Sinopsis Jodha Akbar episode 544 by Sally Diandra. Jodha sedang berada di taman bersama Moti, Jodha sedang termenung sambil berkata dalam hati “Yaaa Kahnaa ,,, aku terlibat masalah lagi sekarang, berikan aku kekuatan untuk memberikan keadilan pada anakku dan suamiku” bathin Jodha, sementara itu Rukayah juga sedang berada di taman yang sama bersama Hoshiyar “Hoshiyar, petik bunga bunga ini karena aku ingin menaruhnya sebagai hiasan di rambutku” Hoshiyar tertegun “Tapi bukankah bunga bunga ini digunakan Ratu Jodha untuk melakukan poojanya, Yang Mulia Ratu ?” Rukayah marah seraya berkata “Kamu ini pelayanku atau pelayannya ?” Hoshiyar akhirnya menuruti ucapan Rukayah dan mulai memetik bunga bunga itu “Aku akan mengambil alih semua milik Ratu Jodha” bathin Rukayah dalam hati, dari kejauhan dilihatnya Jodha sedang berdiri di taman bersama Moti, Rukayah segera menghampirinya “Ratu Jodha, kamu disini rupanya” Jodha tersenyum masam seraya berkata “Ratu Rukayah, apakah kamu sudah bicara dengan Salim ?” Jodha terlihat cemas “Iyaa, aku sudah mengatakan padanya tapi dia tidak mau mendengarkan, Ratu Jodha” Rukayah pura pura merasa iba “Yang Mulia juga tidak mau mendengarkan aku, Ratu Rukayah”, “Lalu apa yang akan kamu putuskan ? Maksudku disatu sisi ada anakmu dan disisi yang lain ada keponakanmu” sesaat Jodha terdiam “Aku tidak punya jawaban atas pertanyaan ini, Ratu Rukayah ,,, aku tidak bisa melukai perasaan Yang Mulia atau Salim, atau bahkan Maan Bai” ujar Jodha cemas “Tapi bagaimanapun juga kamu harus mengambil keputusan, Ratu Jodha” tepat pada saat itu Hoshiyar menghampiri mereka dan berkata “Ratu Rukayah, aku telah memetik bunga bunga ini seperti yang kamu minta tadi” Jodha melihat bunga bunga yang ada di tangan Hoshiyar “Dia telah melakukan sesuatu yang salah pada waktu yang tidak tepat” bathin Rukayah dalam hati, kemudian bunga itu diberikannya ke Jodha dan berkata “Aku telah memetik bunga bunga ini untuk poojamu, mungkin Dewa Khrisnamu bisa menyelesaikan permasalahan ini” Jodha hanya tersenyum menerima bunga itu, kemudian Rukayah berlalu meninggalkannya
Dikamar Jalal, Jalal sedang termenung sambil duduk ditepi ranjang, tak lama kemudian Jodha menemuinya “Yang Mulia, Salim adalah anakmu, dia itu keras kepala seperti kamu” Jalal tertegun sambil memandang Jodha “Aku telah memutuskan dan aku tidak akan mengalah, Ratu Jodha !”, “Salim adalah anak kita dan jika dia tidak mencintai Maan Bai maka apa perlunya pernikahan ini ?” Jalal tidak suka dengan ucapan Jodha “Dia seharusnya berfikir dulu sebelum memutuskan menyetujui pernikahan ini, aku telah memberikan janjiku dan aku adalah seorang raja, pantang bagiku menelan ludah sendiri, aku mempunyai tanggung jawab sebagai seorang Raja !” Jodha dengan ketus berkata “Kamu juga mempunyai tanggung jawab sebagai seorang ayah, Yang Mulia !” tepat pada saat itu Aram Bano menemui mereka berdua “Abujan ,,, Abuujjan ,,, “ Jalal menyeringai senang begitu melihat kehadiran anak bungsunya, sementara Jodha masih berdiri mematung dengan perasaan kesal “Abujan, lihat apa yang aku bawa, aku punya boneka yang baru” Jalal melihat boneka Aram Bano, Aram Bano melirik ke arah Jodha lalu melirik ke Jalal sambil memikirkan sesuatu “Apakah ayah dan ibu sedang bertengkar ?” Jalal tersenyum “Tidak, sayang ,,, kenapa kamu mengira demikian ?” Aram memandangi kedua orangtuanya itu secara bergantian dengan raut mukanya yang polos “Aku bukan anak anak lagi, ayah ,,, aku bisa melihat di wajah kalian berdua yang kesal, kalian ini pasti sedang bertengkar, kalian berdua ini sudah besar, lebih baik jangan bertengkar, sekarang ayooo berjabatan tangan !” Jodha dan Jalal saling tersenyum satu sama lain kemudian berjabatan tangan “Aku akan membawa pengantin laki laki untuk bonekaku yang persis seperti ayah dan mereka tidak akan pernah bertengkar” ujar Aram Bano polos
Di kamar Hamida, Hamida sedang berbincang dengan Salima “Salima, aku tidak tahu apa yang terjadi nanti, keduanya merasa benar pada posisi mereka masing masing dan kembali lagi Jodha terjebak pada situasi yang seperti ini” nada suara Hamida terdengar cemas “Ibu, aku juga takut jika Salim melakukan hal hal yang diluar dugaan” ujar Salima gusar
Di kamar Salim, Salim sedang terduduk lemas di lantai sambil termenung, Jodha menemuinya dan berkata “Salim, kamu tidak makan juga sampai sekarang ? Ibu telah membawa makanan kesukaanmu manisan, makanlah” Jodha cemas memikirkan anaknya “Aku tidak lapar, ibu ,,, aku akan makan nanti”, “Kamu selalu melakukan hal ini, ibu akan menyuapi kamu sekarang” Salim menolak ketika Jodha hendak menyuapinya “Aku lagi tidak berselera, ibu ,,, aku mohon tinggalkan aku sendirian” Salim segera meninggalkan Jodha, Jodha semakin cemas
Keesokan harinya ketika Jodha sedang berada dikamarnya, salah satu pelayannya mengabarkan padanya “Salam, Malika Hind ,,, Raja Bhagwandas telah datang bersama pangeran Rahim dan pangeran Maan Sigh” Jodha terkejut “Apa yang akan terjadi nanti ?” bathin Jodha, kemudian pelayan tersebut berlalu meninggalkan Jodha, tak berapa lama kemudian Jalal memasuki kamar Jodha dengan senyum lebarnya yang manis “Ratu Jodha, ayoo kita menyambut kedatangan mereka” Jodha tertegun “Yang Mulia, apa yang akan kamu katakan pada mereka ?”, “Aku akan melakukan pesta pernikahan ini dengan megah dan meriah, Ratu Jodha” Jodha semakin bingung “Bagaimana dengan Salim ?”, “Aku telah membuat keputusan ini dan pernikahan ini akan tetap terjadi meskipun Salim tidak setuju ! Bhagwandas tidak perlu tahu dan tentang Salim, bujuk dia supaya jangan keras kepala, sekarang lebih baik kita pergi menyambut mereka !” tak berapa lama kemudian Jalal dan Jodha menyambut keluarga Bhagwandas, Jalal memeluk Bhagwandas “Selamat datang, Raja Bhagwandas” Jodha melakukan aarti untuk mereka, saat itu Maan Bai seperti mencari cari sesuatu, Maan Sigh yang tau kalau Maan Bai sedang mencari Salim segera menggoda “Kamu pasti sedang mencari Salim kan ?” Maan Bai tersipu malu “Yang Mulia, dimana pangeran Salim ?” Ratu Amer atau istrinya Bhagwandas juga penasaran karena Salim tidak menyambut mereka, Jalal dan Jodha saling berpandang pandangan dengan perasaan canggung “Salim ada, ayoo ayoo masuklah” Jalal mengajak tamu tamunya itu masuk ke dalam istana, ketika semuanya masuk ke dalam istana, Jalal mencegat Jodha di tengah jalan dan mengatakan kalau dirinya tetap akan melakukan pernikahan Salim dan Maan Bai meskipun tanpa persetujuan Salim.
