Sinopsis Jodha Akbar episode 475 by Sally Diandra. Diistana Agra, dikamar Salim, Salim sedang membayangkan bagaimana dia menyelamatkan Anarkali dari ular tadi, bagaimana Anarkali memegang tangannya ketika Salim membantunya untuk berdiri “Anarkali, Malika Hind, rasanya cukup enak terdengar” ujar Salim pada dirinya sendiri, tepat pada saat itu Rukayah masuk kekamar Salim “Salim, apakah kamu sudah mencoba mencari tahu mengapa utusan Iran itu menyuruh Yang Mulia Raja menghentikan pemberian mahkota untukmu ?” Rukayah mulai mencoba memprovokatori Salim “Aku telah menanyakan hal ini pada Yang Mulia tapi Yang Mulia bilang kalau dia akan mengurus ini semua, katanya dia akan mengenakan mahkota itu padaku pada saat hari yang suci” Rukayah tersenyum sinis “Kamu ini memang naif dan lugu, kamu tahu ... kamu tidak bisa mendapatkan mahkota dan singgasana itu karena utusan Iran itu menginginkan Ratu Jodha, ibumu untuk menganut agama Islam dengan begitu kamu akan menjadi umat Muslim yang sah dan hanya kamu yang akan mendapatkan mahkota itu, Yang Mulia Raja memang sedang mencoba mencari jalan keluarnya, tapi mereka tidak mengatakan padamu tentang hal ini kan ?” Salim sangat kesal begitu mendengar ucapan Rukayah “Tapi disinilah permasalahannya, Salim ... ayahmu tidak akan meminta ibumu untuk mengubah agamanya mungkin karena janjinya dulu pada ibumu, dia akan menghancurkan masa depanmu, Salim” Salim sangat terkejut mendengarnya sementara Rukayah tersenyum senang.
Dikamar Jalal, Jalal baru saja selesai membasuh mukanya ketika Salim memasuki kamarnya “Yang Mulia, mengapa kamu menghentikan pemberian mahkota untukku kemarin ? Tolong katakan padaku secara jelas bahwa kamu tidak menginginkan aku menjadi raja, kan ? Mengapa kamu tidak membiarkan aku untuk menghadiri pertemuan kemarin ?” Salim sangat marah dengan ayahnya “Kamu ingin tahu apa keputusanku ?” ujar Jalal, Salim menganggukkan kepalanya “Ayook ikut aku !” Jalal menggandeng tangan Salim menuju ke singgasana kerajaan “Singgasana ini mempunyai banyak permasalahan, seorang Raja harus menjawab banyak pertanyaan, singgasana ini membuat kamu jauh dari keluargamu, dia bisa membuat seorang saudara menjadi musuh, apa yang kamu pikirkan apakah kamu akan mendapatkan semuanya dengan hanya mendapatkan sebuah singgasana kerajaan? Benda ini tidak hanya membuatmu tidak bisa tidur dan hanya aku ayahmu yang menginginkan kamu menjadi seorang Raja kelak, ayah ingin mengenakan mahkota itu padamu tapi ayah tidak akan pernah memaksa ibumu Ratu Jodha untuk mengubah agamanya, sekarang ayah tanya pada penerus raja masa depan pangeran Salim, apa yang akan kamu putuskan jika kamu berada pada posisi ayah saat ini ? Berikan jawabannya untuk dirimu sendiri !” ujar Jalal kemudian meninggalkan Salim sendirian, Salim mulai berfikir keras.
