Sinopsis Jodha Akbar episode 225 by Jonathan Bay. Jalal berkata kalau segalanya adil dalam cinta dan perang. Jodha menatap jalal dengan geram dan tanpa berkata apa-apa segera beranjak pergi meninggalkannya. Menawati melihat adegan itu dari balkon berkata pada Raja Bharmal, "bukankah aku sudah mengatakan padamu kalau segalanya akan baik-baik saja? Apakah kau melihat kalau Kaisar menjadi lebih sehat dalam waktu singkat?" Raja Bharmal dengan nada prihatin berkata, "tapi Jodha, dia masih kesal." Menawati menjawab, "aku tahu. Membutuhkan waktu lama untuk mengobati patah hati. Kaisar mencoba untuk menenangkan Jodha. Berikan dia waktu. Aku yakin dia akan sukses. Kadang suami dan istri menjadi lebih dekat setelah bertengkar."
Hamida membuntuti Maham anga. Maham tiba di depan sebuah gua. Dia bertepuk tangan, seorang lelaki keluar menemuinya. Maham menyuruh lelaki itu membuka pintu gerbang. Hamida terkejut melihat tempat yang di kunjungi Maham anga. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang ingin di lakukan maham di tempat itu. Hamida bergegas pergi dari situ sebelum ada yang menyadari keberadaanya.
Di Amer, semua orang sedang mengelilingi meja makan untuk menyantap makan siang. Para pria dan dadisa duduk di depan meja makan, sedangkan para istri dan pelayan berdiri melayani. Bharmal dengan ramah menanyakan kondisi dan perasaan Jalal. Jalal menjawab, "kupikir atmosfer di sini lebih cocok denganku. Obat terasa lebih efektif." Raja memberitahu Jalal kalau dirinya dan seluruh keluarga berdoa pada dewa agar Jalal cepat sembuh. Menawati melirik Jodha yang senyum tersipu. Dadisa menegur Suman bai, "..kalau kau tak menyediakan makanan pada yang Mulia dengan baik, dia tak akan makan sampai kenyang. Satu lagi, tambahkan ghee di dal nya." Jalal melirik Jodha yang melenggos dengan lembut. Raja Bharmal mempersilahkan Jalal makan. Sebelum makan, mereka semua berdoa. Bharmal menyantap hidanganya dengan hati gembira, begitu pula Jalal. Sesekali dia menoleh ka arah Jodha yang selalu memalingkan muka setiap kali tatapan mereka bertemu. Jalal menyuap makanannya. Tapi kemudian dia terdiam lama. Jodha melihat gelagat Jalal, dan tahu kalau dia kepedasan. Jodha segera memanggil pelayan, menyuruhnya menuangkan segelas air dan segelas jus di samping piring jalal. Jodha berkata kalau makanan pedas akan memicu cegukannya. Pelayan segera melaksanakan perintah Jodha. Betul saja, melihat Jus di samping piringnya, jalal segera meneguknya. Jodha terlihat puas. Melihat perhatian Jodha, Menawati menggodanya, "kalau kau begitu peduli tentang dia, kenapa kau tak duduk di sampingnya?" Jodha protes, "ibu..." Moti menimpali dengan cepat, "oh iya, bagaimana aku bisa lupa? Kau marah padanya. ~dengan memainkan matanya menawati berkata~ Biarkan dia sendiri."
Sinopsis Jodha Akbar episode 225. Merasa lega setelah minum jus, Jalal menatap Jodha. Jodha membuang pandangannya. jalal menatapnya terus. Ketika Jodha menatapnya lagi, Jalal menganggukan kepalanya sebagai tanda terima kasih. Setelah menyantap makanannya jalal berkata pada bharmal, "terima kasih rajasa. Makanannya enak." Raja Bharmal mengatakan, Jalal ada di sini saat festival ganghaur, dia akan makan hidangan enak setiap hari. Jalal tersenyum. Dadisa ikut nimbrung dengan berkata, "kenapa hanya makanan? Ada lebih banyak dari itu." Jalal tidak mengerti maksud Dadisa. Dadisa menjelaskan, "yang mulia, festival ganghaur sedang berlangsung. Sebagai tradisi, kami punya permainan spesial yaitu semua wanita yang sudah menikah menutupi wajah mereka dan suami harus mengenali istrinya tanpa membuka penutup wajahnya. Kau juga harus bersiap, kalau tidak kau bisa kalah." Jodha terpana tak percaya dengan kata-kata dadisa. Menawati tersenyum. Jalal menatap Jodha dan berkata, "aku bisa mengenali Ratu Jodha bahkan dengan mata tertutup." Jodha melengos lagi. Menawati dan dadisa serta kakisa tertawa. Bharmal kemudian mengajak Jalal pergi beristirahat. Sebelum melangkah pergi, Jalal sekali lagi menatap Jodha dengan tatapan penuh harap. Tapi Jodha memalingkan wajahnya. Dengan kecewa, jalal melangkah pergi.
