Sinopsis Jodha Akbar episode 410 by Sally Diandra. Malam itu setelah selesai upacara penobatan Maan Sigh menjadi seorang raja. Murad dan Danial sedang ngobrol santai ditenda mereka. “Sekarang Maan Sigh sudah menjadi seorang raja, seharusnya kita pergi berburu” kata Murad, “Aku tidak mau ikut, aku cuma ingin makan saja” ujar Danial, tepat pada saat itu Salim menghampiri mereka berdua, “Salim, aku pikir bagaimana kalau kita pergi berburu ?” pinta Murad, “Boleh, tapi pertama … katakan padaku siapa yang telah menembakkan sebuah senjata di bahuku ?”, “Apa yang terjadi, Salim ?” tanya Danial penasaran, tak lama kemudian Salim mengeluarkan surat yang mereka tulis yang ditujukan untuk Anarkali, “Apakah ini caranya bergurau ? aku tahu dengan pasti bahwa salah satu diantara kalian yang telah melakukan ini ! katakan sejujurnya siapa yang telah melakukan ini !” bentak Salim sambil melangkah menuju ke Danial “Kamu bisa melakukan ini karena yang kamu pikirkan itu cuma makanan saja !” Murad tersenyum girang melihat Salim curiga pada Danial namun kemudian Salim berbalik kearah Murad, “Katakan padaku kenapa kamu lakukan ini ?” , “Aku sudah bilang ke dia bahwa kamu pasti akan marah tapi dia tidak mau mendengarkan aku, Salim” jelas Danial, “Jadi kamu Murad yang melakukan ini ?” ujar Salim sambil menjewer telinga Murad dan memukul perutnya hingga Murad jatuh tersungkur kekursi “Aku kira dengan begitu aku bisa membantumu, Salim” , “Aku akan katakan padamu bagaimana caranya untuk mendapatkan itu semua” ujar Salim sambil memukul perut Murad lagi, “Kamu akan mendapatkan hukuman !” , “Aku akan meminta maaf jika kamu ijinkan” pinta Murad, “Sekarang tidak ada yang bisa dilakukan !” kata Salim, sementara Murad bergeser mendekati Danial yang berdiri dibelakang Salim, “Bagaimanapun juga Salim itu sangat peduli pada gadis itu” bisik Murad ke Danial, “Apakah kamu mengatakan sesuatu ?” tanya Salim, “Tidak, tidak Salim. “Setelah kejadian ini, kalau kalian berdua berbuat seperti ini lagi, aku tidak akan berbaik baik lagi dengan kalian !” gertak Salim, kemudian Salim pergi meninggalkan mereka sambil tersenyum geli. “Untung kamu selamat, seorang pewaris tahta kerajaan bisa melakukan apa saja” kata Danial, “Salim itu lebih tua dari kita jadi aku menerima pukulannya, apakah kamu juga ingin dipukul ?” tanya Murad, “Jangan !” jawab Danial cepat , “Aku pikir Salim tidak akan mau berburu, matanya hanya tertuju pada seseorang saja” kata Murad.
