loading...

Sinopsis Jodha Akbar episdoe 382 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episdoe 382 by Sally Diandra.  Jodha baru datang dari tempat pemujaan Dewi Kaali, sesampainya di istana, Jodha bingung dan terheran heran karena semua orang sedang sibuk menghias istana seindah mungkin, “Waah … untuk apa dekorasi seindah ini ?’’ tanya Jodha penasaran, tiba tiba Hamida datang menemui Jodha, “Jodha … hari ini adalah hari yang special, buat kamu juga !” kata Hamida dengan perasaan senang, “Oh ya, buuu … hari special apa, ibu ?” tanya Jodha lagi, “Qadir sudah siuman, Jodha … dia sudah sembuh sekarang dan Jalal sudah memerintahkan untuk memanggil Salim pulang dan mengirim pulang Qadir ke rumah neneknya, Fatima Bi” jelas Hamida dengan penuh haru,

vlcsnap-2014-11-27-09h28m17s109“Apa ??? sungguh ibu ??? anakku akan segera pulang ??” tanya Jodha menangis bahagia, “Ibuuu akhirnya Dewi Kaali mendengarkan doaku, Qadir akhirnya sembuh dan anakku kembali pulang, aku akan kesana ibu untuk menjemputnya” kata Jodha sambil hendak beranjak pergi meninggalkan Hamida, tapi tiba tiba langkahnya terhenti oleh pertanyaan Jalal yang tiba tiba muncul dibelakangnya,
“Kalau kamu menjemputnya lalu siapa yang bakal membuat ‘choorma bhaati’ (perayaan penyambutan) buat Sekhu Baba ??” tanya Jalal, “Jangan khawatir, Ratu Jodha … Todar Maal, Rahim dan Ratu Rukayah saat ini sedang menjemputnya, mereka pasti akan segera datang” kata Jalal, “Oooh itu bagus Yang Mulia … Ratu Rukayah sudah menjemputnya, aku harus melakukan segala sesuatu, aku harus membuat Halwa untuk Salim” ujar Jodha dengan semangat yang membara sambil berlari meninggalkan Jalal dan Hamida yang tersenyum melihat binar binar dimatanya, Jodha sangat antusias sekali dalam menyiapkan semuanya untuk penyambutan kepulangan Salim ke istana.

“Aku baru melihat lagi senyum diwajahnya setelah beberapa waktu yang cukup lama, ibu” kata Jalal, “Dia seorang ibu, Jalal … istana sangat bahagia menanti kepulangan Salim, aku tidak akan membiarkan Salim pergi lagi, Jalal” ujar Hamidah, “Aku tidak pernah punya waktu bersama sama dengan Salim, ibu … tapi dia punya banyak ibu seperti kamu, Ratu Salima, Ratu Jodha, Ratu Rukayah dan yang lainnya … itulah mengapa kadang aku sulit bersamanya” kata Jalal lagi, “Semua orang mencintainya, Jalal” ujar Hamidah dengan penuh haru.

Siang itu semua orang sudah menunggu digerbang istana, Salim kembali ke istana sambil menunggang kuda putih kesayangannya, semua prajurit mengelu elukan namanya, “Hidup Pangeran Salim !!! Hidup Pangeran Salim !!! Hidup Pangeran Salim !!!”ujar para prajurit, kemudian Salim turun dari kudanya dibantu oleh Rahim, sementara itu Rukayah mengikutinya dari belakang. Ketika Salim hendak memasuki gerbang istana, langkah Salim terhenti oleh Jodha, kemudian Jodha melakukan ritual penyambutan kepulangan Salim,
vlcsnap-2014-11-27-09h24m27s127sementara itu Salim yang kesal pada Jodha berkata dalam hati : “Ternyata ibu ada di istana dan ibu tidak menjemput aku ! itu artinya ibu tidak mencintaiku !” bathin Salim kemudian Jodha melakukan ‘aarti’ untuk Salim, Salim teringat bagaimana Jodha meminta Jalal untuk menghukumnya, bagaimana Rukayah berusaha terus menerus mengatakan padanya bahwa ibunya tidak mencintainya bahkan tidak menjemputnya untuk kembali ke istana, Salim mengepalkan tangannya, Salim kesal dengan Jodha, dari kejauhan Jalal melihat ada tidak beres pada Salim, sementara itu semua orang menyambut Salim dengan gembira.
Setelah selesai melakukan aarti, Jodha berlutut dan berkata : “Salim, ibu tidak bisa mengatakan padamu betapa ibu mencintaimu … “ ujar Jodha sambil membuka kedua lengannya dengan tujuan untuk memeluk anaknya yang telah kembali pulang tapi tiba tiba Salim mengabaikan uluran tangan Jodha dan lebih memilih memeluk Hamidah neneknya,
Jodha sedih dan bingung dengan perubahan sikap Salim tapi disembunyikannya kesedihannya itu, Jalal bisa merasakan kepedihan Jodha sementara Rukayah tersenyum menang melihatnya. Kemudian Salim mendekati Ratu Salima dan memeluknya juga saudara saudaranya yang lain, ketika Jodha kembali mengajaknya berbicara “Ayoo … kita masuk kedalam, nak” kata Jodha,
kembali Salim tidak mempedulikan Jodha, Salim berjalan terus dengan muka masam bahkan ketika Jalal juga membuka kedua tangannya untuk memeluknya, Salim juga mengabaikan Jalal. Kemudian semuanya beriringan mengikuti Salim masuk kedalam istana, Salim dan semua kerabatnya sangat bahagia, tapi tidak untuk Jodha dan Jalal yang merasa diabaikan oleh anaknya sendiri.

