Sinopsis Jodha Akbar episode 116 by Jonathan Bay. Jalal mengumpulkan prajuritnya di halaman istana dan berorasi untuk membangkitkan semangat mereka. Para petinggi kerajaan Mughal berderet di belakang Jalal memberi support. Para prajurit mengelu-elukan Jalal. Dalam orasinya Jalal berkata, "kalian harus menghancurkan musuh. Aku ingin kalian memiliki kemampuan bagaimana mengenal musuh dan mengetahui medan perang. Dengan begitu kalian akan bisa mengalahkan musuh. Kalian semua adalah tentara Mughal yang pemberani. Kalian di takuti dan akan menjadi hebat sehingga dapat meraih kemenangan. Kalian adalah tentara mughal yang hebat yang akan membuat musuh tidak dapat tidur nyenyak."
"Tentara Mughal harus memiliki martabat, tidak boleh membunuh musuh sembarangan. Tentara Mughal harus melindungi para wanita, anak kecil dan orang tua...tidak boleh membunuh mereka, walaupun mereka adalah musuh kita. Kalian harus ingat, para wanita, anak-anak dan orang tua adalah orang yang tidak bersalah. Kita adalah prajurit yang pemberani dan bijak. Aku ingin kalian menciptakan rasa takut pada semua musuh kita sehingga mereka tidak bisa tidur dengan tenang. tapi aku ingin kalian juga di hormati, oleh teman-teman kalian dan rakyat, sehingga mereka bisa hidup tanpa rasa takut..." di akhir orasinya, Jalal berteriak 'Kerajaan Mughal.." yang di sahuti oleh prajurit dengan berteriak "jayalah..!"
Setelah Selesai berorasi, Jalal masuk kedalam istana di iringi Maham Anga. Maham memuji Jalal, "kau berbicara seperti seorang kaisar sejati. " Jalal berkata kalau hal seperti ini harus di lakukan untuk memotivasi para prajurit dan mengingatkan mereka siapa pemimpin mereka, "ketika aku membantu Rahim menerbangkan layang-layang, aku menyadari sesuatu. Saat kau menerbangkan layang-layang, ketika kau memegang benang, matamu harus terus mengawasi layang-layang. Karena sekali saja kau memalingkan tatapanmu, kau tidak akan tahu jika layang-layang itu jatuh. Jadi, selama layang-layangnya ada di udara, orang akan melihat dan memujamu. Tapi ketika layanganmu jatuh, orang-orang akan mengejek dan tidak akan menghormatimu lagi. Tentara Mughal seperti layang-layang itu. Aku akan mengendalikan dan mengawasi mereka." Maham anga terharu mendengar penjelasan Jalal. Dia teringat ketika Jalal masih kecil, "tapi kini, kemampuan dan ketenaranmu sudah mulai meningkat dari hari ke hari. Aku bangga padamu, Jalal." Maham mengakui kalau bukan dia yang melahirkan Jalal, tapi dia merasa bangga menjadi ibu angkatnya dan akan selalu mendoakan agar jalal selalu sukses. Jalal menyentuh pundak maham dan berkata, "aku akan mendapatkan semua itu dengan didikan dan cintamu." Jalal merangkul Maham dan mengajaknya pergi dari tempat itu.
Hamida sedang duduk di depan pendiangan di teras istana ketika Jodha menghampirinya. Jodha memberi salam. Hamida memberkatinya dan menyuruh Jodha duduk. Jodha duduk di sofa di depan Hamida. Jodha mengadu pada Hamida kalau dia tidak suka dengan apa yang di lakukan Jalal pad Bakshi bano, "itu sangat tidak benar dan bisa menghancurkan sebuah hubungan. Sebuah hubungan sangat penting bagi semua orang." Hamida menyahut, "tidak ada gunanya membicarakan ini, nak. Aku tahu jalal, sekali dia memutuskan sesuatu, dia tidak akan menariknya kembali. Meskipun itu sangat menyakitkan. Dia tidak akan mengizinkan Bakshi bano datang ke ulang tahunnya." Jodha berkata kalau dirinya mengerti, "yang mulia melakukan ini agar rakyatnya tidak salah mengerti dan merasa kaisar bersikap tidak adil. Tapi tidak ada yang mengerti penderitaan yang dia alami. Itulah resiko menjadi seorang kaisar, tidak ada orang yang mengerti situasinya."