Setelah para pria pergi, Jodha memanggil ibunya dan memprotes dadisa yang mengundang jalal untuk datang dalam festival itu. Kata Jodha, "ibu. Kenapa nenek mengundang Yang Mulia? Aku tak mau berpartisipasi dalam permainan itu sekarang." Menawati menyahut, "ya kau benar. Kanapa harus datang? Jika kau marah dengan suamimu, kau tak perlu ikut serta. Yang mulia mungkin akan kesal, tapi inikan tentang kehormatan Jodha ku..." Mendengar larangan Menawati, Jodha berubah pikiran, "tidak ibu. Dia bukan orang jahat, dia memang membuat kesalahan, tapi itu terjadi karena keadaan. Dia tidak melukaiku dengan sengaja." Mendengar pembelaan Jodha terhadap Jalal, Menawati jadi bingung, "Jodha, aku tak mengerti apa yang kau inginkan. Aku mendukungmu. Kalau kau marah, kenapa harus datang? lagipula kau tidak akan menang." Jodha tidak terima, "apa? Dia tak sepintar itu. Kalau aku memutuskan untuk menyembunyikan diri, dia tak akan mengenali aku." Menawati menyahut, "kau bisa katakan itu pada nenek." Dadisa datang. Menawati menunjuk dadisa dan berkata, "lihat, nenek di sini." Dadisa bertanya, "ada masalah apa Mainawati?" Mainawati hendak mengadukan Jodha, tapi Jodha sudah memotong kalimat menawati dengan cepat, "tidak, bukan apa-apa, dadisa, tidak ada apa-apa." Mainawati pura-pura heran, "hei... bukankah kau baru bilang.... Baiklah. Aku ada ide, tinggallah di kamarmu, ok?" Jodha dengan tatapan menantang bekata, "kenapa? Kenapa aku harus menyembunyikan diriku? Ini festivalku. Aku akan berpartisipasi dalam permainan, memenangkannya, dan merayakannya juga." lalu dengan kesal dia meninggalkan ruang makan. Mainawati dan Dadisa tertawa senang melihat upaya mereka berhasil. Sebagai ibu, Menawati tahu, Jodha semakin di larang akan semakin menantang.
Pelayan menunjukan gaun baru yang akan dia pakai Jodha dalam festival. Menawati memuji gaun itu dan meyuruh pelayan menaruhnya diatas sofa. Pada dadisa menawati berkata, "ibu, kadang aku tak bisa mengerti dengan apa yang Jodha rasakan. Tapi aku yakin satu hal, dia sangat mencintai yang mulia." Dadisa menyahut, "ya. Jodha mungkin keras kepala, tapi dia tahu apa yang baik dan apa yang buruk." Menawati dengan wajah sedih berkata, "ketika pertama kali dia pergi dari sini, itu merupakan sebuah pengorbanan, Sekarang aku ingin dia pergi dengan bahagia dan terhormat." Dadisa tersenyum dan mengangguk setuju.
Sinopsis Jodha Akbar episode 225. Jodha muncul dengan wajah murung. Dadisa memanggil Jodha. Menawati menoleh melihat Jodha yang berjalan menghampirinya. Menawati berkata, "Johda, lihat ini, aku menyiapkan beberapa gaun untukmu. Kau akan memakainya kan?" Jodha tidak menyahut. Menawati menatap dadisa, dadisa mengangguk, "jodha, sayang. Kenapa diam saja? Katakan sesuatu! Pakailah gaun ini. Kau adalah kebanggan dari Amer dan Rajvanshi. Dan kami yakin, kau akan menjaga kehormatan kita. Semoga dewi amba selalu memberkatimu.'