Sesampainya didalam istana , Salim langsung masuk kedalam kamarnya dan mendapati Rangoli (hiasan bunga) buatan ibunya disana, Salim langsung teringat bagaimana dulu Salim pernah sekali bilang ke Jodha bahwa dia sangat menyukai Rangoli bikinan Jodha, “Aku akan tetap duduk disini, ibu … untuk melindungi Rangoli ini, tidak ada seorangpun yang boleh merusaknya” kata Salim, “Kalau kamu suka Rangoli … ibu akan selalu membuat Rangoli disetiap hari special” ujar Jodha,
namun bayangan indahnya bersama Jodha segera lenyap digantikan oleh bayangan kata kata yang menyakitkan dari Rukayah “Seorang ibu berani mati demi anaknya akan tetapi ibumu malah melindungi Rashid yang telah berkonspirasi untuk membunuh kamu” , Salim langsung marah melihat Rangoli yang ada didepannya itu, dia langsung merusaknya dengan kedua kakinya kemudian masih dengan muka masamnya Salim duduk diatas tempat tidurnya,
tepat pada saat itu Jodha masuk kedalam kamarnya sambil membawakan senampan makanan, tapi Jodha kaget ketika melihat Rangoli buatannya hancur berantakan “Oooh … mungkin karena angin yaa barangkali” kata Jodha meyakinkan dirinya sendiri, “Salim, lihat … apa yang ibu bawakan buat kamu, ibu akan menyuapkan makanan ini ke kamu hari ini, ibu sudah membuat semua makanan kesukaanmu” bujuk Jodha, saat itu Jalal datang menemui mereka tapi dia hanya melihat dari kejauhan dari pintu kamar Salim, “Aku tidak lapar ibu !” bentak Salim, Jodha dan Jalal sangat terkejut tapi mereka hanya diam saja, mereka sedih dengan perubahan sikap Salim ke mereka.
vlcsnap-2014-11-27-09h29m08s114Malam haripun tiba, Jodha sedang merenung didepan jendela kamarnya, Jodha kembali teringat bagaimana tadi Salim mengabaikan dia dan Jalal, tiba tiba Jalal masuk kedalam kamarnya “Ratu Jodha, aku tau kamu sangat khawatir sama Salim” kata Jalal, “Aku tidak tahu apa apa, Yang Mulia” ujar Jodha, “Mungkin dia kelelahan, Ratu Jodha” kata Jalal lagi, “Tidak , Yang Mulia … sepertinya ini ada sesuatu yang terjadi padanya” ujar Jodha, “Kalo begitu berilah dia waktu, dia pasti akan akan baik saja , kamu sendiri kalau marah sama dia, kamu butuh menenangkan diri kan, jadi biarlah dia tenang dulu, Ratu Jodha” kata Jalal sambil merangkul pundak Jodha lembut, “Semua akan baik baik saja besok, Ratu Jodha” kata Jalal, “Aku juga berharap demikian, Yang Mulia” harap Jodha.

