Sinopsis Jodha Akbar episode 115 by Jonathan Bay. Ruqaiya mondar mandir di kamarnya menunggu kedatangan Jodha. Dengan tak sabar, Ruq bertanya pada Hoshiyar, "Hoshiyar, kau sudah beritahu Ratu Jodha, kalau aku ingin bertemu dengannya?" Hoshiyar dengan berbelit-belit menjawab kalau sebagai pelayan dia akan mematuhi majikannya, tentu saja dia sudah memberitahu ratu Jodha. Ruq bertanya, "lalu kenapa dia belum kesini?" Belum juga Hoshiyar menjawab pertanyaan Ruq, Jodha sudah datang. Hoshiyar segera pergi meninggalkan keduanya setelah memberi salam. Jodha menapa Ruq, "salam ratu Ruqaiya, kau ingin bertemu aku?" Ruq menjawab, "ya ratu jodha. Silahkan duduk. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu."
Jodha dan Ruq duduk berhadapan. Jodha bertanya , "ada apa?" Ruq secara lamgsung dan gamblang bertanya apakah Jodha ada perasaan terhadap jalal? Jodha menatap Ruq dengan tatapan tak mengerti dan meminta dia menjelaskan maksud dari pertanyaannya. Ruq tersenyum dan berkata, "baiklah. Aku akan terus terang. Sekarang semua orang tahu kalau kau tidak mengandung anak Jalal. Apakah kau menyesal karena tidak akan melahirkan anaknya? Jalal berlinangan air mata saat bicara dengan rakyatnya. Aku melihatmu menatapnya terus menerus. Aku merasa kalau kau juga merasakan penderitaan nya. Apakah kau mulai jatuh cinta pada Jalal setelah menghabiskan banyak waktu bersamanya? Apakah kau menyesal karena jalal tidak menyentuhmu pada malam itu?"
Jodha menarik nafas dan menghembuskannya dengan cepat sembari berkata, "sepertinya kau punya banyak pertanyaan, Ratu Ruqaiya. Aku senang karena yang mulia melindungi kehormatanku. Dia menepati janjinya. Ya, aku sangat tersentuh saat dia bicara pada rakyatnya dengan berlinangan air mata. Karena sekarang aku tidak marah atau membencinya. Dia telah memastikan kalau aku tidak di hina di depan semua orang. Aku bersyukur atas semua yang dia lakukan untukku. Tapi jangan salah artikan rasa terima kasihku padanya sebagai cinta. Dan aku senang dia dekat denganmu bukan denganku. Karena dia adalah teman baikmu." Ruqaiya tersenyum mendegarnya dan berkata, "bagus. Aku senang mendengarnya. Ku pikir kau jatuh cinta pada Jalal. ~tersenyum jengah dan tertunduk~ Aku tidak keberatan Jalal menghabiskan waktu bersama wanita lain selain aku, tapi aku tidak akan terima kalau Jalal lebih mencintai wanita lain selain aku." Jodha dengan tatapan menerawang berkata, "ada perbedaaan antara mencintai seseorang dan menghabiskan waktu denganya. Ratu Ruqaiya, kau telah bertanya banyak padaku, sekarang aku ingin bertanya satu hal padamu. Katakan, apakah kau sungguh mencintai yang mulia?" Ruq dengan ketus bertanya, "pertanyaan macam apa itu?" Jodha menjawab kalau itu hanyalah sebuah pertanyaan, "katakan padaku, apakah kau mencintai yang mulia?" Ruq dengan cepat menajwab, "karena itulah aku menjadi istrinya dan tak seorangpun bisa merebut posisiku." Jodha menggeleng dan berkata, "itu bukan jawaban dari pertanyaanku. Jawablah pertanyaanku, apakah kau sungguh mencintai yang mulia?" Ruq menjawab, "dia dalah teman masa kecilku."
