Sinopsis Jodha Akbar episode 119 by Jonathan Bay. Adham sedang melakukan pijat tubuh ketika seseorang melempar batu kearahnya. Sekali tak apa. Dua kali, adham mengirim penggawal untuk mencari pelempar itu. Tiga kali, adham pergi sendiri mencari pelakunya. Dan dia melihat tasneem sedang berusaha mengambil layangan yang nyangkut di pohon dengan melemparinya dengan batu.
Melihat itu adham tersenyum dan menyuruh semua penjaga pergi. Adham mendekati tasneem. Melihat adham, Tasneem segera memberi hormat. Dari arah lain, muncul Jodha dan rombongan. Melihat Adham bersama Tasneem, Jodha berkata pada moti, "Moti, bukankah itu adham khan?" Moti menyahut, "ya. apa yang sedang dia lakukan di sini?" Pada Tasneem adham bertanya, "apa kau melemparku dengan batu?" Tasneem dengan takut-takut menjawab, "tidak, tuan. Aku sedang berusaha mengambil layang-layangku. Anda pasti terkena batu itu secara tidak sengaja." Adham menatap layangan yang nyangkut di ranting pohon dan bertanya, "apakah kau suka layang-layang?" Tasneem menjawab, "ya."
Adham menyuruh Tasneem mendekat. Tasneem menurut. Adham kemudian berjalan ke belakang Tasneem dan memegang pinggangnya sambil berkata kalau dia akan membantu Tasneem mengambil layangan itu. Dengan tenaganya yang kuat, adham mengangkat tubuh tasneem dan mengulurkannya kearah layangan yang mengantung. Tasneem berteriak-teriak tidak mau dan minta di turunkan. Tapi adham malah terlihat kesenangan. Jodha yang melihat adegan itu terkejut dan berkata pada moti, "Moti, kau benar. Adham mempunyai niat buruk." Adham menyuruh tasneem meraih layangannya. Tasneem berteriak tidak mau dan sambil berontak meminta adham menurunkannya. Adham lalu menurunkan tubuh tasneem. Begitu menginjak tanah, Tasneem segera berlari pergi. Adham menyerigai senang dan mengambil layangan dengan sekali tarik. Jodha melihat kelakuan Adham dengan tatapan marah. #sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Jalal dan Ruq sedang bermain catur. Saat giliran Jalal melangkah, dia terlihat sedang berpikir keras. Ruq bertanya, "ada apa jalal? Kenapa kau tidak fokus pada permainan?" Jalal menajwab kalau dia sedang memkirkan urusan politik. Sejak Sharifudin melarikan diri, beberapa wilayah bagian seperti Mewad, Marta, Ajmer dan Nagaur tidak mempunyai komandan. Dan Jalal tidak tahu siapa yang harus di tunjuknya sebagai komandan. Ruq memberi saran kalau Jalal akan menunjuk orang luar maka sebaiknya menunjuk orang berbeda untuk keempat wilayah itu. Jangan menunjuk satu orang saja. Tapi harus memecah kekuatan mereka. Jalal sangat menghargai saran Ruq dan memujinya. Jalal berkata akan membicarakan hal ini dengan Maham. Ruq berkata, "kita telah membuat kesalahan di masa lalu, apa kau akan mengulanginya lagi? Jika kau bahas masalah ini dengan Maham anga, dia akan menunjuk Adham untuk mengisi jabatan ini. ~Resham menguping pembicaraan Ruq dari balik pintu~ Semua orang tahu, Adham khan tidak kompeten dan tidak berhasil memimpin Malwa. Dia lebih sering berada di Agra dari pada di Malwa. Adham tidak cocok untuk jabatan ini." Jalal menyahut, "tapi adham adalah prajurit yang hebat. Aku tak ragukan kemampuannya, semua orang takut padanya."
Ruq menjawab, "memang benar. Adham prajurit hebat, karena itu sebaiknya mengirim dia ke medan perang. Tapi untuk menjadi komandan harus memiliki ketenangan dan kemampuan di bidang politik yang semua itu tidak di punyai adham. Adham khan tidak pernah berpikir dua kali dengan tindakannya. Dia tidak mendengarkan siapapun. Ingatlah satu hal, mungkin Maham Anga menganggapmu seperti anaknya sendiri. Dia menyayangimu, tapi rasa sayangnya itu berbeda dengan rasa sayangnya pada Adham." Mendengar kata-kata Ruq tentang Maham, Jalal menegur Ruq, "kau salah paham. Aku tak ingin mendengar apapun yang menyinggung Maham Anga." Mendengar kata-kata jalal yang membela Maham, Resham mengangguk senang. Ruq dengan tenang menyahut, "baiklah. Aku takkan menyinggung maham lagi. Tapi pertimbangkanlah saranku tentang komandan." Jalal melanjutkan permainan caturnya, "kau menjadi tidak fokus karena perbincangan kita. Ini Skak-Mat." Ruq dengan santai menyahut kalau dirinya sengaja membiarkan Jalal menang, baik dalam sebuah permainan maupun dalam kehidupan, "aku senang menerima kekalahanku karena kau akan mendapat kemenangan." Jalal menatap Ruq dengan tersenyum, kagum akan pemikirannya.
