Sinopsis Jodha Akbar episode 488 by Sally Diandra. Dikamar Hamida, Gulbadan memberikan Hamida dan Salima pelindung Al Qur’an dari bahan beludru berwarna hijau, Jodha menemui mereka disana “Ratu Jodha, lihat ibu telah memberi kami pelindung kitab suci Al Qur’an” Salima menunjukkan pelindung Al Qur’an itu ke Jodha “Waah itu bagus sekali ... ibu aku ingin bicara dengan ibu secara pribadi empat mata” ibu Hamida hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Jodha “Kalau begitu aku akan datang lagi nanti” Salima ikut menimpali pembicaraan mereka “Salima, kamu tidak usah kemana mana, semuanya harus tahu apa yang sudah Jodha lakukan” Salima jadi heran “Sebenarnya apa yang terjadi, ibu ... Ibu tidak pernah bicara dengan nada suara seperti ini” ibu Hamida memandang sinis kearah Jodha “Aku tidak pernah dihina seperti ini, aku meminta sesuatu dan dia mengecewakanku !” Salima semakin penasaran “Aku memang tidak bisa memberikannya ke ibu”, “Aku tidak memaafkan kamu untuk itu, Jodha !” ujar Hamida kemudian berlalu meninggalkan mereka diikuti oleh Gulbadan. Sepeninggal Hamida, Salima segera menginterogasi Jodha “Ratu Jodha, apa yang terjadi sebenarnya ?” Jodha akhirnya menceritakan semuanya ke Salima “Bagaimana ibu bisa mengambil tindakan yang cukup besar seperti itu tanpa berdiskusi dulu dengan Yang Mulia ?” Salima merasa heran dengan tindakan Hamida “Yang Mulia saat ini hendak pergi berperang, aku harap jangan katakan apapun padanya, Ratu Salima” Salima menyetujui permintaan Jodha.
Didalam kamar, Jodha sedang merenung, Jalal menemuinya, Jodha memberikan salam pada Jalal, Jalal menatapnya tajam, cukup lama memandang Jodha tanpa berkata apa apa, membuat Jodha jadi salah tingkah, kemudian memberikan perhiasan yang ditemukannya itu ke Jodha “Kamu meninggalkan perhiasan ini ditandu” Jodha terkejut dan mengambil perhiasan itu “Kemana kamu pergi bersama ibu semalam ?” Jodha gelisah “Jangan bertanya padaku, Yang Mulia ..aku tidak bisa berbohong dan aku juga tidak bisa berkata jujur padamu” Jalal malah bingung dan keheranan “Apa yang membuatmu tetap bertahan merahasiakan soal itu padaku ?”, “Jangan tanya padaku, Yang Mulia” Jodha semakin salah tingkah didepan Jalal “Baiklah, kalau begitu aku akan bertanya pada ibu” Jodha segera menghentikan Jalal “Jangan Yang Mulia, jangan lakukan itu, bersumpahlah padaku bahwa kamu tidak akan bertanya apapun padanya” Jalal menatapnya tajam “Kamu juga harus bersumpah padaku untuk menceritakan semuanya padaku, ada apa Ratu Jodha ? Apa yang sedang terjadi ?” Jodha bimbang namun akhirnya menyerah dan menuruti permintaan Jalal “Baiklah, kemarin aku pergi ke mesjid untuk menerima Islam sebagai agamaku” Jalal terkejut mendengarnya “Aku tidak bisa melakukannya, Yang Mulia ... aku tidak bisa melanggar janjimu, aku tidak jadi merubah agamaku”, “Kamu telah berjanji padaku lalu mengapa kamu tetap pergi kesana ? Lalu mengapa ibu pergi denganmu ? Aku tidak bisa melihat keadaan seperti ini, katakan padaku sejujurnya” Jodha semakin gelisah “Ibu meminta aku agar aku setuju untuk merubah agamaku” Jalal tercengang mendengarnya “Itu berarti bahwa ini semua adalah ide dari ibu ? Dia yang telah memaksamu untuk mengubah agamamu ?” Jodha mengangguk lemah “Aku benar benar sangat terluka ketika dua orang wanita yang sangat aku percayai telah melukai aku, ibu telah mengambil keputusan yang salah, aku akan bicara dengannya” ketika Jalal hendak keluar kamar Jodha, Jodha segera menyambar lengan Jalal dan menaruhnya diatas kepalanya sendiri “Kamu telah bersumpah padaku bahwa kamu tidak akan bertanya padanya, ini adalah permasalahan antara aku dan ibu, aku minta jangan ikut campur” Jalal menatap Jodha dengan perasaan kesal “Aku selalu akan ikut campur, Ratu Jodha !”, “Yang Mulia, ini adalah permasalahan antara ibu dan anaknya, aku tahu bagaimana caranya menghibur dirinya, aku berjanji padamu, Yang Mulia ... tapi kamu juga harus berjanji padaku bahwa kamu tidak akan bertanya apapun padanya, tidak ada seorang ibu yang bisa kesal dengan anak perempuannya untuk waktu yang lama” Jalal tersenyum sambil memandang Jodha “Aku ini seorang raja tapi kamu selalu memerintah aku” mereka berdua saling mendekatkan kedua dahi mereka satu sama lain.
