loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 462 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 462 by Sally Diandra. Didalam hutan Jodha menangis tersedu sedu seorang diri “Semua ini terjadi karena aku, dia datang kesini karena aku, dia harus menghadapi semua ini juga karena aku, mengapa aku tidak mati saja sebelum melihat semua penderitaannya ?” Jodha terus menangis, mengutuk dirinya sendiri, tiba tiba Jalal datang menemuinya dan memegang bahunya, sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 462Jodha kaget namun langsung lega begitu melihat suaminya ada bersamanya saat ini, Jalal duduk didepan Jodha “Ratu Jodha, kenapa kamu menyalahkan dirimu sendiri, kamu telah melakukan keadilan dan sebagai hakim kamu memang harus menghukum aku” Jalal berusaha menenangkan Jodha yang terus merasa bersalah atas apa yang telah dilakukannya “Aku hanya tahu bagaimana caranya aku memberikan kamu hukuman, Yang Mulia”, “Aku tahu, kamu bisa merasakan penderitaanku sebelum aku sendiri menyadarinya, kita mempunyai perasaan yang sama satu sama lain, inilah keindahan dari hubungan kita berdua” Jodha menatap haru ke Jalal “Akan tetapi kalau kamu terus menerus menangis seperti ini, bagaimana bisa aku menjadi kuat ? Ayooo ... Sudahlah, janganlah menangis” Jalal kemudian berdiri dan meminta Jodha untuk berdiri dan segera memeluknya, Jodhapun membalas pelukan Jalal, namun dirinya merasa iba dengan luka luka yang ada dipunggung Jalal, Jodha sedih mengingatnya.

Jiwa Jalal berkata : “Hukuman itu adalah salah satu pelajaran berharga buat aku dimana penderitaanku itu sama halnya dengan penderitaan yang telah aku berikan untuk rakyatku, aku juga harus menghadapi semua itu”

Jiwa Jodha berkata : “Hukuman itu selalu aku ingat sepanjang hidupku, Yang Mulia ... Kamu yang telah menghadapi cambukan demi cambukan akan tetapi perihnya mengimbas pada hatiku sebagaimana kamu mendapatkan hukuman itu karena perintah dariku”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4621Ditenda Salim, Salim dan orang orang kepercayaannya sedang menyusun strategi berperang “Qutub, bagaimana pasukan dari Mirza Hakim ?”, “Mereka itu kurang lebih sekitar 25.000 orang, Salim”, “Sementara kita hanya setengah dari mereka, kita harus lebih pintar dari mereka, aku tidak ingin mereka melarikan diri dari cengkraman kita, Salim sedang menyusun rencana untuk perang “Salim, kenapa kamu menempatkan dirimu sendiri pada posisi yang sulit dimedan pertempuran ? Apakah kamu tidak mencintai dirimu sendiri sedikit saja” Qutub merasa sangat khawatir dengan posisi Salim di medang perang nanti “Ketika seorang panglima perang memimpin pasukannya maka seluruh pasukannya akan merasakan kekuatan mereka, aku ingin memastikan pasukanku bahwa aku ini ada bersama mereka sampai titik darah penghabisan !” Salim sudah bertekad untuk berperang bersama pasukannya melawan pamannya sendiri “Kita akan berperang !” ujar Qutub bersemangat “Kamu beruntung Qutub karena kamu mempunyai seseorang yang selalu menunggu kamu yaitu istrimu sendiri, yang selalu berdoa untuk kehidupanmu dan seseorang yang aku cintai tidak berdoa untuk aku, pada kenyataannya dia malah mengutuk aku”

