Sinopsis Jodha Akbar episode 442 by Sally Diandra. Malam itu Salim masih membaca surat surat dari Anarkali “Aku telah membuat banyak kesalahan, dia tidak bersalah dan aku telah melakukan kesalahan padanya” tiba tiba Anarkali datang dan menyambar surat surat tersebut dari Salim “Aku tahu kamu adalah calon pewaris tahta kerajaan akan tetapi itu bukan berarti kalau kamu berhak masuk ke rumahku dan melihat lihat barang barangku !” Anarkali sangat marah ketika mengetahui Salim membaca semua surat suratnya “Aku telah melakukan sebuah kesalahan”, “Aku tidak mau bicara sama kamu, pergi kamu dari sini !”, “Dengarkan aku, aku telah tahu apa yang terjadi padamu, aku setuju kalau aku membenci kamu tapi aku tidak pernah menginginkan semua ini, Anarkali”, “Nadira ! Aku adalah Nadira !”Anarkali sangat marah sama Salim “Aku meminta maaf untuk semuanya”ujar Salim sambil bersimpuh dikaki Anarkali “Aku menyesal”, “Kamu telah membuat aku menjadi seorang pencuri, kamu telah membuat aku sebagai seorang penari, aku bisa memaafkan semua kesalahanmu akan tetapi aku tidak bisa memaafkan kamu atas kematian ayahku, kamu bisa saja membuat aku menghormati kamu kembali sebagai seorang pribadi akan tetapi bisakah kamu mengembalikan ayahku ? Apakah kamu bisa ?”, “Aku memang salah” Salim sangat menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya selama ini ke Anarkali “Tidak ada yang bisa memilah milah kesalahanmu, tidak ada kata kata yang tertinggal, aku tidak butuh semua kata maaf, tidak ada yang akan bertanya apa yang telah kamu lakukan di rumah prostitusi itu akan tetapi semua orang akan menunjuk kearahku, pergi kamu dari sini !”, “Bukankah kamu mencintai aku ?”Salim sangat berharap Anarkali mau memaafkannya “Aku tidak mencintaimu !”, “Lalu buat apa semua surat surat ini ?”, “Ini semua buat Qutub ! Dia bukan seorang pangeran, dia dulu sangat menghormati para gadis, Qutub mati demi aku pada hari itu juga ketika aku tahu tentang Salim, cintaku telah mati ”, “Lalu mengapa semua surat surat ini masih ada padamu ?”Anarkali segera membakar semua surat surat tersebut “Sekarang kamu mendapatkan jawabannya ! Sekarang semuanya telah berakhir, cinta seperti apa yang kamu punyai, pertama kamu merenggut masa kecilku kemudian kamu merenggut cintaku, kemudian ayahku dan sekarang kamu merenggut semua kenanganku akan surat surat itu juga, pergi kamu dari sini !” Anarkali menangis, Salim yang berada di balik punggung Anarkali berupaya untuk menghibur Anarkali, Salim sebenarnya ingin memeluk Anarkali akan tetapi diurungkan niatnya, dirinya juga menangis menyesali semua ini, lagu Rabba is pyaar mein versi sedih mulai terdengar, tak berapa lama kemudian Salim pergi meninggalkan Anarkali, Anarkali menyadari kepergian Salim sambil terus menangis.
Dihalaman istana, Salim masih termenung menyesali semua yang terjadi antara dirinya dan Anarkali “Yaa Khudaa apa yang telah aku perbuat, aku telah menghancurkan kehidupannya, seseorang yang sangat aku inginkan untuk menghabiskan seluruh hidupku bersamanya, namun aku telah memenuhi kehidupannya dengan onak yang berduri, seseorang yang aku cintai” tepat pada saat itu dirumah Anarkali ketika Anarkali mencoba mengumpulkan abu bekas pembakaran surat suratnya tiba tiba angin bertiup sangat kencang dan menghembuskan semua abu tersebut, Anarkali sangat terkejut dan berusaha untuk menangkap abu tersebut, tapi apa daya semuanya telah hilang ditiup angin.