Sinopsis Jodha Akbar episode 119. Resham menyampaikan apa yang di dengarnya kepada Maham. Maham yang sedang memberi makan merpati berkata, "Mewad, Merta, Ajmer dan Nagaur. Siapa yang lebih mampu memimpin selain Adham?" Resham berkata kalau jalal mudah terpengaruh Ratu Ruqaiya dan Ratu Ruqaiya tidak senang dengan adham khan. Maham berdiri dari duduknya lalu berjongkok untuk memegang burung merpati sambil berkata, "sekarang ratu Ruqaiya ingin terlibat persoalan politik kerajaan kita. Dia ingin menggantikanku menjadi perdana menteri. Tapi politik tidak mudah, seperti permainan catur." Resham menyarankan Maham agar melakukan sesuatu sebelum Jalal membuat keputusan, karena kalau sampai adham tidak mendapatkan jabatan itu, Adham akan menyalahkan Maham. Maham berkata, "Jalal tidak pernah membuat keputusan tanpa mendiskusikannya denganku. Ada satu hal yang harus aku lakukan. Aku harus memberitahu Adham soal ini."
Di ruang sidang, Jalal sedang melakukan penunjukan komandan untuk wilayah-wilayah yang ditinggalkan Sharifudin. Jalal berkata, "pengkhianatan sharifudin adalah palajaran bagi kerajaan Mughal. Kerabat terdekatku ternyata seorang pengkhianat. Tapi ini tidak akan mempengaruhi pemerintahan kerajaan kita. Wilayah yang ada di bawah pengawasan Sharifudin, akan ada komandan yang baru untuk menggantikannya." Atgah khan memberikan sebuah nama untuk posisi tersebut yaitu Husein, dia prajurit yang cocok untuk mengawasi mewad, "dia sudah lama bertugas di sana dan dapat menangani urusan pemerintahan juga." Jalal setuju dan menunjuk Husein sebagai komandan di Mewad. Jalal lalu bertanya pada Atgah, "siapa lagi yang akan kau sarankan?" Atgah berkata kalau dia punya beberapa nama, tapi tentu saja Jalal yang herus memutuskannya. Jalal melihat sekeliling dan bertanya kenapa penjabat kerajaan banyak yang tak terlihat, apakah mereka tidak tahu tentang pertemuan ini? Atgah menjawab kalau mereka mungkin diam di rumah karena kondisi cuaca yang sangat dingin ini.
Jalal menanyakan Adham Khan, karena dia seharusnya ada di sini dan tidak bersantai di rumah. Jalal menyuruh Atgah mencari tahu kenapa Adham tidak hadir di pertemuan ini.
Adham sedang tidur terlentang di kamarnya sambil memegang layangan dan membayangkan Tasneem yang sangat rapuh, polos dan cantik seperti bidadari surga. Maham denga tergesa-gesa masuk ke kamar adham dan berkata dengan kesal, "Adham.. mengapa kau masih berbaring? Mengapa tak hadiri pertemuan?" Adham menjawab kalau dirinya sedang tidak ingin hadiri pertemuan. Maham menegur adham kalau sifat pemalasnya tidak akan membantu. Dia adalah kepala komandan kerajaan mughal. Karena Sharifudin pergi, ada 4 wilayah yang kosong. Jika mereka menguasai salah satu dari wilayah itu, mereka tak kan gelisah selama hidupnya. Adham tak mengubrisnya. Maham berteriak marah dan menyuruh Adham pergi ke pertemuan sekarang juga.
Di ruang sidang, Atgah mengusulkan agar menunda keputusan sampai besok, dia akan menyuruh semua penjabat agar hadir di sidang. Tapi Jalal menolak usul itu, sebab dia tak mau menyisakan pekerjaan sampai besok. Dia sendiri yang akan memilih para komandan itu hari ini. Keputusan Jalal adalah dia memilih Khauja sebagai komandang Nagaur, Daulat sebagai komandan Merta dan Qutub Ali sebagai komandan Ajmer dan perintah itu harus segera di laksanakan. Dan sidangpun di tutup.
