Sinopsis Jodha Akbar episode 512 by Sally Diandra. Dikamar Laboni, Dammu, ibu Laboni dan Laboni sedang menyusun 
siasat baru untuk menjebak Jalal, Laboni sangat kesal karena usahanya untuk 
mendapatkan Jalal selalu gagal “Ibu, aku heran ... setiap kali kita selalu 
berusaha untuk mendapatkan Jalal, maka setiap kali itu pula usaha kita selalu 
saja gagal ! Padahal aku sudah melakukannya sebanyak 3 kali, aku sudah 
mencobanya dengan berbagai cara tapi selalu gagal !” Dammu yang berdiri disana 
dengan tongkatnya hanya bisa diam dan memikirkan sesuatu “Ada pihak lain yang 
selalu menghalangi usaha kita, Laboni” ujar Dammu geram “Iya, kamu benar, ibu 
... dan orang itu adalah Jodha ! Dia telah menggagalkan sihirmu dengan poojanya 
lalu dia memberikan aarti pada Jalal” ujar Laboni dengan tatapan sinis dan 
ketus, sementara saat itu Dammu sedang memikirkan sesuatu sambil mengucapkan 
mantra mantranya “Bagaimana, ibu ... apakah kamu sudah menemukan jalan keluar 
yang lain ?” selesai komat kamit, Dammu menunjukkan jemarinya yang membentuk 
huruf V atau dua jarinya “Laboni, kita harus memisahkan Jalal dari Jodha dengan 
cara mengajaknya keluar dari istana, kamu harus bisa mengelabui Jalal dan 
mengajak Jalal keluar agar kamu bisa berduaan dengan Jalal” Laboni menyeringai 
senang mendengar ucapan ibunya. 
Sementara itu, dikamar Jalal, Jalal sedang 
berduaan dengan Jodha, Jalal mencoba bermanja manja dengan istrinya, Jodha 
sambil berbaring dipangkuan Jodha, Jodha membelai belai rambut Jalal dengan 
lembut dan mesra “Yang Mulia, kata Salim kamu tadi kelihatan kurang enak badan 
saat di Dewan - E - Khaas, apakah kamu sakit ?” Jalal hanya tersenyum sambil 
menggoda ke Jodha “Jadi sekarang kamu nggak marah lagi sama aku ? Makanya kamu 
disini menemani aku ?” Jodha cemberut karena Jalal suka menggoda dirinya “Yang 
Mulia ... aku ini selalu bersamamu, menemani kamu, kamu yang akhir akhir ini 
suka sekali bertingkah aneh, ada apa ?” Jalal kembali tersenyum sambil memandang 
Jodha penuh cinta dan berkat manja padanya “Ratu Jodha, tenggorokan sedang 
sakit, aku nggak mau banyak bicara” Jodha menghela nafas dalam dan berkata 
“Baiklah, kalau begitu ... Kamu tidak usah bicara apa apa, istirahat saja” ujar 
Jodha sambil membelai wajah suaminya itu namun kembali Jalal merengek “Tapi, 
Ratu Jodha ... Kita ...” belum juga Jalal menyelesaikan ucapannya Jodha sudah 
memotong ucapan Jalal sambil menutup mulutnya “Yang Mulia, sudah jangan banyak 
bicara, sebaiknya kamu istirahat saja, kamu kelihatan sangat lelah” Jalal 
akhirnya menuruti permintaan Jodha dan memandangnya dengan mesra, Jodha pun 
membalas tatapan Jalal penuh cinta sambil membelai belai rambut Jalal agar Jalal 
bisa tertidur, Jalal malah terus menerus memandangi istrinya itu dengan tatapan 
cinta “Ada apa, Yang Mulia ?” Jodha penasaran dipandangi terus seperti itu, 
Jalal yang sudah memutuskan untuk tidak berbicara mencoba berbicara dengan Jodha 
menggunakan bahasa isyarat dengan gerakan tubuh dan kepalanya, namun sayangnya 
Jodha tidak mengerti apa maksud Jalal meskipun Jalal sudah berulang kali 
mengulangnya, akhirnya Jalal berkata “Ratu Jodha, kamu ini bagaimana ? Katanya 
aku nggak boleh bicara tapi kamu malah bertanya terus, lalu aku harus bagaimana 
? Kalau begitu aku ngambek saja, aku nggak mau bicara denganmu” rajuk Jalal, 
Jodha yang melihat Jalal mengambek hanya bisa tertawa geli “Baiklah, Yang Mulia 
... sekarang kamu boleh bicara, coba jelaskan padaku, apa maksud ucapan bahasa 
isyaratmu tadi ?” Jalal tersenyum senang sambil melancarkan rayuan gombalnya 
“Maksudku tadi, aku ingin mengatakan padamu bahwa kamu sangat cantik sekali, 
kamu melarang aku bicara tapi kamu tidak mengerti isyaratku tadi” Jodha tersipu 
malu mendengarnya, namun kemudian pura pura memarahi Jalal “Baiklah, tapi kamu 
tetap tidak boleh bicara lagi, lebih baik kamu beristirahat” Jalal akhirnya 
menuruti perintah Jodha “Hmm .. begitu ya, ya sudah lah, aku akan tidur” Jalal 
lalu memejamkan matanya dan mulai masuk ke alam tidurnya dipangkuan Jodha, Jodha 
tersenyum memandangi wajah suaminya seperti bayi tidak berdosa bila sedang 
tertidur, Jodha membelai belai kepala Jalal agar Jalal bisa tertidur lelap, lagu 
Inn Ann Khoon Mei Tum mulai terdengar mengalun indah. Setelah dirasa Jalal 
tertidur lelap, Jodha segera menyingkirkan kepala Jalal dari pangkuannya dan 
diletakkan di bantal, kemudian perlahan bangun dari tempat tidur dan menyelimuti 
tubuh Jalal dan berlalu meninggalkan kamarnya. 
