Sinopsis Jodha Akbar episode 537 by Sally Diandra. Malam itu Jodha yang masih kerasukan Laboni tertawa terbahak bahak di dalam kamarnya seraya berkata “Siapa yang telah berani membaca mantra mantra suci itu ?’ suara Jodha terdengar menyeramkan dengan wajahnya yang angker, tiba tiba tubuhnya tersungkur ke bawah di atas ranjangnya, tiba tiba Jodha terbangun sambil terbatuk batuk rupanya arwah Laboni keluar dari tubuhnya “Aku tidak tahu tentang hal ini tapi kejahatan akan selalu berakhir, tinggalkan aku Laboni !” tiba tiba Jodha kembali kerasukan arwah Laboni dan berdiri mengangkang diatas ranjang seraya berkata “Apakah kamu tuli, Jodha ? Tapi aku tidak ! Seseorang telah mencoba mengucapkan mantra mantra suci itu tapi aku tidak akan meninggalkan tubuhmu ! Siapapun dia ! Laki laki atau perempuan harus menghadap kedepanku ! Dan aku tidak akan membiarkan dia berbuat seperti ini ke aku !” Jodha kembali tertawa terbahak bahak sambil memutar mutar kepalanya hingga rambut panjangnya berantakan menutupi seluruh wajahnya kemudian kembali menjatuhkan dirinya ke ranjang dan kemudian membalikkan tubuhnya terjatuh di atas ranjangnya lagi.
Keesokan harinya, Shagnui Bai mengunjungi istana kesultanan Mughal seraya berkata, Shagnui Bai menatap ke sekeliling istana dari tempatnya berdiri ke kanan dan ke kiri, dari arah dalam istana Jalal dan Hamida yang mengetahui kedatangan Shagnui Bai segera menyambut Shagnui Bai “Salam Shagnui Bai, apakah waktunya telah tiba ?” Shagnui Bai menggelengkan kepalanya “Tidak, Yang Mulia ! Aku hanya ingi bertemu dengan Ratu Jodha dulu” Jalal dan Hamida kelihatan cemas “Bagaimana jika Laboni mengetahui tentang rencana kita ?” Shagnui Bai hanya tersenyum sambil berkata “Aku tidak akan melakukan sihir apapun kali ini, aku akan berpura pura hanya ingin menemui Ratu Jodha saja, aku akan menemuinya sendirian, tidak ada seorangpun yang memasuki kamar itu” Jalal dan Hamida menyilahkan Shagnui Bai menemui Jodha dikamarnya.
Sementara itu Jodha sedang duduk termenung dan sedih di kamarnya, Laboni masih terus menemaninya “Jodha, bagaimana kalau kita bermain catur ?” mendengar ucapan Laboni, Jodha segera menggelengkan kepalanya “Tidak ! Aku tidak mau !” Laboni tersenyum “Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau kita jalan jalan di taman ?” Jodha hanya menatap ke arah Laboni ketus “Aku tahu kalau kamu itu marah sama aku tapi aku tidak bisa meninggalkan Jalal, aku telah memberikan nyawaku untuk Jalal, bahkan kamu tidak akan bisa mencintai Jalal seperti yang aku lakukan !” Laboni tersenyum sinis ke Jodha “Kamu tidak tahu apa apa tentang cinta, cinta bukan berarti merebut sesuatu akan tetapi berkorban !” Laboni marah “Kamu itu terlalu banyak bicara ! Kata katamu tidak akan mempengaruhi aku !” tiba tiba pelayan datang dan menghampiri Jodha “Malika Hind, diluar ada Shagnui Bai ingin bertemu dengan anda” Jodha sangat senang mendengarnya “Suruh dia masuk !” pelayan itu pun segera pergi, Laboni panik seraya bertanya sambil mendekat ke arah Jodha
