loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 547 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 547 by Sally Diandra. Pagi itu Jalal dan Birbal sedang berbincang bincang sambil berjalan jalan di halaman istana, ketika sampai di gazebo tengah halaman istana, mereka bertemu dengan Salim, Salim memberikan salam padanya “Salam Yang Mulia” Jalal membalas salam Salim “Sekhu, ayah sangat bangga dengan keputusanmu, memang lebih baik kamu meninggalkan keinginan masa kecilmu itu, aku ingin mengatakan padamu bahwa kadang kadang kita harus memutuskan sesuatu karena kita adalah keluarga kerajaan, kita harus memikirkan tentang rakyat, kehormatan kita dan martabat” ujar Jalal sambil tersenyum senang “Anda benar, Yang Mulia ,,, setelah kamu, aku akan menjadi Raja” tepat pada saat itu Jodha menghampiri mereka berdua dan memberikan aarti pada Jalal dan Salim, tak lama kemudian Salim meninggalkan kedua orangtuanya “Yang Mulia, apa yang kamu katakan padanya barusan ?” selidik Jodha “Aku hanya mengatakan padanya bahwa setelah dia menikah, dia harus lebih berhati hati pada istrinya” Jodha langsung memasang muka cemberut dan meninggalkan Jalal dengan muka yang ketus, sedangkan Jalal hanya tersenyum nakal melihat kepergian istrinya.

Di kamar Rukayah, Rukayah sedang bermain air dalam baskom yang berisi bunga, tak lama kemudian salah satu germo tempat prostitusi tempat Anarkali bekerja, datang menemui Rukayah “Kamu harus mengerjakan pekerjaanku, aku dengar kalau Anarkali sudah kembali”, “Benar, Yang Mulia Ratu” ujar sang germo “Sebentar lagi akan ada pesta perayaan di istana ini, aku ingin kamu mengirimkan Anarkali untuk menari disini” sang germo sedikit tertegun dan berkata “Tapi, Yang Mulia Raja ,,,” Rukayah segera memotong ucapan sang germo “Kerjakan apa yang aku perintahkan !”, “Baiklah, Yang Mulia Ratu” sang germo pun segera berlalu meninggalkan Rukayah, Rukayah tersenyum senang dan berkata pada dirinya sendiri “Aku memang yang terbaik dalam menyalakan api dalam hati semua orang dan aku akan mengambil keuntungan dari semua ini” Rukayah tertawa senang

JA logo 100Di pesta perayaan di istana kesultanan Mughal, semua anggota keluarga kerajaan sudah berkumpul diruangan pesta, baik keluarga kerajaan Mughal dan keluarga kerajaan Amer “Raja Bhagwandas, sebentar lagi anak perempuanmu akan menjadi milik kami” Bhagwandas tersenyum dan berkata “Aku memang menunggu hari itu, Yang Mulia” saat itu Salim juga ada disana dan tak lama kemudian pestapun dimulai dengan hiburan tarian, semua orang terkejut ketika melihat kehadiran Anarkali sebagai penari yang akan menghibur mereka terutama Jalal, Salim dan Jodha. Anarkali mengenakan gelang kaki ghungroos di kakinya, Salim sangat sedih dan terluka melihat kondisi Anarkali, sementara Jalal nampak menahan amarahnya, sedangkan Jodha terlihat cemas dan was was, saat itu Anarkali mulai menari, ketika Anarkali tiba tiba ada pecahan kaca yang jatuh di kakinya, sesaat Anarkali berhenti menari dan menahan sakit dikakinya, Salim memperhatikannya dari tempatnya duduk, Anarkali kembali menari lagi dengan menahan sakit luka di kakinya, Salim tidak tahan melihat semua ini, tiba tiba Salim berteriak lantang dihadapan semua orang “Anarkaliiii ! Hentikan !” Salim segera berlari ke arah Anarkali dan menghentikan tarian Anarkali, Anarkali terjatuh dalam pelukkan Salim, cukup lama mereka berpandang pandangan, semua orang terperangah melihat kejadian tersebut, terlebih Jalal yang tampak murka sedangkan Jodha terlihat semakin cemas, sementara Rukayah tersenyum senang melihatnya. Salim kemudian menyuruh Anarkali duduk “Cepat ! Panggilkan tabib istana !” teriak Salim lantang, tak lama kemudian Maan Baik ikut menghampiri Anarkali “Anarkali, kamu baik baik saja ?”, “Iya, tuan puteri, aku baik baik saja, pangeran Salim terima kasih atas penghormatan yang kamu berikan” ujar Anarkali tulus “Takdir yang bagaimana ini ? Maan Bai mencintai seseorang yang mencintai seorang penari dan seseorang yang mencintai Maan Bai yaitu aku Danial, tidak bisa mengatakan padanya” bathin Danial dalam hati dari tempat duduknya sambil melihat kearah mereka bertiga. Jalal bangun dan berdiri dari singgasananya, semua orang yang hadir disana segera ikut berdiri, Jalal kemudian berjalan kearah Salim sambil memandang mereka bertiga dan berkata “Seorang penari adalah bagian dari bangsa dan melihat penderitaannya, seorang pangeran mendatanginya untuk menolongnya, bagus Sekhu ! Bagus ! Apa yang kamu lakukan itu sangat bagus !” semua orang memuji Salim “Pangeran Salim, kamu mempunyai hati yang begitu mulia, kamu pasti akan menjadi Raja yang hebat !” puji Bhagwandas “Yang Mulia telah mengajarkan aku untuk bertanggung jawab, dia telah membuat aku belajar bahwa seseorang yang memakai mahkota di kepalanya seharusnya peduli pada bangsanya dengan hatinya” ujar Salim sambil berdiri menghadap ke Jalal, sementara dari bilik para ratu, Rukayah berkata dalam hati “Ini berarti gairah cinta itu masih ada didalam hatinya” bathin Rukayah sinis

