Sinopsis Jodha Akbar episode 50. Jodha berhasil melepaskan diri dari Jalal, bahkan berhasil pula merebut pedangnya. Jodha menghunus pedang tersebut ke dada Jalal. Jalal menatap ujung pedang yang mengarah kedadanya, lalu menatap Jodha. Sesaat Jodha terlihat gugup saat menyadari gerakannya itu telah membuat rambutnya yang panjang tergerai lepas. Tapi hanya sesaat saja. Keduanya saling bertatapan. Jodha berkata, " anda telah kehilangan kosentrasi anda, yang mulia. Karena hal itu saya berpikir bahwa anda telah kalah." Jalal beranjak pergi, tapi Jodha melarangnya," Jangan..jangan pergi. Atau ujung pedang ini akan menusuk dada anda.." Jalal mengurungkan niatnya dan menatap Jodha dengan penuh selidik, "kau salah sasaran. Karena aku tidak memiliki hati."
Jodha balas berkata bahwa tidak ada seorangpun yang bisa bertahan hidup tanpa hati. Jodha melemparkan pedangnya pada Jalal yang dengan sigap menangkap pedang itu. Jodha melangkah pergi tapi berhenti saat mendengar Jalal berkata bahwa jodha adalah orang pertama yang telah mengalahkannya. Jalal mendekati jodha dan bertanya, " tetapi kenapa kau tidak membunuhku?". Jodha menjawab bahwa dia tidak bisa membunuh orang yang tidak bersenjata. Jalal tersenyum dan mengatakan, "Aku kalah bukan salahku, tapi salah kecantikanmu'. Jodha terpana mendengar kata-kata Jalal, tapi ada sebersit rasa senang di hatinya mendengar pujian tak langsung itu.
Jodha balas berkata bahwa tidak ada seorangpun yang bisa bertahan hidup tanpa hati. Jodha melemparkan pedangnya pada Jalal yang dengan sigap menangkap pedang itu. Jodha melangkah pergi tapi berhenti saat mendengar Jalal berkata bahwa jodha adalah orang pertama yang telah mengalahkannya. Jalal mendekati jodha dan bertanya, " tetapi kenapa kau tidak membunuhku?". Jodha menjawab bahwa dia tidak bisa membunuh orang yang tidak bersenjata. Jalal tersenyum dan mengatakan, "Aku kalah bukan salahku, tapi salah kecantikanmu'. Jodha terpana mendengar kata-kata Jalal, tapi ada sebersit rasa senang di hatinya mendengar pujian tak langsung itu.
Di kamarnya, Ruqaiya menyantap apel dengan wajah tidak senang. Dia terbayang peristiwa Jalal - Jodha adu pedang, dan kedekatan yang terjadi antara keduanya. Rasa cemburu menghinggapinya. Ruqaiya mengambil salah satu koleksi pedang yang ada dikamarnya. Dia berusaha mengeluarkan bilah pedang itu tetapi terlihat sangat kesulitan. Jalal yang melihatnya, berjalan mendekat lalu mengambil pedang itu dari tangan Ruqaiya. Dengan mudah Jalal mengeluarkan bilah pedang dari sarungnya dan berkata bahwa Ruqaiya sangat pandai memanah tapi bukan bermain pedang. Jalal menebak benak Ruqaiya dengan mengatakan Ruqaiya pasti melihat dirinya bertarung pedang denga Jodha, karena itu dia tertarik dengan pedang. Dan sekarang dia juga ingin bermain pedangnya?, Ruqaiya menjawab, "musuhmu akan melakukan hal yang sama seperti Jodha. Tapi aku senang karena kau telah membalaskan dendamku dengan mengalahkan dia". Jalal berkata, "Salah. Dia bermain pedang sebaik bermain catur. ". Ruqaiya protes agar jalal jangan berkata baik tentang musuhnya. Tapi Jalal membantah bahwa dia tidak memuji tapi berkata jujur, "Jodha sangat berbakat." Ruqaiya berkata, " jangan bicara lagi!". Jalal bertanya apakah Ruq cemburu?. Ruq menjawab bahwa istana para wanita adalah miliknya, untuk menjalankannya di butuhkan pikiran bukan senjata, tidak seperti Jodha yang tidak dapat memimpin istana para wanita. Jalal berkata bahwa sampai saat ini dia juga berpikir begitu, tapi masalahnya tidak seperti itu. Ruqaiya mengatakan kalau sepertinya Jalal sangat suka mengganggu Jodha. Jalal menjawab, sama sekali tidak seperti itu. Mereka berdua harus bisa mengalahkan Jodha. Jalal teringat kata-kata Jodha tentang hatinya. Dia berkata bahwa sekarang akan melihat hati atau pikiran yang akan menang.