Di kamar Hamida, Jodha menemui ibu mertuanya ini dengan perasaan gamang “Ibu, aku tidak tahu bagaimana caranya membujuk Salim, aku takut bagaimana jika nanti Salim tidak mau datang di pesta perayaan ? Itu pasti akan melukai perasaan Bhagwandas, aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi” Jodha menangis pilu “Hanya ibu yang bisa membujuk Salim, biasanya Salim tidak pernah menolak permintaan ibu” sela Salima “Baiklah, aku akan bicara dengan Salim dan kita lihat apakah dia juga akan mengatakan tidak padaku, neneknya” ujar Hamida gusar
Sementara itu, saat itu Salim datang kerumah Anarkali, diketuknya pintu rumah Anarkali, Anarkali segera membukanya dan terkejut ketika Salim sudah berada didepannya, Salim meminta diijinkan masuk, Anarkali akhirnya mengajak Salim masuk kerumahnya, Zil Bahar, ibunya Anarkali sedang berdiri disana dan berkata “Pangeran Salim, kamu seharusnya tidak datang kesini”, “Aku harus datang kesini untuk bicara dengan kalian berdua, jika kamu setuju maka aku ingin menjadikan Anarkali menjadi pendamping hidupku” Anarkali terperangah “Ini tidak bisa terjadi”, “Bukankah kamu mencintai aku ?” Anarkali menganggukkan kepalanya dan berkata “Iya, aku memang mencintai kamu tapi Yang Mulia tidak akan menyetujui hubungan kita”, “Aku tidak membutuhkan itu semua, aku hanya butuh ucapan setujumu, lalu apa yang akan dia lakukan ? Dia akan mengambil mahkotaku, aku telah siap untuk mengembalikannya” Anarkali menggelengkan kepala, saat itu Zil Bahar meninggalkan mereka berdua “Aku tidak bisa merenggut masa depanmu, Salim ,,, aku harap agar kamu setuju menikahi Maan Bai” Salim geram “Meskipun jika aku harus melakukan perang melawan Yang Mulia, itu akan aku lakukan tapi aku tidak akan pernah menikahi Maan Bai ! Keputusan ada ditanganmu ! Kamu mau mendukungku atau tidak ?” sesaat Anarkali berfikir “Baiklah, aku akan selalu bersamamu tapi aku tidak ingin kamu terpisah dari kedua orang tuamu, ini semua adalah salahku yang bermimpi begitu tinggi” Salim memandang wajah Anarkali seraya berkata “Kamu tidak merenggut kehidupanku tapi kamu malah memberikan aku kehidupan, kamu adalah pendamping hidupku”, “Aku meminta padamu untuk menunggu beberapa waktu, apalagi ibumu juga bilang kalau dia akan bersamamu, aku tidak mau dipersalahkan karena menghancurkan banyak nyawa hanya untuk membuat kehidupanku sendiri” Salim memeluk Anarkali erat, Anarkali hanya bisa menangis dalam pelukkan Salim.
Di kamar Salim, Hamida melihat kamar Salim berantakan, Hamida segera menegur pelayannya yang tidak membersihkan kamar Salim “Ini bukan kesalahannya nenek, aku memang yang memintanya untuk tidak membersihkan” Salim menghampiri neneknya “Bagaimana kabar nenek ? Ayooo nenek duduk disini” Salim meminta Hamida untuk duduk di tepi ranjang dan Salim duduk dilantai tapi Hamida meminta Salim duduk diatas di sebelahnya seraya berkata “Nenek dengar katanya kamu tidak akan datang pada pesta perayaan hari ini ?”, “Ketika aku sedang sedih maka bagaimana bisa aku menunjukkan wajahku yang tersenyum bahagia ? Aku telah memutuskan hanya menikahi Anarkali, nenek ,,, maka mengapa aku harus pura pura dengan semua ini ? Dan ini semua untuk siapa ? Untuk Yang Mulia ? Yang tidak pernah memikirkan sedikitpun tentang kebahagiaanku ?” Hamida menatap Salim sedih “Bukan seperti itu, Salim ,,, bagaimanapun juga dia adalah ayahmu”, “Aku juga adalah anaknya, nenek” ujar Salim ketus “Kamu seharusnya mendatangi pesta perayaan” Salim segera mengambil tangan neneknya dan meletakkannya di atas kepalanya dan berkata “Nenek, berjanjilah padaku bahwa nenek tidak akan memaksa aku untuk permasalahan ini, aku mohon nenek” Hamida merasa tidak berdaya dengan permintaan cucu kesayangannya ini
Di Hareem, Ratu Amer memberikan beberapa hadiah untuk Jodha “Sebenarnya kalian tidak usah repot repot membawa semua ini” ujar Jodha pada kakak iparnya “Bibi, aku telah membuat sebuah baju yang indah, katakan padaku bagaimana ini ?” Maan Baik menggunakan sebuah dupatta dan diletakkannya diatas kepalanya “Kamu cantik sekali Maan Bai, kamu seperti bayangan Ratu Jodha” puji Salima tulus, Jodha mendekati Maan Bai seraya berkata “Kamu kelihatan cantik sekali” Maan Bai tersenyum senang begitu pula semua yang hadir disana, tepat pada saat itu Hamida menemui mereka dan meminta Jodha untuk berbicara berdua, Jodha segera menghampiri Hamida kemudian mereka berjalan ke ujung ruangan “Bagaimana, ibu ?” Jodha kelihatan cemas begitu melihat ibu mertuanya yang hanya terdiam “Ibu telah mencoba untuk membujuk Salim tapi dia tetap tidak setuju, Jodha ,,, bahkan dia bilang kalau dia hanya akan menikahi Anarkali” Jodha tertegun dan berkata dalam hati “Sekarang, aku hanya punya satu cara” bathinnya dalam hati... Sinopsis Jodha Akbar episode 545 by Sally Diandra.