Sinopsis Jodha Akbar episode 513 by Sally Diandra. Didalam hutan, Laboni masih bersama Jalal, ketika Jalal
berbalik ke arahnya dan memandang ke arah Laboni, Laboni yang menyamar menjadi
Jodha segera menutupi wajahnya dengan dupattanya tanpa melihat ke arah Jalal
begitu menyadari kalau Jalal sudah tidak lagi dalam pengaruh sihir ibunya,
Laboni berbicara dengan logat khas Jodha “Yang Mulia, kita seharusnya pergi
sekarang”, “Baiklah ... Mari ...” Jalal dan Laboni berjalan beriringan, Laboni
berjalan didepan Jalal kembali ke istana.
Sementara itu di sebuah tempat ada seekor burung beo yang
terbang kesana kemari digoa seorang pendeta di Bengali sambil mengeluarkan
suaranya yang parau, sang pendetapun bangun dan tertawa senang ketika melihat
burung beonya “Aku tahu apa yang ingin kamu katakan, jangan khawatir, aku akan
mendatangimu” ujar sang pendeta sambil memberi makan pada si burung beo.
Sementara itu di Agra di kerajaan Mughal, Jodha masih terus
menerus mencari cari Jalal kesana kemari, tak lama kemudian Jodha bertemu dengan
Hamida “Ibu, apakah ibu tau dimana Yang Mulia ?”, “Dia ada di kamarnya, Jodha”
sesaat Jodha tertegun “Tidak mungkin, ibu .. aku baru saja dari sana tapi dia
tidak ada disana” Hamida tertawa “Ibu juga baru saja melihatnya, ayoo kita
lihat” Jodha dan Hamida berjalan bersisian menuju ke kamar Jalal dan melihat
Jalal sedang tertidur lelap, Jodha terkejut “Sudahlah, Jodha ... sekarang lebih
baik kamu tidur, beristirahatlah” ujar Hamida kemudian berlalu dari kamar Jalal,
Jodha hanya tersenyum, mentertawakan kekonyolannya sendiri kemudian berlalu dari
sana, sementara itu dari balik tirai di kamar Jalal, Laboni mengintip kedatangan
Jodha ke kamar Jalal dan menatapnya dengan tatapan marah.
Dikamar Laboni, Laboni sedang ngobrol dengan
Dammu, ibunya “Ibu, gara gara Jodha, semua rencanaku gagal !” ujar Laboni ketus
dengan amarahnya yang memuncak “Kita telah melalui gerbang pertama, kamu telah
membawa Jalal keluar dari istana, kamu telah mengatur semuanya dengan baik, kamu
bawa dia kembali dan membuatnya tertidur juga, sekarang hanya tinggal dua
langkah lagi yang harus kamu lakukan maka kamu akan mendapatkan tubuh Jalal,
kamu harus mendapatkan Jalal pada malam Poonami maka dia akan menjadi milikmu
selamanya !” ujar Dammu sambil tertawa terbahak bahak “Aku hanya akan menunggu
malam itu saja, ibu !” ujar Laboni sambil menyeringai senang.