Sementara itu dirumah Anarkali, Anarkali sedang melakukan sholat dan berdoa pada Tuhan, ibunya, Zil Bahar menemuinya “Anarkali, ada baiknya kalau kamu juga mendoakan pangeran Salim juga sebagaimana dia telah pergi berperang” Anarkali yang sudah selesai sholat langsung menjawab permintaan ibunya dengan tegas “Aku hanya akan berdoa untuk pasukan kerajaan Mughal saja dan tentang Salim, dia itu hanya mencintai gelang gelang kaki para penari” ujar Anarkali sambil melipat sajadahnya dan meletakkannya diatas meja “Jangan terlalu kasar padanya, Anarkali ... dia itu telah menghabiskan sepanjang hidupnya dimedan pertempuran, dia adalah seorang calon Raja, dan Raja yang lain juga sering mengunjungi tempat para penari dan itu bukan berarti mereka itu bukan ksatria yang baik, dia itu calon Raja kita, kamu tidak boleh berfikiran buruk tentang dia, dia juga berperang demi negeri kita Agra, jadi kesampingkanlah dulu dendam pribadimu dan berdoalah untuk dirinya” Zil Bahar kemudian meninggalkan Anarkali setelah memberikan pengertian pada anaknya itu, kata kata ibunya cukup menyentuh Anarkali, membuat Anarkali jadi berfikir tentang Salim, sesaat Anarkali duduk dan mulai berdoa untuk Salim, lagu Rabba is pyar mein pun mulai terdengar, ditempat Salim, Salim juga sedang memikirkan Anarkali.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4622Dipedesaan, Jodha sedang ngobrol dengan Moti ditenda mereka “Jodha, bagaimana keadaan Yang Mulia ?”, “Dia baik baik saja sekarang, Ratu Rukayah bersamanya, Moti” tiba tiba Jagdev mendatangi tenda Jodha, begitu mendengar suara Jagdev memanggil nama Jodha, Moti merasa kesal padanya “Ingin rasanya aku membunuhnya sebagaimana yang telah dia buat ke Yang Mulia yang harus menghadapi hukumannya” Jodha hanya menggelengkan kepalanya ke Moti kemudian dia menemui Jagdev dari balik tendanya yang tertutup kelambu, sementara Jagdev berada diluar tenda. “Jagdev, aku tahu kalau kamu pasti terluka dengan persoalan Surjan”, “Aku juga tahu kalau kamu juga merasa tidak enak dengan memberikan hukuman ke dia karena kamu adalah seorang wanita terhormat” Jagdev berusaha untuk merayu Jodha “Ini bukan masalah menjadi seorang wanita terhormat akan tetapi aku fikir dia itu tidak bersalah”, “Kamu mempunyai hati yang lembut, Radha ... aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa besok adalah perayaan Holi” tepat pada saat itu Kaushalia si ibu kepala desa datang menghampiri Jagdev “Apa yang kamu lakukan itu hebat, Jagdev ! Sementara Raja kita sendiri lupa memberikan kebahagiaan untuk rakyatnya” mendengar hal itu Jodha kesal dengan mereka dan langsung berkata ketus pada mereka berdua “Bukan seperti itu ! Hanya Yang Mulia Raja Jalalludin Akbar yang telah memberikan perintah untuk umat Hindu agar bisa merayakan upacara keagamaan mereka secara bebas !” Jagdev dan Kaushalia tertegun mendengar Jodha berbicara dengan nada tinggi “Aku harus segera membuka kedok Jagdev didepan warga penduduk” bathin Jodha dalam hati

Sementara itu ditenda Jalal, Jalal sedang tertidur, tiba tiba Mehtab datang menemuinya, Mehtab merasa iba dengan kondisi pamannya, ketika Mehtab hendak memegang punggung Jalal, sontak Jalal terbangun karena merasa ada orang dibelakangnya yang ternyata itu adalah Mehtab keponakannya sendiri “Aku baik baik saja, Mehtab ... tidak apa apa” dengan bahasa isyaratnya Mehtab bertanya tentang luka luka dipunggung Jalal “Aku adalah seorang ksatria, aku telah terbiasa menghadapi hal semacam ini, kamu juga seorang ksatria dengan bekerja disini dan kami semua bangga padamu, Mehtab”, “Iyaaa, kami benar benar bangga padamu” Rukayah tiba tiba muncul didalam tenda dan ikuti menimpali perkataan Jalal, sesaat kemudian Jodha juga ikut nimbrung ditenda Jalal “Yang Mulia, Jagdev akan mengadakan perayaan Holi, inilah saatnya kita buka kedok Jagdev, siapa sebenarnya dia didepan warga desa maka mereka akan menyadari bahwa sebenarnya bukan kamu yang melakukan kesalahan itu akan tetapi warga disini sangat menyukai Jagdev”, “Ya, aku setuju dengan Ratu Jodha” nampak Jalal memikirkan sesuatu “Baiklah kalau begitu, kita akan melakukan hal ini, aku akan mengirimkan pesan ke sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4624Birbal”, “Sekarang pada perayaan Holi nanti, dosa dosanya akan terbakar juga !” ujar Jodha ketus.

