Sinopsis Jodha Akbar episdoe 118 by Jonathan Bay. Di Aula kerajaan, para istri dan semua undangan menanti kehadiran Jalal. Ruq gelisah karena Jalal belum juga muncul. Ruq takut kalau Jalal tidak menemukan hadiah darinya. Tiba-tiba terdengar pengumuman kalau Jalal datang. Semua hadirin berdiri. Jalal memasuki aula di balut dalam cahaya kuning keemasan yang terpancar dari jubah yang dikenakannya. Semua orang tersentak kagum. Wajah tampan Jalal terlihat semakin gemerlap. Jodha sampai tak berkedip menatapnya. Jalal memberi salam pada semuanya, sepertinya karena rasa kagum itu hadiri terlupa memberi salam.
Hamida memuji hadiah Ruq yang luar biasa. Jalal melangkah menuju tahtanya, tapi di pertegahan jalan dia berhenti, menatap Ruq dan menghampirinya. Pada Ruq Jalal berkata, "terima kasih untuk hadiahnya. Ini hadiah terbaik yang pernah kau berikan padaku. Sama seperti kerajaan Mughal, hadiah ini juga akan jaya. Meski aku kesulitan menemukannya, tapi ini adalah hadiah yang harus di miliki oleh semua kaisar. Pakaian ini terbuat dari emas. Daya tahannya akan melindungiku dari musuhku. Dan keindahannya akan membuat mereka terkagum-kagum." Semua tersenyum dan mengangguk setuju dengan pujian Jalal pada Ruq. Jalal kemudian berdiri di depan tahtanya dan mengumumkan, "aku tidak akan ragu mengakui di depan semua orang, kalau aku sangat terkesan dengan pemikiran Ruqaiya. Tak ada yang bisa berpikir seperti dia. Dia telah berikan hadiah terbaik yang pernah aku terima."
Atgah meminta maaf pada Jalal karena memotong kata-katanya. Atgah memberitahu Jalal kalau ada beberapa orang yang ingin bertemu dengannya di halaman istana. Jalal segera keluar di iringi Atgah dan para menteri. Hamida dan Jodha pun turut mengiringinya. Terdengar suara mengelu-elukan Jalal. Jalal dan beberapa wanita, termasuk Jodha, dan maham berdiri dibalkon. Begitu juga para menteri dan ulama. Jalal melihat ke bawah dan sedikit heran melihat begitu banyak orang. Jalal bertanya, "kenapa ada begitu banyak orang yang ingin bertemu aku?" Salah satu diantara orang-orang itu yang bertindak sebagai pemimpin dan pembicara berkata, "semoga tuhan berikan anda panjang umut, kaisar! Anda telah berikan kami hidup baru dengan membuat sumur di desa kami." Hamida dan Atgah datang dan berdiri di samping jalal dan mendengarkan apap yang disampaikan oleh rakyat di bawah sana. Mereka adalah penduduk dari desa yang dibuatkan sumur oleh Jalal. Mereka semua datang untuk mengucapkan terima kasih dan memberi doa pada Jalal. Banyak sekali doa-doa baik yang di ucapkan mereka. #sinopsisjodhakabra.blogspot.com
Sinopsis Jodha Akbar episdoe 118. Jalal kembali ke Aula dan duduk di tahtanya. Dia menatap Ruq dan Jodha bergantian, diam sebentar lalau berkata, "aku ingin mengumumkan sesuatu. Tadi aku mengatakan kalau Ruqaiya telah berikan aku hadiah terbaik. Tapi sekarang aku tahu, kalau hadiah terbaik telah di berikan oleh Ratu Jodha." Ruq terperanjat begitu pula Jodha. Moti dan Hamida tertawa gembira. Ruq menatap Jodha dengan tatapan tak terima. Jalal melanjutkan, "dia telah berikan aku perisai yang lebih kuat dari tameng apapun dan lebih berharga dari barang mahal manapun, yaitu DOA." Jalal mengambil baju orang biasa yang di berikan Jodha dan menunjukannya di hadapan semua orang, "lihat ini, kalian pasti terkejut. Ini adalah hadiah yang tak pernah kudapatkan sebelumnya. Ini adalah pakaian orang biasa. Hari ini, aku baru mengerti nilainya.." Jodha tersenyum. Ruq dan maham angga terlihat kecewa. Jalal menceritakan apa yang dilakukannya dengan baju itu. Jodha membuat Jalal sadar, kalau raja tidak perlu di kenal dari pakaian dan mahkotanya tapi dari doa rakyatnya. Jalal mengucapkan terima kasih pada Jodha dan memintanya untuk duduk disampingnya. Ruq kecewa dan sedih. Jodha tersenyum gembira. Begitu pula Hamida , Salima dan Moti. Tapi Maham terlihat marah dan tidak terima.
