Sinopsis Jodha Akbar episode 431 by Sally Diandra. Tansen mencoba mengajari Jalal berlajar menyanyi, saat itu mereka berdua ada disebuah ruangan “Yang Mulia, dalam bermusic itu ada beberapa kategori”, “Jika kamu mengajari aku dengan cara ini maka aku akan belajar bertahun tahun, Tansen ... biarkan aku menyanyi tanpa belajar lebih jauh seperti itu” Jalal mulai belajar menyanyi tapi suaranya sangat jelek, saat itu Jodha menemui Jalal dan tersenyum geli mendengarkan suara Jalal, Jalal langsung menghentikan nyanyiannya begitu melihat Jodha “Mengapa kamu berhenti, Yang Mulia ?”, “Aku telah belajar sangat cepat, Ratu Jodha ... betulkan Tansen ?” Jalal meminta dukungan ke Tansen didepan Jodha, Tansen mengangguk dengan tatapan yang bingung “Kamu akan belajar hal ini dimana Tansen telah mempelajarinya selama beberapa tahun, Yang Mulia ... caramu mencampurkan kategori dalam bermusik antara yang satu dengan yang lainnya ini adalah hal yang terpuji, kamu tahu kamu itu murid yang hebat ! Para guru pasti akan sangat bangga sepanjang hidupnya bila memiliki murid seperti kamu, bukan begitu Tansen ?” Tansen menampakkan muka cemberut, Jalal yang semula mengucapkan terima kasih ke Jodha kemudian menyadari bahwa istrinya ini ternyata hanya mengejeknya, sementara Tansen yang canggung didepan mereka berdua memilih pergi meninggalkan mereka setelah berpamitan. Sepeninggal Tansen, Jodha mendekati Jalal “Apakah kamu marah, Yang Mulia ? Aku minta maaf” Jodha mencoba untuk membujuk Jalal dengan menjewer teilnganya sebagai pertanda maaf “Tidak usah meminta maaf padaku, tertawai aku saja, kamu tahu kan kalau aku tidak bisa menyanyi tapi kamu memaksa aku untuk melakukannya dan ketika aku mencoba untuk belajar menyanyi, kamu malah mengejekku !” Jalal mulai merajuk ke Jodha “Kamu menyanyi sangat bagus tadi, tapi hal yang paling hebat adalah usahamu ini, aku yakin kamu pasti akan menyanyi sangat indah pada pesta perayaan nanti” Jodha mencoba membujuk Jalal “Lalu mengapa tadi kamu mengolok olok aku ?”, “Kamu sendiri juga suka sekali menggodaku setiap saat, kamu kelihatan sangat lucu ketika kamu sedang marah dan lebih lucu lagi ketika kamu tersenyum malu malu” Jalal akhirnya tersenyum “Kamu telah meminta sebuah hadiah yang sangat sulit, Ratu Jodha .... tapi karena kamu yang meminta maka aku akan memberikannya” Jalal kemudian memeluk Jodha, Jodha tersenyum senang
Ditempat prostitusi, Salim dan Haidar mengunjungi tempat tersebut, mereka ingin menikmati tarian para penari, sang germopun menyambut mereka. Haidar dan Salim kemudian duduk disofa yang sudah tersedia disana “Nyonya, tunjukkan pada kami sesuatu yang berbeda” pinta Haidar “Gadis gadis yang paling cantik akan segera datang kesini, tuan” ujar sang germo, tak lama kemudian gadis gadis itu datang dan mulai menari dan bernyanyi didepan Salim dan Haidar, Salim memandangi tarian mereka sambil menikmati minuman anggurnya dan teringat ketika Nadira menari dengan gelang gelang kakinya, lagu Rabba is pyar mein pun mulai terdengar, Salim tiba tiba marah karena dia teringat pada kenangannya bersama Anarkali, Salim segera menenggak minumannya dan memegang salah satu gadis yang berdiri dihadapannya “Siapapun yang akan anda pilih, dia akan menjadi milik anda, pangeran, Salim kemudian bangun tanpa melihat kearah gadis itu dan berkata “Aku hanya suka dengan gadis ini saja !” kemudian Salim berlalu meninggalkan mereka, tak lama kemudian Haidar juga akan memilih salah seorang gadis yang akan menemaninya malam itu, Haidar akan memilih salah satu gadis dan pergi dari sana kemudian masuk ke sebuah kamar khusus, namun tiba tiba Haidar tegang ketika sang germo menyuruh anak buahnya itu untuk maju menghadap ke Haidar agar Haidar bisa memilih, Haidar semakin tegang “Aku tidak butuh mereka ! Pergilah dari sini !” ujar Haidar sengit “Bukankah kami ini cantik cantik, pangeran ? Atau mungkin kami ini kurang cantik untuk kamu ?” para gadis itu mulai menggoda Haidar, sedangkan salah satu gadis berujar “Sepertinya dia ini malu malu”, “Bukan seperti itu” ujar Haidar sambil menggandeng salah satu gadis didepannya itu dan pergi ke kamar khusus.
