Sinopsis Jodha Akbar episode 417 by Sally Diandra. Malam itu Salim menemui Anarkali dirumahnya “Anarkali aku akan menculik Bela”, “Apakah kamu gila ? Kalau mereka membunuh kamu lalu apa yang akan aku lakukan ?” tiba tiba Anarkali menyadari kalau dirinya baru saja keceplosan bicara “Maksudku aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri, kamu terlibat dalam masalah ini gara gara aku” ujar Anarkali sambil memalingkan mukanya dari Salim “Bukan ! Aku terlibat dalam masalah ini karena cinta ! Kamu telah mengambil resiko yang besar dalam percintaan dan sekarang adalah waktuku untuk melakukan sesuatu untuk sebuah cinta dan tidak ada yang berbahaya dalam cinta” Salim mendekati Anarkali dan memandangnya dari dekat, sementara Anarkali masih membelakangi Salim “Jika ada sesuatu yang terjadi padamu maka aku tidak akan bisa menghadapinya” ujar Anarkali sambil menangis sementara itu Salim semakin mendekat kearah Anarkali dan bertanya “Mengapa ? Aku hanyalah seorang prajurit Mughal biasa dan dalam waktu dekat akan dijuluki sebagai seorang pengkhianat maka apa masalahnya meskipun jika aku ini mati nanti” Anarkali langsung membalikkan tubuhnya dan menutup mulut Salim dengan tangannya dan menatap kedua bola mata Salim tajam, mereka berdua saling berpandang pandangan satu sama lain “Karena aku tidak akan bisa menghadapinya” Anarkali mengalihkan pandangannya ke arah lain “Aku tidak tahu apa yang terjadi nanti tapi jika sesuatu terjadi pada kamu maka aku ....” lama Anarkali terdiam “Meskipun bila kamu selamat dari suku Tribal maka Yang Mulai pasti tidak akan membiarkan kamu”, “Aku tahu, itulah mengapa aku datang untuk mengatakan padamu bahwa ini mungkin pertemuan kita yang terakhir, aku ingin mengatakan padamu ada sesuatu yang sangat penting karena jika aku tidak mengatakannya padamu maka aku akan merasa sangat bersalah sekali sama kamu” tiba tiba Anarkali melangkah kedepan pintu dan meminta Salim untuk pergi “Anarkali, aku ingin mengatakan padamu bahwa aku ...” belum sempat Salim mengutarakan niatnya tiba tiba terdengar suara derap kuda berlari didepan rumah Anarkali “Salim, aku yakin pasti ada beberapa prajurit yang ada didaerah ini, pergilah dari sini, tempat ini berbahaya untukmu, kita akan bertemu lagi suatu saat nanti” Anarkali menyuruh Salim agar segera pergi meninggalkan rumahnya “Kamu tadi bilang bahwa kamu akan mengatakan sesuatu yang penting padaku dan kamu tidak akan merasa bersalah padaku, jadi suatu saat nanti kamu pasti akan menemui aku lagi kan untuk menyampaikan hal tersebut, aku yakin tidak akan terjadi apa apa padamu” Salim tersenyum dan ketika hendak meninggalkan Anarkali, tiba tiba Salim menengok kebelakang dan menatap kearah Anarkali “Aku tidak tahu siapa kamu, jika hari ini merupakan pertemuan kita yang terakhir maka aku tidak akan pernah bisa melupakan pertemuan ini” bathin Anarkali dalam hati sambil terus memandang kearah Salim, sementara itu Salim juga berkata dalam hati “Besok aku kan berperang dengan dunia tapi aku akan kembali hanya untuk kamu” mereka berdua hanya saling memandang satu sama lain dan berkata dalam hati mereka masing masing “Aku tidak merasa bahwa hari ini bukan pertemuan kita yang terakhir” Salim juga bicara dalam hati “Kamu akan menjadi orang yang terakhir yang ingin aku lihat ketika aku sekarat” Anarkali masih menatap kearah Salim dan masih berkata dalam hati “Kisah kita akan sangat lama dan akan menjadi sebuah cerita untuk yang orang lain” kemudian Salim mengucapkan selamat tinggal pada Anarkali “Tolong katakan padaku bahwa kita pasti akan bertemu kembali, Aku akan menunggu kamu, Qutub” Salim menganggukkan kepalanya dan meninggalkan Anarkali bersama kuda kesayangannya “Yaaa Tuhan, lindungilah Salim, dia akan melindungi cinta orang lain”
Bhagwandas dan Jalal baru saja keluar dari tenda Jalal dan berjalan jalan dihalaman “Yang Mulia, tempat untuk perhelatan pernikahan dirubah, saya baru saja mendapat pesan dari Raja Tribal, pernikahan ini akan dilaksanakan di Mandir” sesaat Jalal tertegun “Baiklah !” kemudian mereka berjalan kembali
