Sinopsis Jodha Akbar episode 113 by Jonathan Bay. Jodha menatap kepergian Jalal dengan mata berkaca-kaca penuh penyesalan. Bakshi yang bersimpuh meminta maaf kepadanya terabaikan. Bakshi berkata, "kakak ipar, kumohon, maafkan aku. Aku tidak bermaksud melakukan ini padamu. Percayalah padaku, aku di paksa untuk menyakitimu." Jodha menatap Bakshi dengan tatapan terganggu. Tapi tidak ada amarah, kecewa atau benci yang terpancar di matanya. Hanya rasa terluka. Tapi itupun bukan karena perbuatan baksi bano, tapi karena apa yang telah di lakukannya pada Jalal. Jodha telah menyakiti Jalal di luar kesadarannya, tapi dia sendiri yang terluka. Jodha menatap bakshi, "Bakshi Bano, kumohon pergilah dari sini! Tolong tinggalkan aku sendiri." Dengan sedih dan sesal, bakshi bano meninggalkan Jodha.
Jodha terduduk dan terisak memikirkan apa yang sudah di katakannya pada Jalal. Penyesalan, kesedihan dan kemarahan yang di rasakannya bukan karena bakshi bano telah menyakitinya, tapi karena dia membayangkan rasa sakit yang di derita Jalal karena kata-katanya. Satu persatu apa yang di katakannya pada Jalal terbayang kembali di benaknya. Dia menuduh Jalal telah mengingkari janjinya, menghina karakternya. Jodha pernah menuduh Jalal, ~"kau adalah raja Mughal, tapi jangan lupa aku adalah Rajvanshi. Dan siapapun tak berhak untuk menilai diriku. Bahkan seora Raja sekalipun"~. Lalu apa yang di katakan Jodha pada Jalal di depan Hamida dan para wanita, ~"aku belum pernah ungkapkan ini sebelumnya, tapi hari ini aku akan katakan di depan semua orang kalau aku membencimu."~ Atau saat mereka berdiri di depan timbangan besar, ~"kau manusia macam apa yang mulia? Kau mengambil kesempatan saat aku sedang pingsan. Kau menyentuhku tanpa seizinku. Aku membencimu."~ Membayangkan kata-katanya sendiri saja Jodha sudah sangat terluka, apalagi Jalal? Jodha menangis, tangis penuh sesal. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Sinopsis Jodha Akbar episode 113. Resham bertanya pada Maham, kira-kira hukuman apa yang akan di berikan Jalal pada Bakshi bano? Maham berkata kalau itu hanya Jalal yang bisa memutuskan, "bakshi adalah adik kesayangannya. Pasti sulit bagi Jalal untuk memutuskanya. Dia pasti sangat tertekan." Terdengar pengumuman kalau Jalal datang. Maham berdiri menyambutnya. Jalal masuk dengan wajah murung. Dia berdiri mematung di depan pintu. Maham menyuruh Resham pergi. Maham memghampiri Jalal, memanggilnya, tapi Jalal larut dalam dukanya. Maham menyentuh pipi Jalal dan membimbingnya duduk di sofa. Maham tertegun melihat jalal menangis. Maham menghapus air mata di pipi Jalal dan memintanya agar tenang. Jalal berkata kalau bakshi biasa datang padanya dengan air mata, tapi kenapa sekarang dia sendiri yang membuatnya meneteskan airmata.
Maham bersimpuh didepan Jalal mendengarkan keluhannya. Jalal mengatakan kenapa orang terdekatnya selalu yang menjadi pengkhianat. Pertama abul mali, lalu sharifudin dan bakshi bano. Maham
menyahut, "seorang raja tidak mempunyai teman dalam hidupnya, Raja hanya punya musuh." Jalal berkata, "kalau begitu mengapa mereka pura-pura peduli padaku." Maham terdiam. Jalal berkata kalau dia bisa membunuh musuh dengan pedangnya, tapi membunuh pengkhianat yang orang terdekatnya sendiri? Ada perang dalam dirinya, perang antara seorang raja dan Seorang kakak. Dan siapapun yang menang, dia akan tetap kehilangan. Maham meneteskan airmata dan memeluk Jalal.