Sinopsis Jodha Akbar episode 50. Jodha dan Moti berjalan sambil berbincang. Ditangan moti terdapat nampan pemujaan. Moti mengatakan bahwa hari sudah sangat terlambat untuk ritual. Mereka sedang meributkan tentang masalah sarapan. Jodha mengatakan bahwa tidak akan ada yang terjadi apapun kalau terlambat sarapan dalam satu hari. Moti menyuruh Jodha melakukan ritual dengan tenang dan dia akan menyiapkan sarapannya. Lalu moti menyerahkan nampan pemujaan pada Jodha. Jodha menerima dan berjalan ke patung dewa krisna. Dia terpana melihat Bansuri (seruling) tidak ada di tangan krisna. Tapi kemudian terdengar suara seruling di bunyikan dalam ruangan itu. Jodha langsung menebak bahwa pasti Rahim yang telah mengambilnya. Dengan mengendap-endap Jodha menemukan Rahim yang duduk dibelakang tempat tidur sambil memegang Basnsuri. Jodha mengodanya dengan berkata bahwa krisna kini tidak lagi mencuri mentega tetapi mencuri serulingnya sendiri. Rahim tertawa. Jodha membantunya berdiri sambil berkata, "kena kau pencuri suling!". Tapi rahim segera berlari dengan mengatakan bahwa jodha belum menangkapnya, karena pencurinya masih bebas. Rahim meminta Jodha agar menangkapnya. Keduanya bermain kejar-kejaran. Rahim berlari, dan Jodha berjalan cepat di belakangnya sambil memuji kalau Rahim memang berlari dengan cepat. Jodha pun berusaha membujuk Rahim agar berhenti berlari karena dia ingin mengajarinya bermainsuling. Rahim berkata, iya, tapi Jodha harus menangkapnya dulu.
Rahim berlari sampai tiba di teras. Disana, rahim berjalan mundur sambil melihat Jodha yang semakin dekat. Jodha berteriak, "berhenti!" tapi rahim terlanjur melangkah dan terjatuh kedalam kolam. Jodha tertegun, dengan cepat dia pun meloncat kedalam kolam untuk menyelamatkan rahim. Jodha berhasil menyelamatkan Rahim. Maham angga melihat insiden itu dan segera menghampiri mereka. Jodha mengendong tubuh rahim yang basah kuyup ke taman, di mana di sana telah berlarian Salima, moti dan beberapa pengawal. Salima mengambil rahim dari gendongan Jodha dan menepuk-nepuk pipi anaknya. Rahim sadar. Salima lega. Salima memarahi Rahim. Maham angga muncul dan mulai memperumit masalah. Maham bertanya pada Salima, siapa yang kau marahi? Rahim masih kecil dan belum dewasa. Kesalahannya di lakukan oleh dia yang masih belum dewasa dan tidak punya pengertian terhadap apaun. Tentu saja yang di maksudnya adalah Jodha. Maham bahkan meminta Jodha mengikutinya untuk bertemu Jalal.
