Sinopsis Jodha Akbar episode 503 by Sally Diandra. Diistana Agra, Jodha menemui Salim dikamarnya “Salim, mengapa kamu mengatakan tidak mau menerima gelar putra mahkota dari Yang Mulia ?” Salim tertegun menatap Jodha yang kelihatan marah kepadanya “Aku pikir Yang Mulia itu telah melakukan kesalahan padamu”, “Jadi kamu mendukung ibu ?” Jodha tidak percaya menatap Salim “Iya, ibu ... apakah aku telah melakukan kesalahan ?” Salim merasa bingung dengan perkataan Jodha “Salim, ketika orangtua bertengkar, lebih baik seorang anak tidak memihak pada salah satu sisi, Yang Mulia ingin melihat kamu menjadi seorang Raja, berjanjilah padaku bahwa dimasa mendatang, kamu akan bertindak netral terhadap kami berdua, kamu tidak akan melawan Yang Mulia, kamu tidak akan menghina kedua orangtuamu”, “Dari tanah yang seperti apa hatimu terbuat Maasa (sebutan ibu dari bahasa kaum Rajvanshi) ?” Jodha langsung terpana dan terharu mendengar Salim memanggilnya Maasa “Apa aku tidak salah dengar ? Coba kamu ulangi lagi Salim”, “Dari tanah yang seperti apa hatimu terbuat Maasa ?” Salim mengulangi ucapannya, Jodha membelai kepala dan wajahnya “Ibu benar benar tidak percaya bahwa kamu memanggil ibu dengan sebutan Maasa, tolong katakan sekali lagi” Salim kembali mengulangi permintaan ibunya “Maasa” kedua bola mata Jodha berkaca kaca dan menangis haru lalu berkata “Ibu merasa terbang melayang mendengar kamu mengucapkan kata itu, karena kamu biasanya memanggil ibu dengan sebutan Ratu, Mariam Uz Zamani, Malika Hind dan lain sebagainya, dari semua sebutan itu yang ingin ibu dengar hanya kata ini, Salim ... ketika kamu memanggil ibu dengan panggilan Maasa dan kamu telah memenuhi harapanku ini, ibu selalu dan tidak pernah berhenti berdoa pada Kahnaa tentang hal ini, hari ini adalah hari terbaik untuk ibu, ibu telah mendapatkan kembali ibuku, suamiku dan juga anakku yang telah kembali” Salim tersenyum sambil memandang ibunya “Salim, kamu harus mengambil gelar putra mahkota” Salim menganggukkan kepalanya “Ibu punya satu permintaan untuk kamu, jangan merasa kesal dengan Yang Mulia, ayahmu itu sangat menyayangi kamu” pinta Jodha sambil memegang bahu Salim “Kadang kadang aku tidak mengerti pikiran Yang Mulia, kadang dia berbicara seperti seorang ayah tapi kadang dia menjadi seorang raja tapi aku akan mencoba untuk berlaku baik padanya demi ibu” Jodha sangat senang mendengarnya.
Sementara itu dikamar Rukayah, Hoshiyar menyiapkan sebuah cambuk untuk Rukayah dan berkata “Aku tahu anda pasti marah karena Yang Mulia Raja tidak jadi menceraikan Ratu Jodha dan sepengetahuanku biasanya anda memukul saya untuk melampiaskan kemarahanmu itu, maka ini saya bawakan cambuk ini untuk anda, juga batu bara yang masih panas dan sebuah pisau” Rukayah hanya diam saja sambil memperhatikan cambuk yang sudah disediakan oleh Hoshiyar, dipegangnya cambuk itu dan diputar putarnya sebentar lalu dilemparkan ke Hoshiyar, kemudian diambilnya batu bara yang masih panas menganga dengan sebuah capit “Aku tidak akan menghukum kamu hari ini, Hoshiyar karena aku tahu sebelumnya bahwa Jalal pasti merencanakan sesuatu, dia tidak mungkin akan menceraikan Ratu Jodha dengan cara seperti ini, ini bukan caraku jadi aku tidak akan sedih tentang kegagalan ini” ujar Rukayah sambil berdiri membelakangi Hoshiyar “Doaku sebenarnya adalah Salim dan aku tidak akan membiarkan kerja kerasku ini gagal, saat ini Salim semakin lembut sama ibu kandungnya, maka sekarang aku harus mengerjakan sesuatu yang membuat Salim membenci ibunya kembali !” ujar Rukayah sambil tersenyum sinis
