Sinopsis Jodha Akbar episode 556 by Sally Diandra. Di kamar Jodha, Jodha sedang ngobrol dengan Moti “Moti, bagaimana pengiriman paket berikutnya ?”, “Semuanya sudah siap, Jodha ,,, dan kapal sebelumnya telah kembali dengan keuntungan yang lebih banyak” ujar Moti senang “Waaah itu bagus ! Teruslah bekerja keras karena yang terbaru yang akan dikirim nanti akan sangat banyak dan itu juga akan menghasilkan banyak keuntungan” ujar Jodha senang saat itu Rukayah menemuinya “Ratu Rukayah, kemarilah, duduklah bersamaku” Rukayah menuruti permintaan Jodha “Ratu Jodha, aku ingin meminta maaf”, “Aku tidak apa apa, Ratu Rukayah ,,, jadi aku mohon janganlah meminta maaf padaku” ujar Jodha sambil tersenyum “Aku merasa sepertinya ada sebuah jarak diantara kita” Jodha heran “Mengapa kamu mengatakan demikian, Ratu Rukayah ?”, “Yang Mulia Raja sangat menghargai dan menghormati kamu, aku pikir kamu akan tinggi hati dan merasa dirimu inilah yang paling berkuasa” Jodha tersenyum kemudian berdiri dan berkata “Kita semua adalah bagian dalam keluarga, tidak ada yang lebih baik dari pada yang lain” ketika Jodha sedang berbicara, Rukayah melihat ada surat Jalal yang dikirimkan untuk Jodha tergeletak di meja, Rukayah segera mencuri surat tersebut dan disembunyikan di balik dupattanya sambil berkata dalam hati “Aku ingin tahu apa yang Jalal tulis dalam suratnya ini” bathin Rukayah sinis “Baiklah, Ratu Jodha ,,, aku kira sebaiknya aku pergi dulu sekarang” ujar Rukayah sambil ke pamit ke Jodha dan pergi berlalu dari sana
Ditenda didalam hutan orang orang Inggris sedang berbincang bincang dengan Jalal “Yang Mulia, meriam kami ini sangat ringan dibandingkan milik anda” ujar orang Inggris dengan bangga “Meriam milik Yang Mulia Raja bisa merubah takdir dari sebuah perang, jika pasukan kamu memiliki meriam ini, tidak ada seorangpun yang akan bisa mengalahkan kami” ujar salah seorang kepercayaan Jalal, tak lama kemudian Jalal berdiskusi dengan Maan Singh “Mereka itu meriam meriam yang bagus, Yang Mulia’ ujar Maan Singh “Mereka itu sangat ringan jadi kita bisa membawanya kemana saja” sela Birbal, Jalal kemudian bertanya pada sang penterjemah yang bernama Jahan Nisar “Kami telah siap mengijinkan mereka untuk membuat sebuah pabrik meriam ini tapi mereka harus tetap terikat dengan kami, mereka tidak bisa menjual meriam meriam ini ke negara manapun” ujar Jalal, sang penterjemah menerangkannya ke orang Inggris, orang Inggris itupun setuju dengan keputusan Jalal “Aku yakin Yang Mulia Raja tidak akan bisa keluar dari daerah Thatta ini” bathin Nisar dalam hati
Malam itu di halaman istana, Rukayah sedang membaca surat Jalal yang dikirimkan untuk Jodha “Aku kira dia akan menulis surat tentang sesuatu yang berkaitan dengan bisnis meriam, Jalal memang tidak pernah memikirkan tentang kebahagiaanku, aku selalu memperhatikannya dan aku selalu mengawasi Jalal, sejak kecil aku sangat menginginkan perhatiannya tapi itu semua diberikannya pada Jodha !” ujar Rukayah marah, saat itu gudang rempah rempah ada di depannya, Rukayah melihatnya dengan tatapan sinis “Cukup Rukayah ! Jodha selalu berhasil pada setiap kesempatan tapi sekarang tidak lagi ! Kamu akan kalah, Jodha !” Rukayah segera mengambil obor minyak yang tergeletak di dinding istana, kemudian setelah semuanya sepi, ketika semua orang telah selesai bekerja di gudang, Rukayah yang sedari tadi bersembunyi di semak semak, segera keluar dari semak semak itu dan menghampiri gudang kemudian melemparkan obor minyak itu ke karung rempah rempah, karung rempah rempah itupun mulai terbakar, Rukayah senang melihatnya sambil berkata dalam hati “Panas dari api ini tidak lama lagi akan mencapai ke tempat Jodha !” bathin Rukayah sinis
