loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 419 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 419 by Sally Diandra. Salim masih menentang Jalal dengan mengacungkan pedangnya kearah Jalal “Kamu harus bertarung dengan aku atau perintahkan salah satu prajuritmu untuk membunuh aku, buatlah sebuah sejarah berdasarkan egomu kembali” Jodha langsung menghampiri Jalal diikuti oleh Rukayah sementara Jalal masih terdiam membisu memandang Salim dengan sedih “Salim ! apa yang akan kamu lakukan ? kamu akan bertarung melawan ayahmu sendiri ? tapi sebelumnya kamu harus melangkahi dulu mayat ibumu ini” ujar Jodha, “Aku tahu kalau kamu pasti akan mendukung Yang Mulia Raja untuk menjaga posisimu tetap aman” kata Salim, “Salim aku perintahkan padamu, sebagai ibumu aku minta turunkan pedangmu, nak” sela Rukayah, sesaat Salim memandang kearah Rukayah dan mulai menyarungkan pedangnya “Aku berharap aku tidak punya hati jadi aku tidak akan mendengarkan kata kata ibu Rukayah juga” ujar Salim dan ketika hendak berlalu meninggalkan tempat tersebut, tiba tiba Bela berdiri dan mengambil belati dari pinggang Salim dan diacungkannya belati tersebut kearah tubuhnya sendiri “Farhan kamu telah meninggalkan aku tapi aku tidak akan pergi jauh darimu” kata Bela sambil menusukkan belati itu tepat kearah jantungnya, seketika itu juga Bella tewas bunuh diri, semua yang hadir disana terkejut melihatnya, Jalalpun sangat terkejut dan marah.

cover JADitenda Salim, Danial mengajak Salim untuk datang dan makan “Bagaimana kamu bisa bahkan berfikir bahwa aku bisa makan makanan, aku telah berjanji pada Farhan bahwa aku akan memberi kekasihnya padanya tapi aku tidak bisa memenuhi janjiku sendiri” kata Salim, “Kamu pasti lelah, itu bukan salahmu, Salim” sela Murad, Qutub juga ikut nimbrung “Jangan hukum dirimu dirimu sendiri, Salim”, “Mereka saling mencintai satu sama lain dan akan bertemu setelah kematian mereka tapi yang paling menyakitkan adalah ayahku harus bertanggujawab untuk semua kejadian ini” kata Salim, “Bukan seperti itu, Salim … jangan sakiti dirimu sendiri, kamu telah berusaha semampumu” bujuk Qutub, sementara itu Haidar yang sedari tadi hanya mendengarkan saja, ikut angkat bicara “Semua orang seharusnya mempunyai seorang teman seperti kamu, Salim” , “Pergilah kalian semua, aku ingin sendirian” pinta Salim, “Sampai kapan kamu akan seperti ini terus, Salim ?” ujar Haidar, “Aku tidak ingin berbicara untuk sementara waktu, kamu boleh pergi” lalu semua pangeran pergi meninggalkan Salim, “Rencanaku akhirnya berhasil sekarang ayah dan anak itu terpisah jauh” bathin Haidar dalam hati

Diruang sidang istana Amer, Jalal sedang mengadili kepala suku Tribal, “Aku selalu menghormati peraturanmu, aku menerima menikah dengan anak perempuanmu demi peraturanmu akan tetapi karena nafsumu kita kehilangan Farhan dan Bela, dosamu sangat besar, sebagai hukumannya semua kekuasaanmu akan kami ambil alih, sekarang peraturan Kerajaan Mughal yang akan berlaku di suku Tribal, seluruh rakyat suku Tribal harus mengikuti semua peraturan kerajaan Mughal” kata Jalal, “Maafkan aku Yang Mulia Raja” pinta kepala suku Tribal, “Kamu akan dihukum, kamu kehilangan anak perempuanmu sendiri karena ketamakanmu dan hukuman ini hanya buat kamu saja !” kata Jalal lagi. Kemudian Jalal meminta pada Bhagwandas “Sekarang kamu yang mengambil alih kekuasaan di suku Tribal” sidangpun dibubarkan.