“Jodha ! Siapa itu Shagnui Bai ? Jika dia mencoba memperdayai aku seperti Gul Rung maka aku akan membunuhnya juga !” ujar Laboni sambil mencekik leher Jodha, tak lama kemudian Shagnui Bai memasuki kamar Jodha “Puji Dewi Kali” Laboni melepaskan cekikkannya, Shagnui Bai masuk ke dalam kamar Jodha dengan tatapan matanya yang tajam “Salam Shagnui Bai” Shagnui Bai tersenyum “Bagaimana kamu bisa ke sini ?” Jodha penasaran dengan kemunculan Shagnui Bai di istananya “Hanya seperti itu, aku ingin memberikan restuku untukmu” Shagnui Bai lalu melihat kesana dan kesini “Jodha, bagaimana kabar kamu ?”, “Aku baik baik saja, Shagnui Bai” Jodha memandang wajah Shagnui Bai dan berkata dalam hati “Yang Mulia pasti telah bertemu dengannya dan dia tahu semuanya” Shagnui Bai menggenggam jemari Jodha, Jodha tersenyum kemudian Shagnui Bai melihat ke arah Laboni dan mendekatinya perlahan, Laboni panik dan berkata dalam hati “Kalau dia bisa melihat aku maka aku akan membunuhnya segera !” Shagnui Bai sudah hampir nyaris begitu dekat dengan Laboni, Laboni melangkah mundur ke belakang, Jodha cemas membayangkan yang akan terjadi, tapi kemudian Shagnui Bai mengambil bulu merak yang ada di dalam vas yang terletak di sebelah Laboni “Bulu merak ini cantik sekali” Laboni tersenyum sinis mendengar ucapan Shagnui Bai “Dewa Khrisnamu juga menyukai ini, simpanlah ini bersamamu, semuanya akan baik baik saja” Shagnui Bai memberikan bulu merak itu ke Jodha “Aku harus pergi”, “Kapan kamu akan datang lagi ?” Jodha terlihat cemas “Ketika Dewi Kali membawaku ke sini, Jodha” ujar Shagnui Bai kemudian berlalu dari sana sambil mengucap “Puji Dewi Kali, puji Dewi Kali” Jodha tersenyum melihat kepergian Shagnui Bai.
Di ruang keluarga, Shagnui Bai mengobrol sebentar dengan Jalal dan Hamida “Shagnui Bai, apakah kamu bertemu dengan Ratu Jodha ?” Jalal dan Hamida terlihat cemas “Aku melihat keduanya, Ratu Jodha dan Laboni”, “Hanya Ratu Jodha yang bisa melihat Laboni” Shagnui Bai menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Jalal “Arwah memang tidak bisa terlihat oleh orang biasa akan tetapi kita bisa merasakannya, sebuah ruangan dimana arwah itu bersemanyam mempunyai suhu ruangan yang rendah, yang mengetahui tentang sihir bisa melihat arwah tersebut, aku telah melihat Laboni akan tetapi aku tidak menganggapnya ada, Laboni tidak akan mencurigai Ratu Jodha karena Ratu Jodha adalah media untuk mendapatkan kamu, Yang Mulia” Hamida semakin cemas “Aku berdoa semoga Jodha bisa terbebas dari semua ini” Shagnui Bai tersenyum “Ratu Jodha mempunyai jiwanya yang mulia, dari balik kedua matanya aku yakin dia bisa bertahan akan tetapi dia membutuhkan bantuan kita, pada malam bulan purnama, kita akan melakukan pekerjaan kita tapi sebelum itu Yang Mulia harus menyiapkan diri terlebih dulu” Shagnui Bai kemudian memberikan instruksi ke Jalal tentang apa saja yang harus di persiapkannya, kemudian Shagnui Bai memberikan sebuah kotak ke Jalal “Yang Mulia, di kotak itu ada abu yang sudah dimantrai, taburkan di sekeliling kamar Ratu Jodha, abu ini akan membuat Laboni melemah untuk sementara waktu, saat itu akan memudahkan pekerjaan kita” Jalal menganggukkan kepalanya, kemudian Shagnui Bai memberikan sebuah cincin yang sudah dimantrainya ke Jalal seraya berkata “Setelah kamu mengenakan cincin ini, maka kamu bisa melihat Laboni tapi hati hati jangan sampai kamu memandang kedua bola matanya, jangan lakukan kontak mata dengan Laboni, pada siang hari dia tidak merasuki tubuh Jodha akan tetapi dia ada disana menemani Ratu Jodha, hanya Ratu Jodha yang bisa melihatnya dan mendengarnya, ketika kamu melihat Ratu Jodha sedang melihat kearah lain, kamu lihat juga, maka kamu akan melihat Laboni ada disana akan tetapi jangan lakukan kesalahan yang akan membuat Laboni sadar bahwa kita mengetahui keberadaannya” Shagnui Bai segera pergi berlalu dari sana
