Sinopsis Jodha Akbar episode 535 by Sally Diandra. Masih di dalam hutan, Jodha masih bertarung melawan Yogi Uday, Jodha yang tadi berubah menjadi Jodha yang sebenarnya tiba tiba berubah kembali menjadi Jodha yang kerasukan Laboni, Jodha berteriak histeris sambil tertawa terbahak bahak seraya berkata dengan nada yang menyeramkan “Kamu tidak akan bisa melakukan apapun padaku ! Aku tidak akan membiarkanmu, Uday !” teriak Jodha lantang, Uday kembali mengucapkan mantra mantra suci, Jodha berteriak histeris sambil menengadahkan kepalanya ke atas dengan merenggangkan tangannya ke samping dan tak lama kemudian Jodha pun jatuh tersungkur di tanah, tubuhnya kejang hingga beberapa kali, matanya melotot keatas dan akhirnya Jodha tidak sadarkan diri.
Keesokan harinya, Jalal masih menunggu Jodha dengan setia di atas balkon sambil menatap ke arah pintu gerbang, Salima menghampirinya sambil memegang bahu Jalal, Jalal kaget dan segera menoleh kebelakang “Ada apa, Yang Mulia ? Kamu tidak tidur semalaman, apakah aku harus membawakan makanan untukmu ?” Salima cemas melihat kondisi suaminya “Kamu juga tidak tidur semalaman, Ratu Salima” Jalal terlihat sedih “Tidak ada seorangpun yang tidur sepanjang malam, Yang Mulia ,,, ibu, Ratu Rukayah, pangeran Salim, aku, semuanya terjaga” Jalal semakin sedih “Semua orang mencintainya”, “Iya, kamu benar ,,, Ratu Jodha pasti akan kembali sebentar lagi dan aku yakin semuanya akan baik baik saja, semuanya akan normal kembali karena dia mempunyai hati yang sangat mulia, Tuhan tidak akan membiarkan apapun terjadi padanya” Salima berusaha menenangkan Jalal, tepat pada saat itu salah satu pelayan datang menghampiri mereka
“Yang Mulia, Ratu Jodha telah kembali” Jalal dan Salima sangat senang mendengarnya, mereka segera berjalan menuju ke tempat Jodha, saat itu Jodha sudah sampai di tengah halaman, Jodha terlihat bingung sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, penampilannya sangat buruk sekali dengan lingkaran hitam di sekitar matanya dan terlihat sangat lelah. Jalal melihatnya dari atas balkon bersama Salima kemudian Jalal turun ke bawah, tak lama kemudian terlihat Salim dan Abu Fazal juga mendekat ke arah Jodha, dari samping Hamida dan Rukayah juga mulai berjalan ke arah Jodha “Ibu, bagaimana jika arwah setan itu masih bersama dirinya ?” Rukayah masih merasa cemas memikirkan kondisi Jodha, semua orang mendekat ke arah Jodha sambil memandangnya dengan iba, Jalal telah sampai di dekat Jodha, Jodha merasa sangat sedih melihat Jalal, ketika Jalal hendak memegang Jodha
“Yang Mulia ,,,” nada suara Jodha yang khas dan manja meyakinkan Jalal kalau dia adalah Jodha istrinya, Jalal segera memeluk Jodha erat, semua orang merasa lega, satu per satu Jodha memeluk anggota keluarganya, mulai dari Salima, Hamida dan Rukayah seraya berkata “Maafkan aku, Ratu Rukayah” Rukayah bisa memahami kondisi Jodha “Ibu, aku minta maaf ,,, aku benar benar merasa tidak berdaya, Laboni telah membuat aku jadi seperti ini” ujar Jodha sedih, Hamida hanya tersenyum haru memandang Jodha “Buat semua yang ada disini, jika aku telah menyakiti kalian semua, maafkan aku” semua orang tersenyum “Untunglah, kamu baik baik saja, Ratu Jodha ,,, sekarang mari kita berdoa untuk keselamatan Ratu Jodha” Jalal mengajak keluarganya untuk memanjatkan doa seraya menengadahkan tangan mereka dan menutup mata, berdoa pada Allah SWT, Jodha memandang semua keluarganya yang sedang berdoa namun tiba tiba tubuhnya limbung dan Jodha pun terjatuh hingga pingsan, dengan sigap Jalal segera merengkuh kepala Jodha agar tidak terkantuk lantai “Jalal, mungkin dia lelah, itulah mengapa dia pingsan, lebih baik bawa dia ke dalam kamarnya” ujar Hamida, Jalal segera menggendong Jodha ke kamarnya.