Sementara itu dikamar Maan Bai, Maan Bai sedang berdandan dibantu oleh para pelayannya ketika Jodha datang menemuinya, Maan Bai langsung senang begitu melihat Jodha dan memberi salam, “Bibi, kalau bibi ingin bertemu aku, bibi tinggal panggil aku saja, tidak usah bibi yang mendatangiku seperti ini” kata Maan Bai, “Siapa yang memanggil kamu, aku tidak ingin memanggil kamu tapi aku ingin mendadani kamu” ujar Jodha, “Oh ya ? mengapa ?” , “Apakah aku boleh membantumu bersiap siap ? sudah beberapa tahun lamanya aku tidak menghabis waktuku bersamamu, dulu ketika terakhir kalinya aku datang ke Amer, kamu masih sangat kecil dan sekarang, lihat kamu telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, putri Rajvanshiku” puji Jodha sambil menyisir rambut Maan Bai, “Tapi tidak ada yang bisa menyaingi kecantikanmu, bibi” puji Maan Bai, Jodha hanya tersenyum kemudian melihat perhiasan kepala yang bentuknya desain bulu burung merak di meja rias Maan Bai. “Maan Bai apakah kamu sudah bertemu dengan Salim ? dia juga sudah besar sekarang” ujar Jodha, “Sebenarnya … aku takut, dia selalu mengejek aku ketika masih kecil dulu jadi aku kira mungkin dia akan melakukan hal itu lagi ke aku” , “Waktu itu kan dia masih kecil tapi sekarang dia sudah besar, dia tidak akan melakukan hal itu lagi sekarang, kalaupun dia mengejek kamu lagi, katakan saja pada bibi, bibi akan memberinya pelajaran” kata Jodha sambil mendadani Maan Bai dengan mengepang rambutnya yang panjang, “Jadi … bagaimana kamu pendapatmu ? apakah dia tampan ?” tanya Jodha penasaran, “Sejak kecil dia sudah tampan, bibi” ujar Maan Bai, “Yang bibi katakan yang sekarang bukan waktu kecil dulu, apakah kamu menyukainya ?” Jodha mulai bertanya lebih jauh lagi, sementara itu Maan Bai tampak malu malu mendengar pertanyaan Jodha, pipinya langsung bersemu merah dan jantungnya berdetak sangat cepat, “Aku akan kembali lagi nanti, bibi” begitu ujar Maan Bai sambil pergi berlari meninggalkan Jodha, Jodha hanya tersenyum melihat tingkah keponakannya dan dilihatnya lagi perhiasan kepala yang berbentuk bulu burung merak.
Saat itu Maan Bai berlari keluar ke halaman istana, dadanya bergemuruh sangat kencang dan tanpa dia sadari ternyata diluar dia melihat Salim sedang berlatih tali rantainya sambil bertelanjang dada, Maan Bai sangat senang melihat Salim. Ditempat Salim berdiri, saat itu Salim berlatih sambil ditemani oleh Qutub “Aku harus bertemu dengan gadis itu, Qutub … aku harus meminta maaf padanya, dia pasti sangat terluka” kata Salim sambil teringat kembali pertemuannya dengan Anarkali dan Salimpun tersenyum mengingatnya. Tepat pada saat itu ditempat Maan Bai berdiri yang masih terus terpesona melihat Salim yang sedang latihan, Jagat Gosain menghampiri Maan Bai bersama beberapa pelayannya “Maan Bai, apa yang kamu lihat ?” tanya Jagat Gosain, namun Maan Bai hanya diam saja sambil terus memandangi Salim, kemudian Jagat Gosain melihat juga kearah Salim “Ooh pemandangan ini memang sangat berharga untuk ditonton, dia memang tampan dan seorang ksatria” kata Jagat Gosain, sementara itu Aram Bano adik Salim yang masih kecil melihat mereka dari belakang “Gadis gadis ini semuanya hanya memandangi Salim saja” bathin Aram Bano.