Di kamar Jodha, Laboni memilin tangan Jodha ke belakang dan bertanya lantang “Jodha ! Katakan padaku siapa perempuan tua itu tadi ?” Laboni menyakiti tangan Jodha “Dia itu tinggal di Mandir, semua orang menghormatinya, dia ke sini hanya ingin tahu tentang kesehatanku, Laboni !” Laboni segera melepaskan cengkraman tangannya dan mendorong Jodha ke depan “Aku kira dia bisa melihatku tapi itu tidak terjadi” Jodha merasa cemas dan berkata dalam hati “Shagnui Bai pasti tahu apa yang dia inginkan” Laboni kemudian mengancam Jodha “Jika dia berusaha untuk memperdayai aku maka dia akan binasa, Jodha !” dari arah depan pelayan mengatakan kalau Jalal mau memasuki kamar Jodha, Laboni langsung menatap Jalal dengan penuh cinta ketika Jalal memasuki kamar Jodha sambil mengusap usap cincin pemberian Shagnui Bai sambil menengok ke kanan dan ke kiri “Bagaimana kabar kamu, Ratu Jodha ?” Jalal tersenyum sambil mendekat ke arah Jodha “Shagnui Bai bilang kalau kamu tidak pernah pergi ke Mandir lagi beberapa hari ini” belum sempat Jodha menjawab pertanyaan Jalal, Laboni sudah menyautnya sambil menyandarkan tangannya di bahu Jodha “Iya ! Karena aku tidak mengijinkannya kesana!” Jodha menatap Laboni dengan tatapan tidak suka.
Jalal menyadari kalau Jodha melihat ke arah yang lain, Jalal segera mengikuti tatapan mata Jodha dan dilihatnya melalui kaca rias Jodha, Laboni ada di dekat Jodha sedang menggelanyut di bahu Jodha, Jalal menenangkan dirinya sendiri, Jalal kemudian mengajak Jodha untuk duduk “Ratu Jodha, kamu kelihatan sangat lelah, aku akan memijat kepalamu, ayoo sini, kamu duduk disini” Jodha menuruti permintaan Jalal, Jalal segera memijat kepala Jodha lembut setelah Jodha duduk di kursi, Laboni marah dan cemburu melihat kemesraan Jalal dan Jodha “Aku tidak akan membiarkan Jalal mendekati Jodha” bathinnya dalam hati marah sambil menggoyang goyangkan meja kecil di sebelah Jodha dimana terdapat banyak lampu minyak disana, lampu minyak tersebut bertiup ke kanan dan ke kiri, Jalal yang menyadari hal ini segera membuka tirai yang menutup jendela kamar Jodha, hingga angin pun bertiup dan memadamkan api dari lampu diya itu “Hari ini cuaca sangat cerah, Ratu Jodha ,,, rasanya sudah lama kamu tidak datang di ruang sidang, aku harap hari ini kamu bisa datang kesana” ujar Jalal sambil membelai lembut rambut Jodha lalu pergi meninggalkannya
Di halaman istana, Salim sedang merenungi nasib ibunya, Anarkali menemuinya sambil menutupkan wajahnya dengan dupatta “Pangeran Salim, aku telah membawakan makanan untukmu” Salim yang berdiri berada didepannya tidak menyadari kalau pelayan itu adalah Anarkali “Aku tidak ingin makan” Anarkali sedih “Aku akan sangat terluka, bila kamu tidak mau makan” Salim segera berbalik dan menoleh ke belakang dan melihat ada Anarkali berdiri di belakangnya “Kamu ?” Salim segera membuka dupatta yang menutupi wajah Anarkali yang tersenyum ke arahnya “Aku dengar kalau