Keesokan harinya diruang sidang Dewan - E - Khaas, Jalal akhirnya mengumumkan Salim menjadi putra mahkota dan memakaikan Salim mahkotanya, semuanya senang melihatnya, sementara Murad tidak suka melihat penobatan Salim, semua orang yang hadir disana mengelu elukan nama Salim “Hidup pangeran Salim ! Hidup pangeran Salim ! Hidup pangeran Salim !” sementara pamannya Haidar yang melihat kegelisahan Murad dari kejauhan berusaha mendekati Murad dan meracuni pikiran Murad “Aku merasa ada yang tidak beres, pangeran Murad ... sebenarnya aku ingin kamu menjadi penerus raja selanjutnya tapi takdir berkata lain” dilain sisi dibilik para ratu, Jodha menangis haru melihat penobatan Salim “Kenapa kamu menangis Ratu Jodha ?” Salima yang melihat Jodha menangis, merasa penasaran dengan perasaan Jodha “Airmata ini adalah airmata kebahagiaan, Ratu Salima” dari tempatnya berdiri Rukayah menatap Jodha dengan tatapan tidak suka “Kamu boleh saja melahirkan Salim, Ratu Jodha tapi dia adalah anakku dan aku tidak akan membiarkan kamu merenggutnya dariku !” bathin Rukayah dalam hati “Ratu Salima, kamu tahu ... Salim telah memanggilku Maasa (IBU), aku sangat bahagia sekali” Salima ikut tersenyum begitu melihat senyum yang mengembang dibibir Jodha, sedangkan Rukayah terkejut mendengarnya. Setelah penobatan Salim sebagai putra mahkota, Abu Fazal memberikan sebuah informasi ke Jalal “Yang Mulia, saya telah mendapat sebuah surat dari Saudi Arabia, sekarang rakyat kita bisa pergi berziarah kesana” semuanya yang ada disana sangat senang mendengarnya “Ini adalah kemenangan yang sebenarnya ! Sekarang keluargaku dan rakyatku, keduanya terhindar dari bahaya apapun !” ujar Jalal lantang, semua yang hadir disana senang mendengarnya.
Sementara itu dihutan iblis, ibunya Laboni berkata “Tunggulah sampai malam itu, Laboni ... dan Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar akan menjadi milikmu !” ujarnya sambil tertawa terbahak bahak, sementara di istana kerajaan Mughal, setelah penobatan Salim, Jalal sekilas melirik kearah Jodha, mata mereka berbicara, Jodha menundukkan kepalanya sambil tersenyum kearah Jalal, Jalal hanya menatapnya dengan penuh cinta.
Keesokan harinya, Jalal sedang berjalan jalan dibalkon istana, dibawah tepatnya diteras tengah halaman istana, dilihatnya keluarganya sedang berkumpul, ada ibu, istri dan anaknya yang tercinta, Jalal menemui mereka, Jodha langsung menyalami suaminya “Salam Yang Mulia” Maan Sigh yang melihat kedatangan Jalal segera menghampirinya “Yang Mulia, saya mau minta maaf, saya kira anda telah melakukan kesalahan” ujar Maan Sigh sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dadanya “Aku adalah pamanmu mulai sekarang dan aku akan mengatakan padamu bahwa Ratu Jodha adalah istriku dan tidak akan aku biarkan dia pergi kemanapun” ujar Jalal sambil melirik kearah Jodha, Jodha tersipu malu mendengarnya “Jadi bagaimana aku bisa membiarkan kamu pergi ? Kamu telah sangat setia padaku” semua yang hadir disana tersenyum senang, saat itu Salim yang sedang memakan manisan buatan neneknya berkata “Nenek, manisan buatanmu ini sangat enak sekali”, “Kamu benar, Salim ... ibuku selalu membuat manisan yang enak” ujar Jalal menimpali pembicaraan Salim dan neneknya “Ibu, jangan menginterupsi pembicaraan mereka, Yang Mulia mengatakan hal yang sama ke Salim kemarin, mereka selalu saling mengganggu ketika mereka sedang melakukan pekerjaan yang sama” ujar Jodha dengan nada mengejek ke Jalal “Jadi sekarang ibu dan anak perempuannya saling bersekutu kembali rupanya ?” Jalal menggoda Jodha, Jodha segera menghampiri Hamida dan memeluk Hamida yang saat itu sedang duduk