Dikamar Jalal, saat itu Jalal sedang ngobrol bareng Bhagwandas kakak Jodha ketika Jodha datang menemui mereka, kemudian Bhagwandas mohon pamit. Sepeninggal Bhagwandas, Jodha bertanya ke Jalal, “Kamu mau kemana Yang Mulia ?” , “Aku diundang kepernikahan suku Tribal, anak perempuan sang raja yang bernama Bela akan menikah, aku akan datang kesana” ujar Jalal, “Ini adalah kebaikkanmu, Yang Mulia … kamu adalah Raja India dan memberikan banyak penghormatan untuk suku Tribal” kata Jodha, “Mereka telah hidup dihutan tapi mereka juga melindungi Negara kita dengan keberanian mereka, oleh karena itu aku telah membuat pernyataan bahwa mereka bisa menjalankan daerah kekuasaan mereka dengan peraturan mereka sendiri, peraturan kita tidak akan dipaksakan pada mereka” jelas Jalal, “Kamu juga harus ikut denganku, Ratu Jodha” pinta Jalal, “Tidak, Yang Mulia … aku ingin ngobrol ngobrol sama kakak ipar, kamu saja yang pergi lalu kapan kamu pulang ?” tanya Jodha, “Kalau nggak ada kamu, aku tidak akan tertarik untuk berlama lama disana, aku akan segera pulang ke kamu” , “Mengapa mereka tidak mengirimkan undangannya ke Agra ?” tanya Jodha, “Pernikahannya terjadi secara tiba tiba” , “Kalau begitu ajak saja Salim kesana, hubungan kalian berdua semakin baik akhir akhir ini dan nanti kamu juga akan tahu apakah dia menyukai Maan Bai atau tidak” tepat pada saat itu Aram Bano anak perempuan mereka datang menghampiri mereka “Salam Ayah” Jalal sangat senang sekali melihat Aram Bano datang menemuinya, setelah menjawab salam Aram Bano, Jalal menyuruh anaknya menghampirinya dan bermaksud memelukknya tapi Aram Bano segera menghentikan langkahnya dan duduk di kursi yang dekat tempat tidur, Jalal bingung melihat tingkah anak perempuan kesayangannya ini “Ada apa ini ? apa yang terjadi ?” ujar Jalal sambil menghampiri Aram Bano dan menggendongnya kemudian didudukkannya ditengah ditengah diantara Jodha dan Jalal, “Aku bisa melihat apa yang tidak bisa ayah lihat” kata Aram Bano, “Oh ya, kalau begitu katakan pada kami, apa itu ?” tanya Jodha, “Aku takut kalau Salim di jahati sama orang lain, ibu … aku sudah melihat ada dua orang putri raja yang memperhatikan Salim terus, satunya baik yang satunya lagi jahat” Jalal dan Jodha tersenyum mendengarnya, “Lalu siapa yang baik ?” tanya Jodha, “Maan Bai sangat baik, dia kalau berbicara padaku sangat lembut sekali” kata Aram Bano, “Abujaan (ayah) harus menyelesaikan semua ini, atau kalau tidak Salim akan dijahati oleh orang lain” Jodha sangat gemas sekali dengan anak perempuannya ini, Jodha langsung memeluknya sementara Jalal mencium kening Aram Bano.
Sementara itu Salim mencoba mendatangi rumah Anarkali, saat itu Anarkali sedang mendekorasi tembok rumahnya dengan lumpur, “Aku ingin minta maaf atas kelakuan Salim” kata Salim, Anarkali kaget begitu tau Salim datang kerumahnya “Ini adalah kesalahannya mengapa kamu yang minta maaf ?” , “Tidak bukan dia tapi saudaranya yang mencoba bercanda dengan kamu dan dia benar benar telah menegur mereka ketika dia tahu apa yang terjadi sebenarnya” , “Aku tidak akan memaafkannya meskipun dia datang kesini, apakah dia akan datang kesini dan membantu aku seperti yang kamu lakukan ? apakah dia pernah menolong seorang rakyat biasa ? dia adalah seorang calon pewaris tahta kerajaan bagaimana dia tahu bahwa seorang rakyat biasa juga mempunyai sebuah hati, aku benci dia !” jelas Anarkali. “Dia adalah temanku tapi dia juga pewaris tahta kerajaan, kita tidak bisa mengatakan sesuatu padanya” , “Aku membencinya” , “Kamu membencinya ?” , “Aku membenci semua raja raja dan pangerannya, mereka semua itu sama” kata Anarkali geram, Salim bertanya tanya dalam hati bagaimana dia bisa memperbaiki citranya