Tak lama kemudian, dihalaman istana Jodha dan Moti sedang 
berjalan jalan sambil menikmati udara malam, Jodha yang sedari tadi khawatir 
mulai mencurahkan perasaannya ke Moti “Moti, aku sangat khawatir dengan keadaan 
Yang Mulia, akhir akhir ini dia suka sekali bertingkah aneh”, “Mungkin saja 
karena Yang Mulia sedang setress memikirkan perang yang sedang disiapkannya kali 
ini, apalagi akhir akhir ini Yang Mulia juga sekali minum minuman beralkohol” 
ujar Moti sambil terus berjalan mengikuti Jodha yang berjalan disampingnya, 
hingga akhirnya mereka hampir sampai digerbang istana, diluar ada seorang 
perempuan tua renta yang memohon sedekah kepada prajurit yang jaga namun sang 
prajurit malah menyuruhnya pergi “Ini adalah pintu masuk ke dalam istana, 
tempatmu bukan disini ! Kamu dilarang masuk ! Ayooo pergilah dari sini ! Cepat 
!” bentak prajurit lantang, saat itu Jodha dan Moti sudah dekat dengan perempuan 
tua itu, Jodha merasa kasihan padanya dan menyuruhnya masuk kemudian meminta 
Moti untuk mengambilkan makanan untuk sang nenek. Moti segera berlalu 
meninggalkan mereka, Jodha lalu memberikan syal yang dikenakannya sedari tadi 
kepada si perempuan tua agar tidak kedinginan karena udara malam “Nenek, anda 
disini saja ya, tunggu disini nanti ada makanan untukmu” ujar Jodha sambil 
hendak berlalu meninggalkan si nenek, namun langkahnya segera terhenti ketika 
sang nenek mulai buka suara “Ratu Jodha, kamu itu seorang yang baik hati, akan 
tetapi firasatku mengatakan kalau kamu harus waspada karena ada kekuatan jahat 
dan sihir disekitarmu saat ini, aku bisa merasakan keberadaannya di istanamu” 
ujar sang nenek sambil matanya melihat lihat ke arah istana, Jodha tidak percaya 
dengan apa yang dikatakannya “Seseorang telah datang kesini dengan niat hendak 
mencuri sesuatu yang sangat dekat dan sangat kamu sayangi, ada penyihir jahat 
yang telah menebar mantra sihirnya disini, jagalah semua anggota keluargamu dan 
kediamanmu dari pengaruh jahat sihir itu !” Jodha masih tertegun dan bingung 
dengan apa yang dibicarakan oleh sang nenek, saat itu Moti sudah datang dengan 
beberapa pelayan membawakan makanan untuk sang nenek dan segera memberikannya, 
si nenek sangat berterima kasih atas makanan yang diterimanya, sebelum berlalu 
dari istana si nenek mendoakan keselamatan Jodha dan mengulang lagi 
peringatannya tentang kekuatan sihir jahat yang sudah ada didalam istana, 
kemudian Moti memberikan sekantong koin emas ke Jodha untuk diberikan pada sang 
nenek namun si nenek hanya mengambil satu koin saja dan berkata “Cukup satu koin 
saja untukku !” ujar si nenek lalu memberi salam pada Jodha dan pergi 
meninggalkan istana. 
