Sinopsis Jodha Akbar episode 51. Sharif teringat bagaimana dia menampar dan memaki adiknya jalal yang telah menjadi istrinya, Baksi Bano. Dia tahu, jalal tidak ingin melihat adiknya bersedih ataupun menangis bahkan dalam bahagia sekalipun. Sharif kembali menghampiri Bakshi bano yang tersimpuh di lantai. Dia membantunya bangkit dan berkata bahwa dia sedang marah, karena itu dia kehilangan kontrol. Sharif meminta maaf dan mengatakan kalau dia tidak layak menjadi suaminya. Bakshi bano menghentikannya dan berkata, "jangan bicara seperti itu. Anda adalah suami saya."
Sharif berkata lagi bahwa dia tidak layak memakai cincin baksi. Tapi baksi membujuknya agar memakainya. Sharif berkata baiklah. Sharif menyuruh Baksi bano mengoleskan air mawar di pipinya agar tidak ada yang bisa melihat bekas tamparan di wajahnya. Baksi berkata, jangan kuatir, ini masalah antara suami istri tidak akan ada yang tahu. Sharif mencium kening Baksi bano. Dan baksi bano berkata bahwa Jalal akan datang untuk memuji Sharif. Setelah berkata begitu dia pergi. Sharif tertawa licik dan berkata, "aku ingin tahta bukan pujian. Aku menikahi janda hanya agar bia sampai ke tahta. Kau adalah jalan menuju tahta." Lalu dia tertawa jahat.
Sharif berkata lagi bahwa dia tidak layak memakai cincin baksi. Tapi baksi membujuknya agar memakainya. Sharif berkata baiklah. Sharif menyuruh Baksi bano mengoleskan air mawar di pipinya agar tidak ada yang bisa melihat bekas tamparan di wajahnya. Baksi berkata, jangan kuatir, ini masalah antara suami istri tidak akan ada yang tahu. Sharif mencium kening Baksi bano. Dan baksi bano berkata bahwa Jalal akan datang untuk memuji Sharif. Setelah berkata begitu dia pergi. Sharif tertawa licik dan berkata, "aku ingin tahta bukan pujian. Aku menikahi janda hanya agar bia sampai ke tahta. Kau adalah jalan menuju tahta." Lalu dia tertawa jahat.
Baksi menemui Jodha. Dia memberi salam. Jodha menyambutnya dengan senang hati. Jodha bertanya apakah ada hal penting sampai menemuinya? Baksi bano menjawab, apakah harus ada urusan dulu baru bisa ketemu? Jodha tersenyum dan menjawab, tentu saja tidak perlu. Jodha mempersilahkan Baksi bano duduk. Bakshi menunjukan perhiasan yang di belinya dari pembuat perhiasan dari amer. Bakshi membelinya khusus untuk Jodha. Jodha sangat senang sekali menerimanya. Dia mengucapkan terima kasih pada bakshi. Jodha melihat bekas tamparan di pipi bakshi dan bertanya, "apakah kau baik-baik saja?"
Bakshi menjawab kalau dia baik-baik saja, lalu menyembunyikan semburat merah di pipinya dibalik dupatta. Bakshi mengalihkan pembicaraan. Dia bertanya apakah Jodha bahagia di sini? Jodha tidak menjawab, tapi tatapan matanya menyiratkan sesuatu yang di pendam. Bakshi melanjutkan bahwa sikap Jalal yang berbeli-belit saat ini akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Jodha mengiyakan dan berkata dengan nada sendu, "setiap luka akan sembuh seiring dengan berlalunya waktu. Waktu menyembuhkan segalanya." Lalu Jodha berdiri, merapikan dupatta Bakshi bano dan berkata bahwa dia juga mempunyai sesuatu untuknya. Jodha mengambil sebuah kotak yang isinya juga perhiasan dan memberikannya pada Bakshi Bano. Bakshi tersenyum senang dan mengucapkan terima kasih.
Bakshi menjawab kalau dia baik-baik saja, lalu menyembunyikan semburat merah di pipinya dibalik dupatta. Bakshi mengalihkan pembicaraan. Dia bertanya apakah Jodha bahagia di sini? Jodha tidak menjawab, tapi tatapan matanya menyiratkan sesuatu yang di pendam. Bakshi melanjutkan bahwa sikap Jalal yang berbeli-belit saat ini akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Jodha mengiyakan dan berkata dengan nada sendu, "setiap luka akan sembuh seiring dengan berlalunya waktu. Waktu menyembuhkan segalanya." Lalu Jodha berdiri, merapikan dupatta Bakshi bano dan berkata bahwa dia juga mempunyai sesuatu untuknya. Jodha mengambil sebuah kotak yang isinya juga perhiasan dan memberikannya pada Bakshi Bano. Bakshi tersenyum senang dan mengucapkan terima kasih.
