Sinopsis Jodha Akbar episode 506 by Sally Diandra. Di salah satu taman istana, Laboni meniupkan pasir yang ada ditangannya dan tiba tiba saja pasir itu mengenai Jalal yang saat itu sedang berada di ruang permainan, ketika Jalal sedang bermain catur bareng Jodha. Jodha kaget dan segera menghampiri Jalal, membantunya untuk membersihkan tubuh Jalal dari pasir tersebut “Pasir apa ini ?” Jalal mengira kalau pasir itu datang dari atas atap “Prajurit, panggil tukang untuk memperbaiki atap” perintah Jalal dengan nada kesal “Yang Mulia, wajah kamu kotor sekali, lebih baik kamu mandi saja dulu”, “Baiklah, tapi aku yang memenangkan permainan catur ini, Ratu Jodha” Jodha hanya bisa menghela nafas melihat tingkah suaminya sambil berlalu ke kamar mandi.
Jalal sedang mandi dikamar mandi, ditemani oleh Jodha yang ikut membersihkan rambut Jalal “Kamu itu beruntung, Ratu Jodha ... karena tadi kita belum menyelesaikan permainan catur kita, kamu pasti akan kalah” Jalal mengejek Jodha dengan senyuman nakalnya “Bukannya kamu yang kalah, Yang Mulia ?” tiba tiba Jalal memegang tangan Jodha dan menariknya kedalam bak mandi agar Jodha ikutan berendam didalam bak mandi, Jodhapun jatuh dan masuk kedalam bak mandi “Yang Mulia apa yang kamu lakukan ? Aku jadinya basah kuyup kan” Jalal hanya tertawa sambil menyeringai senang melihat Jodha panik karena bajunya basah, melihat Jalal mencoba menggoda dirinya, Jodha segera menyiramkan air ke arah muka Jalal dengan kedua tangannya, Jalal kaget tapi kemudian gantian membalas menyipratkan air kearah muka Jodha, maka tak ayal perang airpun terjadi diantara mereka, Jalal dan Jodha saling mencipratkan air sambil tertawa tawa senang, tak lama kemudian Jalal mencoba mendekati Jodha “Apa yang mau kamu lakukan, Yang Mulia ?”, “Aku hanya ingin memandikanmu saja” ujar Jalal sambil mengelus tangan Jodha “Yang kotor itu kamu, Yang Mulia” Jodha pura pura kesal sama Jalal “Lihat tangan kamu juga kotor waktu membersihkan aku tadi”, “Hatimu juga mulai kotor sekarang” Jalal masih tersenyum nakal menggoda Jodha “Kalau begitu tolong dibersihkan juga”, “Lebih baik aku pergi saja, seseorang nanti akan datang kesini” Jalal langsung mencegah Jodha “Tidak ada siapapun yang berani datang ke kamar mandi Raja, ini adalah moment yang indah dan aku ingin bermesraan sama kamu maka kamu jangan manja seperti itu” Jodha tersipu malu mendengar ucapan Jalal dan berkata “Aku harus pergi” Jalal kembali mencegah Jodha untuk pergi “Aku ingin mandi bareng kamu, Ratu Jodha” Jalal mencoba merayu Jodha agar mau mandi bersama dirinya “Tolong Ratu Jodha, hentikan ... jangan pergi, aku akan membersihkan rambutmu” Jalal mengambil gayung untuk mengambil air dan disiramkan air itu ke kepala Jodha, Jalal menatap wajah Jodha yang basah oleh air dengan penuh cinta, Jodha memejamkan matanya menikmati aliran air yang mengalir diwajahnya, Jalal tersenyum penuh cinta menatap istrinya yang tercinta sambil membelai wajah Jodha dengan bunga yang tertinggal dikepala Jodha, lagu Ankhon Mein pun terdengar mengalun, kemudian gantian Jodha yang mengambil air dengan gayung itu dan menyiramkannya ke atas kepala Jalal, Jalal menikmati siraman air Jodha dengan mata terbuka sambil terus menatap kearah Jodha tajam, Jodha membelai wajah Jalal lembut, kemudian Jalal membelai tangan Jodha dengan lembut, Jodha tersenyum penuh cinta melihat perhatian suaminya.
