Sinopsis Jodha Akbar episode 485 by Sally Diandra. Dikamar Rukayah, Rukayah sedang duduk didepan cermin riasnya sambil mematutkan dirinya didepan cermin, si pelayan mengambil syal yang hendak diselimutkan di tubuh Rukayah, Rukayah tersenyum senang sambil membayangkan dirinya mengenakan syal yang diberikan Jodha padanya, ketika si pelayan hendak menyelimutkan syal itu ditubuh Rukayah, Salima sudah masuk ke kamar Rukayah sambil berteriak “Berhenti !” Salima menghentikan si pelayan yang hendak menyelimutkan syal itu ketubuh Rukayah “Syal itu pasti mengandung sesuatu, Ratu Rukayah” Rukayah panik, apalagi ketika pelayan yang membawa syal itu tiba tiba terjatuh dan mengeluarkan darah dari hidungnya “Syal ini mengandung racun ? Jika aku menyentuhnya tadi maka aku pasti akan mati seperti dia” Rukayah sangat panik, tak lama kemudian Jalal dan Hamida menemui mereka disana “Racunnya sangat ampuh, dari mana syal ini datang ?”, “Syal ini tadinya untuk Ratu Jodha” Salima memotong ucapan Jalal “Jadi ini berarti tadinya untuk Ratu Jodha, aku tahu bahwa pelayan yang membawa syal ini, dia pasti masih ada diistana !” Jalal segera mencari pelayan tersebut.
Dikamar Jodha, Moti menemui Jodha dan memberitahukan padanya “Jodha, ada seseorang yang telah melakukan konspirasi untuk membunuhmu, syal yang diberikan untuk kamu itu ternyata beracun” Jodha sangat terkejut mendengarnya, tak lama kemudian Jalal menemuinya “Apakah kamu baik baik saja, Ratu Jodha ?”, “Ya, aku baik baik saja, Yang Mulia” Jodha masih panik “Ada seseorang yang ingin membunuh kamu, aku tidak akan membiarkan pelayan ini ! Aku akan mencari tahu siapa yang melakukan ini semua !” Jalal sangat kesal dengan kejadian ini “Moti, kamu jaga Ratu Jodha !” perintah Jalal kemudian berlalu meninggalkan kamar Jodha “Kita tidak tahu siapa yang ingin membunuh kamu, Jodha”, “Aku juga tidak tahu, Moti” Jodha dan Moti hanya bisa berharap.
Semua prajurit dan menteri menteri Jalal mencoba mencari pelayan yang membawa syal tersebut, sipelayan bersembunyi dibalik pilar pilar yang terdapat didalam istana “Aku harus pergi dari sini sebelum mereka tahu tentang aku” sipelayan melihat para prajurit sedang mencari cari seseorang “Waah gawat, bisa jadi mungkin Ratu Rukayah telah meninggal dunia, aku harus segera lari dari sini” pada saat yang bersamaan Jalal dan Salima juga beberapa prajuritnya sedang mencari pelayan itu ditaman istana “Yang Mulia, pelayan itu belum ditemukan”, “Dia pasti masih berada diistana” tiba tiba Salima melihat seorang pelayan mengendap endap disebrang halaman menuju ke gerbang “Yang Mulia, lihat itu pelayannya ! Dia menuju ke gerbang istana” Salima menunjuk pada pelayan tersebut “Biarkan dia pergi, aku ingin mengikutinya untuk mengetahui siapa yang sudah menyuruh dia” si pelayan itu berlari lari kearah gerbang dan keluar dari istana, tak lama kemudian pelayan itu sudah sampai disuatu tempat yang tersembunyi, saat itu Moin Khan sedang ngobrol dengan anak buahnya “Hari ini kita akan mengadakan perayaan, siapkan semuanya karena Jalal pasti saat ini sedang berduka”, “Tuan Moin Khan, si pelayan telah datang, pelayan yang membawa syal untuk Ratu Jodha” sipelayan menemui Moin Khan “Pelayan, aku akan memberikan kamu hadiah, kamu telah melakukan hal yang mulia dengan membunuh Ratu Jodha” Moin Khan sangat