Dikamar Hamida, Hamida merasa kesal dengan Jodha “Gulbadan, aku selalu mengira Jodha sebagai anakku sendiri tapi dia telah menghina aku didepan ulama dan tidak setuju untuk merubah agamanya menjadi Islam” Gulbadan terkejut “Jika Jalal tahu ini semua maka dia akan marah padamu, kak” Gulbadan khawatir akan tindakan kakak iparnya ini “Aku tidak takut dengan Jalal, aku ini adalah ibunya, Gulbadan !” dari balik tirai Hoshiyar mendengarkan semua pembicaraan Hamida dan Gulbadan “Aku harus menceritakan semuanya pada Ratu Rukayah” bathin Hoshiyar dalam hati.
Dikamar Rukayah, Rukayah melemparkan sebuah kalung mutiara untuk Hoshiyar karena telah memberikan informasi yang sangat berarti untuknya “Ini adalah sebuah berita yang bagus, Hoshiyar ! Ada bagusnya juga ratu Jodha tidak merubah agamanya dan sekarang ibu Hamida juga akan menentang Jodha, sekarang Jodha akan kalah melawan ibu dan mulai saat ini kamu akan lihat permainan seperti apa yang akan aku mainkan di Hareem” Rukayah tersenyum senang.
Diluar halaman istana, Todar dan Birbal sedang berjalan jalan sambil membahas soal Jodha “Apa yang Ratu Jodha lakukan itu adalah sesuatu yang benar karena dengan Ratu Jodha mengubah agamanya maka itu bisa diasumsikan bahwa Yang Mulia tunduk terhadap Iran”, “Betul, Todar ... tapi itu akan berimbas pada hubungan yang terjadi di Hareem, berita tentang keretakan Ratu Jodha dan ibu Ratu Hamida sudah menyebar seperti api di Hareem” Birbal merasa sedih dengan keadaan di Hareem. Semua orang membicarakan tentang keretakan hubungan Jodha dan Hamida, hingga sampai juga ditelinga Anarkali “Ibu berita keretakan hubungan antara Ratu Jodha dengan ibu Ratu Hamida itu bukan berita yang baik, Salim pasti akan sangat khawatir dengan persoalan ini, dia memang tidak menunjukkannya tapi dia itu peduli dengan ibunya” Anarkali yakin kalau Salim sebenarnya sayang pada ibu kandungnya.
Dikamar Jodha, saat itu Jodha sedang duduk didepan kuil dewa Khrisna dikamarnya, tiba tiba Moti menemuinya dan mengabarkan kalau Salim ingin bertemu dengannya, Jodha mengijinkan, tak lama kemudian Salim masuk ke kamar Jodha, melihat kedatangan anaknya Jodha berkata “Salim, ibu tahu kalau kamu kesini ini karena kamu merasa terganggu denganku karena ibu tidak mengubah agama ibu, ibu tidak bisa memberikan hak kamu sebagai calon Raja, ibu telah mengecewakan kamu sebagai seorang ibu” Jodha terus berkata kata dengan perasaan sedih, sementara Salim memasuki kamar ibunya dengan melepas sandalnya terlebih dahulu kemudian memberikan penghormatan kepada dewa Khrisna, Jodha memperhatikan tingkah anaknya ini dengan haru, lalu Salim menyalakan lilin Diya di kuil dewa Khrisna “Ibu, aku memang terganggu dengan ibu dan aku ingin tahu alasannya, mengapa ibu berfikir untuk mengubah agama ibu ?” Jodha terkejut mendengar ucapan Salim “Untung saja akhirnya ibu tidak jadi mengubah agama ibu, ibu selalu mengajarkan padaku untuk menghargai semua agama, bukan memaksakan sebuah agama pada seseorang, aku memang pernah berkata ketika aku marah pada ibu, mengapa ibu tidak mengubah agama ibu tapi aku tidak pernah bermaksud untuk melukai ibu, aku memang telah mengatakan hal yang bodoh ketika sedang marah” Jodha menatap anaknya dengan tatapan tidak percaya kalau yang berbicara ini adalah Salim anaknya yang selama ini tidak pernah akur dengan dirinya dan Jalal “Yang Mulia telah memutuskan bahwa Murad sebagai penerus tahta kerajaan untuk sementara waktu, aku tidak begitu terluka menyadari kenyataan ini tapi jika ibu mengubah agama ibu hanya untuk aku maka itu akan sangat melukai aku” Jodha tersenyum bahagia sambil menangis “Ibu, bisakah kita melakukan pemujaan untuk dewa Khrisna bersama sama ?” Jodha mengangguk bahagia kemudian memberikan piring aarti ke Salim dan mulai menyanyikan Bhajan sementara Salim mendengarkannya dengan seksama, namun tanpa mereka sadari dibelakang mereka dipintu kamar Rukayah memperhatikan mereka berdua yang sedang melakukan pemujaan ke dewa Khrisna, Rukayah sangat marah melihat Salim berduaan dengan Jodha, Rukayah segera meninggalkan kamar Jodha dengan amarahnya sementara Jodha terus menyanyikan Bhajan dan melakukan aarti bersama Salim.