Maham benar-benar membawa Jodha menemui jalal. Jalal memarahi Jodha dan berkata ini sebuah penghinaan bagi kehormatan seorang ratu dan kebiasaan kerajaan mughal. "Kau berada diair yang terbuka di hadapan semua orang, ada prajurit, orang asing apakah kau tidak mengerti? Apakah itu tempat untuk bermain dengan Rahim? Dia masih kecil dan belum dewasa. Tapi tidak denganmu..."
Jodha menyela, "tapi yang mulia..." Jalal memotong ucapannya, "aku belum selesai bicara, ratu Jodha. Para ratu mughal harus bertahan dengan batasan mereka, mereka harus ikuti tradisi dimana kau selalu saja melanggarnya. Karena itulah aku seharusnya tidak mendapat keluhan apapun tentang mu. Kalau ada kesulitan untuk mengikuti kebiasaan di Mughal, kau bisa tanya pada bibi (Maham angga). Tapi lain kali jangan melewati batasanmu sebagai ratu mughal."
Jodha menyindir Jalal dengan mengatakan bahwa keadilannya memang luar biasa, "kau mendengar cerita dari bibimu bahwa aku dan rahim ada di kolam, tapi kenapa, bagaimana dan untuk apa itu tidak pernah muncul dalam pikiranmu atau pikiran bibimu." Jalal bertanya, apa maksud Jodha, apakah Jodha menuduh maham berkata bohong?. Jodha melanjutkan, "separuh kebenaran lebih buruk dari kebohongan yang utuh, yang mulia. Iya aku memang di kolam itu bersama Rahim, tapi bukan untuk bermain-main di sana...." Lalu Jodha menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana rahim terjatuh dan bagaimana dia melompat kedalam kolam untuk menolongnya. Jodha bertanya pada Jalal, apakah di matanya lompat kedalam air untuk menyelamatkan seorang anak dianggap melewati batasan dan kebiasaan bangsa mughal? Tapi bagi Jodha itu adalah sebuah tanggung jawab. Mendengar cerita Jodha, Maham pura-pura menyadari kesalah pahaman yang di sebabkannya. Dia berbalik membela Jodha dan meminta maaf karena telah salah paham. Maham berkata, "aku melihat ratu Jodha di air. Dia didepan semua orang dengan pakaian yang basah. Tidak yang mulia...aku tidak memikirkan apapun dan langsung membawanya padamu saat ini juga supaya kau bisa menjelaskan sesuatu padanya. Seandainya saja aku bisa mengerti tujuan baik dari ratu jodha,.." Jalal bertanya apa sebenarnya maksud maham angga. Siapapun bisa melakukan kesalahan seperti itu. Tapi jalal mengerti maksud maham, karena apapun yang dia lakukan , di lakukannya karena itu kebiasaan bangs mughal. Dan dia berkata pada Jodha bahwa itu kewajibannya sebagai seorang raja untuk bertanya memastika semua orang bertindak sesuai batasannya dan dia senang karena Jodha telah menyelamtkan rahim. Jodha tidak mengubris ucapan Jalal, dia berkata bahwa di ingin segera pergi dari hadapannya. Dan mengucapkan terima kasih karena telah mendengarkannya. Lalu tanpa berpamitan dia beranjak pergi. Maham angga menatap kepergiannya dengan heran campur tidak senang.
Sinopsis Jodha Akbar episode 50. Jalal memasuki pengadilan dan duduk di tahtanya. Sharifudin menghadap dan memberi salam. Jalal memuji sharifudin akan kemenangannya terhadap Amer dan Mewat. Jalal memberinya tanggung jawab yang lain untuk menaklukan negeri lain yaitu Nagor. Tapi sebelum pergi kesana, Jalal menyuruhnya mengembalikan semua harta yang di rampasnya dari Amer. Sharif terkejut tapi tidak dapat berbuat lain selain mematuhinya. Di luar pengadilan, Rahim bermaksud menemui Jalal, tapi pengawal melarangnya. Rahim memperdaya pengawal dengan menyuruhnya melihat keatas. Ketika pengawal melihat keatas, Rahim cepat-cepat berlari masuk. Para pengawal mengejarnya. Rahim berdiri di depan Jalal dan mengatakan jalal unya banyak waktu untuk berbicara dengan siapapun, tetapi tidak dengannya. Rahim menuntut agar jalan memberinya waktu untuk berbicara dan bermain-main dengannya. Jalal menyuruh pengawal pergi. Lalu Jalal meraih tubuh mungil Rahim dan mendudukan di pangkuannya dia meminta maaf karena tidak punya waktu untuknya dan berjanji akan meluangkan waktu untuk bermain dengannya nanti malam. Setelah menerima janji Jalal, Rahim berkata akan kembali pada choti ami jaan (panggilan untuk Jodha), ratu jalal yang baru yang kini menjadi temannya. Jala tersenyum mendengar Rahim menyebut Jodha sebagau choti ami jaan (ibu junior/ibu kecil) dan teman barunya.