Sementara itu, dikamar Jalal, tiba tiba Jalal terbangun 
kemudian melihat mahkotanya yang terletak diatas meja, Jalal segera bangun dan 
berdiri kemudian melangkah ke arah meja dimana mahkotanya diletakkan disana, 
Jalal yang bingung dan merasa gelisah tiba tiba mengambil mahkota itu lalu 
mengenakannya dengan tatapan kosong, rupanya Laboni dan Dammu sudah kembali 
menyihir Jalal, kemudian Jalal mengenakan kalung, jubah dan mengambil pedangnya, 
Jalal mendekat ke arah jendela dan dilihatnya dibawah diteras tengah halaman 
istana ada Jodha yang sedang berjalan mondar mandir disana kemudian memandang ke 
atas ke arah Jalal, Jalal meminta Jodha untuk menunggu dengan bahasa isyaratnya, 
kemudian Jalal turun dan menemui Jodha diteras halaman istana “Ratu Jodha, 
sedang apa kamu disini malam malam begini ?”, “Aku merasa nggak betah, terus 
terusan didalam istana, Yang Mulia” ujar Jodha manja, sedangkan Jalal merasa 
bingung “Apa yang ingin kamu lakukan ?”, “Aku ingin jalan jalan keluar istana 
tapi tanpa ada pengawal yang mengikuti kita, apakah boleh ?” Jalal tersenyum dan 
menuruti kemauan Jodha, akhirnya mereka pergi berdua keluar istana malam itu 
juga. Jalal dan Jodha berjalan bersisian hingga masuk kedalam hutan, Jalal yang 
merasa bingung lalu bertanya “Ratu Jodha, sebenarnya kamu ini mau kemana ?”, 
“Yang Mulia, aku perlu udara segar” Jalal semakin bingung denga tingkah Jodha 
“Tapi kenapa kamu mengajak aku pergi sejauh ini ? Ke tempat yang sepi seperti 
ini ? Kita sudah jauh dari istana” kemudian Jodha mengajak Jalal duduk di sebuah 
batu yang besar yang teronggok didepan mereka “Aku ingin selalu bersamamu, Yang 
Mulia .. aku tidak mau jauh darimu” Jalal tersenyum “Kamu selalu berada 
dihatiku, Ratu Jodha”, “Iya, tapi didalam istana, banyak sekali orang yang 
mengganggu kita berdua” tiba tiba terdengar suara lolongan serigala dari 
kejauhan, Jodha kaget dan merasa ketakutan kemudian memeluk Jalal “Yang Mulia, 
aku sangat takut sekali”, “Bukankah ada aku disini, Ratu Jodha” ujar Jalal 
sambil memeluk Jodha erat namun dengan tatapannya yang bingung, sedangkan Jodha 
semakin merapatkan tubuhnya memeluk Jalal dengan tatapan matanya yang tajam dan 
senyuman sinisnya kemudian berubah menjadi Laboni namun Jalal tidak menyadari 
kalau yang dia peluk itu adalah Laboni. Sambil terus memeluk Jalal, Laboni 
teringat ketika Dammu memberikan sebuah berlian yang telah diberi mantra 
sihirnya “Laboni, kalau Jalal mengenakan berlian ini maka dia akan melihat Jodha 
dalam dirimu, seolah olah dirimu adalah Jodha !” ujar Dammu sambil tertawa 
terbahak bahak, kemudian Laboni menyelinap masuk kedalam kamar Jalal dan 
berhasil mengganti berlian yang ada di mahkota Jalal dengan berlian miliknya, 
tak lama kemudian Jalal terbangun, mengenakan mahkotanya dan berjalan seperti 
orang linglung dan melihat kebawah dari jendela kamarnya, dalam penglihatan 
Jalal yang dibawah itu adalah Jodha padahal sebenarnya dia adalah Laboni yang 
kemudian mengajaknya berjalan jalan keluar istana. 
Sementara itu didalam istana, Jodha menemui Jalal dikamarnya, 
namun Jodha tidak menemukan siapa siapa disana, Jodha kaget dan mencari cari 
serta memanggil manggil Jalal, namun Jalal tidak kunjung ditemukan diseluruh 
penjuru istana. 
Didalam hutan, Jalal masih memeluk Laboni yang merasa ketakutan 
“Yang Mulia, di istana semua orang mengganggu kita, itulah sebabnya aku ingin 
pergi jauh dari sana agar bisa berduaan denganmu” 
Kembali ke istana, Jodha masih terus menerus mencari cari 
Jalal, saat itu Dammu sedang membacakan mantra sihirnya untuk Jalal dari 
kejauhan, tiba tiba Jodha muncul dikamarnya “Dammu, dimana Leela ?” Dammu sangat 
kaget dan segera menyembunyikan boneka jelmaan Jalal “Oh Leela sedang mandi, 
Ratu Jodha”, “Oh begitu, ya sudah ... oh iya kalau kamu melihat Yang Mulia Raja, 
katakan padanya agar cepat menemui saya ya” Dammu hanya menganggukkan kepalanya 
kemudian Jodha pergi berlalu meninggalkan Dammu. Sepeninggal Jodha, Dammu yang 
saat itu masih memegang boneka jelmaan Jalal tiba tiba boneka itu terlepas dari 
tangannya hingga jatuh dan kalung yang berada di boneka itu pun jatuh 
berserakan. 
Tepat pada saat itu, didalam hutan, Jalal yang sedang berdiri 
bersama Laboni tiba tiba tersandung dan jatuh hingga mahkota yang dikenakannya 
juga jatuh terlepas dari kepalanya dan berlian yang sudah beri mantra oleh Dammu 
terpental keluar dari mahkota Jalal, Laboni kaget begitu menyadari kalau Jalal 
saat itu tidak dalam pengaruh sihir ibunya kembali, Jalal segera mengambil 
mahkotanya dan berdiri membelakangi Laboni. Sementara Laboni buru buru berbalik 
dan menutupi wajahnya dengan dupattanya, sementara Jalal berbalik kearah Laboni 
dan memandang Laboni dengan tatapan bingung... Sinopsis Jodha Akbar 
episode 513 by Sally Diandra.

