Sinopsis Jodha Akbar episode 510 by Sally Diandra. Laboni menyuruh Jalal berbaring ditempat tidur kemudian membelai wajah Jalal dengan lembut, Jalalpun membalas membelai wajah Laboni dengan tatapan bingung, namun tiba tiba Jalal mendengar suara Jodha yang sedang menyanyikan Bhajan (nyanyian puja untuk Dewa Khrisna) dari kamarnya, Jalal terkejut menatap Laboni dan bergegas bangun dari tempat tidur. Ditempat Dammu melakukan ritual ilmu hitamnya, Dammu mulai merasakan ada hal yang tidak beres “Bagaimana bisa sihirku tidak berhasil lagi kali ini ?” ujar Dammu geram. Sementara itu dikamar Laboni, Jalal mulai sadar “Apa yang aku lakukan disini ?” tanya Jalal dengan tatapan mata yang bingung kemudian segera berlalu meninggalkan kamar Laboni, Laboni tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, Laboni benar benar sangat marah sambil berteriak kesal “Aaaaarrrrghhhhh !” Laboni mendengar nyanyian Jodha, dirinya tidak suka mendengar nyanyian itu, sambil menutupi telinganya, Laboni menuju ke kamar Jodha, dilihatnya Jodha sedang melakukan aarti di depan kuil Dewa Khrisna bareng Moti dengan nyanyian Bhajannya “Kahnaa, tolong selalu jaga keluargaku” Laboni benci melihat patung Dewa Khrisna, matanya melotot “Moti, Aram Bano sudah tidur, aku akan ke kamar Yang Mulia dulu” ujar Jodha
Dikamar Hoshiyar, Hoshiyar sedang bingung dengan dirinya sendiri karena tiba tiba apa yang diucapkannya dari mulutnya itu semuanya menentang Rukayah, Hoshiyar menemui tabib istana dan meminta obat untuk menyembuhkan dirinya “Memangnya apa yang terjadi padamu ?” tiba tiba Hoshiyar kembali dalam pengaruh ilmu hitam dan menghina sang tabib dengan mengucapkan kata kata kasar “Kamu itu kelihatannya seperti seorang penyihir, siapa yang menjadikan kamu tabib ?” tabib istana terperangah mendengar ucapan Hoshiyar “ Aku akan melaporkan hal ini pada Ratu Rukayah karena kamu telah menghina seorang tabib istana !” ujar sang tabib kesal dan meninggalkan Hoshiyar yang kembali bingung dengan dirinya sendiri.
Jodha menemui Jalal dikamarnya, saat itu Jalal sedang terbaring di atas tempat tidurnya “Yang Mulia, bangun !” Jalal langsung bangun namun masih dalam keadaan tidak sadar “Maafkan aku, Leela ... seharusnya aku tidak masuk ke dalam kamarmu” Jodha kaget “Apa ?” tiba tiba saja Leela memasuki kamar Jalal tanpa permisi terlebih dulu “Iya kak Jodha, tadi kak Jalal memang memasuki kamarku, apakah dia tidak mengatakan padamu mengapa dia bisa sampai memasuki kamarku” Jalal yang mulai sadar terperangah mendengar ucapan Laboni, Jodha juga semakin bingung “Mengapa aku bisa masuk ke kamarmu ?” Laboni langsung duduk disebelah Jalal “Kamu tidak ingat, tadi kan kamu mau bermain catur bersamaku, tadi kak Jalal kalah lalu dia pergi meninggalkan aku” Jodha merasa lega mendengar penjelasan Laboni “Iya, Yang Mulia memang suka sekali bermain catur, ya sudah Leela, sekarang kamu boleh pergi” Laboni menyeringai sambil mencubit pipi Jalal dan berkata “Selamat malam” Jodha yang melihatnya agak kurang suka dengan tingkah Laboni yang centil ke Jalal, Laboni bergegas keluar dari kamar Jalal, Jodha yang mengikutinya dibelakang segera menutup tirai yang menutupi pintu kemudian berbalik mendekat kearah Jalal dan duduk disampingnya sambil berkata “Yang Mulia, kalau kamu ingin bermain catur, lebih baik bermain bersamaku saja, jangan ganggu orang lain” Jalal hanya tersenyum sambil menjewer telinganya sebagai tanda permintaan maaf, Jodha tersenyum melihat tingkah Jalal, Laboni yang masih berada didekat pintu, mengintip kemesraan Jalal dan Jodha dari balik tirai, Laboni cemburu ketika melihat Jalal membuka dupatta Jodha, memegang tangan Jodha dan menciumnya lembut kemudian memeluknya sambil saling tersenyum satu sama lain.
