Sinopsis Jodha Akbar episode 521 by Sally Diandra. Dikamar mandi kerajaan, Jalal masih berdiri di depan kolam pemandian, sementara Jodha sudah menceburkan dirinya kedalam kolam dan mengajak Jalal untuk masuk ke dalam kolam namun Jalal hanya terbengong bengong sambil memperhatikan Jodha, ada rasa bimbang dalam diri Jalal antara iya dan tidak, tiba tiba Jalal seperti hendak meninggalkan Jodha, namun Jodha tahu kalau suaminya ini masih dalam pengaruh sihir Laboni, secepat kilat Jodha segera mencipratkan air ke wajah Jalal untuk menarik perhatian Jalal, benar saja Jalal segera berpaling kembali kearah Jodha kemudian mulai memasuki kolam pemandian dan berendam sambil terdiam disana, Jodha segera menghampiri Jalal dan membasahi kepala Jalal dengan air, Jalal sangat menikmatinya namun kemudian entah mengapa Jalal menjauh dari Jodha dan bergeser ke pinggir kolam dan terduduk disana sambil mengusap wajahnya dengan perasaan tidak menentu, Jodha sangat sedih melihat tingkah suaminya namun kemudian Jodha kembali mencipratkan air pada wajah Jalal, awalnya Jalal hanya terdiam, Jodha kembali mencipratkan lagi air ke Jalal, Jalal tersenyum, sekali lagi Jodha mencipratkan air ke muka Jalal, Jalal kembali tersenyum seraya berkata “Kamu ingin bermain air denganku rupanya ?” Jodha tersenyum “Kamu boleh saja mengira seperti itu, Yang Mulia” ujar Jodha sambil menyipratkan air lagi kearah Jalal, Jalal pun membalas menyipratkan air ke arah Jodha, perang airpun terjadi diantara mereka sambil tertawa tawa senang.
Dari arah jendela ternyata Laboni mengintip kemesraan Jalal dan Jodha, Laboni sangat cemburu sekali melihat sepasang suami istri yang sedang bercengkrama ini, apalagi ketika Jalal dan Jodha saling mendekat, Jalal memeluk Jodha mesra dan Jodha masih memercikkan air ke Jalal, Jalalpun membalasnya “Ternyata lagi lagi Jodha yang membuat aku marah ! Tapi tak lama lagi aku akan mencapai pada tahap ke tiga dalam ilmu sihirku maka setelah itu Jalal akan menjadi milikku selamanya” bathin Laboni dalam hati “Besok aku akan menggantikan tempatmu !” bathinnya sambil membayangkan dirinya berada di dalam kolam pemandian bersama Jalal, kemudian mereka berdua saling bermain air dan saling bermesraan, Jalal mencium keningnya dan mereka berdua saling berpelukkan mesra satu sama lain, Laboni sangat menikmati khalayan romantisnya itu, namun ketika kembali melihat Jalal dan Jodha yang saling berpelukkan, khalayannya pun menghilang, Laboni melihat dilengan Jalal ada tali suci yang mengikat disana, begitu pula di lengan Jodha “Ternyata tali suci itu yang menghentikan Jalal datang padaku ! Aku harus segera menyingkirkan tali suci itu !” ujar Laboni marah dan meninggalkan tempat tersebut.