Resham yang besembunyi dibalik pintu mendengarkan hasil sidang. Maham masih memarahi Adham di kamarnya. Adham berkata kalau Maham tidak perlu khawatir, dia pasti mendapatkan posisi komandan itu karena hanya dia yang mampu. Resham datang dan memberitahu Maham kalau Jalal sudah menunjuk ke empat komandan untuk wilayah-wilayah kosong itu. Maham sangat marah dan tersinggung karena jalal tidak berdiskusi dulu dengannya dan menganggap Jalal tidak adil.
Sinopsis Jodha Akbar episode 119. Jodha selesai berdoa. Tapi pikirannya sedang entah kemana. Melihat itu moti bertanya, "Jodha, apa yang sedang kau pikirkan?" Jodha menhjwab kalau dia sedang memikirkan Adham Khan, "aku belum bisa memahami apa yang telah kulihat. Tasneem masih anak-anak dan Adham bersikap tidak senonoh padanya. Ini tidak baik." Moti berkata kalau dia juga terkejut. Tapi itulah yang terjadi selama ini, pria selalu merendahkan dan melecehkan wanita, "ibunya Tasneem juga seorang pelayan. Mereka tak bisa berbuat apapun pada Adham khan. Seorang pelayan selalu di perlakukan seperti boneka untuk di permainkan."
Jodha menyahut, "tapi aku bukan pelayan. Aku adalah seorang ratu. Dan sebagai Ratu sudah menjadi tugasku untuk menghentikan adham khan sebelum dia melakukan kesalahan." Moti memperingatkan Jodha kalau Adham sangat kuat dan jahat. Tapi Jodha tidak takut, dia tak bisa membiarkan harga diri gadis kecil di permainkan. Jodha segera bergegas pergi. Moti mengejarnya dan berkata kalau mereka sudah lalui banyak masalah, "kenapa kau mengundang masalah lain lagi? Kumohon Jodha, berhentilah." Jodha dengan tegas berkata, "demi tuhan, aku takkan berhenti. AKu meminta tolong pada dewa karena dia sang maha kuasa dan adil. Jadi, jika ada yang tidak berdaya, sudah tugasku membantu mereka. Jika aku tak melakukan apa-apa mengetahui hal seperti ini terjadi, aku akan merasa sangat bersalah." Moti bertanya Jodha mau kemana? Jodha mengatakan dia akan kerumah Tasneem dan memberitahu ibunya. Karena dia satu-satunya yang bisa mengajukan keluhan tentang perilaku adham yang menyimpang dalam sebuah sidang. Dan Jodha yakin, Jalal akan memberikan keadilan. Moti ingin ikut. Jodha melarangnya. Moti memaksa, "jika kau bisa menjalankan tugasmu sebagai ratu, maka aku akan jalankan tugasku sebagai pelayanmu." Jodha kemudian membiarkan Moti ikut.
Jodha dan Moti menemui Tasneem dan ibunya. Ibu Tasneem berkata, "aku mengerti, ratu Jodha. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Adham khan adalah seorang komandan. Dia telah berjanji kalau suamiku akan di tunjuk sebagai penjaga benteng. Karena itu suamiku berjanji memberikan apapun pada adham khan. Adham khan telah banyak membantu kami." Ibu tasneem kemudian menunjukan kalung mewah pemberian adham dan berkata kalau tidak semua orang mau memberikan barang mewah pada orang lain, ini menunjukan kalau Adham orang yang baik. Jodha bertanya, "apakah ini caramu membalas kebaikan adham? Masa depan Tasneem dalam bahaya."
Ibunda Tasneem memohon pada Jodha agar membiarkannya saja, karena Adham khan telah banyak membantu mereka dan dia tak bisa menentang janji suaminya. Jodha dengan penasaran bertanya, "apakah kau tak merasa bertanggung jawab atas harga diri putrimu?" Ibunda Tasneem berkata, "kami hanya rakyat biasa, oleh karena itu tanggung jawab kami tidak berarti. Aku telah membesarkan dia, tapi takdir yang akan menentukan masa depannya. Ayahnya telah membuat keputusan demi kebaikan dirinya. Aku takkan ikut campur dengan masalah ini." Jodha tak tahu harus berkata apa lagi. Tasneem yang sedari tadi diam, akhirnya membuka mulut, "ibu, aku takut pada Adham khan. Dia mengangkatku dengan memegang pinggangku." Ibunya Tasneem membentak anaknya dan menyuruhnya diam. Tasneem berkata kalau dia tidak bohong. Ibunya melarang tasneem berkata seperti itu tentang adham, karena mereka berhutang seumur hidup padanya. Melihat perdebatan ibu dan anak itu, Jodha berpikir, "dia merusak kehidupan Tasneem. Mengapa seroang wanita membiarkan harga diri putrinya seperti ini? Aku harus lakukan sesuatu."