Jodha tertawa kecil dan berkata, "tidak. jangan jawab sebagai istri atau teman masa kecilnya. Jawablah sebagai seorang wanita, apakah kau mencintai yang mulia? Apakah kau akan tetap mencintainya jika dia tidak lagi menjadi kaisar? Apakah kau akan mencintai dia kalau kau bukan istri atau temannya? Apakah kau akan mencintai dia jika dia bukan kaisar atau kau mencintainya karena dia kaisar?" Ruq dengan marah berdiri dari duduknya dan berkata, "cukup! Aku sudah cukup mendengarmu Ratu Jodha. Aku tak mau dengar lagi. Bukan urusanmu apakah aku mencintai Jalal atau tidak. Kau tidak punya hak untuk mengetahui mengapa aku mencintainya, sejak kapan aku mencintainya, dengan alasan apa aku mencintainya atau berapa besar cintaku padanya. Aku tidak akan mengatakanya padamu dan tidak merasa perlu memberitahumu. kau boleh pergi sekarang." Jodha segera berdiri dan berkata, "kau yang memanggilku kesini dan kau yang memintaku pergi. Tak apa, aku akan pergi. Tapi sebelum pergi aku ingin katakan sesuatu. Ada perbedaan antara mendapatkan seseorang dan mencintai seseorang, Ratu Ruqaiya." Ruqaiya tersenyum dan berkata, "tentu. Itu juga berlaku untuk hubunganmu dengan Jalal." Jdoha tersenyum dan berkata, "jangan mengkhawatirkan aku. Kau mencintai kaisar atau tidak? Kau tak bisa menjawab pertanyaanku. Tapi apa kau bisa menjawabnya untuk dirimu sendiri? Apakah kau mencintai yang mulia ataukah kau mencintai statusmu sebagai istri yang mulia?" Ruq tak bisa menjawab pertanyaan Jodha. Dia hanya terdiam. Ruq dan Jodha berpandangan. tanpa berkata apa-apa Jodha kemudian meninggalkan Ruq.
Sinopsis Jodha Akbar episode 115. Tasneem sedang bermain di halaman istana dengan anak-anak pelayan sebayanya ketika ibunya datang dan memarahi dia. Adham kebetulan lewat di situ. Ibunya menyuruh tasnem untuk kembali bekerja. Tasnem berkata kalau orang-orang di istana sangat baik dan tidak menegurnya. Ibunya berkata apakah tasnem menunggu di tegur baru bekerja? Adham turun tangan dan menyuruh si ibu membiarkan Tasneem bermain karena dia terlalu muda untuk bekerja. Ibunya menurut dan hanya berpesan kalau selesai bermain kembali ke dapur. Lalu si ibu pergi. Adham juga menyuruh teman-teman tasnem melanjutkan pekerjaan mereka. Tinggal tasnem dan adham berdua. Moti melihat mereka berduaan. Adham bertanya pada tasnem kenapa dia tidak memakai gelang atau kalung? Apakah dia tidak suka berdandan? Tasnem berkata kalau dirinya hanya pelayan dan tidak mampu membeli perhiasan. Adham mengajak tasnem kekamarnya, dia ada tugas untuk tasnem. Adham melangkah pergi, tasnem mengikutinya. Moti melihatnya dan terpikir sesuatu.
Jodha sedang melakukan arti tanaman tulsi. Moti menghampirinya sambil membawa keranjang berisi bunga. Tapi moti sama sekali tidak melihat Jodha, dia sedang mengawasi adham dan Tasnem. Jodha mengambil keranjang dari tangan moti dan melihat gelagatnya, Jodha turut melihat kearah yang di pandang moti dan bertanya, "apa yang kau lihat, Moti?" Moti memberitahu Jodha kalau Adham pria yang tidak tahu malu, "dia berusaha membujuk anak itu untuk kekamarnya." Jodha menyahut, "kau pasti salah paham." Moti berkata, "tidak. AKu pernah mengalami ini, jadi aku tahu niatnya. Bagi dia, wanita taklebih dari sekedar barang. Dia pria bejat. Lihatlah itu...." Jodha mendengarkan apa yang di katakan moti sembari berpikir, tapi tidak mengeluarkan komentar apa-apa. Jodha mengambil piring arti dan mengembalikan keranjang bunga pada Moti, lalu melangkah pergi. Moti dan para pelayan mengikutinya.
