Sinopsis Jodha Akbar episode 519 by Sally Diandra. Di ruang makan, Jalal sedang bersiap siap hendak makan bersama para pangeran, sementara para ratu meladeni sang Raja, Hamida juga ada disana menemani Jalal makan “Jalal, semua istri specialmu telah memasak makanan istimewa buat kamu” ujar Hamida, Jalal menyeringai senang mendengarnya, satu per satu para istri mulai menyajikan makanan yang telah mereka masak, mulai dari Rukayah, Salima kemudian Jodha “Aku telah memasak nasi untuk Yang Mulia” ujar Jodha dalam hati, dalam dirinya bimbang karena Jodha telah mengikuti perintah Yoginath untuk menambah cairan yang dia berikan ke dalam makanan Jalal, Jodha mulai menyajikan nasi buatannya itu “Ratu Jodha, kamu hanya memasak nasi untuk Yang Mulia ?” Rukayah merasa heran dengan masakan Jodha kali ini “Siapa bilang kalau nasi itu tidak penting, kamu dan Ratu Salima telah memasak sayuran dan lauk pauk untukku, aku tahu kalau itu memang enak tapi aku juga membutuhkan nasi untuk memakan masakan kalian” ujar Jalal, Jodha segera mengambil nasi tersebut dan ditaruhnya di piring Jalal, Jalal segera memakan makanan yang disajikan di piringnya, Jodha merasa semoga saja ucapan Yoginath tidak akan terbukti. Hingga akhirnya Jalal dan para pangeran selesai menikmati makan siang mereka “Ini benar benar makan siang yang menyenangkan, terima kasih ... aku akan beristirahat dulu sekarang” ujar Jalal kemudian berlalu meninggalkan mereka semua, dalam hati Jodha merasa lega “Terima kasih, Dewa .... akhirnya Yang Mulia tidak dalam pengaruh ilmu hitam” bathin Jodha sambil menghela nafas lega karena Jalal tidak memuntahkan makanannya seperti yang dikatakan oleh Yoginath.
Malam harinya, Jalal sedang tidur bersama Jodha, tengah malam tiba tiba saja Jalal merasa gelisah, sementara Jodha tertidur pulas, Jalal gelisah dan bingung, kemudian terbangun dan merasa perutnya mual, Jalal kelimpungan hingga menabrak bejana yang ada dikamar mereka, Jodha segera terbangun begitu mendengar ada keributan dikamar “Yang Mulia ....” Jodha kaget ketika melihat Jalal terjatuh, Jodha segera menghampiri suaminya itu dan menolongnya berdiri “Ada apa, Yang Mulia ?”, “Aku tidak tahu, Ratu Jodha ... badanku rasanya tidak enak” ujar Jalal “Kalau begitu cobalah minum air putih dulu” ujar Jodha sambil menyodorkan gelas ke mulut Jalal, Jalalpun meminumnya “Aku panggilkan tabib dulu ya” belum juga Jodha berlalu dari kamar, Jalal telah memuntahkan semua isi di perutnya, Jodha kaget melihat Jalal muntah berkali kali, Jodha teringat apa yang dikatakan oleh Yoginath kemarin.