Atgah sedang mengontrol pekerjaan anak buahnya ketika seorang pengawal datang memberitahunya kalau Antemad Khan ingin bertemu. Antemad adalah orang yang bertanggung jawab memasok kasim untuk para selir. Atgah bertanya-tanya apa yang dia inginkan dan menyuruhnya masuk. Antemad memberi salam pada Atgah, atgah mempersilahkan dia duduk dan menanyakan keperluannya. Anteman memberitahu Atgah tentang insiden pengiriman kasim yang salah satunya adalah Sujamal. Anteman mengatakan kalau Dilawar khan telah di rampok baju dan dokumennya. Dia sudah melaporkan kejadian itu pada maham anga. Maham kemudian menyelidikinya. Tapi maham kemudian malah mengirim Dilawar asli pergi dan membiarkan dilawar palsu bekerja di istana. Anteman mengatakan kalau dia tidak mengatakan hal ini pada orang lain takut kalau sampai berakibat buruk. Atgah mengatakan kalau apa yang di lakukan Anteman sudah tepat. Atgah melarang anteman mengatakan semua itu pada orang lain, tapi saat jalal pulang nanti dia harus melaporkan semua itu padanya. Anteman setuju.
Di Amer, festival sudah di mulai. Para istri menari dengan wajah di tutupi cadar. Jalal menikmati hiburan itu. Setelah beberapa saat, Dadisa berdiri di ikuti semua orang. Dadisa menyuruh Jalal pergi dan menemukan Jodha diantara para penari itu. jalal dengan senang hati berkata, "aku belum pernah berada di festival yang sangat indah seperti ini, dadisa." Dadisa tersenyum dan berkata, "aku sangat senang kau memanggilku nenek." jalal tersenyum, "jika ratu Jodha bisa memanggil ibuku sebagai ibu, kenapa aku tidak bisa memanggilmu sebagai nenek? Kalau kau mau, kau bisa memanggilku sebagai Jalal." Dadisa mengatakan kalau itu sangat baik, "tapi kami tak memanggil menantu kami dengan nama." Kemudian dadisa menyuruh Jalal segera pergi untuk mengenali Jodha. Jalal segera berjalan ke tengah arena. Mengamati para penari satu persatu. Dengan mudah dia mengenali Jodha. Tapi dia menunggu sampai tarian selesai baru memegang tanganya. Dadisa dan yang lainnya yang tahu kalau penari bercadar coklat itu adalah Jodha tertawa gembira. Para penari yang lain segera mengundurkan diri. Jodha berusaha melepaskan tangannya dari pegangan jalal, tapi usahanya sia-sia. Pegangan jalal sangat erat. Jalal berkata, "berapa lama kau akan menjauh dariku, ratu Jodha? Aku akan memenangkan dirimu pada akhirnya." lalu Jalal mengangkat tangan Jodha tinggi-tinggi dan berkata, "dadisa, aku mengenali istriku." Semua tertawa gembira.
Sinopsis Jodha Akbar episode 225. Jalal membalikan tubuh Jodha dan membuka kerudungnya. Jodha menatap Jalal dengan kesal. Jalal tersenyum dan berkata, "kau mungkin kesal padaku. Tapi gelangmu adalah kesukaanku. AKu dapat mengenalimu karenanya." Jodha memandang Jalal dan teringat saat Jalal memakaikan gelang itu di tangannya. Tanpa berkata apa-apa, Jodha menyentakkan tanganya dari pegangan Jalal dan melangkah pergi. Semua yang melihat tersentak kaget. Jalal tertunduk sedih. Bharmal sekeluarga segera menghampiri Jalal dan meminta maaf, "yang mulia, tolong maafkan Jodha. Dia keras kepala, kadang-kadang dia bertingkah kekanak-kanakan." Jalal dengan sedih berkata, "tak apa Rajasa. Dia istriku. Mungkin dia tak ingin aku memegang tangannya di depan umum. Kupikir aku harus bicara padanya secara pribadi." Jalal segera bergegas mengejar Jodha. Menawati menyesalkan perlakukan Jodha pada Jalal, begitu juga keluarga yang lain. Dadisa terlihat sedih dan Bharmal sedikit marah.