Diistana kerajaan Mughal, Jodha dan Birbal sedang ngobrol bersama “Ratu Jodha, aku yakin Tansen akan lupa caranya bernyanyi ketika dia sedang mengajari Yang Mulia untuk belajar bernyanyi” Jodha tertawa terpingkal pingkal mendengar ucapan Birbal “Harapan seorang istri adalah perintah bagi suaminya, keinginanmu adalah membuat keduanya Tansen dan Yang Mulia tegang” Jodha masih terus tertawa terpingkal pingkal, Jalal yang saat itu berada tidak jauh dari ruangan tersebut, merasa heran dengan tawa Jodha yang begitu lepas, Jalal datang menemuinya “Apa yang terjadi disini ? nah, Birbal ... katakan pada Ratu Jodha, seberapa besar aku telah bekerja keras” Jodha tersenyum “Para istri juga telah bekerja keras, Yang Mulia ... seorang suami hanya berharap cinta dan kepercayaan dari istrinya, saya tidak ingin mengganggu anda berdua, Yang Mulia” ujar Birbal kemudian pergi meninggalkan mereka berdua “Birbal benar, Yang Mulia ... seorang suami hanya membutuhkan cinta dan respek dari istrinya” ujar Jodha sambil mendekati Jalal “Dia salah, Ratu Jodha, jika pada kasus itu maka aku akan berharap cinta dari semua istriku akan tetapi aku hanya berharap mendapatkan cinta hanya dari kamu seorang” Jodha tersipu malu, kemudian Jalal memegang tangan Jodha dan duduk dilantai santai berdua, mereka ngobrol dan menikmati kebersamaan mereka berdua satu sama lain, lagu in ankhoon mein terdengar merdu.
Haidar membawa gadis yang dibawanya tadi itu kedalam sebuah kamar, Haidar mulai gelisah, si gadis memegang tangan Haidar dan menyuruhnya untuk duduk ditepi ranjang, si gadis berusaha untuk melakukan adegan romantis bersama Haidar dan berkata “Aku adalah pelayanmu bukan seekor ular yang hendak menggigit, aku akan menemanimu malam ini, aku ingin selalu berada dalam pelukkanmu, aku sangat menyukaimu, apakah kamu juga menyukai aku ?” Haidar berkeringat dingin dan berkata “Aku suka padamu” si gadis itu memeluk Haidar erat “Biarkan aku melayanimu, pangeran” Haidar berusaha menghindar dari gadis itu “Aku baik baik saja” ujar Haidar kemudian meninggalkan tempat tersebut. Tak berapa lama kemudian Haidar tiba disebuah hutan, badannya menggigil dan gelisah, Haidar berteriak dan badannya mengeluarkan keringat yang sangat banyak, Haidar memegang sebuah cambuk ditangannya, kemudian dilepasnya baju yang dikenakannya, punggungnya penuh dengan luka luka bekas cambukan, tiba tiba Haidar memulai memukuli tubuhnya dengan cambuk tersebut dan teringat ketika gadis penari itu mendekati dirinya dan mengajaknya untuk melakukan adegan romantis, tubuhnya mulai berdarah bekas kena cambukan tersebut.