Di kamar Jodha, Jodha sedang terbaring lemah tidak sadarkan diri, semua anggota keluarga kerajaan menemaninya di kamar dengan perasaan cemas, tabib sedang mengecek kondisi Jodha “Yang Mulia, dia baik baik saja, Ratu Jodha hanya kelelahan tapi dia akan segera sembuh” ujar sang tabib sambil menggosok gosok telapak tangan Jodha, tak lama kemudian Jodha bangun dari pingsannya, semua yang hadir disana merasa senang “Bagaimana kabarmu, Ratu Jodha ?” Jalal memandangnya haru “Aku baik baik saja, Yang Mulia ,,, dan aku sangat senang semua keluargaku ada disini semua menemani aku” ujar Jodha lemah “Lebih baik biarkan Ratu Jodha beristirahat dulu, Yang Mulia” Jalal mengangguk kemudian berlalu meninggalkan Jodha yang masih terbaring lemah, di depan pintu kamar Jalal berhenti dan mengutarakan niatnya pada anggota keluarganya “Uday telah melaksanakan pekerjaannya, aku telah berhutang padanya sepanjang hidupku, aku akan memanggilnya kesini dan akan memberinya hadiah” ujar Jalal, semua anggota keluarga kerajaan setuju dengan rencana Jalal
Di kamar Hamida, Hamida sedang ngobrol dengan para pelayannya “Kalian buatllah makanan kesukaan Ratu Jodha” para pelayan mengangguk, tak lama kemudian Salima menemuinya “Ibu, semuanya akan baik baik saja sekarang, aku senang melihat ibu tersenyum” Hamida menyeringai senang sambil memandang Salima “Aku senang karena Jodha adalah anak perempuanku, dimana Jodha, Salima ?” ujar Hamida dengan matanya yang berbinar terang “Ratu Jodha, sedang berada di kamarnya ibu”, “Aku akan pergi ke Dargah besok dan aku akan berterima kasih pada Tuhan YME” ujar Hamida senang, Salima juga senang mendengarnya kemudian dia berlalu meninggalkan Hamida, Hamida berdoa pada Tuhan
Jalal bersama pasukkannya mendatangi tempat Yogi Uday, dilihatnya tempat tersebut berantakan dan sepi, tidak ada siapa siapa di sana, Jalal dan pasukkannya berusaha mencari kesana kemari dan dilihatnya Yogi Uday sedang terkapar di tanah, tubuhnya penuh dengan luka “Uday, siapa yang melakukan ini padamu ? Prajurit, panggil tabib ! Perintahkan dia untuk kesini’ teriak Jalal lantang sambil berlutut di tanah dan memegangi kepala Uday “Tidak usah, tidak usah, Yang Mulia ,,, ini sudah terlambat, aku sudah tidak bisa bernafas dengan baik, aku ingin bertemu dengan kamu, Yang Mulia” Jalal panik karena ternyata semuanya belum berakhir “Ratu Jodha sedang dalam masalah, dimana dia ?”, “Tapi bukankah kamu telah membuatnya menjadi baik kembali ?” Jalal semakin penasaran sementara Uday sekarat dan terbata bata dalam berkata “Tidak, Yang Mulia ,,, Laboni masih mengikutinya, dialah yang melakukan semua ini ke aku” Yogi Uday menceritakan bagaimana semuanya ini terjadi, ketika dilihatnya Jodha tidak sadarkan diri, Uday menghampirinya, Uday keluar dari lingkaran suci yang melindunginya dari Laboni “Ratu Jodha, bangun ,,, bangun Ratu Jodha” Uday berusaha membangunkan Jodha, namun ketika Jodha membuka matanya, ternyata Laboni masih merasuki tubuh Jodha, Jodha segera bangun dan langsung mencekik leher Uday dengan keras, Jodha menghajarnya lalu menghempaskannya ke tanah sambil terus mencekik leher Uday, hingga Uday kehabisan nafas dan pingsan, Jodha yang masih kerasukan arwah Laboni tertawa terbahak bahak “Aku telah membalaskan dendamku ! Kamu telah membunuhku ! Dan sekarang kamu akan mati ! Tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan aku ! Aku adalah roh jahat!” teriak Laboni lantang “Yang Mulia, Ratu Jodha sedang dalam bahaya !” ujar Uday, Jalal panik
