jalal segera memotong ucapan laki laki tua itu “Aku akan mengingatnya, tuan” laki laki tua itu lalu meninggalkan mereka “Lalu apa yang anda pikirkan, Yang Mulia ?” Rahim bertanya ke Jalal “Aku akan melalui hutan itu tapi dengan beberapa pasukan saja, sementara kalin semua melalui jalan biasa” perintah Jalal

Keesokan harinya, Jalal dan beberapa pasukannya memasuki hutan iblis, suara suara aneh mulai terdengar didalam hutan, Jalal sedang melalui hutan iblis itu bersama pasukannya dan Abu Fazal, sementara burung hantu, ular dan laba laba raksasa terlihat terdapat didalam hutan. Salah satu prajurit berkata “Rasanya kegelapan mulai meningkat didalam hutan ini karena hutan ini merupakan hutan yang sangat lebat dengan pohon pohonnya yang besar besar, sinar matahari saja tidak bisa menembus kedalam hutan ini dan disini terasa dingin sekali” ujar salah seorang prajurit, sementara itu Jalal masih memimpin tentaranya didepan. Tiba tiba cuaca mulai berubah, angin kencang mulai berhembus menerpa tubuh mereka dan kuda yang ditunggangi Jalal tidak mau bergerak, kuda Jalal hanya diam saja bahkan terkesan ingin mundur dan menjauh dari tempat tersebut.

Diistana di Agra, Jodha menemui Hamida dikamarnya sambil membawakan buah buahan untuk Hamida “Maaf Malika Hind, Mariam Makani telah memberikan perintah untuk tidak mengijinkan anda masuk kedalam kamarnya” langkah Jodha terhenti oleh suara pelayan yang menghentikannya di pintu kamarnya “Kamu tidak bisa menghentikan aku !” Jodha tetap bersikeras masuk kekamar Hamida dan menemui Hamida yang masih terbaring lemah ditempat tidurnya “Ibu, aku tahu bahwa saat ini ibu sedang marah denganku, tidak mau bicara denganku, jangan lihat diriku tapi jangan berikan penderitaan pada dirimu sendiri, ibu”, “Pergi kamu, Ratu Jodha !” Hamida mencoba mengusir Jodha “Aku akan pergi, ibu ... aku akan melakukan apa yang ibu katakan tapi ibu harus memakan sesuatu” Jodha berharap Hamida mau mengakhiri puasanya “Lakukan apapun yang kamu inginkan, Ratu Jodha ... aku tidak masalah tapi biarkan aku hidup seperti yang aku inginkan !”, “Baiklah, kalau ibu tidak mau makan dari tanganku, tidak usah ibu lakukan tapi makanlah dari tangan Ratu Salima” Jodha bersikeras meminta Hamida untuk makan dan memberikan piring berisi buah buah yang dibawanya itu ke Salima “Aku tahu kamu itu keras kepala tapi kamu tidak tahu kan kalau aku juga keras kepala ! Aku tidak akan makan apapun”, “Ibu, ini bukan untuk saya, makanlah untuk anak dan cucu cucumu Jalal, Salim, Murad, Danial ... aku janji padamu, ibu bahwa aku akan melakukan apapun seperti yang ibu katakan, aku janji itu” Gulbadan tersenyum lebar mendengarnya, Salima mendekati Hamida dan memberikan sepotong apel ke Hamida, Hamida mau memakannya, sementara Rukayah tersenyum tipis, sedangkan Salima malah bingung dengan sikap Jodha.

Jalal masih mengendarai kudanya diikuti oleh Abu Fazal dan pasukannya semakin masuk kedalam hutan iblis, tiba tiba Jalal mendengar ada suara perempuan yang meminta tolong “Tolooooong ...” Jalal terperanjat mendengar ada suara teriakan perempuan “Apakah kalian mendengar suara seseorang ?” Jalal bertanya pada Abu Fazal dan pasukannya “Tidak Yang Mulia, kami tidak mendengar apa apa”, “Ada suara perempuan yang sedang dalam masalah, dia meminta tolong, kita harus menolongnya” Jalal berusaha mengejar arah suara tersebut “Yang Mulia, lebih baik jangan dengarkan suara suara itu” ujar Abu Fazal tapi sayangnya Jalal tidak menggubrisnya, Jalal terus memacu kudanya masuk kedalam hutan mencari arah suara perempuan tersebut, hingga pasukannya tertinggal dibelakang dan mencari carinya kesana kemari, Jalal tersesat didalam hutan, dirinya baru menyadari bahwa dirinya sendirian berada didalam hutan tersebut, tidak ada pasukan ataupun Abu Fazal yang berada dibelakangnya tadi.

Sementara itu diistana dikerajaan Mughal, Jodha masih menemani Hamida dikamar Hamida bersama anggota keluarga yang lain “Sampai kamu tidak mengikuti kata katamu sendiri dan sampai perang ini tidak dihentikan, jangan masuki kamarku, Ratu Jodha !” perintah Hamida “Baik, ibu ,,, aku janji padamu sampai aku tidak menyelesaikan tugasku ini, aku tidak akan menunjukkan wajahku didepan ibu” Jodha memberi salam untuk pamit dan meninggalkan Hamida dengan perasaan gundah gulana, ketika hendak keluar pintu kamar Hamida, kembali Jodha menoleh kearah Hamida, Jodha bimbang, dirinya berada pada dilema yang cukup besar. Sinopsis Jodha Akbar episode 497 by Sally Diandra.

Bagikan :
Back To Top