Jalal duduk di teras istana di depan pendiangan. Sambil merenung, Jalal memnghangatkan tanganya. Di kamarnya Jodha sedang memasang karangan bunga di leher Krishna. Lalu memandangi bulu merak dan seruling yang merupakan hadiah dari Jalal di ulang tahunnya. Johda teringat apa yang di katakannya pada moti saat menerima hadiah itu dan tersenyum sendiri. Jodha lalu berdoa pada Krishna.
Tedengar percakapan Jiwa Jalal dan Jodha.
Suara jiwa Jalal: "yang kau lakukan untukku tempo hari, Marium Uz Zamani, telah mengubah hidupku. Kau telah mengaduk emosi di dalam diriku. Hadiah Ruqaiya membuatku takjub. Tapi hadiahmu membuatku melihat duniaku lebih baik. Untuk pertama kalinya ada yang menydarkan aku tentang kewajibanku. Kaisar seharusnya di kenal dengan pekerjaanya dan bukan dari pakaiannya. Rakyatnya harus bangga padanya. Kau telah membuatku terhipnotis dalam sekejap".
Suara Jiwa Jodha: "satu peristiwa bisa mengubah dunia, yang mulia. Peristiwa inilah yang mengubah hidupku. Aku tidak melakukan apapun."Suara Jiwa Jalal: "aku tak bisa menahan diriku. Aku ingin bertemu dirimu dan tak bisa menunggu sampai pagi. Jadi aku datang menemuimu. Aku tahu kalau kau tidak akan suka kalau aku menemuimu di waktu yang aneh."
Suara jiwa Jalal: "yang kau lakukan untukku tempo hari, Marium Uz Zamani, telah mengubah hidupku. Kau telah mengaduk emosi di dalam diriku. Hadiah Ruqaiya membuatku takjub. Tapi hadiahmu membuatku melihat duniaku lebih baik. Untuk pertama kalinya ada yang menydarkan aku tentang kewajibanku. Kaisar seharusnya di kenal dengan pekerjaanya dan bukan dari pakaiannya. Rakyatnya harus bangga padanya. Kau telah membuatku terhipnotis dalam sekejap".
Suara Jiwa Jodha: "satu peristiwa bisa mengubah dunia, yang mulia. Peristiwa inilah yang mengubah hidupku. Aku tidak melakukan apapun."Suara Jiwa Jalal: "aku tak bisa menahan diriku. Aku ingin bertemu dirimu dan tak bisa menunggu sampai pagi. Jadi aku datang menemuimu. Aku tahu kalau kau tidak akan suka kalau aku menemuimu di waktu yang aneh."
Jalal mendekati Jodha dan menatap patung kahna sambil berkata, "saat aku berikan hadiah ulang tahun untukmu, aku berasumsi kalau kau tidak akan bisa memberikan hadiah sebagus pemberianku. Tapi kepintaranmu telah membuatku malu. Kau telah hilangkan jarak antara aku dan rakyatku. Doa mereka telah hilangkan jarak antara aku
dengan tuhan. Saat aku memakai pakaian yang kau berikan padaku, aku sadar dekatnya hubungan antara kaisar dengan rakyatnya akan berkembang saat kaisar melaksanakan tugasnya. Rakyat harus mencintai dan menghormati pemimpin mereka. Dan bukan takut padanya. Dan aku menyadari itu semua berkat dirimu." Jodha tersenyum dan berkata kalau dirinya tidak melakukan apapun untuk Jalal, kasih sayang dan doa rakyat didapatkan berkat usahanya sendiri.
Dengan megerti permintaan mereka dan menemukan solusinya, "Aku senang karena aku telah sangka terhadapmu lagi. ~Jalal memicingkan mata mendengang kata-kata Jodha~ Kau selalu bilang kalau kau bukan manusia, kalau itu benar, lalau kenapa kau memikirkan kesejahteraan rakyatmu? Aku telah membuatmu menyadari sisi kemanusiaanmu. Semuanya kau yang melakukan, yang mulia. Kau tidak perlu berterima kasih padaku." Jalal mengingatkan Jodha dengan mengatakan kalau ada orang yang berterima kasih, dia harus menerimanya, "aku berterima kasih untuk hadiah yang luar biasa ini dan karena telah membuatku menyadari kenyataan. Aku berdoa pada tuhan..." Jalal melirik Krishna lama. Jodha dengan tak sabar bertanya, "kau berdoa apa?" Jalal menyahut, "aku berdoa agar tuhan berikan aku keberuntungan untuk mendapatkan hadiah seperti ini lagi darimu di masa depan." Jalal lalu mengucapkan selamat malam dan pergi. Jodha dengan mata berkaca-kaca mengantar kepergian Jalal.