Malam harinya, Jodha sedang termenung di depan jendela kamarnya sambil memikirkan sesuatu, Jalal menemui dan berkata “Aku tahu kamu sedang memikirkan Salim, Ratu Jodha” ujar Jalal sambil merangkul bahu Jodha “Salim melakukan ini semua demi kemanusiaan, Yang Mulia ,,, setiap orang akan melakukan hal ini”, “Aku tahu itu, Ratu Jodha” ujar Jalal sambil berbalik kebelakang dan tiba tiba Jalal pura pura kesakitan dibagian kakinya “Aduuuuhh !” Jodha panik dan segera menghampirinya dengan perasaan cemas seraya berkata “Apa yang terjadi, Yang Mulia ?” Jalal tersenyum sambil membelai rambut Jodha dan berkata “Tidak ada apa apa, Ratu Jodha ,,, aku hanya ingin melihat kalau kamu masih peduli denganku, aku bisa melihat ketika teriakan kecilku membuat kamu begitu khawatir daripada Salim yang merasa bersalah karena penari itu yang terluka, apa yang Salim lakukan ini bukan untuk kemanusiaan, Ratu Jodha ,,, ada banyak orang disana yang mempunyai sisi kemanusiaan daripada Salim, seperti kamu, ibu, Ratu Salima” Jodha menatap suaminya dengan perasaan haru “Salim mendatanginya tadi karena cinta, dia tidak bisa melihat penari itu seperti itu, aku tahu mereka sangat mencintai satu sama lain dan terluka, itu bisa diterima dalam cinta tapi sayangnya mereka tidak bisa menerima konsekwensi ini, aku akan membuat Salim mengerti akan hal ini” ujar Jalal kemudian berlalu meninggalkan Jodha, sepeninggal Jalal, Jodha berkata dalam hati “Mengapa Yang Mulia tidak bisa mengerti bahwa seorang laki laki tidak bisa melupakan cinta pertamanya, Salim menyatakan setuju dengan pernikahan ini tapi sebenarnya dia tidak bisa melupakan Anarkali, apakah dia akan mencintai Maan Bai ?” bathin Jodha dalam hati