Malam harinya, Jagdev menemui Jalal pada malam menjelang perayaan Holi “Surjan, aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari desa ini karena aku ingin kamu lihat siapa aku sebenarnya dan orang seperti kamu hanyalah seekor serangga bagiku” Jalal benar benar marah pada Jagdev namun ditahannya perasaan itu karena saat itu mereka sedang berkumpul bersama seluruh warga penduduk untuk menyalakan api suci, Jagdev kemudian mendatangi Jodha dan memberikan lilin yang telah menyala ke Jodha dan memintanya untuk menyalakan api unggun sebagai tanda dimulainya perayaan Holi, Jodha menerima lilin itu dan berkata “Holi adalah sebuah perayaan dimana orang orang melupakan balas dendam mereka dan kita mencoba untuk menghapus dosa dosa kita”, “Sebuah pemikiran yang hebat, Radha ... maka aku mengampuni Surjan untuk semua kesalahannya”, “Aku ingin Surjan yang menyalakan api unggun ini karena dia telah menghadapi hukumannya akan tetapi mengapa kalian warga disini tetap memberikannya hukuman ? Mengapa kita tidak bisa memberikan penghormatan kita pada seseorang yang telah melalui hukumannya ? Surjan seharusnya diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki dirinya sendiri maka aku ingin Surjan yang menyalakan api unggun ini”, “Terserah kamu, Radha” Jagdev berusaha menjadi seorang pria yang bijaksana untuk mendapatkan perhatian Jodha, Jodha kemudian menghampiri Jalal yang saat itu sedang berdiri bersama Rukayah, Jalal tersenyum kearah Jodha dan Jalalpun mulai menyalakan api unggun tersebut. “Mari kita mengadakan Parikama (sebuah ritual mengitari api unggun) dan semua pasangan bisa melakukannya” ujar Kaushalia si ibu kepala desa, kemudian semua orang dengan pasangannya masing masing melakukan ritual tersebut, Jalal melakukannya bersama Rukayah, Jodha hanya melihatnya saja karena dia tidak punya pasangan “Radha, ayooo ikut bergabung dengan kami” Jodha hanya menggelengkan kepalanya “Aku tidak bisa melakukannya karena ini untuk yang berpasangan saja”, Rukayah yang mendengar alasan Jodha ikut menimpali “Mengapa tidak ? Kamu telah mengampuni suamiku, aku ada disini bersama dengan dia sekarang itu juga karena kamu, kamu bisa bergabung bersama kami dibelakang, itu merupakan kehormatan bagi kami kalau kamu mau bergabung bersama kami” Jodha tersenyum ke Rukayah dan segera bergabung dibelakang Jalal, Jalal juga tersenyum ke Jodha dan sepanjang mengitari api unggun itu, Jalal berkali kali melihat ke arah Jodha.

Diistana kerajaan Mughal, dikamar Haidar, Shama benar benar menjengkelkan Haidar, Javeda menghampiri mereka “Ada apa ini ? Apa yang terjadi ?”, “Ibu, aku tidak bisa menghadapi gadis ini lagi, cobalah kamu bilang ke dia” ujar Haidar kemudian berlalu meninggalkan mereka “Heiii, Haidar ! Kamu mau kemana ?” Shama kesal pada Haidar karena meninggalkannya begitu saja “Shama, jika kelakuan kamu seperti ini terus, maka bisa jadi Haidar tidak mau menikahi kamu !”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4625Dipedesaan, saat itu Jodha sedang seorang diri ditendanya “Ini adalah pertama kalinya aku tidak akan merayakan Holi dengan Yang Mulia” tiba tiba Moti dan Mehtab mendatangi Jodha, Moti kemudian memberikan warna pada pipi Jodha dan membujuknya untuk keluar dari tenda untuk ikut merayakan Holi, Jodha kemudian juga memberikan warna ke wajah Moti dan Mehtab, Mehtab menyuruh Jodha untuk keluar untuk memberikan warna ke Jalal, Jodha hanya menggelengkan kepalanya “Kalalu Ratu Rukayah tidak suka dengan warna warna ini”, “Dimana dia, Moti ?”, “Dia ada ditendanya Jodha”

Ditenda Rukayah, Rukayah sedang tertidur, beberapa perempuan berada diluar tendanya dan mengajaknya untuk bermain Holi bersama mereka namun Rukayah tidak mau, saat itu Kaushalia ibu kepala desa datang menghampiri para perempuan tersebut “Ada apa ini ? Kalau Madura tidak mau bermain Holi, sudah biarkan saja, kalian pergi saja sana !” para perempuan itu pun meninggalkan tenda Rukayah, Rukayah langsung keluar begitu tau para pengganggunya telah pergi “Terima kasih Kaushalia, kamu telah menyuruh mereka pergi” Kaushalia hanya tersenyum ke Rukayah “Seseorang seharusnya tidak dipaksa untuk merayakan Holi, kita juga bisa menggunakan pikiran kita” ujar Kaushalia sambil menaburkan warna warna pada kepala Rukayah, salah seorang perempuan segera mendatangi Rukayah dan menyiram kepalanya dengan air, lengkap sudah penderitaan Rukayah bermandikan warna warna ditubuhnya, Rukayah hanya bisa berteriak marah “Suatu saat ketika aku pulang ke istana maka aku akan mengirimkan Kaushalia ke penjara !” bathin Rukayah marah