Sesampainya dikamarnya, Rukayah berteriak sekencang mungkin mengingat apa yang telah diperbuat Salim terhadap ibu kandungnya sendiri dan mengetahui bahwa Jodha tidak jadi menerima Islam sebagai agamanya “Haaahhhhh ! Mengapa Salim tidak marah ke Ratu Jodha ? Mengapa ? Mengapa ?” Rukayah lalu berteriak memanggil Hoshiyar dan mulai gelisah tidak menentu, Rukayah segera mengambil kotak opiumnya dan memakan opium tersebut, tak berapa lama kemudian dirinya mulai tenang kembali “Hoshiyar, sebenarnya siapa ibunya Salim ?”, “Anda Yang Mulia Ratu” Rukayah masih menahan amarahnya “Tapi mengapa Ratu Jodha selalu merebut Salim dari aku, aku harus membuat Salim agar mendukungku dalam keadaan apapun, aku harus bicara dengan Salim, Ratu Jodha selalu saja merebut semuanya dari aku !”
Sementara itu didapur istana, Jodha sedang membuat makan siang dibantu oleh para pelayannya “Ratu Jodha, ini adalah tugas kami, mengapa anda melakukannya ?”, “Aku akan membuat makanan hari ini, kamu tinggal memberikan aku beberapa bahan makanan yang aku butuhkan” ujar Jodha sambil mengaduk aduk masakannya dibelanga besar tepat pada saat itu Jalal sedang melewati dapur, Jalal segera memasuki dapur dan menyuruh semua pelayannya diam dan pergi dari sana, tinggallah mereka berdua seorang diri, Jodha yang sedari tadi meminta bahan makanan ke pelayan kembali meminta bahan makanan yang lain, Jalal memberikannya satu per satu namun ketika bahan makanan yang diinginkan Jodha salah, Jodha kesal dan berbalik kebelakang untuk menegur si pelayan tapi ternyata hanya ada Jalal yang ada dibelakangnya selama ini “Yang Mulia kamu ? Kamu selalu mengejutkan aku, dimana pelayan yang lain ?” Jalal tersenyum menggoda Jodha “Aku memang suka mengejutkan kamu karena aku suka melihat wajahmu kalau terkejut” Jodha tersenyum tersipu malu “Apa yang kamu lakukan disini ?”, “Aku sedang membuat manisan untuk ibu” Jalal tersenyum lebar “Waah itu ide yang bagus, jadi jika aku ingin makanan yang dibuat khusus sama kamu maka aku harus kesal dulu sama kamu” Jalal kembali menggoda Jodha “Kalau tentang kamu, aku nggak tahu, Yang Mulia tapi kalau ibu aku tahu, kemarahannya akan segera menghilang sekejap ketika ibu memakan masakan yang aku buat sendiri”, “Ya aku tahu itu dan aku juga tahu kalau ibu suka kalau ada kacang almondnya di dalam manisan” Jodha tersenyum sambil terus mengaduk aduk masakannya didalam belanga “Kamu sepertinya tahu banyak tentang memasak” Jalal tersenyum sambil ikutan mengaduk aduk masakan Jodha “Yaa, jika aku memasak setiap hari, aku pasti tahu” Jodha tertawa mendengar ucapan suaminya, merekapun memasak bersama sama sambil saling memandang satu sama lain sambil tersenyum. Sinopsis Jodha Akbar episode 489 by Sally Diandra.