Laboni segera menemui ibunya dikamarnya dengan perasaan kesal dan cemburu, ibunya yang melihat raut wajah Laboni yang kesal segera bertanya “Dimana Jalal ? Dia seharusnya bersama kamu malam ini !” ujar Dammu “Dia sekarang sedang bersama Jodha, aku tidak tahu kenapa dia selalu menghalang halangi rencana kita, karena dia, ilmu sihir kita tidak bisa bekerja” ujar Laboni kesal “Kenapa ?” Dammu merasa penasaran “Jodha mengikatkan tali suci di lengan Jalal, sebab itulah Jalal tidak menemui aku” ujar Laboni geram “Apakah Jodha sudah tahu tentang kita ?”, “Tidak ! Dia tidak tahu tentang kita, kalau dia tahu tentang kita, pasti dia akan bertanya padaku dan dia akan menahan aku, ibu” Dammu menganggukkan kepalanya “Kita tidak dapat melakukan sihir kita selama tali suci itu masih berada di lengan Jalal, lakukan sesuatu secepatnya untuk menyingkirkan tali suci itu !” perintah Dammu
Dikamar Jalal, Jodha sedang mengeringkan rambut Jalal dengan handuk sambil berkata dalam hati “Sampai kapan aku harus menghentikan Yang Mulia untuk tidak menemui perempuan itu” bathin Jodha, saat itu Jalal sedang menatap kearahnya melalui pantulan kaca rias “Ada apa ?” Jodha merasa canggung diperhatikan seperti itu oleh suaminya “Aku sedang melihat kecantikanmu” ujar Jalal tersenyum sambil mengambil tangan Jodha kemudian membelainya lembut dan merebahkan kepalanya di lengan Jodha seraya berkata “Ketika kamu bersamaku maka aku akan segera sembuh tapi aku merasa bahwa aku seharusnya memanjakan kamu juga, ayooo sini ...” Jalal kemudian berdiri dan menyuruh Jodha duduk kemudian dia mengeringkan rambut Jodha yang panjang. Lagu In Ankhon mein mulai terdengar merdu, Jodha juga membelai tangan Jalal dan merebahkan kepalanya di lengan Jalal. Tak lama kemudian Jodha mengajak Jalal untuk tidur di ranjang, Jalal menuruti perintah Jodha, Jalal akhirnya tertidur, Jodha menutupi tubuh Jalal dengan selimut kemudian Jodha duduk di samping Jalal sambil membelai wajah suaminya itu hingga Jalal pun tertidur, Jodha tersenyum, lagu ishq hai woh ehsas badal jo jo halat mulai terdengar. Jodha kembali mengambil benang dan mengikatkan baju Jalal dan bajunya menjadi satu “Yaa Dewaaa aku sangat berharap Yoginath segera kembali” bathin Jodha dala mhati
Yoginath sedang dalam perjalanan hingga sampai di sebuah gua, Yoginath menatapnya sebentar kemudian menembusnya ke dalam, di dalam gua Yoginath menemui seorang pendeta agung yang sedang melakukan semedi dan berdoa pada Dewa Siwa, Yoginath segera menghampirinya dan menyembahnya dengan menelungkupkan tubuhnya di tanah memberikan penghormatan ke pendeta agung tersebut, lalu duduk di dekat kakinya, tak lama kemudian pendeta agung itu membuka matanya dan memandang ke arah Yoginath kemudian duduk di depan Yoginath “Jadi mereka sudah mencapai Agra ?” ujar sang pendeta, Yoginath hanya diam saja sambil terus memandang ke gurunya ini, sang guru kemudian meraba raba api di depannya dan menerawang sesuatu melalui abu yang keluar dari tangannya seraya berkata “Mereka adalah Dammu dan Laboni, mereka adalah penyihir yang hebat, kamu harus segera menghentikannya akan tetapi tunggu sampai abu ini berwarna, jadi kamu harus menunggunya” ujar sang guru
Keesokan harinya, dikamar Laboni, nampak Sangram Sigh sedang terduduk layaknya anjing yang sedang menanti tuannya dengan setia, Sangram duduk dibawah di kaki Laboni, sementara Laboni duduk diranjangnya sambil mengacung acungkan sepotong ayam ke Sangram Sigh, lalu melemparnya ke Sangram Sigh, Sangram memakan ayam itu seperti anjing “Ingat ! Jangan pernah membuat aku marah ! Jika kamu tidak mengerjakan tugas yang aku berikan padamu maka aku tidak akan membiarkan kamu hidup !” ujar Laboni sambil memberikan segelas air untuk Sangram Sigh “Aku tidak akan pernah membuat kamu marah, tuan” ujar Sangram Sigh, setelah selesai makan Sangram Sigh pun berlalu pergi meninggalkan Laboni, Laboni tersenyum sinis
Jodha dan Jalal sedang berjalan jalan di halaman istana “Yang Mulia, aku harap jangan latihan pedang hari ini, kamu masih kurang sehat” ujar Jodha sambil menuruni tangga di bimbing oleh Jalal yang berjalan di sebelahnya “Aku tidak akan mendapatkan kedamaian, jika aku tidak berlatih pedang, Ratu Jodha ... seorang ksatria tidak bisa dibilang ksatria hanya karena dirinya sakit lalu dia tidak bisa bertarung, aku akan baik baik saja dengan berlatih pedang, percayalah ...” ujar Jalal “Baiklah, tapi jangan terlalu di forsir ya” ujar Jodha cemas, pada saat itu Sangram Sigh sudah hadir disana menanti kehadiran Jalal untuk berlatih bermain pedang “Sangram Sigh, aku pernah dengar tentang kemampuanmu bermain pedang jadi aku pikir bagaimana kalau kita bertarung hari ini ?” ujar Jalal begitu melihat Sangram Sigh yang duduk di tempat latihan pedang di teras tengah halaman istana “Sangram Sigh telah terpengaruh oleh perempuan itu, bagaimana jika dia melukai Yang Mulia” bathin Jodha cemas “Tidak Sangram ! Yang Mulia saat ini masih sakit” tiba tiba Jodha merasa keberatan dengan keinginan suaminya “Tidak ada apa apa, Ratu Jodha ... biarkan saja, dia ini kan tamu kita, aku pernah mendengar tentang keberaniannya, ini pasti akan menyenangkan bertarung dengannya” ujar Jalal sambil mengambil pedang yang ada disana, kemudian mereka berdua mulai berlatih pedang bersama.