Semua orang meninggalkan Jalal seorang diri diruang sidang, tak lama kemudian Jodha menghampiri Jalal diruang sidang, Jalal menghampiri Jodha yang sedang berdiri disana. “Aku telah mencoba untuk bicara dengan Salim tapi dia tidak mendengarkan siapapun, dia tidak mau makan, tidak mau bicara, kematian temannya telah membuat hatinya hancur dan dia mengira bahwa kamulah yang bertanggung jawab atas semua ini” kata Jodha “Kenapa kamu tidak mencoba untuk bicara dengannya ?” , “Dia bukan anak anak lagi yang bisa aku hibur sekarang, dia tidak akan mendengarkan, nanti kalau kemarahannya sudah reda, aku pasti akan bicara dengannya, aku akan mencoba menjelaskannya” kata Jalal, “Kenapa kita harus mendapat cobaan terus menerus sebagai orang tua, kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan Salim, meskipun aku telah mencoba untuk melakukan semuanya dengan benar, begitu ada sebuah kejadian pasti membuat Salim jauh dari kita” ujar Jodha sambil menangis, “Kamu jangan khawatir, dia memang keras kepala dan lugu, aku akan bicara dengannya dan membuat semuanya kembali baik” kemudian Jalal memeluk Jodha sesaat kemudian Jalal melepaskan pelukannya “Ada satu pertanyaan yang masih mengganggu pikiranku, aku telah mengambil keputusan untuk menikahkan Farhan dengan Bella, lalu siapa yang membunuh Farhan ? kalau aku mendapatkan jawaban tentang hal ini maka Salim juga akan mendapat jawabannya” kata Jalal sambil merenung dan berfikir keras.

Narator : Dua hari telah berlalu namun Salim masih belum bisa melupakan kesedihannya ditinggal sahabatnya, nampak Salim sedang duduk didalam tendanya, dia teringat masa masa indahnya bersama Farhan sahabatnya, bagaimana dulu ketika dia bertanya ke Farhan tentang kekasihnya, ketika mereka berdua pergi jalan jalan kedalam hutan, ketika dia memanggul jenazah Farhan dibahunya, Salim benar benar terluka akan kematian Farhan sahabatnya.

Ditenda Aram Bano adik bungsu Salim, nampak Aram Bano sedang duduk bersama Mehtab anak Bhaksi Bano yang bisu, saat itu Maan Bai dan Jagat Gosain juga ada disana. “Panggil aku tuan putri !” pinta Aram Bano, “Tuan putri bagaimana keadaan pangeran Salim ?” tanya Maan Bai “Dia saat ini sedang marah, dia tidak mau bertemu dengan siapapun, jika kamu ingin menemuinya, dia pasti akan marah sama kamu juga !” kata Aram Bano “Aku sudah menceritakan semuanya padamu, apakah ada pertanyaan lain ?” , “Tidak ada tuan putri” sela Jagat Gosain “Kami harus pergi sekarang” , “Terima kasih banyak tuan putri Aram Bano” ujar Maan Bai tak berapa lama kemudian Maan Bai dan Jagat Gosain berlalu dari hadapan Aram Bano, sepeninggal mereka berdua Aram Bano mengatakan pada Mehtab saudara sepupunya dengan bahasa isyarat “Mereka itu ingin bertemu Salim tapi aku adalah Aram, aku telah membuat mereka menjauh dari Salim”

Sementara itu ditenda Salim, Murad datang menemui Salim dan secara diam diam menaruh hiasan kepala bergambar burung merak diatas tempat tidurnya, “Salim, aku ingin pinjam peralatan memanahmu boleh ?” , “Ambilah !” , “Kamu tidak ingin ikut berburu ?” , “Tidak aku lagi tidak mood saat ini” kemudian Murad meninggalkan Salim dan berjalan keluar, diluar sudah ada Qutub dan Danial yang sudah menunggunya “Apakah Salim melihat perhiasan itu ?” tanya Qutub, “Aku rasa tidak, kita telah membawa perhiasan yang sama persis yang dipakai gadis itu, kita berharap Salim bisa melihatnya dan mengingat gadis itu supaya pikirannya teralihkan dari kematian Farhan” ujar Murad.