senang begitu melihat pelayan itu menemuinya “Tuan Moin Khan, maafkan saya tapi Ratu Jodha masih hidup” Moin Khan terkejut, tepat pada saat itu Jalal dan anak buahnya telah memasuki tempat persembunyian Moin Khan “Pelayan, kamu tahu suatu hari nanti aku akan membunuh Ratu Jodha tapi aku akan memberikan hadiah buat kamu untuk keberanian kamu, kamu telah melakukan hal yang mulia dengan membunuh Ratu Rukayah” ujar Moin Khan sambil menghunuskan belatinya dipunggung sipelayan dan tersenyum senang “Kamu adalah saksiku untuk semua yang telah kulakukan maka aku tidak bisa membiarkannya hidup !” tepat pada saat itu Jalal memasuki tempat Moin Khan, Moin Khan terkejut melihat Jalal dan menyuruh anak buahnya untuk menyerang Jalal, Jalal dan para menterinya bertarung melawan mereka semua, Moin Khan berusaha melarikan diri dari sana, Jalal mengejarnya dibelakang sambil melemparkan pedangnya, Moin Khan lari tunggang langgang sampai berada diluar didekat sungai, Jalal langsung mendekatinya dan mencengkramnya keras kemudian mengangkatnya keatas dan menghempaskannya ke sungai “Yang Mulia, ampuni aku, ampuni aku untuk kali ini, Yang Mulia ... aku tidak akan melakukan kesalahan lagi”, “Kamu telah melewati batasanmu, Moin Khan ! Aku akan membunuhmu untuk membuktikan pada siapa saja yang telah berbuat jahat pada keluargaku, aku tidak akan membiarkannya hidup !” Jalal membunuh Moin Khan dengan menenggelamkan kepalanya didalam sungai.
Diistana, Jodha sedang menunggu kedatangan Jalal dikamarnya sendiri, Jodha mondar mandir dikamarnya, tak lama kemudian pelayan mengabarkan bahwa Salim hendak menemuinya, Jodha mengijinkan lalu Salim datang menemuinya “Salam Malika Hind, apakah ibu baik baik saja ? Aku dengar bahwa ada yang menyerang ibu dengan racun ?” Salim nampak khawatir dengan kondisi ibunya “Ibu baik baik saja, Salim”, “Aku tadi sedang bersama ibu Rukayah, dia sangat terkejut begitu mengetahui hal ini” Jodha merasa khawatir dengan keadaan Jalal “Bisa saja terjadi hal yang fatal, Salim ... ibu khawatir sama ayahmu, dia sedang mengejar orang yang menyuruh pelayan yang memberikan syal itu”, “Jangan mengkhawatirkan ayah, ayah sendiri saja cukup untuk menjatuhkan seluruh pasukan” Salim mencoba menghibur ibunya dan tepat pada saat itu Jalal menemui mereka “Yang Mulia, dari mana kamu ?” Jalal yang masih terengah engah berusaha menjawab pertanyaan istrinya “Aku baru saja menghukum pengkhianat yang sesungguhnya, Ratu Jodha ... dia adalah Moin Khan, ayah Syarifudin yang seorang pengkhianat itu, aku telah membunuhnya dan membuktikan pada semua orang bahwa tidak ada seorangpun yang bisa berbuat jahat pada keluargaku” Jalal benar benar geram dengan perbuatan para pengkhianat tersebut “Dia ingin balas dendam atas kematian anaknya dan dia juga mendukung Raja Iran jadi dia ingin membunuhmu, Ratu Jodha dan mengakhiri permasalahan perubahan agama ini” Jodha benar benar tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan “Tapi aku suka kamu bersama Salim disini, ayah suka kamu menemani ibumu” ujar Jalal bangga “Ini adalah tugasku sebagai pangeran, Yang Mulia” ujar Salim kemudian berlalu meninggalkan mereka “Sekarang aku baru tahu bahwa Raja Iran ada dibelakang ini semua dan sekarang saatnya untuk menjawab tantangannya !” Jalal telah bertekad untuk berperang melawan Iran.