Di tenda Jalal, Jalal sedang menikmati tarian seorang penari bersama orang orang kepercayaannya dan orang orang Inggris “Kami berharap kamu menyukainya, Yang Mulia” ujar sang penterjemah, Jalal hanya mengangguk “Yang Mulia, kami ingin sekali berburu bersama anda” ujar salah satu orang Inggris “Jangan sekarang, tuan” ujar Jalal “Kami seharusnya sudah pulang ke Agra !” sela Birbal “Kami akan pergi berburu suatu saat nanti, aku ingin segera kembali ke Agra sekarang” ujar Jalal lagi “Kami kira kami telah melayani anda dengan tidak baik, Yang Mulia ,,, itulah mengapa anda tidak memberikan kami satu hari saja untuk melayani anda dengan baik” ujar Nisar sang penterjemah “Bukan seperti itu, baiklah aku akan pergi berburu dengan kalian besok” ujar Jalal, kemudian Nisar memberikan minuman anggur pemberian orang Inggris untuk Jalal, ketika dia akan memberikan gelas berisi minuman anggur itu, Maan Singh segera menghentikannya “Stop ! Biar prajuritku meminumnya dulu !” si prajurit langsung meminumnya sampai habis dan tidak terjadi apa apa, Maan Singh mengijinkannya untuk memberikannya ke Jalal, Nisar lalu memberikan gelas yang lain yang berisi minuman anggur, Jalal meminumnya, Nisar juga menawari Maan Singh minuman anggur “Tidak ! Terima kasih, aku tidak minum” ujar Maam Singh sementara Birbal yang ikut meminumnya, orang orang Inggris itu tersenyum senang
Gudang rempah rempah terbakar, api berkobar kobar, Todar Mal datang kesana dan menyuruh semua anak buahnya untuk menyiraminya dengan air, Jodha dan Salima juga kesana dan terkejut melihat api yang menjilat jilat gudang itu, Jodha juga bergegas mengambil air dan di siramkannya ke gudang, tanpa sengaja tangannya tiba tiba terbakar “Jodha, tangan kamu ! Ayoo kita lebih baik kita ke klinik dulu !” ujar Moti yang merasa khawatir dengan keadaan Jodha “Tidak apa apa, Moti ,,, yang terpenting adalah memadamkan api ini !” ujar Jodha sambil menyiramkan air itu ke api “Todar Mal, bagaimana bisaea\\da ini semua terjadi, Todar Mal ?” tanya Jodha “Aku juga tidak tahu, Ratu Joda” ujar Todar Mal yang sibuk menyiramkan air ke gudang yang terbakar, hingga akhirnya apinya padam “Semua rempah rempah kita terbakar" ujar Salima sedih “Bagaimana ini bisa terjadi ? Tidak ada benda apapun yang bisa memicu kebakaran disini” ujar Todar Mal heran, saat itu Rahim menemukan sebuah obor minyak di dalam gudang, Rahim segera mengambilnya dan menunjukkannya ke Jodha “Ini artinya kalau kebakaran ini memang disengaja” Jodha menyetujui pendapat Todar Mal “Dulu karung rempah rempah kita basah dan sekarang terbakar oleh api, aku rasa ini bukan kebetulan yang terjadi begitu saja” ujar Jodha penuh selidik “Tuan Todar Mal dan kamu Rahim, kalian harus mencari tahu siapa dalang dibalik kejadian ini” tepat pada saat itu Rukayah menghampiri mereka dan pura pura kaget “Siapa yang melakukan ini semua ?” teriak Rukayah dengan wajah yang dibuat buat “Kami akan segera mencari tahu, Ratu Rukayah” ujar Jodha “Kamu tidak akan bisa menemukan apapun, Jodha !” bathin Rukayah sinis