Jodha sedang memberikan tilak pada orang orang yang sakit, Jodha mendoakan mereka “Mereka semua bahagia, ini semua karena kamu, Radha”, “Bukan, bukan karena aku akan tetapi karenan Tuhan” ujar Jodha sambil menoleh kearah Jalal yang tersenyum padanya, Jalal memberikan kode ke Jodha kalau dia akan memberikan warna warna itu pada Jodha, Jodha menggelengkan kepala agar Jalal tidak melakukannya karena saat ini mereka sedang berada di kerumunan khalayak ramai, Kaushalia yang melihat Jodha menggelengkan kepala merasa penasaran “Ada apa Radha ? Kenapa kamu menggelengkan kamu mengggelengkan kepala ?”, “Tidak apa apa Kaushalia, leherku ini sedikit pegal tapi tidak apa apa” ujar Jodha menetralisir keadaan, Kaushalia pun pergi meninggalkan Jodha, saat itu sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4623Jalal sudah membawa piring yang berisi warna warna dan berjalan kearah Jodha, Jodha tidak menyangka kalau ternyata Jalal nekat akan melakukannya, akhirnya Jodha pun berjalan kearah Jalal, sementara itu Rukayah memandangi mereka berdua dengan perasaan cemburu, Moti dan Mehtab malah senang melihat aksi yang akan dilakukan Jalal dan Jodha. Tak lama kemudian ketika mereka sudah mulai mendekat, Jalal pura pura tersandung dan melemparkan warna warna itu kewajah Jodha, Jodha sangat senang akhirnya bisa bermain warna dengan Jalal, Jodha tersenyum kemudian dia berlutut didepan Jalal dan memberikan Jalal piring warna yang tadi dibawa oleh Jalal dan menyentuh kaki Jalal sebagai tanda bakti seorang istri pada suaminya, Jalal pun memberikan berkatnya pada Jodha dengan menyentuh kepala Jodha, Jodha sangat senang sekali kemudian pergi meninggalkan Jalal, Rukayah hanya bisa tersenyum melihat kemesraan mereka berdua. Tepat pada saat itu Jagdev datang kesana dan bergabung bersama warga desa untuk merayakan Holi “Hari ini aku akan mewarnai wajah Radha dengan warnaku, aku akan membuat Holi ini khusus untuknya” bathin Jagdev dalam hati sambil terus berjalan mendekati Jodha, Jalal yang melihat Jagdev berusaha mendekati Jodha sangat marah dibuatnya “Ini saatnya aku akan memberikan pelajaran padanya, ketika dia sedang sibuk disini, pasukanku akan mencari tahu dimana dia menyembunyikan karung karung gandum itu !” bathin Jalal sambil menahan amarahnya. Saat itu Jagdev mengkhayal ketika dirinya memberikan warna ke Jodha “Aku akan merayakan perayaan Holi ini bersamanya dengan cara apapun !” bathinnya dalam hati sambil terus memandangi Jodha dengan tatapan penuh cinta, secara sengaja Jagdev melemparkan warna warna itu kearah wajah Jodha, Jalal dan semua keluarga kerajaan seperti Rukayah, Mehtab dan Moti terkejut melihatnya, Jodha juga marah ke Jagdev “Jagdev, kamu seharusnya tahu dimana posisimu, jangan melanggar batas !” ujar salah seorang warga yang mengetahui perbuatan Jagdev ke Jodha, Jalal marah melihat Jagdev yang mulai mencoba mendekati Jodha, saat itu Jalal hendak menghajar Jagdev namun Jodha melarangnya dengan memberikan kode pada Jalal agar tidak mendekat “Aku tadi melempar warna warna pada seseorang dan kamu tiba tiba datang didepanku, Radha” Jagdev mencoba membela diri “Baiklah, hak ini tidak sengaja kamu lakukan, jadi aku memaafkan kamu” ujar Jodha tepat pada saat itu salah satu prajurit Jalal mendekati Jalal “Bagaimana dengan karung karung gandum itu ? Apakah sudah ketemu ?”, “Kami sedang berusaha untuk menemukannya, Yang Mulia” kemudian prajurit itupun pergi berlalu dari hadapan Jalal. Ketika Jagdev sudah berhasil mendekati Jodha, Jagdev mengundang Jodha “Radha, maukah kamu datang kerumahku ? Kami mau mengadakan pesta untuk anak kami karena prestasinya disekolah, aku mengundangmu untuk datang ke pesta itu”, “Tidak ada salahnya untuk bersikap lunak pada laki laki ini” bathin Jodha, Jodha akhirny menyetujui undangan Jagdev “Baiklah, aku akan datang” Jagdev sangat senang mendengarnya “Malam ini aku akan hanya bersama dengan Radha” bathin Jagdev, sementara Jalal juga berkata dalam hati “Malam ini aku akan membuka kedok Jagdev yang sebenarnya !” bathin Jalal marah.  Sinopsis Jodha Akbar episode 462 by Sally Diandra.

Bagikan :
Back To Top