Sinopsis Jodha Akbar episode 51. Jalal dan Ruqaiya duduk dipembaringan, keduanya saling berhadapan dengan jarak yang cukup jauh. Keduanya sedang bermain teka-teki. Ruqaiya mengajukan pertanyaan, Jalal menjawabnya dengan benar. Tapi giliran Jalal yang bertanya, Ruq tidak tidak bisa menjawab, tapi Rahim yang tiba-tiba muncul yang membantunya menjawab. Ruqaiya menyapa Rahim. Jalal berkata kalau dia berjanji akan menghabiskan waktu bersamanya. Ruq membopong Rahim dan mendudukannya diatas tempat tidur dan bertanya Rahim ingin bermain apa. Rahim menjawab bahwa dia ingin bermain seperti saat dia bermain dengan ayahnya (Bairam Khan). Salima datang menjemput Rahim dan mengajaknya pergi. Tapi Jalal mencegah.
Jalal bertanya pada salima, apa yang sering di mainkan Khan baba bersama Rahim. Salima menjawab, "mereka berdua bermain kuda-kudaan." Jalal berkata, "orang yang menguasai seluruh India akan kau jadikan sebagai kuda?" Rahim dengan manis menyahut, "kan sudah janji." Jalal meminta Ruqaiya untuk menaikan Rahim di punggungnya. Jalal lalu merangkak di lantai, rahim naik diatas punggungnya. Jalal merangkak dengan kedua tangan dan kaki. Sementara Rahim bersenandung seperti memerintah seekor kuda agar berjalan. Melihat itu Ruqaiya berlinang air mata. Jalal teringat pada Khan baba, dia dulu juga pernah bermain kuda-kudaan dengan bairam khan.
Jalal bertanya pada salima, apa yang sering di mainkan Khan baba bersama Rahim. Salima menjawab, "mereka berdua bermain kuda-kudaan." Jalal berkata, "orang yang menguasai seluruh India akan kau jadikan sebagai kuda?" Rahim dengan manis menyahut, "kan sudah janji." Jalal meminta Ruqaiya untuk menaikan Rahim di punggungnya. Jalal lalu merangkak di lantai, rahim naik diatas punggungnya. Jalal merangkak dengan kedua tangan dan kaki. Sementara Rahim bersenandung seperti memerintah seekor kuda agar berjalan. Melihat itu Ruqaiya berlinang air mata. Jalal teringat pada Khan baba, dia dulu juga pernah bermain kuda-kudaan dengan bairam khan.
Salima sedang membaca beberapa bait sajak dihadapan penghuni istana para wanita ketika Jodha datang. Jodha memuji keindahan bait itu. Salima berkata bahwa bait itu di ajarkan khan baba. Lalu salima teringat saat bairam khan membacakan bait itu untuknya. Salima berkata hidup terasa begitu indah saat Bairam khan ada. Tapi sekarang tidak ada yang tersisa. Jodha berkata, tapi kau memiliki Rahim. Salima mengatakan bahwa Rahim adalah anak tirinya. Dia adalah anak dari istri Bairam yang lain, yang telah meninggal. Salima berkata, Rahim beruntung karena memiliki Jalal. Jalal hari ini mau bermain kuda-kudaan denganya. Jodha tertegun. Dia teringat akan hukuman yang di berikan Jalal pada orang tua seorang anak beberapa waktu yang lalu. Salima memberitahu Jodha bahwa Jalal tidak jadi menghukum orang tua anak itu.
Menurut Salima, Jalal sebenarnya mempunyai hati yang lembut yang hanya dapat di lihat ketika dia ada bersama Rahim. Salima juga memberitahu Jodha kalau hari ini dia melihat Ruqaiya menangis. Jodha kaget, "Menangis? Ruqaiya..??" Salima mengangguk. Salima bercerita pada Jodha bahwa Ruqaiya dan Jalal adalah teman sejak kecil. Ruqaiya baru berumur 8 tahun ketika keduanya menikah. Mereka menjadi terbiasa dengan satu sama lain. Ruqaiya mulai menunjukan hak nya pada Jalal, dan Jalal sudah terbiasa menerima Ruqaiya apa adanya. Tapi Ruqaiya tidak bisa memberi Jalal kebahagian sebagai seorang ayah. Mereka adalah pasangan yang sangat bahagia, hanya saja belum beruntung punya anak sendiri yang akan menjadi ahli waris kesultanan Mughal. Jodha mendengarkan ucapan Salima dengan khitmad, seakan merasakan apa yang dirasakan Jalal, dari tatapan matanya tampak seolah-olah dia yang akan memenuhi harapan Jalal tersebut.