Malam harinya, Jodha memasuki kamar Salim sambil membawakan makanan untuk anak sulungnya itu “Aku tidak lapar, Mariam Uz Zamani” Jodha bingung “Apa yang terjadi, Salim ?” Salim nampak kesal dengan ibunya “Ibu tahu segalanya tapi mengapa ibu tidak menceritakannya padaku, utusan Iran itu meminta ibu untuk mengubah agama ibu kan agar aku bisa menjadi raja dan ibu tidak menceritakannya padaku”, “Salim, mengertilah, ini semua ibu lakukan agar perasaanmu tidak terluka, nak ... Yang Mulia akan menemukan jalan keluarnya untuk menyelesaikan permasalahan ini” Jodha mencoba menghibur Salim “Yang Mulia malah meminta aku untuk mencari solusinya dan mengatakan padanya” Jodha kaget “Yang Mulia telah menyelesaikan banyak permasalahan tapi permasalahan yang satu ini menyangkut orang orang yang sangat disayanginya yaitu kamu, ibu dan rakyat kita, ayahmu ingin tahu apa yang akan kamu putuskan, dia ingin menguji kamu”, “Tapi keputusan ini hanya untukku saja” ujar Salim kesal “Ketika seorang anak tumbuh besar, seorang ayah ingin anaknya mengambil alih segalanya, kamu harus menjadi seorang raja, kamu akan mengatasi semua permasalahan yang ada, kamu harus memiliki iman dalam diri kamu, ibu yakin kamu akan menyelesaikan permasalahan ini juga, kalau kamu merasa lapar, makanlah makanan ini, ibu sudah membuatnya dengan cinta hanya buat kamu” ujar Jodha kemudian meninggalkan Salim, Salim sangat terkesan dengan perhatian Jodha.
Keesokan harinya, dikamar Jalal, Jalal sedang berdandan dibantu oleh para pelayannya, tak lama kemudian Jodha datang menghampiri Jalal dengan muka masam, Jalal melihat ekspresi wajah Jodha yang cemberut melalui kaca riasnya, Jodha membantu Jalal mengenakan jubahnya “Berdirilah tegak !” perintah Jodha “Mengapa kamu kelihatannya kesal kepadaku, Ratu Jodha ?” Jalal bingung “Mengapa kamu melibatkan Salim dalam permasalahan ini, Yang Mulia ?”, “Aku hanya ingin tahu bagaimana jawabannya, apa pendapatnya dengan permasalahan ini” Jalal mencoba menjelaskan Jodha “Aku memang tidak tahu apa apa tapi seharusnya Salim tidak dilibatkan dalam permasalahan ini, Yang Mulia” Jodha masih cemberut dan kesal ke Jalal “Ratu Jodha, Salim adalah pewaris raja, dia juga harus menyelesaikan permasalahan seperti ini”, “Iya, aku tahu kalau kamu ingin membuatnya menjadi raja yang agung tapi kenapa kamu selalu mengambil langkah yang aneh”, “Aku ini memang aneh, itulah mengapa kamu menyukai aku kan ?” goda Jalal “Aku janji aku tidak akan membiarkan suatu kesalahan apapun yang terjadi nanti” Jalal mencoba menghibur Jodha.
Dihalaman istana, Murad sedang ngobrol ngobrol dengan Danial “Murad, Yang Mulia Raja menginginkan Salim menjawab pesan Raja Iran, bagaimana bisa dia berani menghentikan Salim menjadi seorang raja, itu semua hanya Yang Mulia Raja yang bisa memutuskan” ujar Danial “Jika diperlukan, kita akan pergi berperang melawan Iran” dari kejauhan paman Haidar yang sempet nguping pembicaraan Murad dan Danial ini berkata dalam hati “Jika perang ini terjadi maka Haidar akan diuntungkan !”
