Sinopsis Jodha Akbar episode 553 by Sally Diandra. Jalal dan Jodha segera menuju ke gudang tempat penyimpanan karung rempah rempah itu bersama Salima dan Todar Mal, dilihatnya gudang itu berantakan dan karung rempah rempah itu basah semua, mereka semua terkejut melihat kondisi gudang itu porak poranda akibat hujan semalam “Semua pekerjaan kita hancur” ujar Jodha sedih “Aku tidak bisa mengerti bagaimana ini bisa terjadi ?” ujar Jalal heran “Saya sudah menutup semua jendela, Yang Mulia” bela Todar Mal “Lalu bagaimana bisa itu terbuka ?”, “Yang Mulia, ini bukan kesalahannya, semalam badainya sangat kuat, jendela itu bisa saja terbuka sendiri, aku percaya pada Todar Mal” bela Jodha “Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang ?” jika permintaan tidak sampai di negara tujuan sampai besok maka mereka pasti akan menghina kita” ujar Salima sedih “Apa yang terjadi ini ?” Rukayah pura pura kaget ketika memasuki gudang “Jalal, kamu harus menginformasikan pada negara negara yang memesan rempah rempah kita bahwa kita tidak bisa mengirimkan pesanan mereka saat ini” Jalal menyetujui usulan Rukayah “Tidak Yang Mulia !” Jodha segera menghentikan langkah Jalal ketika Jalal hendak menyampaikan pesan tersebut “Kamu jangan melakukan hal seperti itu dulu, Yang Mulia ,,, aku akan mencari jalan keluarnya, aku tidak akan membiarkan kesultanan Mughal di hina, percayalah padaku” pinta Jodha “Aku telah memberikan tanggung jawab padamu untuk menangani soal perdagangan ini jadi aku menyerahkan semua keputusannya padamu juga, aku sangat percaya padamu, Ratu Jodha” Rukayah tertegun begitu mendengar ucapan Jalal yang malah mendukung Jodha
Siang itu, Jodha menemui para petani dan pedagang yang sedang berkumpul di halaman istana “Aku ingin kalian membantu kami dengan memberikan rempah rempah kalian yang lebih banyak untuk kami, selama ini kami telah bersama sama dengan kalian dan sekarang kami membutuhkan bantuan kalian, kesultanan Mughal memerlukan kalian, kami sangat menginginkan bantuan kalian” semua orang bergumam satu sama lain
Di tenda orang orang Inggris, mereka telah mendengar kabar bahwa rempah rempah yang akan di kirim negara mereka telah basah “Orang orang India ini memang bodoh ! ini saatnya untuk merayakannya !” ujar salah satu orang Inggris “Kita harus mencari sebuah permasalahan yang lebih besar, kita harus membagi dan mengatur mereka, kita harus bisa mengatur pangeran Murad, kita harus mendukung Murad untuk menjadi seorang Raja maka kita akan bisa melakukan segala sesuatu yang kita inginkan !” mereka pun tertawa membayangkan kemenangan ada ditangan mereka.
Para petani mulai membawa rempah rempah mereka yang tersisa hingga akhirnya pesanan dari negara Inggris pun terpenuhi, Jodha menemui mereka di halaman istana dan berkata “Todar Mal, ini benar benar ajaib !” ujar Jodha senang “Iya Ratu Jodha, rempah rempah ini mulai berdatangan, aku hanya berharap semoga pesanan mereka bisa segera terkumpul semua” ujar Todar Mal “Ratu Jodha, anda selalu melakukan sesuatu hal untuk kami maka sekarang giliran kami, kami akan ke Agra dan mengumpulkan pesanan yang lain” ujar salah satu petani, tak lama kemudian Jalal menemui mereka dan berkata “Kamu telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, Ratu Jodha” Jodha hanya tersenyum “Ini semua karena bangsaku bersama sama dengan aku, Yang Mulia” semua orang tersenyum senang, kecuali Rukayah yang tidak suka melihat keberhasilan Jodha, Rukayah terperangah ketika melihat karung rempah rempah sudah terkumpul kembali.