Hamida berkata kalau jalal tidak ingin emosinya terbawa saat menghukum Bakshi Bano, karena itu dia meminta Jodha untuk menentukan hukumannya. Jodha mengatakan kalau jalal mengambil keputusan itu sebagai kaisar, tapi sebagai seorang kakak, apakah dia tidak bisa memaafkan adiknya?" Hamida mengatakan kalau semua itu sekarang tergantung pada Jalal, dirinya dan Jodha tidak akan bisa berbuat apa-apa. Hamida juga melarang Jodha ikut campur dalam urusan itu karena akan berdampak buruk pada hubungannya dan Jalal, "luka itu hanya bisa sembuh seiring berjalannya sang waktu." Hamida lalu berpamitan dan meninggalkan Jodha yang termenung memikirkan kata-kata Hamida. Jodha berkata, "semuanya tidak tergantung pada waktu, ibu. Terkadang manusia harus berupaya untuk memperbaikinya. Yang mulia hanya seorang manusia yang sedang berada dalam dilema. Aku harus membebaskan yang mulia dari dilema itu. Aku harus melakukan sesuatu."
Hamida berkata kalau jalal tidak ingin emosinya terbawa saat menghukum Bakshi Bano, karena itu dia meminta Jodha untuk menentukan hukumannya. Jodha mengatakan kalau jalal mengambil keputusan itu sebagai kaisar, tapi sebagai seorang kakak, apakah dia tidak bisa memaafkan adiknya?" Hamida mengatakan kalau semua itu sekarang tergantung pada Jalal, dirinya dan Jodha tidak akan bisa berbuat apa-apa. Hamida juga melarang Jodha ikut campur dalam urusan itu karena akan berdampak buruk pada hubungannya dan Jalal, "luka itu hanya bisa sembuh seiring berjalannya sang waktu." Hamida lalu berpamitan dan meninggalkan Jodha yang termenung memikirkan kata-kata Hamida. Jodha berkata, "semuanya tidak tergantung pada waktu, ibu. Terkadang manusia harus berupaya untuk memperbaikinya. Yang mulia hanya seorang manusia yang sedang berada dalam dilema. Aku harus membebaskan yang mulia dari dilema itu. Aku harus melakukan sesuatu."
Sinopsis Jodha Akbar episode 116. Jalal berdiri temenung di kamarnya saat Bakshi bano menemuinya dengan sebuah kotak di tangan. Dengan sedikit takut, Bakshi menyapa jalal, "kakak, aku ingin..." Tanpa menoleh Jalal berkata, "sudah kubilang padamu, aku tidak ingin melihat wajahmu. kenapa kau kesini?" Dengan mata berkaca-kaca Bakshi mengatakan kalau dia membawa hadiah untuk jalal. Jalal dengan ketus menyahut kalau dia tidak mau menerimanya, "kau sudah memberikan aku hadiah yang begitu luar biasa. Sebelum aku kehilangan kendali, sebaiknya kau pergi. Kau sudah melakukan dosa yang besar. Hari ini adalah ulang tahunku. Aku tidak ingin melihatmu. Jadi aku memintamu pergi dari sini!" Jodha yang baru datang mendengar jalal mengusir bakshi bano. Bakshi membuka kotak hadiahnya dan meletakkannya di atas meja. Lalu pergi meninggalkan jalal. Jodha menatap kepergian Bakshi dengan mata berkaca-kaca. Jalal menatap hadiah dari Bakshi, meraup kulit kerang itu dengan tangannya dan menatapnya dengan sedih.