Setelah selesai mandi, Jodha dan Jalal sudah berada dikamar Jalal, Jodha sedang mengeringkan rambut Jalal dengan handuk “Yang Mulia, kamu ini memang nakal yaa”, “Itu karena kamu terlihat sangat cantik jadi aku tidak bisa mengontrol diriku sendiriku, Ratu Jodha” tepat pada saat itu salah seorang pelayan masuk ke kamar Jalal “Maaf Ratu Jodha, Putri Leela ada disini, dia ingin bertemu dengan anda”, “Sekarang ?” Jodha kaget waktu mengetahui kalau Laboni mencarinya “Suruh saja dia masuk !” perintah Jalal, tak lama kemudian Laboni memasuki kamar Jalal dan menemui Jalal dan Jodha “Maaf, kalau aku mengganggu kalian berdua saat ini tapi aku punya sebuah hadiah untuk kalian, aku membawa parfum untuk kalian” Laboni melihat Jalal dengan pandangan yang tergila gila sementara Jalal tidak memalingkan sedikitpun tatapannya, Jalal terus menatap Laboni tajam sambil mencium aroma wangi parfum yang dibawa oleh Laboni “Baunya enak sekali”, “Mana coba aku lihat ?” Jalal memberikan botol parfum itu ke Jodha tapi tatapannya tetap memandang kearah Laboni, Laboni semakin tergila gila pada Jalal “Iya, baunya enak sekali”, “Terima kasih, Leela untuk parfumnya” Laboni hanya tersenyum kearah mereka dan melihat handuk yang tadi dipakai Jodha untuk mengeringkan rambut Jalal, dilihatnya ada beberapa helai rambut Jalal yang tertinggal dihanduk tersebut, Laboni tersenyum senang.
Laboni mendatangi ibunya, Dammu yang sedang berada disuatu tempat tersembunyi dengan atribut ilmu hitamnya, Laboni memberikan sindoor yang dicurinya dari kamar Jodha ketika dia pura pura membersihkan sindoor Jodha yang tumpah, kemudian Laboni juga memberikan beberapa helai rambut Jalal “Sekarang, tidak ada seorangpun yang akan bisa menghentikan kamu, Laboni ... kamu telah melakukan pekerjaan yang bagus !” kemudian Dammu membuat sebuah boneka dan memberikannya ke Laboni, Laboni melakukan trick ilmu hitamnya pada boneka tersebut dengan sindoor ditangannya yang diputar putar mengelilingi boneka itu, kemudian menaruh sindoor itu diatas kepalanya sendiri “Kita harus menunggu sampai malam Poonam yang akan berlangsung besok” Laboni tersenyum senang “Setelah besok maka Jalal akan menjadi milikku !”