Sementara itu, di kamar Jodha, Jodha sedang tertidur nyenyak, ketika terbangun dari tidurnya, dilihatnya Laboni ada disampingnya sambil menatapnya tajam “Kamu tahu, aku telah menyingkirkan duri dari jalanku ! Aku telah membunuh Uday !” Jodha nampak terkejut dan sedih “Dia pikir dirinya itu pintar ! Dia ingin membuat aku menjauhi dirimu ! Akan tetapi dia telah aku bunuh ! Tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan aku !” ujar Laboni sambil tertawa terbahak bahak dengan merenggangkan kedua tangannya ke samping, Jodha sedih dan menangis karena ternyata dirinya masih belum bisa terbebas dari Laboni
Ditempat Yogi Uday “Yang Mulia, maafkan aku, aku tidak bisa menyelesaikan tugasku, Laboni merasuki tubuh Ratu Jodha hanya pada malam hari, pada siang hari dia adalah Ratu Jodha yang sesungguhnya, Laboni telah melukai aku, aku tidak bisa menolong kalian” ujar Uday sambil mengatupkan kedua tangannya di depan dada, Jalal semakin panik dan gelisah “Uday, lalu bagaimana caranya aku bisa menolong Ratu Jodha ?” dengan terbata bata Uday berkata “Hanya Tuhan yang bisa menolongmu atau seseorang yang tahu tentang ilmu sihir, Laboni belum siap untuk meninggalkan tubuh Ratu Jodha, selamatkan istrimu, lindungi dia” itu adalah kata kata terakhir Uday, Uday akhirnya meninggal dunia di pangkuan Jalal, Jalal terkejut begitu pula para prajurit yang menemaninya “Hanya Uday yang bisa menolong kami dan sekarang dia telah tiada selama lamanya, lalu apa yang akan aku lakukan sekarang ?” Jalal semakin bingung
Di kamar Jodha, Laboni kembali mengintimidasi Jodha “Kamu tahu, aku telah membuat kamu membunuh Gul Rung ! aku yang membuatmu makan daging ! Aku yang membuatmu menghisap hookkah ! Aku juga yang telah membuatmu menari layaknya seorang penari ! Ini baru permulaan, Jodha ! Aku tidak akan meninggalkan kamu hidup atau mati !” ujar Laboni dengan nada marah sambil mencengkram pipi Jodha, Jodha semakin sedih dan menangis
Jalal sudah kembali ke istana dan memberitahukan tentang kematian Uday pada keluarga inti kerajaan “Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang, Jalal ?” Rukayah semakin cemas “Aku kira Uday bisa menyelamatkan Ratu Jodha tapi dia telah tiada selamanya saat ini, kita harus tetap pura pura kalau kita tidak tahu tentang Laboni, karena dengan begitu dia tidak akan menyakiti satupun dari kita, aku tidak akan membiarkan dia menyakiti Ratu Jodha” semua orang semakin gelisah dengan perasaan was was “Salim, carilah seorang penyihir yang bisa menyelamatkan ibumu, selama itu kita pura pura tidak tahu apa yang terjadi, biarkan semuanya berjalan normal” Salim menganggukkan kepalanya