Sementara itu di kamar Laboni, Laboni sedang ngobrol dengan ibunya “Laboni, Jalal sekarang sudah dalam kekuasaan kita, ilmu sihir kita sudah bekerja padanya” Laboni tersenyum senang “Iya ibu, apa yang aku pikirkan, aku lakukan !” tiba tiba ada pengumumman dari prajurit yang berada di pintu keluar kalau Jodha mau menemui Laboni, mereka berdua kaget dan mulai berpura pura tersenyum menyambut kedatangan Jodha dan para pelayannya yang membawa beberapa tempat perhiasaan “Salam, kak Jodha” Jodha hanya mengangguk sambil tersenyum dan teringat ucapan Yoginath “Kalau kamu meragukan adik sepupu kamu maka bawalah salah satu barang miliknya kemari” Laboni tersenyum “Leela, selama ini aku tidak memberikan kamu hadiah apa apa” ujar Jodha “Kak Jodha, itu tidak perlu” ujar Laboni sambil berpura pura terharu “Hal itu bisa menumbuhkan kasih sayang diantara kita” ujar Jodha sambil menunjukkan kotak kotak perhiasan yang dibawa para pelayannya termasuk Moti “Semua perhiasan ini adalah milikku, kamu bisa memilih salah satunya” Laboni merasa tersanjung diperhatikan Jodha begitu rupa “Kak Jodha, aku jadi bingung, mana yang aku pilih ?” Jodha tersenyum “Kalau begitu aku akan membantumu” Jodha mencoba mendudukkan Laboni di meja riasnya dan mengambil salah satu kalungnya kemudian dipasangkan di leher Laboni, Laboni merasa senang sekali, Jodha memberikan kalung itu ke Laboni, kemudian memberikan perhiasan yang lain seperti anting anting dan melepas anting anting yang dipakai oleh Laboni dan Jodha segera memberikan anting anting Laboni ke Moti, Moti segera menyimpannya di kotak perhiasan yang kosong, setelah selesai mendadani Laboni dengan perhiasan Jodha, Jodha segera meninggalkannya “Sekarang aku akan membawa anting anting Leela ke Yoginath” bathin Jodha dalam hati sambil berlalu dari kamar Laboni
Malam itu Jodha menemui Yoginath kembali di guanya “Jotak mengatakan padaku bahwa kamu akan datang menemuiku, jadi Yang Mulia memuntahkan makanannya ?”, “Iyaa ... Yang Mulia beberapa kali muntah” ujar Jodha “Aku membawakan anting anting adik sepupuku, apakah kamu bisa membantu aku ?” Yoginath menerima anting anting yang diberikan Jodha “Itu bagus sekali, Malika Hind”
Sementara itu didalam istana, Jalal kembali terpengaruh oleh ilmu sihir Laboni, malam itu ketika Jodha sedang mengunjungi Yoginath, Jalal mulai menghampiri kamar Laboni kembali, Jalal termenung di depan kamar Laboni sambil memperhatikan Laboni yang saat itu sedang berdandan di depan meja riasnya, Laboni langsung berbalik kearah pintu dan melihat Jalal sedang berdiri disana, Laboni senang dan langsung menyambut kedatangan Jalal “Kakak ipar, kamu disini ? Aku memang sudah menunggu kedatanganmu, masuklah” ujar Laboni sambil memegang lengan Jalal lembut dan mengajaknya masuk ke dalam kamar kemudian menyuruh Jalal duduk di atas ranjangnya, Laboni membelai wajah Jalal lembut, Jalal hanya diam saja sambil terpana menatap Laboni dengan tatapan kosong, kemudian Laboni mulai menari dan menyanyi di depan Jalal, Jalal sangat menikmati hiburan dari Laboni.
Sementara itu di tempat Yoginath, Yoginath memegang anting anting Laboni, Yoginath mencoba menerawang dengan ilmu bathinnya dan melihat bagaimana Laboni membunuh Leela di sebuah hutan dan mengikat Leela dengan akar akar pohon itu hingga mati, Yoginath segera membuang anting anting itu, Jodha terkejut “Aku meminta padamu untuk membawa salah satu barang milik adik sepupumu”, “Iyaaa, itu memang punya dia” Yoginath menggelengkan kepalanya “Dia bukan adik sepupumu, Malika Hind ... adik sepupumu telah meninggal” Jodha terperangah “Apa yang kamu katakan ? tunangannya pangeran Sangram Sigh saja saat ini sedang berada di istana kami dan dia mengenali dia sebagai Leela adik sepupuku”, “Sangram Sigh berada di bawah pengaruh ilmu hitam mereka juga sama seperti suamimu, apa yang terjadi setelah dia datang ke istanamu ?” Jodha tertegun “Yang Mulia perangainya jadi berubah aneh sejak perempuan itu datang ke istana kami, suatu kali ketika Yang Mulia sedang bermain bersama Aram Bano, anak kami ... tiba tiba saja Yang Mulia menjatuhkan Aram Bano dan tidak mempedulikannya” ujar Jodha dengan perasaan bimbang “Lalu dia membuat Jalal memakan kheer buatan mereka bukan ? Itu artinya mereka sudah berada pada level kedua dalam menyihir Yang Mulia, suamimu itu sudah dalam pengaruhnya dan karena pengaruh inilah yang membuat perangainya jadi berubah, dia akan merasa sangat lelah, dia akan mengatakan kata kata yang kasar” Jodha menganggukkan kepalanya “Kamu benar, Yang Mulia memang bertingkah seperti itu”, “Waktu kita tinggal sedikit, Malika Hind ... mereka akan sampai pada level ketiga atau level yang teratas dan Yang Mulia akan benar benar dalam pengaruhnya, mereka akan mengendalikannya” Jodha kaget “Kalau begitu kamu harus melakukan sesuatu”, “Mereka sangat kuat, aku harus mengumpulkan kekuatanku untuk menghentikan mereka” ujar Yoginath
Sementara itu dikamar Laboni, Jalal masih terlena oleh tarian dan nyanyian Laboni yang sedikit menggoda, Laboni meliuk liukkan tubuhnya yang sintal di depan Jalal, Jalal terus menerus memandangnya dengan pandangan yang kosong, Laboni sangat senang melihat Jalal yang terpesona padanya.