Salim masih terus menahan marahnya “Kenapa aku tidak bisa menyelamatkan Farhan ?” kemudian dia menemukan perhiasan kepala yang bergambar burung merak, diperhatikannya baik baik perhiasan itu kemudian dia teringat pada Anarkali “Aku telah berjanji pada Anarkali bahwa aku akan kembali padanya, dia pasti sangat khawatir, aku tidak bisa memenuhi janjiku pada Farhan tapi aku akan memenuhi janjiku pada Anarkali” kata Salim

Dilain tempat dirumah Anarkali, “Dua hari telah berlalu tapi kabar dari Qutub tidak datang juga sampai kesini, aku harap dia baik baik saja” tepat pada saat itu ibunya Anarkali, Zil Bahar kedatangan tamu rupanya mereka ingin meminang Anarkali sebagai menantu mereka, mereka mengatakan bahwa mereka akan melangsungkan pernikahan untuk Anarkali dan anak laki laki mereka secara mewah dan besar besaran, Zil Bahar menerima lamaran tersebut dan menyuruh tamu tamunya untuk mencicipi makanan yang tersedia, tak berapa lama kemudian merekapun berlalu meninggalkan Zil Bahar. Sepeninggal tamu Zil Bahar, Anarkali keluar rumah menemui ibunya “Siapa mereka, ibu ?” ,”Mereka baru saja melamar kamu untuk menjadi menantu mereka , calon suamimu bekerja di istana kerajaan, dia orang yang baik dan ibu sudah menyetujuinya” kata Zil Bahar, “Kenapa ibu tidak bertanya dulu padaku, aku tidak mau menikah ! aku akan mencari calon suamiku sendiri” , “Bukankah kamu tahu kalau keadaan ekonomi kita ini sangat miskin, ayahmu tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dari mana kami bisa melangsungkan pernikahanmu, mereka itu sudah siap untuk menyelenggarakan pesta pernikahanmu dengan biaya yang cukup mahal” ujar Zil Bahar, “Tapi itu bukan berarti aku bisa berkompromi dengan hidupku, aku akan mendapatkannya !” kata Anarkali, “Seorang gadis tidak memilih calon suaminya !” ujar Zil Bahar, “Aku kan memilih, ibu !” , “Kita belum membayar sewa untuk rumah ini, bagaimana kita akan melindungi rumah kita” , “Aku akan bekerja, ibu” ujar Anarkali, “Baiklah, kamu harus menjadi penari, ibu telah melihat bakat dalam dirimu” kata Zil Bahar, “Ibu tahu kan, kalau aku nggak mencari uang dengan menari, kita akan menemukan cara yang lain” ujar Anarkali.

Diistana Amer, Jodha sedang ngobrol dengan Salima “Salim kelihatannya masih sedih, Ratu Salima … dia bahkan tidak mau makan apapun sejak dua hari yang lalu dan tidak pernah keluar dari tendanya” tepat pada saat itu Salim keluar dari tendanya “Murad, rencana kamu berhasil !” kata Danial begitu melihat Salim keluar dari tendanya, Qutub segera menghampiri Salim “Kamu mau kemana, Salim ?” , “Aku mau pergi menemui Anarkali, aku sudah berjanji padanya bahwa aku akan menemuinya, dia pasti sudah menunggu aku, aku telah menyadari cintaku padanya, aku akan mengatakan yang sebenarnya ke dia sekarang, aku akan mengatakan padanya bahwa aku ini adalah Salim bukan Qutub, nanti kita lihat apa yang akan dia putuskan, aku akan menyetujuinya” kata Salim, “Lakukan yang terbaik, Salim !” ujar Qutub .. Sinopsis Jodha Akbar episode 420

Bagikan :
Back To Top