Sementara itu, seorang laki laki menemui Hamida dan memberikannya sebuah surat dari Raja Adijan, ibu Hamida membacanya dengan seksama dan merasa terganggu dengan isi surat tersebut. Jalal menemui keluarganya diruang keluarga “Mana suratnya, ibu ?” Hamida memberikan surat itu ke Jalal lalu Jalal meminta Salima untuk membacanya “Saya Raja Adijan mau meminta maaf pada anda bahwa hubungan anak perempuanmu yang bernama Khanum dengan anakku tidak bisa dilanjutkan lagi” semua yang mendengarnya langsung terkejut “Ini semua karena anda Raja Jalal telah membantu musuh musuh negara Iran, Iran adalah negara yang sangat kami hormati, kami tidak bisa melanjutkan hubungan dengan negara yang melawan Iran, hal ini sungguh sangat menyedihkan karena Raja Jalal melakukan semua ini hanya untuk istrinya yang beragama Hindu”, “Cukup !” Jalal menyuruh Salima menghentikan membaca “Khanum, jangan khawatir ayah akan mencarikan calon suami yang baik untuk kamu”, “Aku tidak khawatir ayah, aku tidak bisa menikah dengan keluarga dimana ayah tidak dihargai, yang ayah lakukan adalah yang ayah inginkan” Khanum tidak menyesal dengan pembatalan pernikahannya “Itu bagus anakku ! Aku akan memberikan pelajaran pada Iran atas apa yang telah dia lakukan pada kita !” Jalal kemudian menyuruh seluruh keluarganya untuk menghadiri sidang nanti.
Jalal dan seluruh keluarganya sedang ada di sidang Dewan - E - Khaas “Ini adalah masalah yang sangat serius, pertama Raja Iran meminta Ratu Jodha untuk mengubah agamanya, kemudian menyerang Ratu Jodha dan sekarang dia merusak hubungan Khanum, maka aku umumkan bahwa mulai sekarang aku menyatakan perang melawan Iran ! Murad, Danial dan Salim kalian juga ikut dalam peperangan itu” Jalal benar benar murka, didalam bilik ratu Salima bertanya ke Jodha “Ratu Jodha, apa yang akan Yang Mulia lakukan ?”, “Aku tidak tahu, ratu Salima” tak lama kemudian Jalal meminta Todar untuk mengirimkan sebuah surat untuk teman temannya dinegara lain yang telah siap untuk perang, aku ingin Iran menyesal ketika dia meminta Ratu Jodha untuk mengubah agamanya” Jalal benar benar kesal terhadap intervensi Raja Iran terhadap keluarganya.
Dikamar Jalal, Jalal sedang asyik memainkan pion pion caturnya, Jodha menemuinya dan mencoba mengajak ngobrol “Yang Mulia, tidakkah kamu berfikir untuk meminta seseorang yang seharusnya tinggal disini ketika kamu pergi berperang dan juga tiga bersaudara itu kan sedang saling diam, mereka kan sedang bertengkar”, “Aku ingin mengurangi keretakan hubungan mereka, seperti kamu ketika melibatkan mereka dalam permainan, aku ingin ketiga bersaudara itu bertarung untuk saling melindungi satu sama lain didalam perang nanti” Jodha masih merasa khawatir “Aku pikir itu tidak akan membantu, Yang Mulia ... kamu meminta Salim untuk bekerja dibawah perintah Murad, aku tahu kalau Murad mempunyai posisi yang lebih tinggi dari Salim tapi Salim tidak akan menyukainya untuk bekerja dibawah perintahnya” Jalal tersenyum sambil memainkan pion pion caturnya “Salim adalah seorang ksatria yang hebat yang mempunyai keahlian maka aku ingin Murad belajar sesuatu darinya dan dalam proses ini permusuhan mereka akan segera hilang, kamu percaya padaku ?”, “Kamu telah mengambil keputusan itu maka hal itu harus benar” ujar Jodha
Dikamar Hamida, Hamida sedang ngobrol dengan Gulbadan “Kak, hal ini tidak benar”, “Ya aku tahu kalau Jalal telah melakukan hal yang tidak baik dengan melakukan perang, sekarang aku harus menjadi Mariam Makani dan harus menghentikan semua ini” ujar Hamida.