kamu tidak makan apapun makanya aku datang ke sini”, “Aku tidak bisa melihat kondisi ibuku seperti ini, itulah mengapa aku merasa tidak ingin makan, Shagnui Bai bilang kalau dia akan mencoba membantu ibuku terbebas dari setan itu!” Anarkali merasa iba “Tidak usah khawatir, semuanya akan baik baik saja, makanlah sesuatu, pikirkan jika ibumu sembuh dan jika dia tahu tentang keadaanmu yang tidak makan apapun, maka bagaimana perasaannya ? Makanlah sesuatu demi dia” Salim akhirnya mengangguk, mereka berdua duduk di kursi, Anarkali menyuapkan makanan tersebut ke mulut Salim dengan tangannya “Aku tahu kamu pasti belum makan juga, iya kan ?” Salim kemudian menyuapkan makanan itu ke mulut Anarkali
Di ruang sidang istana, Jalal dan semua menteri juga ratu sudah berada disana, Jalal sedang membahas soal Maharana Pratap “Abu Fazal, seharusnya tidak ada yang salah kali ini” Jalal mulai membuka persidangan tersebut, kemudian Todar Mal mengabarkan pada Jalal tentang Maharana Pratap, Jodha mendengarkan dengan seksama pembicaraan mereka dari bilik para ratu, saat itu Laboni juga ada disana mengikuti Jodha. Jalal dan para menterinya terlibat pembicaraan yang cukup serius tentang politik “Mewat telah di serang, Yang Mulia” ujar Abu Fazal “Seharusnya kita mengirimkan Maan Sigh kesana, Yang Mulia” sela Rahim “Tidak ! Aku akan menghadapi musuhku sendiri, aku akan pergi ke sana !” ujar Jalal sambil berdiri, semua yang berada di sana ikutan berdiri, Laboni tidak suka dengan ucapan Jalal “Aku tidak akan membiarkan dia pergi menjauh dariku, aku harus melakukan sesuatu !” bathin Laboni marah
Pada malam hari, Jalal sedang terbaring di kamarnya seorang diri sambil merenung, tiba tiba Jodha muncul dan menemui Jalal “Kamu disini ? Aku baru saja hendak menemuimu” saat itu Jodha sudah kerasukan arwah Laboni “Mengapa kamu tidak mengirimkan Salim ke medan perang ? Apakah kamu tidak mempercayainya ?” Jalal tersenyum ke arah Jodha seraya berkata “Aku percaya pada Salim tapi aku ingin musuh musuhku mengetahui bahwa pedangku masih mempunyai kekuatan!” Jodha panik sambil menggelanyut manja di bahu Jalal, dari kaca riasnya Jalal bisa melihat kalau Labonilah yang menggelanyut di bahunya “Kalau begitu aku akan ikut dengan kamu juga karena aku tidak bisa hidup tanpa kamu, Yang Mulia” ujar Jodha manja “Apa yang akan kamu lakukan disana ?” Jalal tertawa heran melihat tingkah Jodha yang berbeda “Bukankah kamu tahu bahwa aku mempunyai kemampuan dalam bertarung dengan pedang ?” Jodha melirik ke arah meja dimana ada pedang Jalal disana, Jodha segera mengambil pedang itu dan membuka selongsong pedangnya lalu di acungkannya pedang itu ke arah Jalal, Jalal sedikit tertegun sambil berkata dalam hati “Jodhaku tidak akan melakukan hal semacam ini” Jalal memandang Jodha sambil tersenyum “Apa yang akan kamu lakukan ?”, “Aku akan menunjukkan kekuatanku padamu, jika aku menang maka kamu harus mengajak aku ke medan perang, mari kita bertarung !” Jalal berfikir sejenak dan berkata dalam hati “Jika aku mengatakan tidak padanya, maka Laboni akan curiga” Jodha saat itu masih mengacungkan pedang Jalal ke arah Jalal “Baiklah, bersiaplah untuk kalah !” ujar Jalal sambil tersenyum nakal, Jodha menyeringai senang... Sinopsis Jodha Akbar episode 538 by Sally Diandra