dikursi “Mengapa tidak ? Ketika ibu seperti ibu Ratu Hamida dan anak perempuan seperti aku ? Semuanya bisa terjadi” ujar Jodha sambil terus memeluk Hamida, Hamida hanya tersenyum melihat ulah anak dan cucunya, tiba tiba Jalal pura pura sakit kepala “Aduuh, kepalaku sakit, apakah kamu bisa memijat kepalaku Ratu Jodha ?” saat itu Salim memperhatikan Jalal, kemudian Jalal memberikan kode agar Salim juga pura pura sakit kepala “Aduuh kepalaku juga sakit, ibu bisakah ibu memijat kepalaku juga ?” Jalal menyeringai senang “Sekarang kita akan lihat siapa diantara kita berdua yang akan dipijat oleh Ratu Jodha, anaknya atau suaminya ?” Jodha jadi bingung mau memilih siapa diantara kedua orang yang dicintainya itu “Jalal, jangan suka menggoda anak perempuanku, aku akan memijat kepala anakku dan Jodha akan memijat kepala anaknya” ujar Hamida sambil mendekat kearah Jalal, kemudian menyuruhnya duduk dilantai, sementara Hamida mulai memijat kepala Jalal, sedangkan Jodha juga mendekati Salim dan mulai memijat kepala Salim, dari tempatnya duduk Jalal terus menerus memandangi Jodha, Jodha juga melirik kearahnya dengan tatapan penuh cinta, tak lama kemudian Moti datang menghampiri mereka “Jodha, hari ini kita akan melakukan puja”, “Oh ya, ampun ... aku lupa, Yang Mulia, aku telah mengatur puja untuk hubungan ayah dan anak, pujanya dilakukan pada malam ini”, “Baiklah, kami akan melakukan puja itu, bagaimana Salim ?” Salim menyetujuinya
Narator : “Pada malam itu juga, Laboni dan ibunya juga sedang melakukan ritual ilmu hitam untuk mendapatkan Jalal, dilain pihak Jodha sudah mengatur Kaal Sarkshavn pooja, keduanya memutuskan melakukannya pada malam Kali Chagus”
Sementara itu Dammu ibunya Laboni berkata pada Laboni “Waktunya hampir tiba, Laboni, segera lakukan ritual ilmu hitammu !” Laboni mulai mengucapkan mantra mantra sambil membakar menyan kearah lingkaran yang berisi tengkorak manusia dengan api yang menyala nyala ditengahnya, dibantu oleh ibunya yang juga ikut membacakan mantra mantra ilmu hitam. Dilain pihak, dikuil Dewi Kaali, pendeta Badrinath sedang melakukan puja untuk Jalal dan Salim, saat itu Jodha, Hamida dan Rukayah ikut mengantar mereka, Jalal dan Salim mengenakan kain putih yang dililitkan disekujur tubuhnya dengan bertelanjang dada, ketika sedang diadakan pemujaan, tiba tiba Jalal seperti mendengar ada seseorang yang memanggil dirinya, Jalal mencoba mencari cari suara tersebut sambil menengok ke kanan dan ke kiri tapi Jalal tidak menemukan apapun, Jodha yang melihat gelagat Jalal, segera bertanya padanya dengan bahasa kode mereka namun Jalal hanya menggelengkan kepalanya dan kembali melakukan ritual puja. Tak lama kemudian, mereka semua berdiri dan melakukan ritual aarti untuk Dewi Kaali, sementara didalam hutan iblis, ritual ilmu hitam Laboni dan Dammu mulai bekerja, burung burung riuh berkicau, mereka sangat senang dan tertawa bahagia, dikuil Dewi Kaali, pendeta Badrinath berkata ke Jalal “Yang Mulia, kamu harus memberikan sejumlah emas untuk kesejahteraan” kemudian pendeta Badrinath memberikan dua bulu ekor merak ke Jodha “Jodha, simpanlah ini di kamar Yang Mulia dan pangeran Salim, lalu ingatkan mereka untuk makan Rai setiap pagi selama 3 bulan” sementara itu didalam hutan iblis Dammu berkata ke Laboni “Setelah puja berakhir, maka Jalal akan masuk dalam jebakkanmu, Laboni !” Laboni dan Dammu masih terus melakukan ritual ilmu hitamnya sambil tersenyum senang membayangkan Jalal dalam genggamannya, kembali di kuil Dewi Kaali, Jodha melakukan tilak untuk Salim dan Jalal. Sinopsis Jodha Akbar episode 504 by Sally Diandra.