Jodha yang menatap Jalal berduka turut meneteskan air mata. Jodha berkata, "maafkan aku yang mulia. Aku masuk tanpa seizinmu. Tapi aku punya satu permintaan padamu, aku mohon maafkanlah Bakshi Bano. Kau itu kakaknya, kejahatan dia..." Jalal dengan cepat memotong kalimat Jodha, "Ratu Jodha, aku tidak ingin membicarakan ini denganmu. Aku telah memberimu kesempatan untuk menghukum dia. Kau sudah menggunakan kesempatan itu. Sekarang ini adalah urusan pribadi. AKu tidak ingin kau ikut campur, jadi biarkan saja." Jodha dengan ragu-ragu menyentuh pundak Jalal. Jalal merasa terharu dengan sentuhan itu, tapi tak mau menunjukannya. Untuk menutupi perasaanya, dia berteriak pada Jodha agar jangan ikut campur dalam masalah ini. Jodha dengan lembut berkata, "yang mulia, penjahat itu harus di hukum karena kejahatannya. Jika dia membuat orang lain menderita, artinya putusan itu tidak benar. ~ Jalal menitikan air mata~ Dengan memutuskan hubungan dengan bakshi bano kau tidak hanya marah padanya, tapi juga pada dirimu sendiri, padaku dan pada dunia. Jadi aku mohon maafkanlah dia. Memaafkan seseorang itu perbuatan yang baik, yang mulia..." Jalal tak menyahut. Dengan sedikit putus asa, Jodha menarik tanganya dan pergi meninggalkan jalal. Jalal menoleh menatap kepergian Jodha lalu menatap kulit kerang ditangannya sambil menitikan air mata haru dan kecewa.
Terdengar suara Jiwa jalal, "aku dulu biasa merayakan ulang tahun dan semua orang merayakannya. Tapi ditahun itu, aku tidak bisa melupakannya. AKu tidak tahu jika hari itu bisa merubah hidupku selamanya."
Di halaman, di hadapan hamida dan para wanita, Atgah membacakan balasan undangan yang mereka terima. Atgah memberi tahu Hamida kalau para tamu telah tida di Agra. Maham bergegas ke dapur untuk menyiapkan hidangan untuk Jalal. Maham memerintahkan tukang masak menyiapkan masakan yang lezat dan dia akan mencicipinya terlebih dahulu sebelum disantap Raja.
Hamida datang menemui Jalal saat jalal sedang sholat. Hamida menunggu dengan sabar. Ketika Jalal berdoa, hamida turut mengangkat tangan dan berdoa. Selesai Sholat, jalal melipat sajadahnya sambil menyapa Hamida. Jalal memberi salam. Hamida menghampiri Jalal, mencium keningnya dan memberkatinya. Hamida mengucapkan selamat ulang tahun, "aku ingin mengadakan acara pembagian sedekah, nak. Di seluruh kerajaan hari ini. Kita juga harus membebaskan para tahanan." Jalal dengan penuh hormat berkata, "perintahmu akan di jalankan, ibu." Hamida tersenyum bahagia. Apa yang diinginkan Hamida terlaksana. Beberapa tahanan di bebaskan dan pembagian sedekah di seluruh kerajaan pun di lakukan.
Sinopsis Jodha Akbar episode 116. Jodha sedang duduk di depan patung kahna. Moti menghampirinya, memberi sembah pada kanha lalu duduk di belakang Jodha sambil berkata, "kau tahu Jodha, semua orang sedang merayakan ulang tahun Yang Mulia. banyak sekali makanan yang sedang di masak di dapur. Para tamu sudah datang. Dan semua orang sibuk membuat persiapan." Jodha meminta moti melihat didepannya. Moti menyahut, "patung dewa Krishna?" Jodha tersenyum dan berkata, "bukan patungnya, tapi bulu merak dan bansurinya. Yang mulia memberikan itu sebagai hadiah ulang tahunku. Dia sangat percaya padaku. Dia menjaga kehormatanku. Moti, aku memikirkan hadiah ulang tahun untuk yang mulia. Aku harus memberi sesuatu yang akan di kenangnya seumur hidup. Tapi aku tidak tahu apa. Dia sudah punya segalanya. Maham anga dan Ratu Ruqaiya akan memberikan hadiah yang berharga padanya. Begitu pula para raja dan kepala daerah. Jadi apa yang akan aku berikan itu tidak akan dia ingat sepanjang hidupnya." Moti mendekati Jodha dan berkata kalau dia harus memberikan sesuatu pada Jalal, "aku ingin kau memberinya sesuatu yang unik dan berharga. Aku tidak sepintar dirimu, kenapa kau tidak memikirkan sesuatu?" Jodha menatap patung Kanha sambil memikirkan hadiah apa yang akan diberikannya pada Jalal.