Jodha dan moti keluar dari rumah Tasneem. Dari arah lain, muncul Adham khan. Adham dan Jodha saling menatap. Adham turun dari kudanya dan memberi salam pada Jodha sambil bertanya, "apa yang anda lakukan di sini? Tempat ini tidak cocok bagi seorang ratu." Dengan ketus Jodha menjawab, "seorang komandan juga harus mempunyai harga diri. Boleh aku tahu kenapa kau kesini?" Adham berkata kalau dia ingin tahu keadaan rakyatnya karena itu dia datang kemari, "dan kau?" Jodha menjawab dengan jawaban yang sama seperti adham, "aku ingin tahu apakah mereka punya keluhan tentang prajurit kerajaan." Adham telihat tegang dan bertanya, apa maksud jodha? Jodha menjawab kalau Adham sudah tahu apa maksudnya, "dan aku juga tahu apa yang ada dipikiranmu. Percayalah, aku takkan biarkan kau mendapatkan yang kau inginkan." Setelah berkata begitu, Jodha segera masuk ke tandunya dan meninggalkan rumah Tasnem di ikuti pandangan geram dari adham khan. #sinopsisjodhaakbar.blogspot.com
Sinopsis Jodha Akbar episode 119. Ibu Tasneem menyuruh Adham masuk. Tapi adham takmau. Dia hanya ingin bertemu tasneem. Ibunya TAsneem memanggil tasneem. tasneem keluar dan bersembunyi di belakang ibunya karena takut melihat adham. Adham bertanya apakah mereka meminta ratu Jodha untuk datang? ibunya tasneem menjawab tidak, "dia datang atas kemauannya sediri. Aku memberitahu beliau kalau anda sudah banyak membantu kami." Adham dengan sedikit emosi berkata, "karena itu aku ingin tahu mengapa ratu Jodha datang kesini. Apa yang dia tanyakan? Apa kau akan menjawabnya? Atau aku akan bertanya pada tasneem?"
Tasneem terlihat ketakutan. ibunya menenangkan tasneem dan memberitahu adham tujuan kedatangan Jodha. Mendengar itu, Adham menjadi sangat marah, "beraninya dia lakukan ini!" Ibunya Tasneem meminta adham untuk tenang, karena dia dan keluarga menolak melakukan perintah Jodha dan hanya akan melakukan perintah Adham saja, karena Adham yang telah menjaga keluarganya. Adham berkata, "baiklah. Aku ingin kau datang ke istana sore ini. Aku punya tugas penting untukmu." Ibunya tasneem menyanggupi. Adham menyuruh ibunya tasneem mengajak Tasneem juga. Adham hendak beranjak pergi, ketika dia ingat layangan di tangannya. Dia menyerahkan layangan itu pada Tasneem. Ibunya tasneem menarik tangan Tasneem agar mau menerima layangan itu. Tasnem mengulurkan tanganya, Adham menyerahkan layangan itu dan mendapat kesempatan untuk mengelus jemari tasneem. Tasneem bergidik ngeri. Sebelum pergi, adham mengingatkan ibunya tasneem agar jangan lupa mengajak tasneem malam ini. Sepeninggal Adham, dengan menagis Tasneem merobek layang-layang itu. Ibunya Tasneem memarahinya. Tasneem berlari masuk kedalam rumah.
Di istana, Resham menyuguhkan buah-buahan pada Maham. Maham dengan marah menepis piring buah ditangan Resham hingga jatuh berantakan. Maham dengan marah berkata, "aku kehilangan kekuatanku. Dan aku tak melakukan apapun untuk menghentikannya. Wewenangku di rebut oleh orang yang memberikan wewenang itu, yaitu Jalal. Mengapa aku merasa kalau Jalal sudah tidak mempercayaiku lagi? Dia tak memberitahuku saat ratu Jodha di racuni, dia tidak berdiskusi denganku saat menunjuk komandan untuk 4 wilayah, padahal sebagai perdana menteri aku punya wewenang untuk itu." Maham kemudian menatap Resham dan menyuruhnya mengambilkan kertas, pena dan tinta. Resham segera mematuhinya. Maham kemudian menulis sesuatu, mengecapnya dengan stempel dan menyerahkannya pada Resham sambil berkata, "berikan ini pada jalal dan bacakan dengan keras di depannya." Resham memberi hormat dan segera menjalankan perintah Maham... Sinopsis Jodha Akbar ep 120