Dari atas balkon istana, Laboni memperhatikan Jalal dan Sangram Sigh yang sedang bertarung, sambil memilin milin rambutnya yang ikal Laboni berkata dalam hati “Akhirnya si anjing setia pada majikannya, Sangram Sigh anjingku sedang bertarung untuk aku, dia pasti akan membawakan aku tali suci itu” bathin Laboni sambil menyeringai sinis, sementara di bawah di teras istana, Jodha yang sedang memperhatikan suaminya berlatih pedang dengan Sangram Sigh merasa khawatir karena latihan pedang mereka berdua ini begitu intens dan Sangram terlihat sungguh sungguh menyerang Jalal secara agresif, hingga akhirnya Jalal berhasil mengalahkan Sangram Sigh, Laboni yang masih memperhatikan mereka dari atas balkon istana kaget, Sangram Sigh berusaha menyerang lengan Jalal yang terdapat tali suci itu, namun tiba tiba tali suci itu berkilat mengeluarkan cahaya hingga membuat Sangram Sigh terpental jatuh, Jalal segera mendekat ke Sangram Sigh sambil mengacungkan pedang ke arah Sangram Sigh yang terkapar di tanah “Mari Sangram Sigh, aku bantu kamu berdiri” Jalal segera mengulurkan tangannya untuk membantu Sangram Sigh berdiri, dari atas balkon Laboni kesal melihat kekalahan Sangram Sigh “Sangram Sigh tidak berguna ! Aku harus melakukan cara yang lain !” bathin Laboni
Di medan peperangan, Salim dan Rahim sedang ngobrol di luar tenda mereka “Salim, kamu mengambil resiko yang terlalu tinggi, kamu tidak bisa pergi keluar” Rahim berusaha membujuk Salim yang berniat hendak keluar “Aku tidak bisa duduk diam disini, kak ... sementara prajuritku bekerja siang dan malam untuk menemukan dia, Maharana Pratap” ujar Salim kesal “Lalu apa yang akan aku katakan pada Yang Mulia ?” Rahim merasa khawatir dengan sifat keras kepala Salim “Kalau aku kalah, katakan saja pada Yang Mulia bahwa aku mati sebagai seorang ksatria !” tiba tiba dari kejauhan ada seorang laki laki yang menyerang ke arah Salim dengan panahnya “Saliiiim, awas !” Rahim segera menyelamatkan Salim dengan menyuruhnya merunduk, akhirnya mereka menyerang balik ke arah laki laki itu “Siapa yang menyerang kamu ?” Rahim membentak ke laki laki yang mengenakan pakaian Rajvanshi “Sepertinya dia ini orang suruhan Maharana Pratap !” ujar salah seorang anak buah Salim “Ini bukan perbuatan Maharana Pratap ! Dia itu nggak seperti ini ! Ini pasti pekerjaan orang lain !” belum juga Salim dan Rahim menanyai lebih lanjut ke orang tersebut, orang yang menyerang Salim itu meninggal seketika itu juga.
Di kamar Jalal, Jalal sedang ngobrol dengan Jodha “Lihat, aku berhasil menang kan mengalahkan Sangram Sigh ?” ujar Jalal bangga “Yang Mulia, mengapa kamu tidak berhenti berlatih pedang untuk sementara waktu ?” Jalal tersenyum sambil melihat kearah Jodha “Apakah aku pernah menyuruh kamu berhenti untuk berdoa ?” goda Jalal “Baiklah, aku janji aku tidak akan berlatih pedang sampai aku sembuh”
Sementara itu di halaman istana, Laboni sedang berjalan jalan sambil membawa abu dalam genggaman tangannya “Jika aku melempar abu ini ke tali suci itu maka pengaruhnya akan segera hilang” ujar Laboni sambil menyeringai senang. Sinopsis Jodha Akbar episode 522 by Sally Diandra.