Jalal datang menemui ruq di kamarnya. Ruq telah mempersiapkan sambutan yang meriah, para pelayan berdiri menaburkan bunga saat jalal memasuki kamar Ruq. Hoshiyar memgucapkan selamat ulang tahun pada Jalal dan mendoakan Jalal semoga selalu diberkati. Jalal bediri di depan Ruq. Para pelayan segera meninggalkan mereka berdua. Ruq memeluk Jalal danmengucapkan selamat ulang tahun. jalal mengucapkan terima kasih dan memberitahu Ruq kalau dia datang menemuinya lebih dulu sebelum menemui yang lainnya. Ruq terlihat senang. jalal bertanya, "kau sudah mengucapkan selamat padaku, sekarang mana hadiahku?" Ruq mengatakan kalau dia sudah berusaha sangat keras untuk mencari hadiah ini untuknya, "jadi kau juga harus berusaha untuk mengambilnya, Yang mulia." Jalal bertanya apa yang harus di lakukannya? Ruq berkata kalau Jalal harus melakukan apa yang sangat di sukainya, yaitu bermain teka-teki. Setelah teka- teki terpecahkan, baru Jalal akan menemukan hadiahnya.
Setiap teka-teki akan membawa Jalal semakin dekat ke hadiahnya. Ruq telah menunjuk beberapa orang yang turut bermain dan akan memberikan petunjuk. Setiap petunjuk akan mengarah pada pemberi petunjuk berikutnya. Dan Rahim akan menunjukan langkah terakhir menuju hadiah. Pemberi petunjuk pertama adalah Ruq sendiri. Petunjuk dari Ruq adalah, "pergi dan carilah orang yang telah melahirkanmu." Di sana Jalal akan menemukan petunjuk kedua. Dengan mudah jalal memecahkan petunjuk itu, yang di maksud adalah Hamida. Jalal dengan semangat meninggalkan Ruq, tapi sebelum pergi dia berkata kalau nanti dia akan menemuinya lagi untuk mengucapkan teima kasih setelah hadiahnya di temukan. Hoshiyar berkata pad Ruq kalau Jalal memecahkan teka tekinya dengan mudah. Ruq dengan bangga berkata kalau dirinya sengaja mempermudah teka-tekinya karena dia ingin Jalal segera menemukan hadiahnya.
Setiap teka-teki akan membawa Jalal semakin dekat ke hadiahnya. Ruq telah menunjuk beberapa orang yang turut bermain dan akan memberikan petunjuk. Setiap petunjuk akan mengarah pada pemberi petunjuk berikutnya. Dan Rahim akan menunjukan langkah terakhir menuju hadiah. Pemberi petunjuk pertama adalah Ruq sendiri. Petunjuk dari Ruq adalah, "pergi dan carilah orang yang telah melahirkanmu." Di sana Jalal akan menemukan petunjuk kedua. Dengan mudah jalal memecahkan petunjuk itu, yang di maksud adalah Hamida. Jalal dengan semangat meninggalkan Ruq, tapi sebelum pergi dia berkata kalau nanti dia akan menemuinya lagi untuk mengucapkan teima kasih setelah hadiahnya di temukan. Hoshiyar berkata pad Ruq kalau Jalal memecahkan teka tekinya dengan mudah. Ruq dengan bangga berkata kalau dirinya sengaja mempermudah teka-tekinya karena dia ingin Jalal segera menemukan hadiahnya.