Dikamar Jalal, setelah mengeringkan rambut Jalal, Jodha membantu Jalal berdandan dengan mengenakan kalung dan jubahnya “Ratu Jodha, apa yang kamu pelajari dari bahasa Inggris ?”, “YOU ARE LOOKING HANDSOME” ujar Jodha “Apa itu artinya ?”, “Itu artinya kamu kelihatan sangat cakep/tampan” Jalal tersenyum senang “Kalau begitu YOU ARE LOOKING HANDSOME juga” ujar Jalal meniru ucapan Jodha, Jodha tertawa cekikikan, Jalal bingung “Kalau dalam bahasa inggris, cakep untuk perempuan itu BEAUTIFUL” Jalal berusaha untuk mengerti “Yang penting kamu mengerti apa yang aku maksudkan, itu yang lebih penting” Jalal tidak mau kalah dengan Jodha, tepat pada saat itu seorang pelayan masuk menemui mereka “Yang Mulia, Raja Bhagwandas mengirimkan sebuah surat untuk anda” Jodha segera mengambil surat itu dan membacakannya untuk Jalal “Saat ini semuanya sedang dalam keadaan baik baik saja, jadi saat ini adalah waktu yang tepat untuk melangsungkan pernikahan Maan Bai dengan Salim, jika anda berkenan maka kami akan segera bertemu dan menentukan tanggal pernikahannya” Jalal tersenyum mendengar surat dari Bhagwandas yang dibacakan Jodha “Sekarang kamu lebih bahagia lagi kan, karena sebentar lagi kamu akan mendapatkan satu orang lagi yang akan kamu atur” Jalal kembali menggoda Jodha “Kamu itu sukanya becanda, aku ini sedang memikirkan tentang pernikahan, sekarang lebih baik kamu segera menulis surat untuk Bhagwandas bahwa kita telah siap untuk pesta pernikahan itu”
Jalal sedang mendiskusikan persoalan politik dengan para menteri kepercayaannya dan Salim sang putra mahkota, mereka sedang merencanakan untuk bertarung melawan Maharana Pratap “Dia itu sangat kuat maka aku ingin Pangeran Salim yang menyerangnya” ujar Jalal sambil menunjuk kearah Salim “Aku tidak akan mengecewakan kamu, Yang Mulia ... aku akan membawa dia kehadapan anda !” Salim berusaha meyakinkan Jalal “Dia itu ksatria yang tangguh, dia akan memenangkan perang ini” Maan Sigh menimpali pembicaraan mereka “Aku akan menemani Salim” Rahim ikut angkat bicara “Kalau begitu, siapkan semuanya untuk perang, sampai aku tidak bisa menangkap Maharana Pratap, maka aku tidak bisa memerintah seluruh India”
Diruang keluarga, Hamida sedang berkumpul dengan menantu dan cucu cucu perempuannya, mereka sedang memilih milih perhiasan untuk Maan Bai “Aku menyukai semua perhiasan ini, semuanya bagus bagus” ujar Rukayah senang, tak lama kemudian Laboni menemui mereka, Laboni memberikan salam pada semua orang “Leela, aku sengaja memanggil kamu kesini, kamu bisa memilih perhiasan mana yang mau kamu pilih sebagai hadiah” Jodha menunjukkan berbagai macam perhiasan yang terletak diatas meja ke Laboni “Memangnya ada apa, kak ?”, “Bhagwandas akan segera datang kesini untuk memastikan pernikahan Maan Bai dengan Salim, kamu kan temannya Maan Bai juga maka kamu bisa memilihkan sebuah hadiah untuk dia” Laboni kaget “Jika mereka datang kesini maka penyamaranku akan terbongkar, aku harus mengerjakan sesuatu sebelum mereka datang kesini !” bathin Laboni dalam hati
Sementara itu diluar halaman istana, Aram Bano berlari kearah Salim, begitu dilihatnya kakaknya ada disana bareng Qutub “Kak Salim, sebentar lagi paman Bhagwandas akan datang untuk menentukan tanggal pernikahanmu dengan Maan Bai” Salim yang saat itu sedang menggendong Aram Bano sangat kaget begitu mendengar ucapan Aram Bano