Jodha sedang memberikan sebuah pekerjaan ke Zakira, pelayan setianya, tepat pada saat itu Danial datang menghampirinya dan berkata “Aku kira Salim marah padaku, aku hanya bertanya padanya apakah kita akan mengundang gadis dari Amer yang dia sukai itu tapi kemudian dia marah” Danial mencoba curhat ke Jodha “Aku tahu mengapa dia marah, yang dia inginkan itu Maan Bai yang datang kesini tapi dia tidak mengatakannya didepan semua orang” bathin Jodha dalam hati “Ketika Salim pulang nanti, ibu akan memberikan pelajaran padanya, kenapa dia marah padamu dan jangan khawatir gadis itu akan datang beserta seluruh keluarganya” saat itu Maan Bai, Bhagwandas dan seluruh anggota keluarga kerajaan Amer datang ke Agra “Waah bagus itu kalau Anarkali bisa datang dan aku juga sangat bahagia karena Maan Baik juga datang” bathin Danial dalam hati, kemudian Jodha meninggalkan Danial sendirian “Aku sangat bahagia akhirnya kamu datang juga Maan Bai, kemarin waktu di Amer aku tidak bisa menemuimu tapi sekarang aku akan menghabiskan banyak waktu bersamamu disini di Agra, aku tidak tahu bagaimana reaksi Salim begitu mengetahui kalau Anarkali juga datang kesini” bathin Danial dalam hati
Dirumah bordil (tempat prostitusi), dikamar yang disewa Salim, gadis yang bersama Salim mencoba mendekati Salim dan memeluk tubuhnya, Salim juga balas memeluk tubuh gadis itu, Salim mencium pipinya “Aku selalu ingin bertemu dengan seorang putra mahkota dan lihat kamu ada disini sekarang bersamaku, aku mencintai kamu, pangeran” ujar si gadis dengan mesra namun Salim langsung mendorongnya kebelakang dan berkata “Cinta ? Aku tidak mempunyai tempat untuk cinta dalam hidupku ! Aku kesini bukan untuk cinta, cinta tidaka ada didunia ini !” Salim terlihat marah ketika si gadis menyebut soal cinta didepannya “Baiklah, tapi bagaimanapun juga tanpa cinta dirimu akan menderita dan aku tidak akan mengubah penderitaanmu menjadi kebahagiaan” Salim menatap ke wajah gadis itu dan tiba tiba dirinya terkejut karena dalam bayangannya saat ini Anarkalilah yang ada didepannya, lagu Rabba mulai terdengar merdu mengalun “Mengapa kamu tidak pergi dari sini ? Kamu selalu menyakiti hatiku setiap saat, ketika aku masih kanak kanak dulu, sekarang ketika aku remaja, aku telah meneriaki kamu, aku marah sama kamu tapi aku lebih marah pada diriku sendiri bahwa aku telah memberikan sebuah tempat untuk kamu dihatiku, aku mencoba mengingkari perasaanku ini, mengapa kamu datang dalam kehidupanku kembali ? dimana dulu telah kamu hancurkan ! Kenapa aku tidak bisa melupakan kamu ? Mengapa kamu selalu datang padaku setiap saat ?” tiba tiba bayangan Anarkali lenyap, Salim sadar bahwa tadi dia hanya berkhayal saja, si gadis itupun bertanya “Pangeran, kita kan baru bertemu pertama kali sekarang ini, apa yang kamu bicarakan barusan ?” si gadis merasa bingung dengan sikap Salim “Rupanya kamu sangat menderita dalam kehidupanmu tapi jangan khawatir, pangeran ... Aku akan mengobati penderitaanmu itu dari hatimu dan akan membuatmu merasakan jatuh cinta lagi” si gadis mencoba merayu Salim dengan mendekatkan tubuhnya ke tubuh Salim untuk mengajaknya beradegan mesra tapi Salim kembali mendorongnya kebelakang agar menjauh dari dirinya dan berkata “Aku tidak butuh kamu !” ujarnya sambil pergi keluar dari tempat tersebut dengan perasaan kesal.
Diluar halaman rumah bordil itu Haidar sudah menunggu Salim dengan kuda mereka yang telah disiapkan oleh Haidar, kemudian mereka berdua bersiap siap untuk pulang “Aku merasa sangat bahagia hari ini, Salim dan gadis itu juga, lalu bagaimana denganmu ?” Salim yang masih memasang tampang kesal langsung menggerutu “Aku tidak suka dengan tempat ini”, “Apa yang terjadi, Salim ? Katakan padaku !” Haidar merasa bingung “Aku benci dengan Anarkali, dia tidak bisa pergi dari pikiranku , kemanapun aku pergi, dia selalu mengikuti aku ! Dia tidak pernah meninggalkan aku bahkan sampai saat ini, mengapa aku tidak bisa melupakan dia ?, “Kamu tidak akan bisa melupakannya, Salim ... karena pembalasan dendammu belum berakhir !” Sinopsis Jodha Akbar episode 432 by Sally Diandra.