loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 507 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 507 by Sally Diandra. Laboni bertanya pada ibunya, Dammu “Ibu, kenapa kamu menatap matahari ?”, “Ini adalah malam poonam, Laboni ! Perasaan akan bermekaran dan semua yang kamu inginkan akan menjadi kenyataan” ujar Dammu, Laboni merasa senang begitu mendengar ucapan ibunya, dirinya membayangkan Jalal akan jatuh dalam pelukannya sambil memlintir mlintir rambut ikalnya.

Saat itu Jalal sedang bermain kuda kudaan dengan anak bungsunya Aram Bano yang duduk dipunggungnya diatas tempat tidur, Jalal merangkak berputar putar dan berperilaku seperti kuda, Jodha yang duduk disana merasa senang melihat kebersamaan suami dan anaknya “Tuan puteri, kudanya sudah lelah” ujar Jalal “Hey kuda, tuan putri kita masih ingin berjalan jalan lebih lama lagi” ujar Jodha sambil tertawa senang “Ibu datang tepat pada waktunya” ujar Aram Bano “Tidak ada kuda yang bisa menanggung beban yang sangat berat” Jalal merasa kewalahan karena harus menjadi kuda untuk anak kesayangannya itu

JA logo 100Sementara itu, Dammu mulai melancarkan sihirnya disebuah ruangan tersembunyi, Dammu sudah siap memulai mantra mantranya dengan lingkaran tengkorak manusia yang sudah dibuatnya dan menyalakan api ditengah lingkaran sambil memegang tubuh boneka yang merupakan perwujudan tubuh Jalal agar bisa dikendalikannya dari jarak jauh, Laboni menanti sihir ibunya bekerja dengan perasaan senang “Kamu harus mengucapkan mantra ini ditelinga Jalal” Dammu mulai menarik rambut si boneka

Dikamar Jalal, Jalal masih asyik bermain kuda kudaan dengan Aram Bano, sambil kadang kadang meringkik seperti kuda, membuat Jodha jadi panik karena takut Aram Bano jatuh, kemudian Jodha mendekati Aram Bano dan Jalal, sambil memegangi Aram Bano, Jodha meminta Jalal terus berputar putar ditempat tidur untuk membawa Aram Bano berkeliling, tiba tiba Jalal berkata “Tuan puteri, jangan tarik rambutku” Jalal merasa rambutnya ditarik oleh Aram Bano, padahal Aram Bano tidak menarik rambut Jalal “Aku tidak menariknya, ayah” kata Aram Bano kemudian Dammu mulai membacakan mantranya pada boneka tersebut, tiba tiba Jalal seperti orang bingung, seperti ada yang menyuruhnya berdiri dan pergi dari kamar itu, Jalalpun berdiri hingga Aram Bano terjatuh, namun Jalal tidak peduli, Jodha kaget “Aram Bano, kamu baik baik saja ?” Jodha membantunya bangun, Jalal mulai berjalan keluar ruangan, Dammu bisa merasakan kalau sihirnya telah bekerja dan berkata ke Laboni “Dia akan datang padamu, Laboni ... kamu harus mengucapkan mantra ditelinga Jalal” Laboni sangat senang karena akhirnya mantra ibunya bekerja.

Laboni bersiap siap menyambut kedatangan Jalal dikamarnya sendiri, Laboni berdandan sambil mengenakan gelang tangan dan gelang kakinya, Laboni menunggu kedatangan Jalal kekamarnya, saat itu Jalal sedang berjalan dengan tatapan mata yang kosong dan bingung, ketika melewati kamar Laboni, Jalal merasa kalau dirinya harus masuk ke kamar tersebut menemui Laboni “Datanglah” ujar Laboni, Jalal memasuki kamar Laboni dan Laboni menyambutnya dipintu kamar, Jalal sedikit terkejut ketika bertemu dengan Laboni, namun dirinya tidak bisa berbuat apa apa, Laboni mengajaknya masuk ke kamar, Jalal menurut kemudian Laboni menutup tirai pintu kamarnya dan mendekati Jalal, mengajaknya duduk diatas tempat tidur “Mari kita mainkan sebuah permainan, Yang Mulia Raja” dalam hati Laboni berkata “Ibu menyuruh aku membaca sebuah mantra” Laboni kemudian mendekat kearah telinga Jalal dan meniupkan mulutnya ditelinga Jalal sambil membacakan mantra “Apa yang kamu lakukan ?” tiba tiba Jalal terkejut dengan tingkah Laboni dan berusaha menjauh “Ada debu di telingamu, aku hanya mau meniupnya” Laboni kembali meniup telinga Jalal, tiba tiba Jalal berdiri dan pergi meninggalkan Laboni, Laboni kesal ditinggal begitu saja oleh Jalal, belum sampai didepan pintu, kembali Laboni membacakan mantra ke Jalal, sejenak Jalal berhenti melangkah kemudian menoleh kearah Laboni dan berbalik kembali kearah Laboni, Laboni senang ketika Jalal kembali menuruti keinginannya, Jalal duduk dikursi berhadap hadapan dengan Laboni, kemudian mereka memainkan sebuah permainan halma.