Keesokan harinya Jodha sedang memetik bunga ditaman, Moti tergopoh gopoh menemuinya dan berkata “Jodha, patung Dewa Khrisna menghilang !” Jodha kaget “Siapa yang melakukannya, Moti ?”, “Leela pelakunya” Jodha semakin bingung “Buat apa dia melakukan hal semacam itu ?”, “Aku tidak tahu tapi memang dia yang melakukannya, Aram Bano melihatnya sendiri” Jodha bergegas meninggalkan taman dan mencari Aram Bano. Begitu bertemu dengan Aram Bano, Jodha segera bertanya pada anak bungsunya itu “Aram Bano, apakah kamu tahu dimana patung Dewa Khrisna milik ibu ?” tanya Jodha sambil duduk berlutut agar sejajar dengan Aram Bano “Waktu itu aku sedang tidur dikamar ibu, tiba tiba Leela masuk ke kamar ibu dan menyuruh pelayannya untuk mengambil patung Dewa Khrisna milik ibu” Jodha mulai gelisah mendapati kenyataan adik sepupunya berbuat seerti itu “Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres, Jodha” Moti mulai curiga, Jodha nampak kesal dengan Laboni “Moti, panggil Leela kesini, aku ingin bicara dengannya” Moti segera berlalu menuju kamar Laboni.
Dikamar Laboni, Dammu bertanya pada Laboni “Apakah kamu yang memindahkan patung Dewa Khrisna ?” mendengar pertanyaan ibunya Laboni nampak kesal “Aku bisa melakukan apa yang ingin aku lakukan karena patung itu yang telah menghentikan sihir kita maka aku harus menyingkirkannya, sekarang tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi aku untuk melakukan sihirku lagi ke Jalal” Dammu tersenyum “Tapi kita harus menunggu sampai malam bulan purnama kembali, lalu apa yang akan kamu katakan pada mereka jika mereka bertanya tentang patung itu ? Semua orang bisa mencurigai kamu” tepat pada saat itu Moti memasuki kamar Laboni dan berkata “Leela, Ratu Jodha memanggil kamu” kemudian segera berlalu dari sana “Lihat kecurigaan telah dimulai, sekarang bagaimana kamu akan menyelamatkan kulitmu sendiri ?” Laboni tersenyum sinis “Tunggu dan lihat saja nanti, ibu” ujarnya sambil berakting memelas.
Dikamar Jodha, semuanya sedang menunggu kedatangan Laboni, Jalal nampak memikirkan sesuatu sedangkan Rukayah, Salima dan Hamida merasa penasaran dengan hilangnya patung Dewa Khrisna, sementara Jodha juga nampak sangat kesal, tak lama kemudian Laboni datang menemui mereka “Kak Jodha, kamu memanggil aku ?” tanpa basa basi Jodha langsung berkata dengan nada marah “Apakah semalam kamu memasuki kamarku ?”, “Ya” ujar Laboni tenang “Aku tahu kalau kamu yang mengambil patung Dewa Khrisna”, “Ya, aku yang melakukannya” ujar Laboni santai, sementara semua yang hadir disana tegang mendengar pembicaraan mereka berdua “Bukankah kamu tahu betapa pentingnya patung itu untukku ?” ujar Jodha dengan nada tinggi “Aku lihat patung itu sudah rusak, kak ... dan rasanya tidak layak lagi untuk melakukan pemujaan pada patung yang cacat” Laboni berusaha membela diri dengan nada memelas yang dibuat buat “Aku melakukan pemujaan hanya pada malam hari saja dan tidak ada yang cacat pada patung itu” Laboni terkejut “Mengapa aku bohong padamu, kak ? Mengapa aku harus menyingkirkan patung itu ? Apakah kamu sudah tidak lagi percaya padaku ?” Laboni segera memegang tangan Jodha “Ayooo ikut aku, akan aku tunjukkan padamu !” saat itu Jodha seperti meminta ijin pada Jalal, Jalal menganggukkan kepalanya, kemudian semua orang berpindah ke kamar Laboni.
