loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 563 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 563 by Sally Diandra. Di tenda Nisar, Nisar sedang berkumpul dengan anak buahnya seraya berkata “Aku yakin Yang Mulia Raja Jalal tidak tahu tentang rencana kita, kita akan menyerang dia !” tepat pada saat itu Murad menemui mereka dan berkata “Kamu bilang kamu tidak akan menyerangnya, lalu apa ini ?” Murad merasa cemas “Jangan khawatir, pangeran ,,, kabar ini tidak akan sampai ke pangeran Salim, kamu akan segera mendapatkan tahtanya, pangeran ! Kami akan meminta pada pangeran Salim untuk memberikan tahtanya padamu, jika kita membawa Yang Mulia ke Agra maka dia akan menjadi penuh kuasa kembali” Murad berusaha memahami maksud Nisar “Kamu benar, tuan Nisar !” ujar Murad kemudian pergi meninggalkan mereka. Sepeninggal Murad, anak buah Nisar datang dan memberitahu padanya “Tuan Nisar, kami telah melihat adanya pasukan yang mulai mendekat ke arah kita” Nisar nampak marah dan langsung meradang “Kita tidak mempunyai banyak waktu, kita harus menyerang Jalal malam ini juga !” ujar Nisar lantang

Di istana Agra, di kamar Rukayah, Rukayah sedang marah marah sambil berteriak teriak “Aku ingin pergi dari sini !” tepat pada saat itu Hamida memasuki kamar Rukayah dan berkata “Rukayah, Jalal dan Jodha saat ini sedang dalam bahaya dan kamu disini malah membuat keributan sendiri, makanlah makanan itu !” ujar Hamida tegas “Ibu, aku sangat mengkhawatirkan Jalal, aku ingin pergi dari sini” ujar Rukayah sambil menangis didepan ibu mertuanya “Jika kamu ingin melakukan sesuatu untuk Jalal maka berdoalah untuk mereka dan kamu hanya bisa melakukannya di dalam kamarmu ini saja !” ujar Hamida geram kemudian berlalu dari kamar Rukayah, Rukayah semakin marah begitu mendengar ucapan Hamida “Mengapa semua orang menuruti ucapan Jodha !” Rukayah semakin membenci Jodha

“Di tenda Jalal, Jodha memberikan prasad untuk Jalal, kemudian Murad menemui mereka berdua dan berkata “Yang Mulia, mereka akan menyerang kamu besok”, “Jangan khawatir, kita akan mengurusinya” ujar Jalal tanpa rasa takut sedikitpun, tak lama kemudian Murad meninggalkan mereka “Ratu Jodha, aku minta maaf karena harus melibatkan kamu dalam masalah ini dan itu semua gara gara aku” Jodha menggelengkan kepalanya dan bertanya “Memangnya siapa aku, Yang Mulia ?”, “Kamu adalah istriku” ujar Jalal “Kalau begitu aku harus berbagi semuanya denganmu, aku akan selalu bersamamu dalam suka maupun duka, aku akan selalu berada bersamamu untuk 7 kehidupan” Jalal tersenyum “Aku tidak tahu tentang 7 kehidupan akan tetapi semua orang akan mengingat cinta kita hingga masa mendatang” mereka berdua saling tersenyum dengan penuh cinta

JA logo 100Jalal dan Jodha akhirnya menghadiri pesta yang diadakan oleh Nisar, saat itu semua orang kepercayaan Jalal seperti Birbal, Abu Fazal dan Maan Singh juga berada disana, Nisar memberikannya sebuah minuman anggur, Jalal menerimanya dengan senang hati sambil melirik ke arah Murad, Jodha terkejut dan merasa was was “Yang Mulia, apakah kita bisa memulai pestanya ?” Jalal tersenyum sambil berkata “Mengapa tidak, silahkan dimulai pestanya” tak lama kemudian datanglah seorang penari dan mulai menarikan tariannya, semua orang memperhatikan penari itu menari. Jodha menatap Jalal sambil memberikan kode untuk tidak meminum anggur yang diberikan oleh Nisar, Jalal tau dan secara diam diam ketika semua orang sedang menikmati tarian si penari, Jalal membuang minuman itu ke wadah buah buahan yang ada disebelahnya lalu pura pura meminum gelas kosong tersebut beberapa kali, Jodha tersenyum melihat tingkah suaminya ini.