Salim menemui Anarkali dirumahnya, dilihatnya Anarkali sedang tertidur di ranjang di kamarnya, Salim menghampirinya, tiba tiba Anarkali terbangun dan dilihatnya ada Salim sedang berdiri didekatnya “Pangeran Salim, kamu disini ? Kenapa kamu tidak bisa mengerti juga ?” ujar Anarkali sambil bergeser ke ujung ranjangnya dan ketika kakinya hendak turun ke lantai, Salim segera memegang kaki Anarkali yang terluka dengan telapak tangannya yang terbuka “Kakimu masih terluka, lebih baik jangan menginjak lantai dulu” Anarkali terharu dengan perhatian Salim yang begitu besar terhadap dirinya, Salim kemudian duduk disebelah Anarkali “Mengapa kamu kesini ?”, “Bagaimana bisa aku tidak datang kesini ? Kamu sedang menderita dan kamu ingin aku bisa tidur dengan nyenyak ? Aku bisa saja membiarkan kehidupanku tapi tidak untuk cintaku” ujar Salim sambil membelai wajah Anarkali dan mencium kening kekasihnya itu, tepat pada saat itu Danial yang mengintipnya sedari tadi melihat semua yang dilakukan Salim pada Anarkali dan berkata dalam hati “Ini adalah penghianatan pada Maan Bai dan aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi” bathin Danial, sementara Salim memeluk Anarkali erat “Pangeran Salim, ini sudah larut malam, kamu sebaiknya pergi dan jangan datang lagi”, “Apakah kamu lupa kalau kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu tidak akan mengatakan tidak untuk bertemu denganku meskipun setelah aku telah menikah nanti” Anarkali semakin sedih “Aku mempunyai beban yang berat dan aku datang menemuimu untuk mendapatkan kedamaian, aku ingin melihatmu sebagai istriku tapi orang lainlah yang mengambil tempat tersebut”, “Ini adalah takdir kita dan kita harus menerimanya, pangeran” ujar Anarkali sedih

Di kamar Rukayah, Rukayah sedang tersenyum senang mengingat kejadian tadi diruang pesta “Aku sangat tahu bagaimana caranya memercikan api, baik itu api cinta ataupun api penderitaan” tepat pada saat itu salah satu pelayan menemuinya “Yang Mulia Ratu, Yang Mulia Raja memanggil anda, meminta anda menemuinya segera” Rukayah terkejut “Jalal, mau ketemu aku ? Ada apa ini ?” bathin Rukayah dalam hati

Dikamar Jalal, Jalal sedang bermain catur ketika Rukayah menemuinya “Jalal, kamu memanggil aku ? Ada apa ?” ujar Rukayah kemudian duduk di kursi di depan Jalal “Aku pikir aku ingin bermain catur denganmu”, “Mengapa tidak ?” Rukayah menyeringai senang dan tak lama kemudian mereka mulai bermain catur “Kamu telah memainkan trik yang sangat baik, Rukayah ,,, kamu telah membuat aku terkejut bahkan di pesta perayaan dengan mengundang penari itu” Rukayah tersenyum senang seraya berkata “Aku tahu kalau kamu suka melihat keahlian Anarkali dalam menari, itulah mengapa aku memanggilnya” Jalal menatap Rukayah tajam “Kamu tahu kan kalau tidak ada satupun penari yang bisa mendatangi aku tanpa adanya ijin dariku, meskipun setelah kamu mengetahui apa yang terjadi antara penari itu dengan Salim, meskipun setelah kamu tahu bahwa pesta perayaan itu untuk pernikahan Salim, mengapa kamu memanggilnya, Rukayah ?” Rukayah terlihat gelisah dan bingung di depan Jalal “Kamu telah memainkan trik yang bagus tapi jangan lupa aku bukanlah pemain yang lemah dalam bermain politik dan ketika kamu melawan aku maka jangan kira kalau aku ini bodoh !” Rukayah tak mampu berkata kata “Jangan pernah datangkan Anarkali ke depan Salim lagi ! Aku ingin kamu terlibat dalam persiapan pernikahan ini tapi tidak lebih dari itu !” ujar Jalal dingin “Jalal, aku bersumpah aku tidak bermaksud melukai hatimu” Jalal hanya menatap Rukayah sinis “Bagaimana bisa beraninya kamu mempermainkan aku dalam permainan ini, Rukayah ?” ujar Jalal dingin... Sinopsis Jodha Akbar episode 548 by Sally Diandra.

Bagikan :
Back To Top