Keesokan harinya, Jodha menemui Jalal dikamarnya, saat itu
Jalal baru saja terbangun “Yang Mulia, kamu tadi tidak bangun untuk sholat subuh
ya ?”, “Oh iya, aku lupa ! Aku merasa kurang enak badan, Ratu Jodha” ujar Jalal
dengan muka pucatnya “Memangnya semalam kamu dari mana ?” Jalal bingung
mendengar ucapan Jodha “Bukannya semalam aku bersama kamu, kamu kelihatan sangat
khawatir tadi malam, kamu ingin berbicara denganku lalu kamu membawa aku ke
sebuah tempat terpencil di luar istana” Jodha kaget “Yang Mulia, aku tidak pergi
kemana mana sama kamu semalam ?” Jalal juga bingung, antara mimpi dan kenyataan
“Mungkin dalam mimpiku saja, Ratu Jodha” Jalal mencoba membuat Jodha nggak
penasaran lagi “Lihat kan ? Kamu ternyata ada dalam mimpiku juga” namun Jodha
masih penasaran dan gelisah “Sepertinya ada sesuatu yang aneh yang terjadi
denganku juga semalam, Yang Mulia ... semalam aku bertemu dengan seorang
perempuan tua, dia memperingati aku akan seseorang yang ingin merebut sesuatu
yang paling berharga yang aku miliki dan kamu adalah yang paling berharga
buatku” ujar Jodha gelisah “Selama kamu bersamaku, tidak ada seorangpun yang
bisa menyentuh aku, sudahlah tidak usah dipikirkan” tepat pada saat itu salah
seorang pelayan datang dan mengabarkan kalau Salim sudah menunggu mereka di luar
“Yang Mulia, Pangeran Salim sedang menunggu kehadiran anda untuk melepas
keberangkatannya ke medan perang”, “Baiklah, kami akan keluar !” ujar Jalal,
pelayan itupun pergi “Ratu Jodha, kita seharusnya menemui Salim karena dia akan
pergi berperang” Jodha menganggukkan kepalanya dan mengikuti Jalal keluar kamar.
Di halaman tengah istana, semua keluarga sudah berkumpul disana
untuk melepas kepergian Salim ke medan perang, Jodha melakukan aarti untuk anak
sulungnya itu “Pulanglah setelah kamu memenangkan perang itu” Salim tersenyum,
Jodha kemudian melakukan aarti untuk Rahim yang juga akan pergi berperang
bersama Salim, Hamida menghampiri Salim dan mendoakannya sambil memberikan
benang suci di lengan Salim “Nenek akan selalu menunggu kamu, Salim”, “Aku
berjanji akan segera pulang, nenek” kemudian Salim berpamitan pada Rukayah dan
Salima, Danial yang ada disana juga ikut menimpali pembicaraan mereka “Menanglah
untuk kerajaan Mughal, kak !” Salim menganggukkan kepalanya sementara Murad
kelihatan masih kesal dengan Salim “Jaga diri kalian baik baik ya” Salim memeluk
kedua adiknya, kemudian Salim menghampiri Jalal, mereka berdua saling
berpelukkan “Aku ingin kamu membuat ayah dan kerajaan Mughal bangga tapi jangan
remehkan Pratap ! Dia bisa menyerang dari mana saja”, “Aku telah mempelajarinya,
ayah ... aku akan tetap waspada !” ujar Salim mantap “Ini mungkin akan menjadi
perang yang tersulit bagimu dan akan memberikan kamu banyak pelajaran, doa ayah
selalu bersamamu, nak”, “Aku tidak akan mengecewakan ayah, aku janji aku akan
membawa kepalanya atau akan membuatnya tunduk dihadapanmu, ayah” Jalal akhirnya
melepas kepergian Salim, Salim berjalan kearah gerbang istana menuju ke kudanya,
Hamida menangis melepas kepergian Salim tiba tiba dari atas balkon Anarkali
berlari lari mengejar Salim, hingga akhirnya Salim berhenti dan melihat ke atas
ke arah balkon, dlihatnya Anarkali sedang berdiri diatas sana dengan pandangan
sedihnya, sesaat Salim menganggukkan kepalanya tanda pamit ke Anarkali, Anarkali
pun membalas anggukkan Salim, kemudian Salim melanjutkan langkahnya menuju
kudanya digerbang istana “Aku tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi, doaku
selalu bersamanya” bathin Anarkali dalam hati, sementara diluar gerbang
semua orang mengelu elukan nama Salim “Hidup Pangeran Salim ! Hidup Pangeran
Salim ! Hidup Pangeran Salim !”