Pada saat yang sama, Rahim dan pasukan tentara Mughal sudah sampai di dekat tenda Nisar, prajurit merasa kelelahan akhirnya Rahim memutuskan untuk istirahat di dalam hutan, saat itu mereka sedang menyalakan api unggun tapi Rahim segera mematikannya karena bisa jadi ketahuan anak buah Nisar.

Di tenda utama, penari masih memberikan hiburannya untuk mereka, Maan Singh berbisik bisik ke Birbal “Setelah malam ini, kita kan membalas dendam ke mereka !” setelah penari selesai memberikan hiburan, Nisar kembali menawari Jalal minuman, dengan senang hati Jalal menerimanya “Yang Mulia, apakah suka dengan pestanya ?” pertanyaan Nisar dijawab oleh Jalal dengan senyuman “Ya, aku menyukai pestanya” ujar Jalal sambil masih memegang gelas tersebut “Sekarang Yang Mulia harus istirahat” sela Jodha “Bukankah dia bisa bertahan disini untuk sementara waktu, Ratu Jodha ?”, “Yang Mulia saat ini sedang tidak sehat, Yang Mulia berhentilah minum, kita harus pergi sekarang” Jalal menuruti perintah Jodha kemudian menaruh gelas itu di meja dan akhirnya Jalal dan Jodha diikuti oleh semua orang kepercayaannya meninggalkan tempat tersebut. Sepeninggal mereka, orang orang Inggris yang bersama sama mereka di pesta tadi merasa marah ke Nisar “Kenapa kamu biarkan dia pergi ? Kenapa kamu tidak melakukan rencana yang sudah kita buat ?” ujar orang orang Inggris itu geram “Tenang, tenang, tuan tuan ,,, nanti setelah para pengawal tidur, kita kan menyerangnya” ujar Nisar dengan senyuman sinisnya, orang orang Inggris itu pun merasa senang

Di tenda Jalal, Jodha sedang melepas perhiasan yang menghias tangan dan lehernya sambil duduk di meja rias, Jalal menghampirinya sambil mencium rambutnya dan berkata “Aku adalah seorang ksatria dan aku sedang berperang, aku tidak tahu apakah aku bisa melihat matahari esok hari atau tidak maka aku ingin mengatakannya padamu sekarang, bahwa betapa besarnya rasa cintaku padamu, Ratu Jodha” Jodha terkejut kemudian berdiri dan berbalik kearah Jalal “Jangan berkata begitu, Yang Mulia ,,, hari itu tidak akan datang ketika kamu tidak ada bersamaku” Jalal memegang tangan Jodha sambil berkata “Aku ingin membuat malam ini menjadi malam yang spesial untuk kita berdua” Jodha tersenyum malu malu, Jalal kemudian mengajaknya ke tepi tempat tidur dan duduk disana, Jalal membelai wajah Jodha lembut, Jodha kembali tersipu malu malu, Jalal kemudian melepas perhiasan yang menempel di hidung Jodha dan menggerai rambut Jodha yang panjang, kedua bola mata mereka saling berpandangan, kemudian Jodha merebahkan kepalanya di bahu Jalal, Jalal memeluknya erat sambil memejamkan matanya, seakan akan itu adalah malam terakhir mereka berdua untuk bisa bermesraan.

Sementara itu di luar, ketika malam telah larut dan semua orang telah terlena di alam mimpi mereka, di depan tenda Jalal, Nisar berbisik bisik memberikan perintahnya pada anak buahnya “Masuklah ke dalam ke tenda Yang Mulia dan buatlah malam ini menjadi malam terakhir baginya !” para preman anak buah Nisar yang berpakaian serba hitam hitam dengan menutupi wajah mereka langsung masuk ke dalam tenda Jalal. Saat itu Murad sedang menunggu Nisar disuatu tempat, Nisar menghampirinya lalu memeluknya dan berkata “Kamu tahu malam ini kami akan membunuh Jalal dan Jodha, mungkin anak buahku sudah membunuh mereka sekarang” Murad terkejut mendengar ucapan Nisar yang tersenyum senang “Pangeran, bukankah seharusnya kamu bahagia ?” Nisar mulai curiga “Iyyaa iyaaa, aku memang bahagia, aku akan melihat mereka berdua mati sekarat, ayooo kita pergi !” ujar Murad dengan sikap pura pura setuju dengan rencana Nisar namun pada kenyataannya Murad merasa cemas dan gelisah.