didepan Anarkali, tepat pada saat itu prajurit suku Tribal lewat disamping rumah Anarkali, “Apakah kamu pernah mencintai seseorang ? seperti Farhan yang mencintai Bella, teman yang seperti apa kamu ini ? apakah kamu tidak tahu ?” Anarkali terus nyerocos sementara Salim hanya diam membisu “Mengapa Farhan tidak menceritakan semua ini ke aku ?” Salim pura pura tidak tahu, “Seperti yang aku bilang ke kamu, aku benci anggota keluarga kerajaan, mereka semua itu sama” , “Aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi, aku akan membantu Farhan mendapatkan cintanya, aku akan melakukan semuanya untuk mereka, aku janji !” janji Salim, “Tapi ini pesta pernikahan kerajaan, apa yang bisa kita lakukan ? pernikahan hanya untuk kesepakatan dan keuntungan disini” , “Sebuah hubungan itu antara dua hati” kata Salim, “Apakah kamu pernah mencintai seorang putri raja ? dia akan menyakiti hatimu untuk seorang raja, kalau aku selalu menjauh dari pangeran, mereka semua itu sama saja, dia akan menyakiti hatiku untuk seoang putri raja” kata Anarkali, “Kamu mengatakan semua ini karena kamu tidak pernah bertemu dengan seorang pangeran” kata Salim saat itu Anarkali mau naik ke atas kursi untuk menyelesaikan pekerjaannya tapi tiba tiba dia terpeleset dan terjatuh hingga mengenai Salim, untung Salim segera memeganginya, merekapun saling memandang satu sama lain dan lagu ‘tum se shuru ishq ki dastan’ mulai terdengar, tak lama kemudian mereka tersadar dan merenggangkan pelukan mereka “Maafkan aku, aku mengotori bajumu, aku akan mencucinya” , “Tidak usah tidak apa apa, aku harus pergi” kata Salim, “Kamu mau pergi ke Salim ? katakan padanya bahwa aku tidak bisa menerima permintaan maafnya, maafkan aku” ujar Anarkali, “Tidak, pertama aku akan pergi ke Farhan, dia lebih membutuhkan aku” , “Perkiraanmu benar, jika kamu membutuhkan aku untuk soal ini, kamu bisa memanggil aku” kata Anarkali, “Tentu saja dan aku janji aku akan membuat Bela dan Farhan bersatu, bahkan jika aku melakukan sesuatu untuk mereka” kemudian Salim berpamitan dan pergi meninggalkan Anarkali, “Dia memang orang yang baik dan bukan seorang pangeran tapi hanya seorang prajurit biasa” ujar Anarkali.
Sementara itu di istana Amer, Jodha kembali menemui Jalal yang baru selesai berdandan, Jodha membawakan kepingan kepingan emas sebagai hadiah untuk raja Tribal yang mau menikahkan anak perempuannya “Yang Mulia, aku bawakan emas emas ini untuk pengantin perempuan” , “Mereka sudah kaya dengan hasil tambang emas mereka, Ratu Jodha” , “Ini bukan tentang emasnya tapi perhatian kita dibalik hadiah ini” jelas Jodha, “Lalu mana Salim ?” , “Aku juga tidak tahu, dia telah melarikan diri dari pernikahan, maka diapun tidak ingin pergi ke setiap pesta pernikahan” kata Jodha, “Aku dulu menikah pada usia 9 tahun, aku juga tidak tahu apa itu pernikahan, ketika kamu datang dalam kehidupanku, aku baru tau apa itu artinya sebuah hubungan pernikahan, oleh karena itu aku ingin mengajak Salim jadi dia bisa melihat bagaimana sebuah pernikahan itu terjadi, semua orang merayakan hubungan kedua pasangan ini” jelas Jalal, “Sudah lupakan saja, kamu kan mempunyai banyak istri, Yang Mulia” ujar Jodha sambil membenahi baju Jalal, “Ini masalahnya, semua orang berfikir kalau kehidupan seorang raja itu menyenangkan karena dia mempunyai banyak istri tapi coba tanyakan padaku … bagaimana caranya mengurusi semua istri tersebut ?” dari arah belakang Jodha memukul bahu Jalal, “Lihat … aku adalah Jalalludin Muhammad Akbar seorang raja yang bisa memukul semua musuh musuhnya tapi langsung menyerah ketika dipukul oleh istrinya sendiri” Jodha tertawa mendengarnya sedangkan Jalal tersenyum bahagia....Sinopsis Jodha Akbar episode 410