Bakshi sedang menangis di kamarnya ketika hamida datang. Bakshi memanggilnya, "ibu.." Tanpa berkata apa-apa Hamida menampar Bakshi dengan keras. Bakhsi meminta Hamida mendengarnya. Tapi Hamida dengan marah kembali menamparnya berkali-kali sambil berkata, "jangan berani memanggilku ibu." Gulbadan begum coba menghentikan Hamida, memintanya mengendalikan emosi dan agar jangan kasar pada putrinya sendiri. Hamida berkata, "apakah ini sifat seorang anak? Seorang putri adalah anak yang di bangakan orang tuanya. Yang mempunyai sifat teladan dan menjaga kehormatannya. Ini...putri macam apa dia Gulbadan Begum? Aku malu dengan dirinya. Mengapa kau mengkhianati kakakmu? Mengapa kau tidak menghargai kakak iparmu? Dia bukan putriku, Gulbadan begum. Seorang putri harus seperti Ratu Jodha." Hamida hampir saja mencekik Bakhsi kalau tidak sadar siapa dirinya. Hamida berkata, jalal sangat menyanyanginya tapi apa yang dia lakukan padanya? Bakshi meminta Hamida memaafkannya. Hamida berkata kalau pengkhianatan yang dia lakukan tak bisa di maafkan dan tidak layak unuk di maafkan. Hamida berkata kalau dia tidak mau melihat wajah bakshi sampai Jalal memutuskan hukuman untuknya. Hamida dengan marah meninggalkan Bakshi. Gulbadan begum coba untuk menenangkan bakshi yang menangis tersedu-sedu mendengar kata-kata ibunya.
Salima menyahut kalau Jodha menganggapnya sebagai kakak, kenapa perlu berterima kasih? Jodha berkata kalau orang harus belajar dari salima bagaimana menjadi bijak. Salima membalasnya dengan berkata kalau orang harus belajar dari Jodha bagaimana menjadi setia. Salima mengatakan kalau dia melakukan semua itu karena dia percaya dengan kesetiaan Jodha. Dan jalal pun mempercayainya, "yang mulia tidak hanya adil padamu, tapi dia juga menjaga kehormatanmu." Jodha dengan wajah penuh penyesalan memberitahu Salima kalau dia telah salah paham dan bersikap kasar pada Jalal. Salima meminta Jodha untuk memastikan agar hal itu tidak terjadi lagi di masa depan. Karena hubungan suami-istri itu sensitif, kadang keadaan membuat pasangan membuat kesalahan dan salah paham. Salima senang Jodha sudah mulai bisa memahami hubungan itu dan dia yakin Jodha akan jadi istri yang baik. Salima meminta Jodha mendengarkan kata hatinya. Jodha tersenyum dan memeluk Salima. Jodha mengucapkan terima kasih dan berkata kalau saran Salima sangat berharga. Lalu dia pamitan. Sepeninggal Jodha, Salima mendoakan Jodha dan Jalal.
Jodha menyahut, "akulah yang seharusnya minta maaf, yang mulia. Bakshi bano tidak menghinamu, tapi aku yang telah menghinamu. Aku salah paham dan menganggapmu salah. Aku membencimu dan menyebutmu orang yang kejam. Dan sekarang aku merasa bingung, maafkan aku, aku tidak memahami dirimu, tidak tahu siapa dirimu.." Jalal menjawab kalau dirinya adalah seorang manusia, "rasa kemanusiaan telah mati saat aku berperang di usia 14 tahun. Aku manusia yang kejam. Aku tidak percaya pada siapapun. Aku bisa memiliki apapun yang kuinginkan, tapi hari ini...aku mulai percaya padamu. Dan aku menghormati integritasmu." Jodha bertanya apa yang membuat Jalal percaya padanya?