Jalal sedang berkumpul dengan para menterinya, salah satu menteri berkata “Anda telah memerintah semua orang sekarang, Yang Mulia !”, “Aku bahagia mengetahui bahwa semua rakyatku mencintai aku” ujar Jalal bangga, “Anda bisa menyelesaikan semua permasalahan, anda adalah penguasanya sekarang, anda seharusnya mengenalkan sebuah koin uang baru dimana ada namamu dan nama Tuhan didalamnya !”menteri Shah Abdullah berupaya untuk mempengaruhi Jalal, Birbal sangat tidak setuju dengan hal ini “Apakah kalian semua gila ! Bagaimana kamu bisa menyebutnya sebagai Tuhan !”, “Yang Mulia Raja adalah bayangan Tuhan !” salah satu menteri yang lain ikut mempengaruhi Jalal, kembali Birbal tidak suka dengan hal ini “Yang Mulia Raja bukan Tuhan !” bentak Birbal, tak pelak lagi saat itu para menteri saling adu pendapat, Jalalpun marah mendengar para menterinya bertengkar satu sama lain “Birbal, apa bedanya antara Tuhan dengan Raja ?”Jalal mulai terpengaruh dengan kata kata menterinya “Yang Mulia, Tuhan bisa memberikan dan mengambil kehidupan kita, seorang Raja hanya bisa memberikan kebahagiaan dalam kehidupan seseorang”Birbal mencoba untuk meluruskan, namun Jalal sudah terpengaruh “Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar bisa memberikan kehidupan pada setiap orang !”Todar Mal berusaha menengahi “Tidak Yang Mulia, Tuhan bisa menciptakan manusia, namun seorang Raja tidak bisa, Raja tidak bisa membuat hati menjadi bahagia, hanya Tuhan yang mampu memberikan kedamaian”namun sayangnya Jalal sudah terpengaruh oleh hasutan para menterinya yang telah menganggapnya sebagai Tuhan.
Jiwa Jalal berbicara : “Dalam kehidupan manusia, akan tiba suatu masa ketika dia mulai tidak mempercayai Tuhan karena ego nya, dia mulai berfikir bahwa dia adalah pemilik seluruh dunia ini dan itulah yang terjadi padaku waktu itu, seseorang yang biasanya menyembah Tuhan menginginkan semua orang menyembah dan tunduk padanya sekarang, hal ini membuat aku tersinggung kembali”
“Birbal, aku bisa menerima bahwa aku tidak bisa seperti Tuhan akan tetapi seorang Raja bisa memberikan semuanya untuk rakyatnya, dia dapat membuat dan menghancurkan kehidupan seseorang, maka dari itu aku perintahkan untuk mengenalkan sebuah koin uang baru dimana ada namaku dan nama Tuhan didalamnya” Birbal mencoba menyadarkan Jalal “Yang Mulia, Tuhan pasti tidak akan senang denganmu”namun kembali Shah Abdullah meracuni pikiran Jalal “Yang Mulia Raja adalah Tuhan selanjutnya !”, “Jika tanganmu dipotong, apakah Yang Mulia Raja bisa mengembalikannya ke kamu ?”Birbal kembali tegang tiba tiba Jalal berdiri “Aku telah memutuskan, buatlah koin koin uang itu secepatnya sehingga rakyatku bisa mengerti bahwa jika Tuhan tidak mendengarkan mereka maka Tuhan yang ini yang akan mendengarkan mereka !” tepat pada saat itu lampu gantung diruangan tersebut jatuh kelantai, semua yang hadir disana terkejut.
Dikamar Jodha, Jodha sedang ngobrol dengan Moti “Aku tahu kalau Salim sudah kenal dengan Anarkali sebelum mereka terlibat sesuatu, pertama Salim menolak menikah kemudian dia bilang iya, jika Anarkali dibalik semua ini, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres, aku harus mencari tahu ... Moti, aku hanya percaya sama kamu, tolong kamu cari tahu tentang semua ini”, “Jangan khawatir, Jodha ... Aku akan mencari tau”tepat pada saat itu Jalal menemui mereka, Moti segera meninggalkan mereka berdua “Ratu Jodha, saat ini aku sedang membuat sebuah koin uang dimana ada namaku dan naman Tuhan didalamnya”, “Kedengarannya seperti menyamakan dirimu dengan Tuhan, apakah itu baik ?”, “Aku melakukan semua ini untuk rakyatku, aku ingin mereka tahu bahwa aku ini ada bersama mereka”, “Baiklah ...”, “Aku telah mempunyai semuanya sekarang, aku mempunyai kekayaan, aku mempunyai kamu, anak anakku, sepertinya aku kira aku tidak membutuhkan apapun dari Tuhan sekarang”Jodha segera menutup mulut Jalal dengan jemari lentiknya “Jangan bilang seperti itu, Yang Mulia ... Kita seharusnya selalu menengadahkan tangan padaNya”, “Aku percaya bahwa seseorang bisa mendapatkan semuanya jika dia bekerja keras”, “Akan tetapi kamu tidak bisa menolak untuk tunduk pada Tuhan, Yang Mulia”, “Aku tidak ingin berdebat denganmu hari ini, Ratu Jodha ... aku sedang bahagia sekarang”Jodha akhirnya mengalah “Baiklah”kemudian Jalal segera memeluknya erat.