Sementara itu ditempat Pratap, Pratap sedang berkumpul dengan
para menterinya “Rupanya Jalal tidak akan datang di perang kali ini, Salim yang
akan datang nanti, jangan remehkan dia, sebenarnya aku ingin Maan Sigh datang di
perang ini juga tapi sayangnya dia tidak akan datang, aku ingin memberikan
pelajaran padanya karena dia itu salah satu penghianat kita, aku yakin kita akan
memenangkan perang ini ! Tanah ini milik Rajvanshi dan kita akan merebutnya
kembali !” ujar Pratap pada para menterinya
Di istana Mughal, di Agra. Jodha sedang menemani Jalal
dikamarnya sambil memijat mijat kepalanya “Jangan khawatir, Ratu Jodha ... aku
tidak apa apa, jika terjadi sesuatu padaku maka aku akan menjadi hantu dan akan
menghantuimu” Jodha segera menutup mulut Jalal dengan tangannya “Jangan
mengatakan hal seperti itu, Yang Mulia” Jodha tidak suka dengan ucapan Jalal
“Aku sangat beruntung mempunyai kamu, kamu ada di mimpiku juga” Jodha tersenyum,
lagu In Ankhon Mein Tum mulai terdengar, mereka berdua saling membelai wajah
mereka satu sama lain, Jalal tertidur ditangan Jodha sambil dipegangnya mesra,
Jodha mendekatkan kepalanya di dekat kepala Jalal, Jodha dan Jalal menikmati
kebersamaan mereka dalam diam, tiba tiba salah seorang pelayan datang ke kamar
Jalal, mereka berdua kaget dan menyuruh pelayan itu masuk “Maaf, Yang Mulia ...
ada kiriman surat dari Mangalgarh” Jodha segera mengambilnya “Bacalah, Ratu
Jodha ! Mungkin sangat penting”, “Baiklah, tapi berjanjilah padaku, kalau kamu
akan beristirahat” Jalal segera menganggukkan kepalanya.
Dikamar Laboni, Dammu berkata pada anaknya itu “Rantai yang aku
buat dari rambut Jalal itu sekarang sudah rusak, aku sudah mencoba untuk
membuatnya lagi tapi tidak terjadi apa apa dan kekuatanku juga semakin menurun,
kita harus menunggu sekarang, jika aku mencoba ilmu sihir saat ini maka
kekuatanku akan semakin melemah”, “Itu berarti akan membutuhkan beberapa waktu,
ibu” ujar Laboni “Iyaa betul, jadi jangan buat kesalahan apapun, lebih baik kita
diam saja satu dua hari ini” ujar Dammu “Baik, ibu” tepat pada saat itu salah
seorang pelayan datang ke kamarnya “Putri Leela, Yang Mulia Raja dan Malika Hind
memanggil kamu ke kamarnya” Laboni dan Dammu terkejut “Apa sekarang ?” Laboni
akhirnya keluar dari kamarnya.
Di kamar Jalal, Laboni bisa melihat Jalal dan Jodha sedang
berduaan sambil memandang mesra satu sama lain, Laboni sangat cemburu, kemudian
Jodha dan Jalal melihat kedatangan Laboni “Salam kakak, kalian memanggil aku ?”
Jodha dan Jalal saling tersenyum kemudian Jalal memberikan kode ke Jodha untuk
mendekat ke arah Laboni, Jodha bangun dari tempat tidur dan menghampiri Laboni
dan memandangnya cukup lama kemudian berkata “Leela, aku ini akan kakak tertua
kamu maka haruskah aku menggoda kamu ?” ujar Jodha sambil tertawa, Laboni
bingung “Apa ?” sementara Jalal juga ikut tersenyum seperti Jodha, kemudian
Jodha memeluk Laboni dan berkata kembali “Kamu tidak pernah menceritakan padaku
tentang Sangram Sigh ?” Laboni terkejut “Sangram sebentar lagi akan segera
datang” ujar Jodha “Iyaa, bukankah kamu senang karena tunanganmu akan datang ?”
Jalal juga ikut menimpali pembicaraan mereka, Laboni terlihat kikuk dan bingung
dengan berita yang didengarnya “Jika dia datang kesini maka semua orang akan
tahu bahwa aku ini bukan Leela” bathinnya dalam hati “Dia sangat beruntung
memiliki kamu, Leela” ujar Jodha, Laboni masih mencari cari jalan keluar
“Bagaimana caranya mengatasi hal ini ?” bathinnya dalam hati...
Sinopsis Jodha Akbar episode 514 by Sally Diandra