Jalal menemui Hamida. Di sana ada Salima, Gul badan dan jiji anga. Jalal memberi salam hormat pada semuanya. Jiji angga berkata, "jangan lakukan ini, yang mulia. Kau adalah raja kami. Jangan memberi salam pada kami." Jalal tersenyum dan berkata kalau dirinya adalah orang yang mereka besarkan, "statusmu di atas kekaisaranku. Kau pantas mendapatkan kehormatan ini." Hamida berkata kalau mereka mempunyai hadiah untuk Jalal. Hamida membuka nampan yang di pegang pelayan. Di atasnya terdapat Tabeez hijau. Hamida segera mengikatkan tabeez itu di lengan Jalal. Salima memberi hadiah sebuah kalung. Jalal mengucapkan terima kasih atas hadiah mereka. Pada salima Jalal berkata, "tapi saranmu atas kasus Ratu Jodha merupakan hadiah yang luar biasa." Salima mengangguk senang. dan menanyakan petunjuk teka-teki ruq yang selanjutnya. Petunjuk dari hamida adalah 'carilah orang yang sangat berarti buatmu di dunia ini. Dia bukan keluargamu tapi kau sangat mencintainya' Hamida berkata kalau orang itu akan membantu Jalal menemukan petunjuk berikutnya. Jalal tertawa dan berpamitan.
Sinopsis Jodha Akbar episode 116. Jalal menemui Maham anga dan berkata, "kaulah orang yang paling aku cintai, bibi." Maham mmencium kening Jalal, mengucapkan selamat ulang tahun dan mendoakan Jalal semoga tuhan menjadikanmu kaisar selamanya. Semoga kau bisa menguasai dunia. Jalal mengamininya. Maham kemudian memberikan petunjuk pada Jalal. Petunjuk maham adalah, "bermain, berlari, tangkap dan meminta padanya' , "kau akan menerima hadiah Ratu Ruqaya dari sana." Jalal terlihat sedikit kesulitan memecahkan teka teki itu. Dengan tertawa Maham meminta maaf karena dia tidak bisa membantunya. Setelah berpikir cukup lama, Jalal tertawa dan berpamitan pada Maham.
Rahim sedang duduk di teras taman sambil menghapal petunjuk yang di berikan Ruqaiya, "teka-teki berikutnya akan memgarahkanmu ke pohon mangga." Rahim mengangkat kepalanya dan melihat Jodha yang sedang melakukan puja di pohon tulsi. Rahim kembali menghapal petunjuknya, tapi dia lupa pohon apa yang di sebutnya tadi. Lalu dengan lugunya dia menganti pohon yang lupa itu dengan pohon tulsi. Jalal mendekati Rahim, mememberinya salam dan menyakan kabarnya. Rahim membalas salam Jalal, mengucapkan selamat ulang tahun padanya dan memberinya hadiah berupa lukisan. Jalal memuji lukisan Rahim dan mengucapkan terima kasih. Jalal berkata, "aku dengar kau adalah bagian dari permainannya Ratu Ruqaiya." Rahim menjawab kalau dirinya senang Jalal datang cepat, karena dia sedang berusaha mengingat teka-tekinya, "bagaimana kalau aku sampai melupakannya?" Jalal tersenyum dan menyuruh Rahim memberitahu teka-teki itu padanya. Dengan cepat Rahim berkata, "teka-teki berikutnya kau harus pergi ke pohon Tulsi. Pergi dan carilah pohon kemangi keramat dan kau akan menemukan hadiah spesial untukmu. Tugasku sudah selesai, aku mau main. Sampai jumpa.." Jalal tersenyum dan menghapalkan teka-teki dari maham anga, "bermain, berlari dan tangkap. Ruq membuat teka-teki yang aneh." Jalal memikirkan clue selanjutnya yaitu Pohon Tulsi. Jalal menatap sekeliling dan melihat Jodha yang sedang melakukan puja di pohon tulsi. Jalal berkata, "ratu Jodha itu selalu ada di pohon kemangi keramat. Ruqaiya aneh, dia mengikutsertakan ratu Jodha di permainannya..." Sinopsis Jodha Akbar episode 117