Jalal sedang duduk dikamarnya memandangi pakaian pengantinnya yang terletak didepannya, tak lama kemudian Jodha menemuinya kesana dan melihatnya dengan sedih “Shagun (seserahan untuk pengantin perempuan) dan semua orang sudah siap untuk pergi ke tempat pernikahan, Yang Mulia” Jalal hanya diam saja, Jodha duduk disebelahnya dan berkata “Shagun sudah siap, Yang Mulia”, “Iya, aku tahu” ujar Jalal gelisah “Aku khawatir kalau Salim mengetahui hal ini, dia pasti akan datang kembali untuk menentang kamu” ujar Jodha sambil memandang suaminya dengan sedih “Aku tahu akan tetapi aku sudah berjanji bahwa aku tidak akan membiarkan sesuatu apapun terjadi pada anakmu itu, aku akan memenuhi tanggung jawabku sebagai seorang ayah dan juga sebagai seorang raja, aku akan memenuhi janjiku untuk menikahi Bela juga, sebenarnya aku ingin sekali bisa segera menyudahi permasalahan ini dengan suku Tribal itu tapi tidak semua masalah bisa diselesaikannya dengan mengangkat pedang, kadang seseorang harus menundukkan kepalanya ketika sedang berjalan untuk mengangkat kepalanya dengan tinggi kemudian” Jodha mendengarkan dengan seksama “Aku akan mengurusi Salim, pernikahan ini tetap akan terjadi dan Salim tidak boleh diberitahu soal itu !”, “Aku tahu ini memang sangat sulit buat kamu, aku selalu berdoa pada Dewa agar kamu diberi kekuatan” raut muka Jalal masih tegang memikirkan Salim “Dengan kamu selalu berada disampingku, itulah kekuatanku, aku ingin segera mengakhiri permasalahan ini, aku tidak ingin Salim terlibat dengan ini semua, dia itu akan menjadi penerus Raja, aku tidak ingin dia membuang waktunya dengan percuma dengan kejadian yang konyol seperti ini, Ratu Jodha”, “Kamu memang benar, Yang Mulia ... hanya inilah solusinya” ujar Jodha kemudian meninggalkan Jalal sendirian
Seluruh anggota keluarga kerajaan mengunjungi tempat pernikahan tepatnya malam sebelum pernikahan Jalal dan Bela dilangsungkan, Raja dan Ratu Tribal menyambut mereka dengan senang hati “Kami datang untuk mengadakan ritual dengan pengantin wanitanya” ujar Hamida, tak lama kemudian mereka semua telah berada disebuah ruangan dengan seserahan yang dibawa untuk pengantin wanita, Bela diantar ibunya menemui keluarga Jalal, Hamida memberikan hadiah pernikahan yang mereka bawa untuk Bela, Jodha juga ada disana membantu Hamida dan menyerahkannya ke Bela lalu berkata “Sebelumnya aku belum pernah melihat kamu tapi aku tahu bahwa pakaian ini cocok untukmu dan lihat betapa cantiknya kamu” ujar Jodha sambil memegang dagu Bela, Bela hanya diam dan menyapa mereka semua “Kamu pasti bahagia dengan pernikahan ini” Jodha berusaha membesarkan hati Bella “Yaa, tentu saja dia bahagia” ujar ibunya Bella, sementara Bella hanya diam saja seribu bahasa dan sedih, airmata mulai berlinang dipipinya, Jodha menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres, kemudian Jodha meminta ijin pada Ratu Birbal ibu Bella “Aku ingin berbicara empat mata dengan Bella sendirian, sebenarnya aku hanya ingin mengatakan beberapa peraturan dan tata krama diistana kerajaan Mughal sebelum dia menikahi Yang Mulia Raja” ibu Bella setuju, akhirnya Jodha bisa ngobrol berduaan dengan Bella. Jodha dan Bella memasuki sebuah ruangan dimana hanya mereka berdua saja disana “Bella, kamu bahagia kan dengan pernikahan ini lalu mengapa kamu menunjukkan kesedihan diwajahmu ? Ada masalah apa ? Katakan padaku, mengapa kamu sangat sedih ?” pertanyaan Jodha membuat tangis Bella pecah dan berkata “Mariam Uz Zamani ...” Bella bersimpuh dikaki Jodha “Hanya anda yang bisa menyelamatkan saya, saya tidak ingin menikah dengan Yang Mulia Raja” Jodha terkejut dan menyuruh Bella bangun “Lalu mengapa kamu mengatakan iya ketika Yang Mulia bertanya padamu ?” Jodha penasaran dengan sikap Bella “Itu karena saya dipaksa, Mariam Uz Zamani” kemudian Bella menceritakan ke Jodha bagaimana dirinya dipaksa oleh ayah dan ibunya agar mau menikah dengan Jalal “Ibu, aku tidak ingin menikah dengan Yang Mulia Raja dan aku hanya ingin menikah dengan Farhan saja !” Bella menolak untuk menikah dengan Jalal, tepat pada saat itu ayahnya datang menghampirinya dan berkata “Kami yang memutuskan siapa yang akan menikah denganmu, kamu tidak boleh berkata tidak pada Yang Mulia Raja, jika kamu mengatakan tidak mau pada Yang Mulia Raja maka kami akan membunuh Farhan !”, “Jangan ! Jangan ayah ! Jangan lakukan itu ! Aku akan menikah dengan siapapun tapi jangan lakukan apapun pada Farhan” Bella akhirnya pasrah dengan perintah ayahnya “Sekarang kita bicarakan hal baiknya, kami berdua hanya memikirkan masa depanmu saja, kamu akan menjadi Ratu India dan derajat kami akan terangkat juga !” ujar ayah Bella. Setelah menceritakan kisahnya, Bella kembali meminta perlindungan dari Jodha “Mariam Uz Zamani, tolong selamatkan saya, saya tidak ingin menikah, saya mohon tolong ... selamatkan saya atau saya akan mati” Jodha mencoba menghibur Bella dan termenung memikirkannya.