Jodha sedang berjongkok sambil memberi makan merpati. Tak jauh darinya, Rahim sedang mencoba menerbangkan layang-layang. Jalal datang dan bertanya, "kenapa tidak kau terbangkan layang-layang mu, kanekhana?" Rahim menjawab kalau dia tidak bisa menerbangkannya karena tidak cukup angin. Jalal memberitahu Rahim kalau menerbangkan layangan saat tidak ada angin adalah sebuah tantangan. Jalal mengambil layang-layang dari tangan Rahim dan menerbangkannya dengan mudah meski tak ada angin. Jodha melihatnya dan tersenyum. Moti jongkok di samping Jodha dan berkata, "sekarang aku tahu rahasia kekuatan yang mulia sebagai kaisar. Seseorang yang bisa menerbangkan layangan saat tak ada angin mampu melakukan apa saja, seperti melindungi kerajaanya." Jodha tersenyum mendengarnya.
Jalal menyerahkan benang layangan yang sudah terbang tinggi ke angkasa pada Rahim lalu melangkah pergi. Rahim tidak tahu caranya bermain layangan, sehingga begitu benang layangan di pegang olehnya, layangan tidak lagi terbang dengan sempurna. Bahkan terlihat kalau layang-layang menukik jatuh. Melihat itu Jodha segera berlari ke arah Rahim dan membantunya menarik-ulur benang layangan hingga lanyang-layang terbang dengan sempurna lagi. Jalal yang berada tak jauh dari tempat itu tersenyum melihatnya. Jodha memberikan benang layang-layang pada Rahim dan berkata, "pelan-pelan rahim. Saat kau menerbangkan layangan dan memegang benangnya, matamu harus selalu fokus ke layangan, mengerti?" Jodha memberikan benang layang-layang kembali pada Rahim. Jalal mendekati Jodha, dan berkata, "sangat bagus, ratu Jodha. Aku terkesan, kau memahami arti tantangan. Aku dengar kau suka memberi makan burung." Jodha bertanya kenapa Jalal mengatakan itu? Jalal berkata, "alasannya adalah...aku ingin tahu, kenapa kau meninggalkan burung-burung itu demi aku? Apa kau lebih suka bersamaku atau ingin bicara denganku? Apa alasanmu mendekati aku?" Jodha menatap Jalal dengan tatapan tak percaya, "kau salah sangka. Kenapa aku butuh alasan untuk bicara denganmu? lagipula aku adalah istrimu." Jalal kemudian bertanya apa yang ingin di bicarakan Jodha? Jodha berpikir dan menyusun kata-kata, lalu dengan lembut dia berkata, "aku ingin bicara mengenai Bakshi Bano." Jalal langsung mengangkat tangannya, "hentikan, Ratu Jodha. Bakhsi bano adalah tersangka. Aku perintahkan kau untuk menghukum dia, dan aku juga sudah menghukum dia. Keadilan sudah di tegakkan. Jangan tabur garam di lukaku dengan mengingatkan aku peristiwa itu." Jodha menyahut, "yang mulia, aku hanya ingin katakan...." Jalal memotong kata-kata Jodha, "ratu Jodha, masalah ini tidak akan di bahas lagi. Berhentilah memikirkan Bakshi bano." Setelah berkata begitu, jalal bergegas pergi. Rahim memanggil Jodha karena layangannya turun. Jodha segera membatu Rahim menaikkan layang-layang itu lagi. Jalal menghentikan langkahnya dan menoleh. Jodha menarik-ulur benang layangan sambil melirik Jalal yang juga sedang manatapnya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 115. Javeda berdiri di depan cermin sambil memuji dirinya sendiri yang menurutnya terlihat sangat cantik dan merasa semua perhiasan cocok di tubuhnya. Tasnem masuk dan memberi salam. Javeda bertanya kenapa dia datang ke kamarnya. Tasnem berkata kalau komandan adham yang