Sementara itu Maan Bai menemui Danial akan tetapi saat itu Danial hendak pergi meninggalkan tempat tersebut, Maan Bai segera menghentikannya “Aku ingin berbicara denganmu, aku gugup”, “Aku ada pekerjaan, aku akan menemuimu kamu nanti”, Apa yang terjadi padamu ? Aku tahu bahwa Anarkali dituduh sebagai pencuri”, “Iyaa, tapi dia dinyatakan tidak bersalah oleh Yang Mulia Raja”Maan Bai sangat lega mendengarnya “Baguslah, aku yakin Anarkali tidak mungkin akan melakukan hal itu”Moti menguping pembicaraan mereka “Bagaimana kamu bisa begitu yakin ?”Danial penasaran “Aku kenal dia, dia adalah temanku, dia dulu biasanya merias aku, aku tidak tahu kenapa dia menjadi seorang penari, pasti ada masalah, takdirlah yang menentukan kita”, “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada impian impian kita, kadang kita memikirkan sesuatu namun semuanya tidak terjadi seperti yang kita inginkan”kali ini Maan Bai yang penasaran “Siapa gadis dalam kehidupanmu, Danial ?”Danial bingung “Aku tidak punya siapa siapa dalam kehidupanku” ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Maan Bai, Maan Bai merasa ada yang tidak beres pada Danial “Apa yang terjadi padanya ?”bathinnya dalam hati.
Para prajurit menyuruh pandai besi (tukang) untuk membuat koin uang yang baru, yang seperti diperintahkan oleh Jalal, prajurit menunjukkan desain gambar koin uang yang harus mereka buat dimana disatu sisi ada nama Jalal kemudian disisi yang lain ada nama Allah SWT “Ini tidak baik, tuan ... Ini menentang ajaran agama”, “Kita semua bekerja untuk Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar ! Lakukan saja perintahnya !” tepat pada saat itu menteri Shah Abdullah datang ketempat tersebut “Tuan, mereka menolak untuk membuat koin uang ini” Shah Abdullah murka “Apakah kalian semua ingin dicambuk ?”, “Lebih baik kami dicambuk, tuan daripada membuat koin uang ini”, “Baiklah ! Prajurit cambuk mereka !” salah satu prajurit mengambil sebuah cambuk kemudian mencambuki para tukang pandai besi tersebut dengan keras.
Sementara itu di kamar Jodha, Jodha sedang tertidur namun dalam mimpinya Jodha gelisah memimpikan Jalal yang sedang berada ditengah kobaran api dengan raut wajahnya yang penuh dengan kebencian, Jodha segera terbangun dari tidurnya dan melihat kesebelahnya dilihatnya Jalal sedang tertidur pulas bagaikan seorang bayi disisinya “Mengapa yang aku rasakan ini sama seperti ketika aku memimpikan Hasan dan Hussain sebelum mereka meninggal ?”
Di tempat tukang pandai besi, Shah Abdullah memberikan perintah pada para tukang pandai besi “Sekarang kalian putuskan ! Kalian ingin bekerja atau ingin dicambuk ?”
Dikamar Jodha “Apakah mungkin ini adalah petunjuk sesuatu yang buruk yang akan terjadi akan tetapi apa itu ?”diluar angin berhembus sangat kencang, Jodha segera menutup korden jendelanya, kemudian kembali ketempat tidur, dipandanginya Jalal yang masih tertidur pulas dan berdoa pada Dewa Khrisna “Dewa, jika ada masalah yang akan datang pada kami biarkan aku yang mengetahuinya terlebih dahulu sebelum keluargaku”kemudian Jodha mencium kening Jalal dengan lembut dan memandanginya dengan tatapan penuh cinta.
Keesokan harinya, Jodha membantu Jalal yang sedang mengenakan jubahnya “Aku sangat bahagia bahwa koin uang itu akan segera dikeluarkan kemudian aku akan mengumumkan tentang pernikahan Salim”ujar Jalal dengan senyum bahagia, namun Jodha hanya diam saja sambil mengenakan turban ke kepala Jalal “Kenapa kamu tegang seperti itu, Ratu Jodha ?”, “Apakah kamu bisa menghentikan pengumuman ini, Yang Mulia ?, “Bagaimana bisa Ratu Jodha, rakyatku telah menunggu pengumuman ini, aku tidak bisa menundanya”Jalal bergegas keluar kamar, Jodha segera mengikutinya dibelakang “Tapi aku memiliki firasat yang buruk tentang hal ini, Yang Mulia”, “Aku tahu kalau kamu sangat mencintai aku, itulah mengapa kamu khawatir padaku tapi percayalah padaku bahwa semuanya akan baik baik saja”Jalal membelai kepala Jodha “Sekarang bersiaplah untuk pengumuman ini” tepat pada saat itu Shah Abdullah dan Maan Sigh menemui mereka “Semua persiapan telah dilakukan, Yang Mulia”Jalal mengangguk sesaat kembali membelai kepala Jodha berusaha menenangkan istri tercintanya itu dan pergi meninggalkan tempat tersebut diikuti oleh Shah Abdullah dan Maan Sigh, Jodha menatap kepergian suaminya dengan tatapan nanar... Sinopsis Jodha Akbar episode 443 by Sally Diandra