Sinopsis Jodha Akbar episode 51. Hamida Bano sedang mengadakan pertemuan dengan rahib (tokoh agama/baba). Jodha datang dan memberi salam pada Hamida, "Pranam ami jaan," Jodha bertanya, "anda memanggil saya?" Hamida bano mengangguk dan tersenyum, "ya.. duduklah." Lalu terdengar pengumuman kalau Jalal datang.
Semua orang berdiri. Jalal menghadap baba, lalu menatap Jodha dan memberi salam pada hamida bano. Pada Hamida jalal bertanya, "anda memanggilku ami jaan?" Hamida menjawab, ya dan mengatakan kalau dia ingin agar Jalal dan Jodha yang baru menikah mengambil berkat dari baba. Baba menyuruh Jodha dan Jalal duduk dihadapannya. Keduanya duduk berdampingan. Baba memberkati Jalal dan Jodha. Jodha terlihat khusyuk, tapi Jalal, sesekali dia melirik Jodha. Baba memejamkan mata sejenak lalu mengangkat kedua tanganya memanjatkan doa.
Setelah berdoa baba berkata bahwa Jodha dan Jalal akan di kenang dalam sejarah Mughal dan tidak lama lagi mughal akan memiliki pewaris. jalal menatap Jodha yang terlihat salah tingkah dan menyembunyikan wajahnya dengan menatap kebawah. Hamida bano sangat bersyukur dan senang mendengar berita itu dan akan melakukan ritual jalan kaki ke Ajmer Sharif, pergi pulang, agar Jalal segera punya anak. Mendengar itu Jalal menyela dan berkata pada hamida bano, bahwa dia terlalu serius menanggapinya. Jodha mendukung Jalal.
Tapi Hamida berkata bahwa apa yang sudah diucapkan harus di penuhi. Jalal dan Jodha bangkit dari duduknya. Jalal turun terlebih dulu, tapi kemudian dia berbalik dan mengulurkan tangan pada Jodha. Jodha terlihat enggan, tapi melihat semua orang menatap kearahnya dan menanti, dia tidak punya pilihan selain menyambut uluran tangan Jalal. Jalal membantunya turun. Jodha menatap Jalal dan tertunduk malu, sedangkan jalal tersenyum penuh arti sebelum beranjak pergi.
Semua orang berdiri. Jalal menghadap baba, lalu menatap Jodha dan memberi salam pada hamida bano. Pada Hamida jalal bertanya, "anda memanggilku ami jaan?" Hamida menjawab, ya dan mengatakan kalau dia ingin agar Jalal dan Jodha yang baru menikah mengambil berkat dari baba. Baba menyuruh Jodha dan Jalal duduk dihadapannya. Keduanya duduk berdampingan. Baba memberkati Jalal dan Jodha. Jodha terlihat khusyuk, tapi Jalal, sesekali dia melirik Jodha. Baba memejamkan mata sejenak lalu mengangkat kedua tanganya memanjatkan doa.
Setelah berdoa baba berkata bahwa Jodha dan Jalal akan di kenang dalam sejarah Mughal dan tidak lama lagi mughal akan memiliki pewaris. jalal menatap Jodha yang terlihat salah tingkah dan menyembunyikan wajahnya dengan menatap kebawah. Hamida bano sangat bersyukur dan senang mendengar berita itu dan akan melakukan ritual jalan kaki ke Ajmer Sharif, pergi pulang, agar Jalal segera punya anak. Mendengar itu Jalal menyela dan berkata pada hamida bano, bahwa dia terlalu serius menanggapinya. Jodha mendukung Jalal.
Tapi Hamida berkata bahwa apa yang sudah diucapkan harus di penuhi. Jalal dan Jodha bangkit dari duduknya. Jalal turun terlebih dulu, tapi kemudian dia berbalik dan mengulurkan tangan pada Jodha. Jodha terlihat enggan, tapi melihat semua orang menatap kearahnya dan menanti, dia tidak punya pilihan selain menyambut uluran tangan Jalal. Jalal membantunya turun. Jodha menatap Jalal dan tertunduk malu, sedangkan jalal tersenyum penuh arti sebelum beranjak pergi.
Jalal baru selesai berdoa ketika ada pemberitahuan kalau Jodha mengunjunginya. Jalal bertanya ada apa? Jodha meminta Jalal agar mencegah rencana Hamida jalan kaki ke Ajmer Sharif pergi pulang. Lalu terjadi perdebatan kecil diantara keduanya. Jalal mengatakan kalau Hamida melakukan itu agar dirinya segera punya keturunan. Hanya ada satu cara untuk mencegah hamida, yaitu Jodha pura-pura hamil. Jodha tersentak kaget mendengarnya. Jalal mengambil tangan Jodha dan meletakan dikepalanya, dia meminta Jodha berjanji untuk berpura-pura di depan ami jaan seperti dia berpura-pura di depan Bharmal dan mainawati....Sinopsis Jodha Akbar episode 52