Saat itu Salim sedang bersantai dikamarnya sendiri, tiba tiba Rahim datang menemuinya ”Salim, ayooo … kita berlatih pedang” ajak Rahim, Salim langsung tegang mendengar ucapan Rahim, “Ada masalah apa Salim ?” tanya Rahim, “Baijaan, tidakah kamu berfikir bahwa ayah telah bertindak tidak adil dengan memberikan hukuman ke aku ?” tanya Salim, “Ketika sebuah hukuman tidak lebih dari hukuman seorang penjahat, maka hal itu dimaksudkan untuk memberi pelajaran, Salim” kata Rahim,
“Itu sama halnya dengan keadilan dan jika hal itu lebih dari sekedar kejahatan maka itu adalah kekejaman, Salim” terang Rahim, “Yang Mulia, mengajarkanmu untuk berfikir, Salim” kata Rahim lagi, “Aku membuat kesalahan dengan tidak disengaja, Rashid itu diampuni tapi kenapa aku tidak ???” tanya Salim penasaran, “Suatu hari nanti, kamu akan bisa mengerti, Salim … kelak ketika kamu menjadi Raja” kata Rahim lagi,”Sudahlah tidak usah dipikirkan lagi …. Ayo kita berlatih” ajak Rahim kemudian mereka berduapun keluar dari kamar Salim.
Anak anak sedang berlatih bertarung menggunakan pedang, Jalal datang menemui mereka, “Aku ingin berlatih dengan Sekhu Baba” begitu ujar Jalal sementara Rahim berlatih dengan anak anak lainnya. Jalal dan Salim mulai bertarung menggunakan pedang, Salim mencoba untk menyerang Jalal secara terus menerus membabi buta sementara Jalal berusaha untuk bertahan, “Cukup !” ujar Jalal, semua yang sedang berlatih pedang langsung menghentikan latihannya ,
“Maksudku cukup untuk Salim, yang lain boleh melanjutkan kembali latihannya” ujar Jalal lagi sambil meminta Salim untuk beristirahat terlebih dahulu, kemudian Salim dan Jalal duduk bersebelahan, tapi Jalal merasakan walaupun mereka duduk berdampingan, jarak antara mereka berdua sangatlah jauh, tidak ada keceriaan lagi diwajah Salim, mukanya masam dan diam seribu bahasa. “Sekhu Baba, apakah kamu marah denganku ?” tanya Jalal, “Kenapa kamu bertindak kasar seperti tadi ?” tanya Jalal,
“Karena kamu telah menghukum aku !” akhirnya Salim mau membuka suaranya, “Kamu seharusnya tidak melakukan hal seperti itu !” kata Salim, “Sekhu Baba, aku melalukan semua ini untuk kebaikanmu sendiri, ayah ingin kamu mengerti tentang sesuatu dan kamu telah melakukannya” terang Jalal, “Ketika kamu besar nanti, kamu akan tau tentang hal ini” ujar Jalal lagi, “Tapi kamu tidak melakukan keadilan buatku ! aku tidak akan memberikan hukuman seperti itu jika aku seorang Raja !” kata Salim lantang, “Lantas hukuman seperti apa yang akan putuskan ?” tanya Jalal, “Aku akan mengatakannya padamu nanti ketika aku menjadi seorang Raja ! sekarang aku mau berlatih dulu !” kata Salim sambil berlalu dari hadapan Jalal, Jalal hanya diam memperhatikan Salim.
Malam itu Jalal sedang berada dikamarnya, tiba tiba Jodha datang menemuinya, “Ini salah, Yang Mulia … Salim baru saja kembali pulang dan kamu menyuruhnya untuk berlatih bertarung ?” tanya Jodha, “Dia adalah calon Raja, Ratu Jodha” kata Jalal, “Sementara aku harus menunggunya untuk menunjukkan rasa cintaku padanya, Yang Mulia” kata Jodha, “Kamu tidak usah menunggunya, Ratu Jodha … kamu bisa menunjukkan cintamu begitu dia datang, Ratu Jodha”ujar Jalal lagi,
vlcsnap-2014-11-27-09h29m38s119“Kamu benar, Ratu Jodha” ujar Jalal, “Ada apa ??? kenapa kamu terlihat sedikit tegang, Yang Mulia ?” tanya Jodha, “Salim marah padaku … karena aku telah memberinya hukuman ke dia, Ratu Jodha” ujar Jalal, “Dia memang selalu mengambil keputusan dengan hatinya, Yang Mulia” kata Jodha berusaha menenangkan suaminya, tepat pada saat itu Hamida masuk ke kamar Jalal, “Jalal, aku ingin mengadakan pesta untuk kepulangan Salim” ujar Hamida, Jalal dan Jodha menyambut gembira usulan Hamida dengan harapan mungkin Salim akan bisa lebih tenang setelah perayaan pesta ini .

Bagikan :
Back To Top