Salim segera menemui Anarkali dirumahnya “Aku akan mengatakan pada paman Bhagwandas bahwa aku tidak bisa menikah dengan anak perempuannya !”, “Jangan ! Jangan lakukan itu, Salim” Anarkali merasa sedih “Mengapa tidak ? Aku tidak mencintainya, aku hanya mencintai kamu dan aku hanya ingin menikah dengan kamu saja” Anarkali semakin sedih “Tapi Maan Baik sangat mencintai kamu, aku merasa bersalah karena aku telah merebut cinta Maan Bai”, “Hanya kamu yang mempunyai hak sepenuhnya pada cintaku, orangtuaku berfikir bahwa aku sayang sama Maan Bai tapi itu bukan berarti bahwa aku mencintainya” Salim merasa kesal dengan keputusan pernikahannya yang dibuat secara sepihak “Salim, lebih baik kamu bilang iya saja untuk pernikahan ini” tanpa mereka sadari saat itu Hoshiyar menguping pembicaraan mereka “Jika kita tidak mengatakan yang sebenarnya maka kita akan mati ! Aku sangat mencintaimu dan ingin membuatmu menjadi istriku semata, aku akan membicarakan hal ini dengan ibuku” Anarkali memeluk Salim erat, Hoshiyar tersenyum senang
Dalam perjalanan menuju ke ruang makan, Hoshiyar berkata pada dirinya sendiri “Aku akan menceritakan berita baik ini pada Ratu Rukayah, dia pasti akan memberikan aku hadiah” saat itu Hoshiyar tidak menyadari kalau ada Dammu yang sedang berjalan berlawan arah dengannya sehingga membuat mereka bertabrakan dijalan “Kamu itu nggak bisa melihat ya ?” ujar Dammu sambil membungkuk mengambil barang yang dibawanya, tiba tiba Hoshiyar langsung menampar pipi Dammu keras, Dammu hanya diam saja “Kamu tidak tahu siapa aku ya ! Aku ini adalah pelayan special Ratu Rukayah !” ujar Hoshiyar sambil berlalu meninggalkan Dammu, Dammu sangat marah melihat kearah Hoshiyar.
Diruang makan, semua ratu sudah duduk disana untuk menikmati makan siang mereka, Laboni datang menghampiri mereka bersama pelayannya “Leela, kami disini semua menunggu kamu”, “Aku baru saja membuat makanan untuk semua yang ada disini, kak” Laboni datang bersama pelayannya yang membawa piring berisi makanan “Mari kita rasakan, seperti apa masakan kamu” Hamida menanyakan masakan Laboni “Hari ini aku akan makan dipiring kak Jodha” ujar Laboni sambil mendekati Jodha dan duduk disamping Jodha, sementara itu Rukayah mencari cari Hoshiyar “Dimana itu Hoshiyar, aku menyuruhnya untuk mengambil minuman jus tapi kenapa lama sekali !” Rukayah mulai kesal karena Hoshiyar tidak datang juga, tak lama kemudian Hoshiyar datang kesana dan segera menghampiri Rukayah sambil berbisik ditelinganya tentang hubungan Salim dan Anarkali, Rukayah senang dan tersenyum sinis. Hamida memuji makanan yang dimasak oleh Laboni “Ayoo, aku lihat apa yang dia buat” Laboni membuka piring yang dibawanya tadi, Jodha melihat ada satu ekor ayam bakar, Jodha kaget “Leela, aku ini kan vegetarian, kenapa kamu bawa makanan seperti itu ?” Laboni merasa bersalah “Oh maaf, kak ... aku tidak tahu, aku akan mengambilnya lagi”, “Sudah tidak usah, Leela ... kamu bisa memakannya kalau kamu suka tapi jangan duduk disini ya, aku minta maaf, kamu duduknya disebelah sana saja” Jodha juga jadi nggak enak sama Laboni, Laboni segera pindah tempat duduknya disebrang Jodha kemudian Laboni mengambil seluruh ayam itu (satu ekor penuh) “Leela, bukannya itu terlalu banyak, makan semua ayam itu ?” Salima merasa kaget melihat tingkah Laboni, semua orang juga terkejut melihat cara makan Laboni yang tidak beradab dan kasar “Aku sangat suka ayam ! Aku suka memakan mereka dari kedua kaki mereka ini” ujar Laboni sambil memakan ayam panggang itu dengan tidak sopan, semua orang yang hadir disana sangat terkejut, terlebih lebih Jodha yang merasa malu dengan sikap saudaranya... Sinopsis Jodha Akbar episode 507 by Sally Diandra.