Dikamar Rukayah, Rukayah meminta Hoshiyar untuk membawakan manisan “Hoshiyar tolong ambilkan manisan karena Jalal akan pergi berperang” Hoshiyar kaget “Apa ? Perang ?”, “Iyaa Jalal akan pergi berperang karena Ratu Jodha ! Dia itu memang keras kepala tidak mau merubah agamanya dan Jalal harus berperang demi dia, aku berdoa semoga saja dia tetap diingat sebagai orang yang keras kepala maka rakyat akan menyadari bahwa dia adalah penyebab yang sebenarnya dari permasalahan ini, maka kehormatan pada dirinya akan hilang dengan sendirinya” Rukayah tersenyum senang
Disebuah ruangan tertutup Hamida menemui utusan dari Iran “Aku pikir aku harus bertemu dengan kalian sekali lagi”, “Anda tahu kan bagaimana hubungan kita yang sudah berlangsung cukup lama, Iran selalu menjadi teman yang baik untuk India, kami mempunyai hubungan baik dengan kerajaan Mughal tapi hal ini sangat menyedihkan ketika Jalal siap melakukan perang demi istrinya yang beragama Hindu, semua orang tahu bahwa kita selalu membantu Mughal pada waktu lampau” Hamida mendengarkan dengan seksama “Aku juga tidak ingin merusak hubungan ini, aku ingat semua bantuanmu, aku akan berbicara dengan Jalal, aku tidak ingin mengakhiri hubungan pertemanan ini yang telah terjalin selama bertahun tahun” ujar Hamida
Dikamar Humayun, Jalal menemui ibunya disana “Jalal, coba kamu lihat gambar ayahmu, dia adalah orang yang berani tapi juga mempunyai hati yang baik” Hamida terharu melihat gambar mendiang suaminya “Aku sangat merindukannya” Jalal juga ikut terharu “Aku memanggil kamu kesini untuk mengatakan sesuatu yang sangat penting” Hamida menunjukkan ke Jalal buku biografi Raja Humayun “Ibu akan menceritakan padamu sebuah kejadian ketika kamu berusia 2 tahun, saat itu Raja Iran menyelamatkan kamu dan nyawa ayahmu dan sejak saat itu kami mempunyai hubungan yang sangat baik dengannya, ini adalah tugasmu, Jalal ... untuk melanjutkan pertemanan ayahmu dengan Raja Iran”, “Apakah ini Mariam Makani yang sedang berbicara ?” Jalal mulai tidak suka dengan pembicaraan ibunya “Aku adalah ibumu, Jalal”, “Aku ingat bagaimana Iran menolong kita dalam keadaan sulit tapi aku tidak bisa membiarkan ketidakadilan merajalela, dia telah menghentikan aku ketika aku akan menobatkan Salim menjadi calon Raja, dia memaksa Ratu Jodha untuk mengubah agamanya” Jalal benar benar tidak percaya ibunya berkata demikian “Cara ini tidak baik untuk semua orang, mengapa kamu ingin melakukannya, Jalal ?”, “Aku harus melakukan perang ini, ibu dan aku akan mengakhiri semuanya dan ibu tahu kan bahwa kita tidak bisa memaksa siapapun untuk menerima agama Islam, itu melawan peraturan dalam agama Islam, aku akan berperang dengannya dan tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan aku, aku selalu setuju denganmu, ibu tapi untuk kali ini aku tidak akan mendengarkannya” ujar Jalal kemudian meninggalkan ibunya, sepeninggal Jalal, Hamida sangat khawatir dengan nasib keluarga dan negaranya “Jika kamu tidak mau mendengarkan perkataanku maka aku hanya mempunyai satu cara” ujar Hamida. Sinopsis Jodha Akbar episode 486 by Sally Diandra