Todar Mal, Salima dan Jodha sedang mengecek pesanan rempah rempah untuk negara Inggris “Kita telah mendapatkan rempah rempah ini dari berbagai macam kota yang berbeda, kita sangat berharap semuanya akan terkumpul sampai besok” ujar Todar Mal, saat itu Jodha melihat Salima yang sedang sibuk bekerja “Ratu Salima, lebih baik kamu istirahat dulu, pergilah ,,, lagian pekerjaannya juga tinggal sedikit, biar aku yang menyelesaikan” Salima menuruti anjuran Jodha kemudian berlalu dari tempat tersebut
Orang orang Inggris mengundang Murad untuk menemui mereka di tenda mereka, mereka menawari Murad minuman anggur “Ini adalah minuman anggur yang enak, pangeran Murad” Murad hanya melihat saja, Murad tidak mengambil anggur itu “Kami ingin menjadikan kamu sebagai raja selanjutnya, pangeran” Murad tertegun mendengar ucapan salah satu orang Inggris itu, penterjemah langsung menjelaskan pada Murad “Pangeran Murad, mereka mempunyai ide yang sangat luar biasa dan mereka juga bisa menolong kamu” Murad heran “Tapi mereka ini adalah para pedagang” ujar Murad “Mereka menginginkan pelabuhan dan kapal kapal India dan mereka akan menolong kamu untuk menjadi seorang Raja, mereka akan membawa Yang Mulia Raja pergi menjauh dari Agra untuk beberapa waktu dan kamu akan tetap di Agra maka kamu bisa menjadi seorang Raja dan mereka akan mendukung kamu 100%” jelas sang penterjemah “Jika keadaannya demikian maka aku akan memberikan pada mereka pesanan yang luar biasa dalam berbisnis” ujar Murad senang
Jalal menemui Jodha di gudang tempat penyimpanan rempah rempah, ketika dilihatnya Jodha masih terus bekerja tanpa kenal lelah, Jalal merasa iba “Ratu Jodha, ada baiknya kalau kamu itu istirahat dulu”, “Tidak, Yang Mulia ,,, ini adalah pekerjaanku dan aku dibutuhkan untuk bersama sama dengan rakyatku” ujar Jodha “Kalau begitu aku adalah seorang Raja dan aku juga seharusnya berada disini” Jodha tersenyum mendengar ucapan suaminya “Yang Mulia, jangan keras kepala”, “Aku adalah suamimu jadi seharusnya aku bersama denganmu di setiap langkahmu” Jalal ikut ikutan membantu pekerjaan Jodha, hingga akhirnya pekerjaan mereka selesai sudah “Ratu Jodha, pesanannya sudah siap untuk di kirim ke pelabuhan” ujar Todar Mal, Jalal tersenyum bangga ke Jodha
Di dalam Hareem, semua ratu mengelu elukan nama Jodha “Hidup Ratu Jodha ! Hidup Ratu Jodha ! Hidup Ratu Jodha !” ketika Jodha hendak duduk, Jalal menghentikannya dan menyuruhnya untuk duduk di singgasana Hareem “Ini adalah singgasana Ratu Rukayah, Yang Mulia” Jodha mencoba menolak duduk di kursi yang biasanya di duduki oleh Rukayah di Hareem “Tidak Ratu Jodha ! Hari ini kamu pantas untuk duduk disini” ujar Rukayah dengan gayanya yang pura pura baik, Jodha akhirnya duduk di singgasana tersebut “Berani benar kamu duduk di singgasanaku ini, Jodha ! Sebentar lagi aku akan merenggut semuanya dari kamu, Jodha !” bathin Rukayah dalam hati dengan pandangannya yang sinis “Ratu Jodha, pekerjaanmu itu patut dihargai” Hamida memujinya sambil menghampiri Jodha dan mencium kepalanya “Ini semua terjadi karena kalian semua bersama sama denganku” ujar Jodha merendah “Yang Mulia, Ratu Jodha itu sudah 2 hari 2 malam tidak tidur, kalian berdua seharusnya beristirahat” ujar Salima “Ayooo Ratu Jodha, lebih baik kamu memang harus istirahat” Jalal mencoba mengajak Jodha, Rukayah yang mendengarnya merasa tidak suka, tiba tiba ketika ada pelayan yang melintas dibelakangnya Rukayah secara sengaja menyenggol gelas yang dibawa oleh pelayan tersebut hingga gelas itu jatuh tumpah ke kursi dan membasahi kursi singgasananya, semua orang kaget dan merasa heran melihat kejadian tersebut “Waaah kursinya rusak, tidak ada seorangpun yang bisa duduk disini sekarang” ujar Rukayah dengan nada memelas “Tenang saja, Ratu Rukayah aku akan membuat yang baru lagi” ujar Jalal kemudian meninggalkan ruangan tersebut bersama Jodha “Aku tidak akan pernah duduk di kursi singgasana yang telah di duduki Jodha ! Kursi singgasana yang baru akan segera datang untukku !” bathin Rukayah sambil menyeringai senang
Jalal mengajak Jodha memasuki kamarnya, kemudian Jalal menyuruh Jodha untuk berbaring di ranjangnya “Yang Mulia, siapa yang akan tidur di siang hari ?”, “Kamu telah bekerja sepanjang malam jadi kamu harus tidur sekarang” saat itu Moti juga ada disana menemani Jodha “Moti, tolong kamu cek Ratu Jodha setiap saat ya, jangan sampai dia terbangun” Moti menganggukkan kepalanya kemudian meninggalkan mereka berdua, Jalal berdiri di samping tempat tidur sementara Jodha terbaring di ranjangnya dengan perasaan gelisah, matanya tidak kunjung terpejam “Tidurlah, Ratu Jodha”, “Aku tidak bisa tidur, Yang Mulia ,,, kemarilah sini duduk disampingku” Jalal tersenyum “Aku akan berbaring disampingmu, Ratu Jodha”, “Tidak perlu itu, aku ingin ngobrol dengan kamu” Jalal kemudian duduk di samping Jodha “Kamu mau ngobrol tentang masa lalu ? Ketika kamu mengeluarkan semua peluruku dari senapanku ? Kamu masih ingat ? Saat kita pertama kali pergi ke dalam hutan untuk berburu” Jodha saat itu terbaring miring sambil memandang suaminya dan berkata “Aku tidak pernah mengijinkan kamu untuk membunuh hewan hewan yang tidak berdosa” ujar Jodha “Kalau begitu kita seharusnya pergi berperahu, Ratu Jodha ,,, kita akan mengikuti aliran air, pasti cuacanya akan sangat dingin dan aku akan mengagumi kecantikanmu” ujar Jalal sambil membayangkan perjalanan mereka dan ketika dilihatnya ke arah Jodha, Jodha ternyata sudah tertidur, Jalal tersenyum dan memandangnya penuh cinta sambil membelai wajah Jodha lembut kemudian mencium keningnya.... Sinopsis Jodha Akbar episode 554 by Sally Diandra