Di kamar Jodha, Murad menemui Jodha disana “Bagaimana kabarmu, Murad ? Kamu mengingat ibu hari ini rupanya ?” Murad tersenyum mendengar ucapan Jodha “Aku dengar kalau gudang rempah rempah kita terbakar”, “Kami akan mencari tahu siapa dalangnya” ujar Jodha “Jika ibu Jodha membutuhkan aku, apapun itu, aku ada disini” Jodha tersenyum mendengar ucapan Murad “Pasti aku akan mengatakan padamu, sekarang kamu istirahat saja dulu, sebentar lagi kamu akan menikah jadi bersenang senanglah, Yang Mulia sangat bahagia mendengar rencana pernikahan kamu, ketika dia kembali nanti maka dia akan segera memutuskan tanggal pernikahan kalian” tak lama kemudian Murad meninggalkan Jodha, Todar Mal dan Rahim gantian kali ini yang menemui Jodha “Ratu Jodha, kami telah menyelidiki permasalahan ini dan kami kira ada seseorang di dalam istana ini yang sengaja melakukannya” ujar Rahim “Penjagaan telah begitu ketat jadi hanya orang dari dalam istana saja yang bisa mendatangi gudang rempah rempah” Jodha mendengarkan dengan seksama semua penjelasan Rahim dan Todar Mal “Jangan katakan dulu persoalan ini pada siapapun sampai kalian mendapatkan buktinya” ujar Jodha kemudian mereka berlalu meninggalkan Jodha
Di tengah hutan, Jalal dan Maan Singh sudah siap hendak berburu, saat itu Jalal hendak menunggang kudanya namun tiba tiba badanya limbung “Yang Mulia, perburuanmu bisa dilakukan kapan kapan, kamu kelihatan kurang sehat pagi ini” ujar Maan Singh cemas “Kamu benar Maan Singh” ujar Jalal sambil terbatuk batuk “Aku memang merasa lelah, aku akan istirahat sebentar lalu setelah itu kita bisa pergi” ujar Jalal dengan nada lemas sambil berlalu dari hadapan anak buahnya, dari kejauhan Nisar sang penterjemah berkata dalam hati “Ini bukan kelelahan, Yang Mulia ,,, tapi racun yang mulai menjalar di sekujur tubuhmu” bathin Nisar sinis
Sementara itu Jodha masih berada di kamarnya ketika Hamida menemuinya “Jodha, aku dengar kalau tanganmu terbakar apa makanya ibu datang untuk mengoleskan salep di lukamu karena ibu tahu kamu pasti tidak akan mengoleskan salep itu” ujar Hamida sambil melihat tangan Jodha yang terbakar semalam karena api kemudian mulai mengoleska salepnya, Jodha hanya tersenyum melihat perhatian ibu mertuanya “Kamu kelihatan tegang akhir akhir ini, Jodha” Jodha hanya tersenyum masam “Todar Mal mengatakan padaku bahwa ada seseorang dari dalam istana yang melakukan ini semua, ibu ,,, aku hanya berharap semoga Yang Mulia ada disini maka dia akan mencari tahu tentang ini semua” ujar Jodha cemas “Ibu percaya padamu, Jodha ,,, kamu pasti akan menemukan kebenaran, kadang kadang ada seseorairng yang berpura pura baik agar bisa dekat denganmu, Jodha ,,, mulai sekarang kamu harus waspada dan penjahatnya pasti akan segera di temukan” ujar Hamida mantap kemudian berlalu meninggalkan Jodha, sepeninggal Hamida, Jodha mulai berfikir
Di tengah hutan, NIsar sang penterjemah berkata pada orang orang Inggris “Racunnya telah bekerja, saat ini Yang Mulia sedang lemas, kalian memainkan sebuah permainan yang sangat bagus ! Racunnya tidak berada di dalam minuman anggur itu tapi pada tetesan gelas terakhir” orang orang Inggris itu merasa senang :karena sebentar lagi rencana mereka berhasil “Racurn itu akan membunuhnya secara perlahan, dia akan meninggal dalam 2 atau 3 minggu dan itu kelihatannya akan seperti kematian yang normal yang biasa terjadi pada setiap manusia” Nisar menyeringai senang “Itu pasti akan memakan waktu yang cukup lama, jadi kita tidak usah terburu buru” mereka tertawa bersama sama
Malam itu, tiba tiba saja Jalal sedang merasa gelisah dan panik “Leherku rasanya sakit sekali dan terbakar” ujar Jalal sambil memegangi lehernya, sementara para prajurit yang menjaganya hanya diam saja tidak bergeming sediktpun hingga akhirnya Jalal berteriak menyebut nama Jodha kemudian pingsan... Sinopsis Jodha Akbar episode 557 by Sally Diandra.