Diruang sidang Dewan - E - Khaas semua orang telah berkumpul disana, tak lama kemudian Jalal masuk dan menduduki singgasananya, semua orang memberikan salam padanya, disusul Salim yang memasuki ruang sidang, Jalal memperhatikan kedatangannya, Salim menyapa Jalal “Sekhu Baba, bagaimana jawaban atas pertanyaanku kemarin ? Jawablah didepan semua orang !” perintah Jalal, Jalal kemudian berkata pada semua menterinya “Aku telah bertanya ke Salim, bagaimana jika dia berada diposisiku seperti saat ini ? Apa yang akan dia jawab untuk mengatasi permasalahan ini” dibilik para ratu, Hamida berkata ke Jodha “Rupanya ini sebuah ujian untuk Salim untuk menjadi seorang raja” Jodha hanya tersenyum kearah ibu mertuanya “Aku ingin bertanya satu pertanyaan, Yang Mulia” Salim mulai membuka percakapan “Ketika aku kecil dulu aku telah melukai seorang anak, lalu kamu menghukum aku tapi tidak bertanya apa pendapatku, yang ingin aku katakan pada saat ini, mengapa aku harus menuruti perintahmu ?”, “Cukup !” Hamida langsung berdiri, Hamida tidak suka dengan ucapan Salim ke ayahnya barusan “Jangan lupa, Salim ! Dia itu adalah Raja India !” Hamida tampak marah “Aku hanya menjawab pertanyaan, nenek ... ini hanya soal perintah seorang raja, setiap orang harus menuruti perintahnya, hanya Raja India yang akan memutuskan apa yang akan terjadi di India dan tidak ada seorangpun yang bisa menghentikannya, jika aku seorang raja, aku tidak akan membiarkan siapapun mencampuri permasalahan negaraku, kita sendiri yang membangun rakyat kita dan jika ada seseorang yang akan mencoba untuk menguasai kita maka kita akan menjawabnya dengan senjata, pedang dan keberanian !” ujar Salim berapi api, Hamida tampak bangga “Hebat ! Sungguh hebat !” ujar Jalal sambil memeluk Salim “Kamu membuktikan padaku hari ini bahwa kamu pantas untuk menjadi seorang raja, aku umumkan pada semua orang bahwa aku akan mengenakan mahkota pada Salim, undang Duta Besar Iran juga !” Jalal tampak senang dengan jawaban Salim, namun sang ulama mengingatkan Jalal “Yang Mulia, pengaruh raja Iran itu sangat kuat, keluarga kerajaan Iran sangat relijius, mereka mengikuti peraturan dalam agama Islam, mereka ingin berdagang dengan India tapi mereka tidak menyukainya ketika kamu menunda pajak untuk orang India, mereka telah membantu kita dimasa lampau juga, kita tidak bisa menghina mereka” kata sang ulama “Mereka telah menghina kita, setiap orang di India harus mendapatkan kebebasan untuk menganut agama apapun, kita tidak bisa membuat India menjadi sebuah negara Islam sebagaimana yang Salim katakan, keputusan terakhirku sebagai seorang raja aku akan umumkan besok pesta penobatan Salim !” Salim tersenyum senang.
Duta Besar Iran mendapat undangan untuk menghadiri pesta penobatan, mereka berkata pada ulama kerajaan Mughal “Kamu tahu kan bagaimana raja Iran, dia pasti tidak akan suka dengan hal ini dan Raja Jalal pasti akan menderita” sang ulama mulai angkat bicara “Saya tidak bisa berbuat apa apa, tuan”, “Kami akan mendatangi pesta itu untuk menunjukkan pada Raja Jalal, kesalahan apa yang telah dia lakukan, Raja Iran tidak akan memaafkan dia !” ujar Duta Besar Iran.
Hamida sedang berkumpul dengan para anggota keluarga kerajaan lainnya diruang keluarga, Jalal menemui mereka disana “Salim telah memberikan pernyataannya sangat bagus hari ini” Hamida sangat bangga pada Salim “Salim telah membuktikan bahwa dia itu memang berbakat, ibu” ujar Salima “Anakku memang sangat berbakat tapi Yang Mulia selalu saja mengujinya” Jodha ikut menimpali pembicaraan mereka “Ini adalah pertanda baik bahwa keputusan ini untuk mendukung Salim” Rukayah juga ikut memberikan komentarnya “Aku memang harus mengambil keputusan ini dengan mendukungnya dari pada aku harus menghadapi kemurkaan Ratu Jodha” ujar Jalal sambil menggoda Jodha didepan anggota keluarga yang lain, Jodha merasa tidak enak dengan keluarga yang lain yang mulai senyam senyum sambil memperhatikan Jodha dan Jalal secara bergantian termasuk ibu Hamida “Jalal, kamu memang telah mengatur seluruh negeri India tapi anak perempuanku Jodha yang mengatur kamu, pertahankan itu terus Jodha” semua yang hadir disana tersenyum mendengar ucapan Hamida, sementara Rukayah tidak suka dengan kenyataan ini “Aku tidak akan membiarkan kamu hidup dalam kedamaian Ratu Jodha !” bathin Rukayah dalam hati. Sinopsis Jodha Akbar episode 476 by Sally Diandra