Dari atas balkon Jalal sedang termenung memikirkan bagaimana caranya membebaskan Jodha dari cengkraman Laboni “Aku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Ratu Jodha” tepat pada saat itu Aram Bano menghampiri Jalal seraya berkata “Ayah, apa yang terjadi dengan ibu ?” pertanyaan Aram Bano dengan mimiknya yang lucu membuat Jalal tersenyum “Ibumu, sedang sakit, nak”, “Aku ingin bermain dengan ibu, ayah” Jalal membelai rambut anaknya “Jangan sekarang, sayang ,,, kalau ibumu sudah sembuh, kamu bisa bermain lagi bersamanya” Aram Bano menuruti perintah ayahnya, diapun segera berlalu meninggalkan Jalal, Jalal teringat kenangan masa lalu ketika dirinya, Jodha dan Aram Bano bermain teka teki di kamar Jodha “Aram Bano, ayah punya teka teki buat kamu, teka teki ini bisa kamu tanyakan jawabannya pada ibu Salima” kemudian Jalal memberikan teka teki itu dan Aram Bano segera berlalu ke kamar Salima “Kamu pikir itu ide yang baik membuat dia pergi dari sini ?” Jodha mulai menggoda Jalal “Aku hanya bermain main dengannya, aku tahu kamu juga tidak mempunyai jawaban untuk teka teki ini, iya kan ?” Jalal membalas menggoda Jodha “Aku tahu jawabannya” Jodha kemudian memberikan jawabannya ke Jalal, Jalal membenarkan jawaban Jodha dan memujinya “Sekarang aku akan bertanya sebuah teka teki ke kamu”, “Oke, silahkan !” Jalal tertantang “Ayoo coba tebak, apa itu sesuatu yang selalu berada di mana mana tapi kita tidak bisa melihat dia dimanapun” Jalal tertegun sambil memikirkan jawabannya “Rasanya tidak ada jawabannya itu” Jalal bersikeras “Ada jawabannya, yaitu Dewa Khrisna dan Tuhanmu” kenanganpun berlalu, tiba tiba Jalal mendapatkan sebuah ide untuk membebaskan Jodha, Jalal segera berlalu dari sana.
Di halaman istana, Salim sedang berjalan jalan dengan Abu Fazal “Aku sangat khawatir dengan ibuku” ujar Salim cemas “Semua orang juga mengkhawatirkannya, pangeran ,,, oh iya, apakah kamu ingat ketika kamu di Mewar ? Ketika kamu di serang ?” Salim tertegun sambil mengingat peristiwa tersebut “Itu semua di lakukan oleh Shahabudin, pangeran” Salim kaget “Apa ?” Abu Fazal menganggukkan kepalanya “Kami telah menahannya tapi kami belum memberitahukan soal ini ke Yang Mulia”, “Yang kamu lakukan itu benar, paman ,,, cari tahu siapa yang terlibat dengannya” ujar Salim geram
Di kamar Jodha, Jodha sudah berdandan cantik, saat itu dia sedang termenung ditepi ranjangnya sambil menangis “Aku dengar kamu itu wanita yang tangguh tapi kenapa sekarang kamu menangis seperti anak kecil sekarang ?” Laboni mengejeknya sambil duduk di sebelah Jodha “Semua kejahatan akan segera berakhir, Tuhan akan menghukum kamu, Laboni !” ujar Jodha ketus “Apa ? Tuhan ? Tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan aku !” suara Laboni terdengar marah, tepat pada saat itu Jalal menemui Jodha “Ratu Jodha, bagaimana kabarmu ?” Jodha menatap suaminya dengan tatapan sedih, kemudian memeluk Jalal seraya berkata “Begitu kamu bersamaku maka aku merasa baik baik saja, Yang Mulia ,,, kesehatanku memang sedang tidak baik sekarang tapi kehadiranmu membuat semuanya baik baik saja sekarang” Jalal tersenyum sambil memeluk Jodha dan berbisik di telinganya “Aku sedang mencoba untuk membebaskan kamu dari semua permasalahan ini” Jodha tertegun menatap Jalal, sementara Laboni tiba tiba berada di belakang Jalal dengan tatapannya penuh cinta... Sinopsis Jodha Akbar episode 536 by Jonathan Bay.