Sharifudin menemui istrinya. Bhaksi banu menyerahkan cincin agar di pakai oleh sharifudin sehingga dia akan terlihat seperti seorang pangeran. Mendengar itu sharif sangat marah dan memukul bakshi bano. Katanya, "kakaknya memberikan luka dan adiknya mengoleskan garam di luka itu..." Sharif merasa dirinya hanya seperti budak suruhan Jalal yang mempunyai kewajiban untuk mematuhinya tanpa bisa berkata sepatah katapun. Dia yang berkorban nyawa di peperangan, tetapi jalal yang di puji. Sepertinya Sharif tidak terima hasil rampasannya dari Amer di suruh mengembalikan.
Jodha sedang berjalan menuju ke tempatnya ketika ada pengumuman bahwa Jalalludin datang mengunjungi istana para wanita. Jodha cepat-cepat menghindar. Para wanita dalam istana menjadi senang dan semua mencoba menyapa Jalal dan mengesankannya. Tapi Jalal memberi siyarat tangan yang membuat para istri tidak mengganggunya lagi. Jodha berdiri diam di depan kisi jendela. Jalal yang seperti tahu di mana dia berada bediri di belakangnya. Tapi Jodha pura-pura tidak tahu dan tidak mau membalikan badan. Jalal menatap Jodha dengan tatapan khas yang di milikinya. Tiba-tiba Jodha merasa seseorang menarik dupattanya dan tanpa menoleh langsung berkata, "Yang mulia apa yang anda lakukan? Anda bilang tidak akan melakukan sesuatu padaku secara paksa, tapi apa ini?" Jodha membalikan badan menatap Jalal. Tapi alangkah terkejutnya dia karena Jalal berada cukup jauh darinya. Jodha melihat kebawah, ternyata Rahim yang telah menarik dupattanya. Dia tersipu malu. Jalal tersenyum senang dan berkata pada Rahim agar melepaskan dupatta Jodha. Jalal bilang, saat besar nanti Rahim akan jadi seperti dirinya. Jalal berkata bahwa rahim sering bilang ingin bertemu dengannya. Lalu Jalal memberi isyarat pada Rahim agar mendekat. Jalal jongkok di depan rahim dan berkata, "karena itulah kau sekarang jadi nakal." Jalal merapikan turban Rahim dan melanjutkan kalimatnya, "Kalau kau bukan anak-anak, aku pasti menghukum mu karena telah menarik dupatta milik ratuku." Jalal menatap jodha dengan sudut matanya, lalu mengendong Rahim pergi. Jodha tersipu mendengarnya dan menatapi kepergian nya dengan perasaan tak terkira.
Setelah kepergian Jalal, dua orang istri muncul di depan Jodha. Salah satunya bertanya kemana perginya Jalal karena dia berpikir dia akan tinggal di istana ini. Yang lain menjawab, "dia tidak datang untuk kita tapi untuk ratu Jodha. Untuk menjemput Rahim, dia sangat mencintai anak-anak. Setelah berkata begitu para istri pergi. Jodha yang berdiri di belakang dan mendengarkan ucapan mereka tersenyum.....Sinopsis Jodha Akbar episode 51