Sesampainya diistana Amer, Jodha menemui Jalal dikamarnya dan menceritakan semuanya ke Jalal tentang cerita Bella “Apa ?” Jalal benar benar kaget “Ketika Adam Khan ingin menikahi seorang gadis, aku mengeluarkan sebuah peraturan bahwa tidak ada seorangpun yang boleh dipaksa untuk menikah dan sekarang Raja Tribal telah memaksakan anak perempuannya, disini aku memang mengikuti peraturan mereka dan dia mempermainkan peraturanku, dia mempermainkan aku rupanya” Jodha tegang “Lalu apa yang akan kamu lakukan, Yang Mulia ?” tiba tiba Jalal tertawa dan berkata “Raja Tribal rupanya telah mencoba untuk mengalahkan aku tapi dia lupa bahwa Raja yang utama adalah aku ! Aku mempunyai satu aturan bahwa aku akan menikahi Bella jika dia setuju menikah denganku dan Raja Tribal itu menyetujui aturan tersebut, disini aku terjebak pada lidahku sendiri dan dia merusak peraturanku maka sekarang aku tidak terikat dengan janjiku itu, dia telah membohongi aku, dia mencoba untuk menipuku, sekarang dia akan dihukum !” Jalal terlihat sangat marah “Lalu sekarang apakah pernikahan itu tidak jadi dilaksanakan, Yang Mulia ?” Jalal tersenyum “Tidak, Ratu Jodha ... pernikahan ini akan tetap berlangsung !” ujar Jalal mantap
Keesokan harinya, Jalal sudah siap hendak berangkat menuju ke tempat pernikahan, saat itu Jalal bersama Rahim dan Bhagwandas, tak lama kemudian Maan Sigh menghampirinya dan berkata “Yang Mulia, Salim tidak terlihat dimanapun”, “Kita harus bersiap siap untuk menghentikannya tanpa melukainya, Yang Mulia” Bhagwandas juga ikut angkat bicara “Tapi bagaimanapun juga dia itu anakku, dia akan mencari cara untuk menghentikan pernikahan ini dan pernikahan ini harus terjadi bagaimanapun caranya, Salim bisa saja mengambil langkah yang keliru jadi kita harus menemukannya dan menghentikannya” perintah Jalal pada mereka.
Sementara itu ditepi hutan, Salim sudah bersiap mengenakan pakaian perangnya, Salim sudah siap hendak pergi berperang melawan ayahnya sendiri, tak lama kemudian Qutub datang dan menghampirinya “Tolong, Salim .... hentikan semua ini, masih ada waktu lagi”, “Tidak ! Aku tetap akan menghentikan pernikahan Yang Mulia, aku telah memutuskan Qutub !” Salim tetap bersikeras dengan niatnya melawan Jalal “Baiklah, aku akan menemani temanku”, “Qutub, ini adalah perangku sendiri ! Aku akan bertarung sendirian, terima kasih telah mendukungku” ujar Salim sambil mengendarai kudanya “Bagaimana aku bisa menolongmu ?”, “Kamu bisa mengirimkan pesanku ke Farhan untuk menemui aku ditepi sungai, aku akan membawa Bella kesana, pernikahan mereka harus terjadi !” dilain sisi dipihak Jalal, Jalal berkata pada anak buahnya “Pernikahan ini tetap akan terjadi akan tetapi pernikahan ini hanya akan berlangsung untuk Farhan dan Bella saja !” semua yang hadir disana terkejut ... Sinopsis Jodha Akbar episode 418 by Sally Diandra