Tak lama kemudian Jalal kembali ke tempat Jodha, Jodha bingung dengan sikap Jalal dan bertanya “Yang Mulia, dari mana saja kamu ? Aku mencoba mencari kamu kemana mana”, “Aku akan pergi kemanapun aku inginkan !” ujar Jalal sambil melotot dan mengacung acungkan jarinya, rupanya Jalal mengikuti ucapan Laboni, apapun yang Laboni ucapkan pada boneka yang berada ditangannya itu, Jalal mengulanginya “Aku akan melakukan apa yang ingin aku lakukan, menjauhlah dari langkahku !” ujar Jalal sambil berlalu meninggalkan Jodha, Jodha bingung setengah mati dengan perilaku suaminya yang aneh

Keesokan harinya, Jodha sedang melakukan ritual puja didepan pohon Tulsi dan teringat tingkah laku Jalal yang aneh semalam “Apa yang terjadi pada Yang Mulia tadi malam ? Ya Khanaa lindungilah kami ... aku harus memberinya aarti” Jodha beranjak dari tempat tersebut dan dilihatnya dihalaman ada Maan Sigh dan Rahim sedang berlatih bermain pedang, mereka berdua langsung menyapa Jodha ketika Jodha mendekat kearah mereka dan bertanya “Dimana Yang Mulia ?”, “Yang Mulia tidak datang untuk berlatih pedang, mungkin masih tidur” ujar Rahim, Jodha kaget dan bingung “Apa ? Masih tidur ?”, “Iya, mungkin dia kelelahan” ujar Maan Sigh

Jodha segera memasuki kamar Jalal dan duduk disampingnya bersama dengan nampan aarti yang dibawanya, Jodha melakukan ritual aarti untuk Jalal dan memegang dahi Jalal yang masih tertidur dengan gelisah.

Dilain pihak Dammu keheranan ketika melihat boneka perwujudan Jalal berhenti berputar dan diam tidak bergerak “Kenapa tiba tiba bonekanya diam tidak bergerak ? Seseorang pasti mengganggu sihirku” ujar Dammu marah

Jodha memegang kepala Jalal dan berkata “Yang Mulia ...” Jalal tiba tiba terbangun dan terkejut “Yaaa Tuhan, ternyata kamu ... hari ini akan menjadi lebih baik dengan melihat wajahmu, kepalaku sakit sekali” ujar Jalal “Semalam kamu berbicara dengan kata kata yang aneh, Yang Mulia”, “Apa yang aku katakan ?” Jalal kaget dan bingung, Jalal tidak menyadari apa yang diucapkannya semalam “Kamu mengatakan hal hal yang konyol dan kamu membuat Aram Bano terjatuh, kemana kamu pergi semalam ?” Jalal terperangah “Aku tidak ingat kemana aku pergi ? Aku hanya ingat kalau aku sedang bermain kuda kudaan dengan Aram Bano, mungkin aku pergi ke Dewan - E - Khaas” Jalal bingung, Jodha juga tambah bingung “Aku pikir aku seharusnya berlatih pedang”, “Waktu untuk latihannya sudah habis, Yang Mulia ... kamu bangun kesiangan” ujar Jodha “Kalau begitu aku pikir aku seharusnya mandi sekarang”, “Mungkin kamu mabuk, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres ?” ujar Jodha

Siang itu Moti sedang mengatur para pelayan yang sedang memasak untuk menyambut kedatangan Bhagwandas, kakak Jodha. Moti menawari Jodha makanan “Coba kamu cicipi makanan ini, Jodha”, “Aku lagi nggak selera untuk makan, Moti ... aku akan mencicipinya nanti” ujar Jodha sambil duduk memantau para pelayan namun pikirannya entah kemana, Jodha masih memikirkan apa yang terjadi pada Jalal semalam, saat itu Laboni berjalan kearah mereka, Laboni menemui Jodha “Duduklah disini Leela” Laboni duduk didekat Jodha dan melihat ada makanan di meja “Aku suka makanan ini, boleh aku mencicipinya ?” tanya Laboni sambil mengambil makanan itu “Yaa ambillah”, “Hmmm .... rasanya sangat enak sekali” kata Laboni, Jodha hanya tersenyum sambil merenung kembali, Laboni tersenyum sinis melirik ke arah Jodha

Sementara itu Jalal sedang mandi dikamar mandi bersama pelayannya, Dammu kembali melakukan sihirnya dengan mantra mantra ke boneka jelmaan Jalal, Jalal kembali merasakan kepalanya sakit dan mendengar suara suara aneh kemudian Jalal bangun dari bak kamar mandi, pelayan segera memberikan handuk ke Jalal, Jalal menutupi tubuhnya dengan pandangan yang bingung kembali. Sinopsis Jodha Akbar episode 508 by Sally Diandra.

Bagikan :
Back To Top