Suara Jiwa Jodha: "saat itu aku sangat bahagia, yang mulia. Tanpa kau sadari, kau memintaku menjadi pasanganmu untuk selama hidupku."
Tasneem menjawab kalau dia sedang bermain dengan Rahim, tapi saat Ratu salima memanggilnya, Rahim Kabur dan Tasneem tak bisa menemukannya. Jodha segera berdiri di samping tasneem dan memberinya isyarat sambil berkata, "khane khana tak ada di sini, ~dalam persembunyiannya Rahim tersenyum~ Dia pasti ada di taman. Cari saja di sana." Sambil berkata begitu, tangan Jodha menunjuk ke belakang sofa. Tasneem segera pergi kesana dan menemukan Rahim. Rahim tidak terima karena dia tahu, Jodha yang memberitahu Tasneem. Rahim mengatakan tidak mau bermain dengan Tasneen lagi. lalu dengann mengandeng Rahim, Tasneem berpamitan pad Jodha. Jodha menahanya dan memberinya makanan di cawan kecil. Tasneem menolak karena itu makanan para Ratu. Jodha memaksanya, begitu pula Moti. Lalu dengan senang hati dia dan Rahim menerima cawan berisi makanan pemberian Jodha dan pergi.
Jodha tertawa gembira melihat Tasneem dan Rahim berlari bersama. Jodha memberitahu Moti kenapa dia suka anak-anak, karena mereka adalah makhluk paling polos di diunia. Mereka tidak Jahat ataupun kejam. Saat manusia tidak polos lagi, mereka jauh dari tuhan. Moti setuju dengan pemikkran Jodha. #sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Jalal menjawab tentu saja tidak. Ruq melanjutkan, "lalu kenapa aku dan Jodha bisa sepadan? Hadiah kami tak bisa di bandingkan" Jalal berkata kalau dirinya sependapat dengan Ruqaiya, "tapi ada perbedaan antara pedang dan kehidupan. Ruqaiya, beberapa hal harus ada berdampingan tanpa saling mengganggu. Sama seperti dua sisi uang logam. Kau tidak usah cemburu. Aku mendapatkan kehormatan kaisar dari hadiahmu. Dan Ratu Jodha memberikan visi untuk mempertahankan kehormatan itu." Ruqaiya tertawa dan menyindir, "belakangan ini sulit sekali berdebat denganmu. Harus ada yang belajar darimu cara menghibur orang." Dengan jurus perayunya, jalal berkata kalai dia sangat suka menghibur Ruq, "dan kau kelihatan sangat cantik saat marah padaku. Aku ada firasat, kemarin kau marah padaku. Jadi aku datang untuk menghiburmu."
Ruq tersenyum dan berkata kalau dia punya 1 hal lagi untuk di katakan. Jalal mengangguk. Ruq berkata, "kali ini aku dan Jodha sependapat dalam 1 hal. AKu mengirimmu pergi untuk mendapatkan hadiahmu. Begitu juga Jodha." jalal menambahkan kalau ada 1 kebetulan lagi, "sama seperti kau adalah teman baikku, aku menemukan teman di dalam diri Ratu Jodha. ~Ruq terpana dan tidak senang mendengarnya. Jalal mengelus kepala Ruq. ~Kau teman baikku dan aku mau jujur padamu. Aku mau mengakui sesuatu.." Ruq menyuruh Jalal mengatakan sesuatu. Kata Ruq, " akankah teman barumu akan menggantikan teman lamamu?" Dengan cepat, pasti dan tegas jalal menjawab, "tidak akan! Persahabatan itu seperti anggur. Semakin tua semakin lezat. Tak ada yang bisa menggantikanmu. Dan lagi aku dan Jodha belum lama berteman." Ruq tak tahu harus berkata apa. Jalal tersenyum, mencium kening Ruq dan meninggalkannya. Ruq menatap kepergian Jalal tanpa tahu harus bagaimana, senang mendengar kepastian tentang posiosinya atau harus marah karena Jalal berteman dengan Jodha... Sinopsis Jodha Akbar ep 119