Jalal berkata dia tak bisa menjawab pertanyaan itu, yang dia tahu dia mempercayainya, "...mungkin jiwamu yang tak berdosa terpancar dari matamu. Mungkin ada alasan lain. Tapi apapun alasannya, aku mempercayaimu." Jodha berkata, "aku menghinamu karena ku pikir kau tidak menghormatiku. Tapi kau punya cara tersendiri untuk melindungiku, untuk menemukan pelakunya. Kehormatanku terusik, tapi kau menjaganya. Maafkan aku, yang mulia." Jalal berkata, "Tak perlu minta maaf, Ratu Jodha. Karena kau tidak bermaksud bereaksi seperti itu. Hanya saja jangan salah paham dengan tindakanku. Jangan anggap karena aku percaya padamu berarti aku mencintaimu. ~Jodha tersenyum~ Aku tidak mencintaimu. Aku tak ingin orang tidak menghormatiku. Itulah alasanku menjagamu. Tak boleh ada yang tidak menghormati istri Raja." Jodha tersenyum senang, "aku merasa bersyukur. Kau menjaga kehormatanku, kesetiaanku, dan harga diriku." Jodha melipat tanganya di dada dan dengan mata berkaca-kaca dia berkata, "terima kasih." Jalal mengangguk. ~sinopsisjodhaakbar.blogspot.com~
Bakshi menatap Jodha dengan takut-takut. Jodha bertanya kenapa wanita berbudi luhur seperti bakshi mau melakukan hal serendah itu? Kenapa tidak melaporkannya pada sang raja? Bakshi menjawab kalau dia melakukan itu untuk seseorang yang sangat dia cintai dan tidak ingin kehilangan orang itu. Jodha tak habis pikir kenapa hanya karena itu Bakshi tidak memikirkan hal yang baik atau buruk. Bakshi berkata kalau Jodha tidak akan mengerti apa yang di rasakannya, "aku pernah menjadi janda. Aku tidak ingin menderita dengan menjadi janda lagi.." Bakshi juga mengatakan kalau dia rela kehilangan nyawa dan membunuh orang demi cinta. Dia tidak punya dendam pada Jodha, dia melakukan itu agar rasa cintanya tidak di ragukan oleh Sahrifudin.
Jodha dengan heran bertanya, "cinta seperti apa ini? Cintamu telah membuatmu buta. Kau bahkan rela menghancurkan keluargamu sendiri." Bakshi berkata, "kau tidak mencintai Jalal, karena itu kau tidak bisa memahami perasaan cintaku pada Sharifudin. Cinta tak mengenal batas. Semuanya benar dalam cinta. Dan aku melakukannya tanpa menyadari akibat yang akan kuterima. Aku tidak tahu alasan sharifudin melakukan itu. Yang aku tahu, dia hanya ingin merusak hubunganmu dengan Jalal. Dia tidak lagi ada di sisiku saat ini. Dan tak ada yang tahu kalau dia bisa kembali lagi kesini." Jodha jadi bingung sendiri dan bertanya-tanya, "Aku mengalami dilema. Apakah cinta memang bisa membuat seseorang menghancurkan dirinya sendiri? Apakah seseorang bisa mengorbankan prinsipnya demi cinta?" Bakshi berkata kalau dia tidak bisa menjawab pertanyaan Jodha. Jodha segera berdiri meninggalkan bakshi.
Jodha menemui Salima. Salima bertanya kenapa Jodha menemuinya? Jodha mengatakan kalau dirinya baru menemui bakshi bano, "..dia membuatku berpikir. Apakah benar seorang istri harus mencintai suaminya hingga tidak lagi tahu mana yang salah dan mana yang benar? Aku pernah jatuh cinta dengan mantan tunanganku, Suryabhan. Tapi tidak sampai seperti bakshi bano..." Salima menyahut, "apakah kau tahu , ratu Jodha? Biasanya sebuah kejahatan di lakukan oleh orang yang baik. Cinta yang membuat mereka melakukan ini. Saat seseorang jatuh cinta dia harus memilih antara cinta dan etika. Maka mereka akan memilih cinta. Sangat sulit hidup tanpa orang yang kau cintai."
Jodha berkata kalau dalam hal ini Salima telah membimbing Jalal, "ratu Salima, kumohon bimbinglah aku. Apa yang harus kulakukan untuk menyelamatkan Bakshi Bano?" Salima mengatakan kalau hanya Jalal yang bisa menyelamatkan Bakshi bano. Dia yang akan memutuskannya. Seorang pelayan datang memberitahu kalau Jalal memanggil mereka berdua ke ruang sidang, karena hukuman untuk bakshi bano akan segera di putuskan. Salima dan Jodha saling berpandangan..... Sinopsis Jodha Akbar ep 114