Sinopsis Jodha Akbar episode 402 by Sally Diandra. Saat itu Haidar mendatangi tempat diistana dimana Jalal memerintahkan untuk menjatuhkan Adham Khan dan membunuhnya, “Aku bersumpah padamu ayah Adam Khan bahwa aku akan membalas dendam pada Jalal !” kata Haidar, tak lama kemudian salah seorang menteri datang dan mengatakan : “Haidar, kamu selalu datang kemari setiap hari” tepat pada saat itu Salim juga datang kesana dan memberikan salamnya ke Haidar, “Bagaimana keadaanmu Salim ?” tanya Haidar, “Ketika semua saudaraku bersamaku, aku sangat bahagia” ujar Salim sambil memeluk Haidar, Haidar pun membalas pelukkan Salim sambil menyeringai sinis, “Aku ingat semuanya, aku ingat saudaraku Murad, Danial, Qutub, kamu” ujar Salim bahagia, “Bagaimana kedua orangtuamu ?” tanya Haidar, “Aku ingat semuanya tentang Raja Jalalludin Muhammad Akbar dan Mariam Uz Zamani” ujar Salim dengan nada tertekan kemudian berlalu dari sana. Sepeninggal Salim, Haidar langsung mengatakan pada salah satu menteri yang masih bersamanya sedari tadi, “Apakah kamu dengar apa yang Salim katakan ?” tanya Haidar sambil tersenyum sinis, “Apa yang salah dengan hal itu ?” tanya menteri tersebut, “Tidak melupakan seseorang dan tetap mengingat mereka itu adalah dua hal yang berbeda” ujar Haidar sambil berlalu dari sana.
Sementara itu Jodha datang menemui Shagnui Bhai di kuilnya bersama dengan Moti dan Zakira, saat itu Shagnui Bai sedang mengadakan pemujaan ke Dewi Kaali, begitu melihat kedatangan Jodha yang langsung duduk bersimpuh didepannya, Shagnui Bai segera melemparkan kerang kerang ajaibnya dan berkata : “Dia telah kembali” kata Shagnui Bai, “Yaaa anakku telah kembali” ujar Jodha, “Bukan anakmu Jodha tapi seorang Raja telah datang dan sekarang kisah cintanya akan dimulai” kata Shagnui Bai, “Dia baru saja datang sekarang dan kamu sudah bicara mengenai cinta” kata Jodha sambil tersenyum, “Dia akan bertemu dengan cinta nya” ujar Shagnui Bai, “Yaaa kamu memang benar, banyak putri kerajaan yang ingin menikahinya” kata Jodha.
Sementara itu Salim sedang berada dipasar bersama sama dengan saudara saudaranya yang lain sambil menunggangi kuda mereka masing masing, semua orang mengelu elukan nama Salim, “Hidup pangeran Salim ! Hidup pangeran Salim ! Hidup pangeran Salim !” semua orang berbondong bondong mengerumuni Salim agar bisa melihatnya lebih dekat.
“Putri yang seperti apakah yang akan Salim dapatkan ?” tanya Jodha, “Kamu pikir dia akan mencintai seorang putri kerajaan ?” tanya Shagnui Bai sambil tertawa terbahak bahak, “Kamu akan mengerti nanti, Jodha …Salimmu akan mempunyai kisah cinta yang unik yang dimulai dari kebencian, sama seperti kamu dulu yang membenci Jalal” kata Shagnui Bai.
Rombongan Salim saat itu menyusuri sepanjang jalan di pasar, dan tepat pada saat itu pula ada seorang gadis bersama temannya yang sedang melihat lihat gelang dipasar, ketika semua orang mengelu elukan nama Salim sambil melihatnya dari jarak dekat, gadis itu malah mengabaikannya, dia malah asyik sendiri dengan gelang gelang yang sedang dipilihnya, “Nadira … Nadira ! lihat itu pangeran Salim datang !” kata teman gadis tersebut, “Aku tidak mau melihat wajah Salim ! karena dia hidupku berubah ! banyak yang terjadi dalam hidupku gara gara dia !” kata Nadira, “Nadira … “ kata teman Nadira, “Jangan panggil aku Nadira ! karena aku membenci nama itu karena Salim memanggilku dengan nama itu, panggil aku Anarkali ! ayoo .. kita pergi dari sini !” kata Anarkali sambil berlalu dari sana meninggalkan pasar sementara Salim juga menyusuri jalan satunya ditengah kerumunan massa.
“Ribuan gadis gadis akan menanti pandangan Salim, Jodha … tapi dia tidak akan melihatnya, matanya hanya tertuju pada satu orang saja” kata Shagnui Bai.