Ditempat Yoginath, Yoginath memberikan tali suci pada Jodha dan berkata “Kekuatanmu adalah cintamu, selalu bersama suamimu, lindungi Yang Mulia dan jangan tantang penyihir itu secara terbuka, jika mereka tahu kalau kamu sudah mengetahui keberadaan mereka, mereka akan menyiksa kamu, aku memerlukan kekuatan yang lebih untuk melawan mereka, aku harus pergi ke suatu tempat, sampai aku belum kembali, kamu harus selalu menemani suamimu itu” perintah Yoginath “Bagaimana kalau mereka sudah mencapai pada level teratas itu sebelum kamu kembali ?” Jodha merasa takut dengan apa yang akan terjadi nanti pada Jalal “Tidak ! Kekuatan mereka akan semakin meningkat hanya pada malam bulan purnama, mereka pasti akan menunggu malam itu dan aku akan kembali sebelum malam bulan purnama, yang pasti jangan tantang mereka, usahakan agar Yang Mulia menjauh dari mereka, aku pasti akan membantu kamu tapi semua ini ada ditanganmu untuk menyelamatkan suamimu itu, sekarang lebih baik kamu segera pulang” Jodha segera memberikan salam pada Yoginath, sepeninggal Jodha, Yoginath berdoa pada Dewa “Yaaa Dewa, berikanlah kekuatan pada Ratu Jodha” bathin Yoginath dalam hati
Jodha kembali ke istana, Jodha menemui Jalal di kamarnya, saat itu Jalal sedang duduk terdiam di ranjangnya “Yang Mulia, apakah kamu sudah meminum Kadha ?” ujar Jodha sambil duduk di sebelah Jalal, tiba tiba saja Jalal berdiri dan berteriak keras ke Jodha “Aku ini seorang Raja, aku bisa melakukan segalanya ! Aku akan melemparkan Kadha itu ke wajahmu jika kamu membawanya ke depanku, Ratu Jodha !” Jodha yang saat itu menghampirinya mulai sedikit marah dengan ucapan Jalal yang begitu kasar namun dirinya teringat akan permintaan Yoginath “Tetaplah bertahan untuk mencintainya dan selalu bersama suamimu itu” Jodha menghela nafas dalam kemudian berbalik mengikuti Jalal yang sudah duduk di ranjangnya, Jodha pun duduk di sebelah Jalal “Yang Mulia, kenapa kamu tidak mengatakan padaku sebelumnya kalau kamu tidak menyukai Kadha ? Aku tidak akan pernah lagi memintamu untuk meminumnya” ujar Jodha lembut namun Jalal masih terlihat marah, kemudian Jodha beralih ke sebelah Jalal disisi satunya “Aku tadi pergi ke mesjid, aku membawa sebuah tali suci dari sana, aku ingin mengikatkannya di lenganmu” Jalal langsung memberikan tangannya, Jodha pun segera mengikat tali suci itu di lengan Jalal dan berkata “Aku berdoa semoga kamu segera sembuh” tiba tiba saja Jalal membelai wajah Jodha lembut dan berkata “Aku merasa kalau kamu tidak ada dalam kehidupanku maka apa jadinya aku ? Kamu telah sangat memperhatikan aku” Jodha terharu “Aku akan selalu bersamamu, Yang Mulia” ujar Jodha kemudian menyuruh Jalal tidur, Jalalpun menurut “Tetaplah selalu bersamaku, Ratu Jodha ... jangan tinggalkan aku” ujar Jalal sambil membaringkan tubuhnya “Aku selalu bersamamu, Yang Mulia ... sekarang tidurlah” Jalalpun tertidur, Jodha menatap Jalal dengan penuh cinta... Sinopsis Jodha Akbar episode 520 by Sally Diandra.