Sesampainya dikamar Laboni, Laboni menunjukkan pada mereka patung Dewa Khrisna yang ditaruh dikamarnya, Laboni segera membuka kain penutup patung tersebut “Lihat kak, lihat pada tangannya, ada cacat pada tangannya, katakan padaku apakah aku melakukan kesalahan ? Aku seharusnya memberi tahu kamu tapi jika kamu melakukan pemujaan pada patung yang cacat maka kamu akan berada dalam sebuah masalah, apakah yang aku lakukan ini salah ?” ujar Laboni dengan nada memelas, Dammu yang hadir disana cuma bisa tersenyum melihat kepintaran Laboni mengelabui keluarga kerajaan ini “Apa yang dia katakan, Ratu Jodha?” Jalal yang sedari tadi diam, mulai angkat bicara “Dia benar, Yang Mulia ... aku tidak bisa melakukan pemujaan pada patung yang telah rusak” Jodha menatap Laboni penuh haru “Maafkan aku, Leela ... aku tidak tahu kebenarannya, kamu tahu kan betapa pentingnya patung itu untukku” ujar Jodha dengan nada rendah “Aku seharusnya mengatakan padamu, kak”, “Moti, kalau begitu kirim saja patung Dewa Khrisna itu ke pedagang, dia akan membuat patung yang sama seperti yang ini” perintah Jalal, Laboni kelihatan sedih menatap Jodha dan berkata “Aku tahu kalau kamu pasti akan sangat sedih”, “Patung mungkin bisa saja rusak tapi cintaku pada Kahnaa tidak akan berubah” Laboni sedikit tertegun kemudian memeluk Jodha dan berkata dalam hati “Sekarang, sampai kamu kembali, semuanya akan berubah disini, aku akan segera bisa mendapatkan Jalal”
Jodha memasuki kamar Jalal bersama para pelayannya yang menyuruh pelayannya mengambil minuman anggur yang ada dimeja “Pelayan, ambil semua minuman anggur itu dari sini !” para pelayan pun menuruti perintah Jodha “Yang Mulia, kamu sudah mulai lagi minum anggur terlalu banyak” Jalal hanya tersenyum, tepat pada saat itu salah seorang pelayan menemui mereka “Yang Mulia, utusan dari negera Inggris datang berkunjung, mereka ingin bertemu dengan anda” Jodha dan Jalal sangat senang mendengar kedatangan utusan Inggris tersebut, merekapun segera menemui utusan Inggrsi itu disebuah ruangan, Jalal menyambut kedatangannya, sementara Jodha bertahan dari balik tirai dan menyapa utusan Inggris itu dalam bahasa Inggris “Yang Mulia, Ratu Inggris kami telah mengirimkan sebuah hadiah untuk Ratu Jodha” ujar utusan Inggris itu dalam bahasa Inggris yang kemudian diterjemahkan oleh penterjemahnya “Terima kasih” ujar Jalal dan Jodha, Jodha menerima hadiah tersebut yaitu sebuah gaun pesta kerajaan “Yang Mulia, katakan padanya bahwa kita akan mengirimi hadiah juga untuk Ratu Inggris” ujar Jodha, Jalal menyetujui usulan Jodha “Ya, itu benar tapi sebentar aku ingin tahu tentang gaun ini yang mereka berikan padamu, gaun ini buat apa ?” Jalal penasaran, penterjemah mengatakan pada utusan Inggris tentang pertanyaan Jalal “Gaun ini biasanya dikenakan Ratu ketika mereka pergi ke pesta dansa” Jalal semakin penasaran “Ball dance (pesta dansa) ?”, “Ya, pesta dansa, ini adalah dansa untuk sepasang laki laki dan perempuan” Jalal melirik kearah Jodha, Jodha menyeringai senang “Bisakah aku belajar dansa ini ?”, “Tentu saja Yang Mulia” kemudian utusan Inggris itu mengajari Jalal berdansa, Jodha memperhatikan dari kejauhan sambil tersenyum geli, utusan Inggris itu berdansa dengan penterjemahnya “Tanganmu dan pasanganmu saling berpegangan seperti ini, kemudian tangan Ratu Jodha berada dipundak anda dan tanganmu berada dipinggang Ratu Jodha seperti ini” ujar utusan Inggris itu kemudian dia dan penterjemahnya mulai berdansa maju mundur dan berputar putar, Jalal dan Jodha memperhatikan cara mereka berdansa dengan seksama, setelah selesai Jalal berterima kasih pada utusan Inggris itu dan mereka pun pergi meninggalkan Jalal.
Sepeninggal utusan Inggris, Jodha keluar dari balik tirai “Aku rasa dansa yang tadi mereka ajarkan itu sangat menarik” Jodha tersenyum senang “Aku suka dengan gaun ini, apakah kamu mau mengenakannya ?” pinta Jalal penuh harap “Bagaimana bisa aku mengenakannya ...” belum juga ucapan Jodha selesai, Jalal sudah memotong “Pakailah ... sekali saja, aku mohon” Jodha akhirnya menuruti permintaan Jalal. Tak lama kemudian Jalal sedang menanti Jodha berganti pakaian sambil menunggunya didepan jendela, Jodha menemuinya dengan gaun dansa yang berwarna pink, Jodha merasa canggung dengan gaun tersebut karena Jodha merasa masih belum terbiasa, Jodha mengangkat sedikit gaunnya keatas dan berupaya membunyikan gelang kakinya hingga berbunyi gemerincing agar Jalal menyadari keberadaannya, Jalal segera menoleh dan melihat Jodha takjub dengan gaun tersebut, Jalal segera mendekati Jodha dan dilihatnya dari ujung rambut hingga ujung kaki penampilan istrinya yang tercinta, Jodha kelihatan sangat cantik sekali dengan rambut panjangnya yang terurai, Jalal sangat terpesona akan kecantikannya... Sinopsis Jodha Akbar episode 511 by Sally Diandra.