menyuruhnya datang. Javeda menanyakan penampilannya pada Tasnem. Tasnem menjawab kalau dia cantik sekali. Javeda sangat senang dan memuji kulitnya yang putih di bandingkan kulit Adham yang agak hitam karena turunan maham. Adham datang, javeda mengenalkan suaminya pada Tasnem. Adham memberikan seutas kalung pada Tasnem yang menerimanya dengan senang hati. Tasneem mengucapkan terima kasih dan berkata kalau Adham dan javeda sangat baik sekali. Adham mengatakan kalau tasnem bisa datang ke kamarnya kapan saja dan jangan ragu untuk memberitahu dia kalau butuh sesuatu. Javeda memuji adham karena sangat baik pada semua orang. Javeda berkata kalau mereka berdua punya anak, pasti seusia pelayan itu. Adham berkata kalau dirinya tidak begitu tua sampai punya anak sebesar itu, karena gadis pelayan itu sudah dewa. Javeda membantahnya dengan mengatakan kalau gadis itu masih kecil. Adham menyuruhnya melupakan gadis itu. Javeda lagi-lagi memuji adham sangat tinggi dan merasa bangga karena punya suami seperti dia yang perhatian dan baik hati. Adham tersenyum licik.
Hamida sedang mengadakan pertemuan dengan para ratu dan maham membahas tentang ulang tahun Jalal. Hamida ingin mengadakan perayaan secara besar-besaran sehingga jalal bisa melupakan kesedihannya. Hamida memberi tugas pada Ruqaiya untuk mempersiapkan pesta ulang tahun Jalal semeriah tahun-tahun yang lalu. Semua orang setuju untuk mengadakan pesta yang semeriah tahun-tahun sebelumnya bahkan kalau bisa lebih meriah. Hamida berkata kalau semua akan sama seperti yang tahun-tahun-lala, yang membuatnya berbeda hanyalah bahwa tahun ini bakshi bano tidak akan hadir. Gulbadan Begum keberatan kalau bakshi tidak datang. Tapi Maham setuju dengan hamida kalau Bakshi bano sebaiknya tidak datang, karena dapat membuat Jalal marah. Hamida berkata kalau semua harus sesuai dengan yang dia perintahkan.
Maham sedang istirahat dan di pijat Resham ketika javeda datang tergopoh-gopoh menemuinya. javeda berkata kalau dirinya sangat bahagia hari ini. Maham berkata dengan ketus kalau dirinya sedang tidak ingin bicara dengan Javeda. javeda berkata kalau Maham pasti akan senang mendengar kabar yang dibawanya. Maham bertanya ada apa? javeda menceritakan betapa baiknya adham pada seorang gadis pelayan sampai memberikan kalungnya yang sangat mahal. Javeda berpikir kalau adham melakukannya karena dia ingin punya anak, gadis itu sangat cantik seperti dirinya. Maham berpikir keras dan memcurigai niat adham membantu gadis pelayan itu.
Sharifudin sedang berada di tenda bersama rekannya. Mereka membicarakan rencana sharif yang gagal dalam upaya memisahkan Jodha dan Jalal. Rekannya bertanya kenapa Sharif melakukan itu? Sharif dengan marah berkata kalau rekannya itu tidak tahu apa yang sudah di ingkari Jalal. Jalal pernah berjanji akan menghadiahkan Amer dan putri Jodha padanya. Tapi dia malah menikahi Jodha untuk dirinya sendiri dan memberikan adiknya yang janda padanya. Karena itu dia ingin memisahkan Jodha dari jalal. Tapi rencananya gagal. Kini dia bukan hanya tidak mendapatkan Jodha tapi juga kehilangan posisinya sebagai komandan pasukan Mughal. Rekannya bertanya apakah Sharif tidak akan kembali ke Agra? Sharif berkata kalau dia akan menunggu suasana tenang dulu.....Sinopsis Jodha Akbar episode 116