Sinopsis Jodha Akbar episode 402. Sementara itu sesampainya diistana, Jodha langsung menemui Jalal yang sedang mandi dikamar mandi, tanpa melihat Jalal sudah tahu kalau yang datang itu adalah Jodha, “Apakah ada pekerjaan ?” tanya Jalal, “Aku tidak bisa bertemu denganmu tanpa adanya pekerjaan” kata Jodha, “Takliya !” Jalal memerintahkan semua pelayannya untuk pergi meninggalkan mereka berdua, “Mendekatlah kemari” pinta Jalal, Jodhapun menurut mendekati Jalal dan mulai membasuh tubuh Jalal dengan rempah rempah, “Kamu seharusnya bahagia anakmu telah pulang tapi kenapa kamu kesini, kamu malah meninggalkannya ?” tanya Jalal, “Kamu ini aneh … kamu selalu iri kalau aku memberikan sedikit perhatian ke Salim, tapi begitu aku bersamamu, kamu malah menyuruh aku pergi” kata Jodha sambil terus membalurkan tubuh Jalal dengan rempah rempah hingga kearah tangannya, begitu dilihat luka ditangan Jalal yang terkena besatan pedang Salim tidak diobati, Jodha langsung bertanya : “Kenapa kamu tidak segera mengobati luka ditanganmu ini, Yang Mulia ?” tanya Jodha penasaran, “Aku tidak ingin mengobati luka ini karena luka ini akan selalu mengingatkanku bahwa anakku telah menjadi seorang ksatria, dia telah menyakitiku dan menunjukkan kemampuannya” kata Jalal bangga, “Tidakkah kamu lihat kalau dia tidak marah denganmu ?, dia mendatangimu terlebih dahulu, ke ibunya” ujar Jalal lagi, mendengar hal itu, Jodha sedikit sedih dan berkata : “Dia mendatangiku bukan karena aku ibunya tapi karena aku Mariam Uz Zamani” kata Jodha dengan nada sedih, Jalal langsung memikirkan sesuatu dan segera memanggil pelayannya untuk mengundang semua keluarga kerajaan ke sidang nanti, Jodhapun kaget, “Apa yang mau kamu lakukan, Yang Mulia ? jangan menegur Salim sekarang, jangan hukum dia, dia hanya ingin memberikan penghormatannya ke aku” kata Jodha merepet, “Hei hei hei … jangan khawatir, aku tidak akan mengatakan apa apa, aku hanya akan memberitahu Salim untuk apa aku memanggil dia” ujar Jalal
Sementara pada saat itu Salim sedang berada diteras yang berada ditengah taman, Salim teringat bagaimana dulu dia dihukum di masa kanak kanaknya ketika tidak sengaja memanah Qadir dan dihukum dijemur dibawah terik sinar matahari. “Kamu tahu Qutub, dulu aku tercekik disini, tempat ini hanya membuat lukaku kembali menderita” kata Salim sambil menunjukkan teras tersebut, “Lupakanlah masa lalu, Salim … kamu harus bangkit dari semua ini” bujuk Qutub, “Aku tidak bisa melupakan bagaimana dulu aku berdiri disini dibawah terik sinar matahari ! bagaimana Mariam Uz Zamani tidak pernah menghentikan aku ketika aku pergi meninggalkan istana !” bentak Salim, “Tidak seperti itu keadaannya, Salim … ketika kamu tidak ada disini, aku bisa melihat bagaimana Yang Mulia dan Mariam Uz Zamani menunggu kepulanganmu selama 7 tahun, mereka selalu menatap kearah pintu gerbang untuk melihat kepulanganmu” jelas Qutub, “Qutub benar calon pewaris tahta kerajaan” sela Farhan, “Aku bukan calon pewaris tahta kerajaan !” bentak Salim, “Aku telah mencoba untuk melupakan itu semua tapi aku tidak bisa lupa bahwa kedua orangtuaku telah menjauhkan aku dari mereka, aku tidak bisa lupa ketika Yang Mulia mengirim aku ke medan perang ! aku tidak ingin tinggal disini, aku ingin pergi berperang lagi, aku menemukan kedamaian di medan pertempuran bukan disini ! aku kesini karena desakan nenekku tapi aku akan meninggalkan tempat ini segera, aku hanyalah seorang prajurit biasa” kata Salim dengan nada marah, tepat pada saat itu pelayan datang menemui mereka dan mengatakan kalau mereka semua dipanggil ke ruang sidang oleh Jalal.
Salim memasuki ruang sidang, semua yang hadir disana memberikan salam pada Salim, kemudian tak berapa lama Jalal juga memasuki ruang sidang, semua yang hadir disana langsung berdiri dan memberikan salam ke Jalal dan Jalal duduk disinggasananya. “Raja Humayun dulu memulai sebuah tradisi, dia membagi daerah kekuasaannya dengan anaknya dan hari ini aku akan membagi daerah kekuasaanku untuk anak anakku” kata Jalal, kemudian pertama kali Jalal memanggil Murad dan memberikan daerah kekuasaannya, kemudian Jalal juga memberikan daerah kekuasaannya ke Danial, tak ketinggalan pula untuk anak perempuan Aram Bano yang bernama Shankun Nissa, semua anak memiliki ibu yang berbeda beda tapi hanya satu ayah yaitu Jalal. Kemudian Jalal memanggil Salim, Salim berdiri mendekati Jalal “Ini saatnya buat Salim untuk mengambil tanggungjawabnya, aku ingin Salim duduk disidang special dan menempati posisi yang ditempati oleh Bairam Khan dulu” kata Jalal, kemudian pelayan membawa mahkota dan pedang untuk penobatan Salim yang telah menjadi bagian dari sidang, lalu Jalal mengambil mahkota tersebut untuk dipakaikan ke kepala Salim tapi Salim langsung menolaknya, semua yang hadir disana terkejut melihatnya, “Aku minta maaf … aku belum siap untuk mengambil semua tanggung jawab ini” ujar Salim, semua keluarga kerajaan yang hadir disana tegang mendengar kata kata Salim. ...Sinopsis Jodha Akbar episode 403