Johda berjalan setengah berlari menuju ke kamarnya. Jalal mengejarnya. Jodha mempercepat jalannya. Jalal berlari dan memegang tangannya. Keduanya berhadapan dan saling menatap. Jalal dengan emosi bertanya, "apa salahku sekarang? Katakan padaku. Apa salahku? Aku hanya memegang tanganmu sebagai istriku. Kenapa kau menyentak tanganku dan pergi? Kau menyentakan tanganku di hadapan semua orang. Kau tak suka aku menyentuhmu atau memegang tanganmu, baiklah aku tak akan menyentuhmu. Aku bahkan tak akan meggengam tanganmu. Kau tak suka kehadiranku, bukan? tak apa aku akan pergi darimu. Aku tahu aku melakukan kesalahan. Tapi aku menyesali apa yang kulakukan. Karena itu, aku mencoba untuk menebus kesalahanku. Aku tak ingin mengatakan ini, tapi sebagai kaisar aku telah datang kebanyak tempat untuk mencarimu. Meningalkan istanaku, rakyatku, menyusuri hutan dan gurun hanya untuk meminta maafmu. Tapi kau belum siap untuk melepas keangkuhanmu. Jangan lupa ratu Jodha, semua berawal darimu. Kau menyembunyikan rahasia dariku dan membuatku salah paham. Aku bertanya padamu beberapa kali tapi kau tak mau mengatakan yang sebenarnya. Apa yang harus aku asumsikan dalam situasi seperti itu?"
Jodha menatap jalal dengan tajam dan berkata, "aku sudah coba untuk menjelaskan. Aku bahkan datang menemuimu tapi maham mengatakan kau tak mau menemuiku." jalal menyahut, "hebat! kau sangat marah karena aku tak mau betemu denganmu sekali. Anehnya kau hanya mencoba sekali. Tapi aku telah mencoba untuk minta maaf padamu berkali-kali. Aku pergi dari agra ke Amer, Mathura lalu ke Amer hanya untuk meminta maaf padamu. Aku meminta semua orang berdoa untu keselamatanmu. Aku tak hilang harapan untuk minta maaf padamu bahkan saat aku tak dalam kondisi untuk berjalan. Aku sudah janji pada ibu bahwa aku akan membawa putrinya kembali. Aku janji pada rahim akan membawa Choti Ami jaanya pulang. Tapi aku kalah, Ratu Jodha. Jadi bagaimana jika kaisar hindustan tak bisa memenuhi janjinya? lalu bagaimana jika seorang anak tak dapat memenuhi harapan ibunya? Tapi aku senang kau sukses dalam tujuanmu. Kau menang. Aku menerima kekalahanku. Aku membungkuk padamu dan meminta maaf padamu. Aku memohon padamu, maukah kau kembali ke Agra bersamaku?" Jalal menyatukan tanganya di dada dan menunduk didepan Jodha. Jodha menatap Jalal dengan tatapan iba, tapi hanya sesaat saja, karena setelah itu wajahnya mengeras kembali, dan dengan tegas dia menolak, "tidak!" Jalal menatap Jodha, Jodha balas menatapnya. Jodha berlata, "aku mengambil sumpah pernikahan denganmu, tapi kau meragukan aku. kau meninggalkan aku sendiri. Tugasmu adalah melindungi kehormatanku tapi kau melecehkan aku. Kau mengusirku dari istana dan sekarang kau datang untuk membawaku kembali? Aku akan kembali padamu hanya saat aku ingin bersamamu." Jalal menunduk menahan perasaanya dan bertanya, 'jadi itu keputusan akhirmu?" jalal mendekati Jodha, "sekarang, biar aku katakan padamu keputusan akhirku. Aku akan kembali ke Agra. Kau boleh menolakku demi harga dirimu. Tapi aku tak akan memgabaikan tugasku demi janji yang aku buat untuk ibuku. Kerajaan Mughal dan rakyat membutuhkan aku. Aku kembali pada mereka. Selamat tinggal. Jaga dirimu!" jalal membalikan badanya dan meninggalkan Jodha. Jodha menatap kepergian Jalal dengan sedih dan kecewa seperti sesuatu telah di renggut dari hidupnya...Sinopsis Jodha Akbar episode 226