Anak buah Nisar memasuki tenda Jalal yang gelap gulita, mereka melihat Jalal dan Jodha sedang tidur pulas di balik selimut mereka, anak buah Nisar segera menyerang Jalal dan Jodha, setelah puas menyerang salah satu anak buah Nisar membuka selimut dan mereka langsung terkejut ketika tidak menemukan apa apa disana, hanyalah bantal dan guling yang ada dan tepat pada saat itu Jalal dan Jodha berdiri di belakang mereka sambil membawa obor dan pedang di tangan mereka masing masing, anak buah Nisar kaget bukan kepalang “Kamu telah menyerang pada sebuah sisi yang salah, teman teman !” bentak Jalal lantang. Maka tak ayal lagi pertarungan Jalal Jodha dan segerombolan anak buah Nisar terjadi juga. Sementara itu di luar tenda ternyata Maan Singh, Birbal, Abu Fazal dan seluruh pasukannya juga sedang bertarung melawan anak buah Nisar yang berjumlah ratusan, Nisar bersama orang orang Inggris dan Murad hanya melihatnya sambil tertawa senang, ketika ada salah satu anak buah Nisar yang hendak menusuk Maan Singh dari belakang Murad segera menyelamatkannya “Kakak, aku datang ! Hati hati, kak !” Murad ikut bertarung membela pasukan Mughal “Pangeran Murad, kamu telah mengkhianati kami !” Murad dengan sengit juga berteriak ke arah Nisar “Kamu sendiri juga telah berkhianat pada kesultanan Mughal

Di dalam tenda Jalal, Jalal dan Jodha masih terus bertarung melumpuhkan anak buah Nisar, salah satu anak buah Nisar hendak menyerangnya dari belakang namun Jodha segera menghalang halanginya dan dengan sigap langsung membunuhnya, Jalal berterima kasih padanya sambil memeluk erat istrinya yang tercinta itu namun tanpa diduga ternyata ada serangan kembali dari belakang Jalal namun insting perangnya segera menghajar anak buah Nisar tersebut. Setelah berhasil melumpuhkan semua anak buah Nisar yang menyerangnya di dalam tenda, Jalal dan Jodha keluar tenda dan melihat diluar ternyata sedang berlangsung pertempuran sengit, akhirnya mereka berbaur untuk melumpuhkan anak buah Nisar namun karena jumlah anak buah Nisar lebih banyak, tanpa di duga Jalal berhasil dilumpuhkan oleh mereka, mereka segera mengacungkan pedangnya ke arah leher Jalal, semua orang kepercayaan Jalal segera berhenti ketika melihat Jalal di tahan oleh anak buah Nisar, termasuk Jodha “Kamu tidak akan bisa selamat sekarang, Jalal !” ujar Nisar sambil menyeringai senang “Apa yang kamu bilang ? Kami tidak akan berlari di belakang kematian tapi kematian ada di belakang kami, jika kami harus mati hari ini maka kami akan bertarung hingga titik darah penghabisan !” ujar Jodha sengit “Jalal, kamu harus menyerahkan pedangmu !” bentak Nisar lantang “Aku tidak menjadi lemah tapi aku akan melakukan itu, aku akan pergi dari sini setelah aku menguburkan kamu di dalam tanah, kami tidak bisa mengkompromikan rasa hormat kami meskipun jika kami mati, aku tidak peduli jika aku mati di medan perang !” ujar Jalal geram, Nisar merasa semakin kesal dan ketika hendak menyerang Jalal dengan pedangnya tiba tiba Rahim muncul di hadapan mereka sambil mengacungkan pedang ke arah leher Nisar, Nisar kaget ketika melihat pasukan Jalal yang jumlahnya lebih banyak dari pada anak buahnya datang kesana dan langsung menangkap anak buah Nisar, Jalal menghampiri Nisar, mereka beradu pedang dan dengan cepat Jalal mampu melumpuhkan Nisar, tentara Mughal segera menangkap Nisar “Masukan dia ke penjara !” perintah Jalal, tak lama kemudian Jalal menghampiri Jodha “Yang Mulia, aku kira tadi aku akan kehilangan kamu” ujar Jodha sedih “Tidak akan terjadi apa apa padaku, Ratu Jodha karena kamu ada bersamaku, cintamu adalah perisaiku” ujar Jalal sambil memeluk Jodha erat, Jodha tersenyum penuh haru dan bahagia.... Sinopsis Jodha Akbar episode 564 by Sally Diandra

Bagikan :
Back To Top