loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 530 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 530 by Sally Diandra. Masih di ruang keluarga, ketiga ratu istimewa Jalal masih berada di sana bersama Jalal “Rukayah, aku akan menemani kamu malam ini, kita akan ngobrol banyak sambil bermain catur” Rukayah tersenyum senang sambil memandang suaminya itu dengan tatapan mesra karena selama ini Jalal selalu menghabiskan malam malamnya bersama Jodha “Ratu Jodha, kamu dengarkan kalau Yang Mulia akan menghabiskan malamnya malam ini hanya bersama dengan aku” Jodha yang masih kerasukan arwah Laboni merasa tidak senang, dalam hati Jodha berkata “Semua malam malam Jalal adalah milikku ! Tidak boleh ada orang lain !” sementara Salima merasa heran dengan perangai Jodha yang mulai berubah dan tak lama kemudian Jalal meninggalkan ruangan tersebut di ikuti oleh Rukayah,

Jodha yang masih di pengaruhi oleh Laboni merasa kesal dan cemburu melihat kemesraan Jalal dan Rukayah, sepeninggal mereka, Jodha berjalan menuju ke kursi dan duduk bersandar disana dengan satu tangannya yang menyangga “Hoshiyar ! Siapkan hookkah untukku sekarang !” Hoshiyar terkejut karena selama ini Jodha tidak pernah menghisap hookkah “Malika Hind itu aneh ya, tidak biasanya dia seperti ini” para pelayanpun mulai bergunjing tentang perubahan diri Jodha, sementara Hoshiyar mengambil hookkah yang tadi di hisap oleh Rukayah dan menggantinya dengan yang baru untuk Jodha, Salima semakin tidak mengerti mengapa Jodha sangat berbeda saat ini ? Semua orang terpana melihat Jodha, tak lama kemudian Hoshiyar meletakkan hookkah yang baru untuk Jodha, perlahan Jodha mulai menghisap hookkah dan menghebuskannya melalui mulut dan hidungnya dengan tatapan matanya yang tajam.

JA logo 100Malam harinya di lorong istana, ketika Anarkali sedang berjalan tiba tiba Salim mencegat Anarkali dan mengajaknya ngobrol di balik tirai “Pangeran Salim” Anarkali terkejut ketika Salim menggeret lengannya “Bagaimana jika ada seseorang yang melihat kita ?” Anarkali nampak cemas, sementara Salim tidak peduli “Kamu akan menjadi istriku nanti” Salim ingin selalu berduaan dengan Anarkali “Biarkan aku pergi, Salim ... hari ini adalah hari ulang tahun Ratu Rukayah, aku harus menyiapkan diriku untuk berlatih menari” Salim memegang lengan Anarkali dan mendorong tubuh Anarkali agar mendekat ke arah tubuhnya, Anarkali tersipu malu kemudian dia berbalik sementara Salim memeluknya dari belakang sambil membelai lengannya, Anarkali sangat senang dan menikmati setiap sentuhan Salim namun dari kejauhan Anarkali melihat ada seseorang yang sedang memperhatikan kebersamaan mereka berdua “Salim, ada seseorang yang sedang memperhatikan kita sedari tadi, aku harus pergi” Anarkali segera berlalu meninggalkan Salim. Salim keluar dari balik tirai dan melihat Danial berjalan kearahnya sambil bertepuk tangan kencang “Hebat ! Hebat ! Hebat ! Kamu memang hebat Salim tapi ini semua tidak baik kamu lakukan, Salim ! Dia itu penari !” Danial mencoba menyadarkan Salim bagaimana posisinya di istana ini, namun Salim tidak peduli “Aku mencintainya, Danial !” Salim tetap bersikeras pada pendiriannya dengan nada suaranya yang mulai marah ke Danial “Kamu tahu, jika Yang Mulia tahu tentang dia, Yang Mulia pasti akan membunuhnya” Salim tidak suka dengan ucapan Danial “Danial ! jaga mulutmu ! Kamu tidak akan berbicara seperti itu tentang dia lagi ! Aku mencintainya, kamu tahu itu !” bentak Salim marah

Sementara itu di kamar Jalal, Rukayah dan Jalal sedang duduk di bawah tempat tidur sambil minum bersama sama “Jalal, aku hanya ingin menikmati kebersamaan kita malam ini” Rukayah memberikan segelas minuman anggur ke Jalal “Tentu saja, Rukayah ,,, aku pasti akan menemani kamu malam ini” Jalal mulai meminumnya perlahan sambil memandang mesra ke Rukayah, Rukayah tersenyum senang melihatnya “Jalal, aku ingin bertanya sesuatu ke kamu, kamu bersedia kan menjawabnya ? Aku ingin tahu siapa yang sangat kamu cintai ? Aku atau Ratu Jodha ?” pertanyaan Rukayah membuat Jalal tersenyum dan berkata “Ini adalah pertanyaan yang sama setelah 25 tahun lamanya ?” Rukayah menginginkan jawabannya yang riil “Itu bukan sebuah jawaban, Jalal ... aku tahu kalau kamu lebih mencintai Jodha, aku hanya ingin tahu saja, apakah masih ada tempat di hatimu untukku ? jika masih ada maka apa itu ?” Jalal memandang ke arah Rukayah dengan tatapan mesra dan senyumannya yang menawan “Aku telah menghabiskan masa kanak kanakku bersama dirimu, kamu adalah sahabatku yang pertama kali dan kamu adalah seseorang yang aku percayai, seseorang yang selalu siap memberikan bahunya ketika aku ingin menangis, aku bisa berkeluh kesah padamu” Rukayah senang mendengar penuturan Jalal “Terima kasih, Jalal” Rukayah merasa berarti di mata Jalal “Kamu tidak usah khawatir, tidak ada seorangpun yang akan menggantikan posisimu, Ratu Jodha pun mengetahui hal ini, betapa berartinya dirimu bagiku, dia juga tidak pernah ingin mengambil posisimu” Rukayah jadi tidak enak dengan Jodha “Terima kasih, Jalal” Rukayah kemudian merebahkan kepalanya di dada Jalal, Jalal memeluknya lembut namun tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Rukayah, Rukayah terkejut

“Siapa sih yang telah mengganggu kita malam ini ? Padahal aku sudah mengatakan pada mereka kalau aku tidak mau diganggu malam ini !” Rukayah nampak kesal dengan seseorang yang tiba tiba muncul di depan pintu kamarnya, bergegas Rukayah segera membuka pintu kamarnya dan disana ternyata ada Jodha yang sedang berdiri sambil menatap tajam ke arah Rukayah “Kamu ? Mau apa kamu kesini ?” Rukayah mulai mencium gelagat yang kurang baik dari kemunculan Jodha, sementara Jodha hanya diam saja sambil terus menatap Rukayah tajam kemudian Jodha segera menyeruak masuk ke kamar Rukayah sambil berjalan terhuyung huyung, Jalal kaget ketika melihat kemunculan Jodha yang tiba tiba terjatuh di atas ranjang Rukayah sambil memanggil nama Jalal

“Yang Muliaaa ....” suara Jodha terdengar manja “Ratu Jodha, apa yang terjadi padamu ?” Jalal panik melihat Jodha yang terbaring lemas di ranjang Rukayah, sementara Rukayah marah karena Jodha telah mengganggu kebersamaannya bersama Jalal “Yang Mulia, aku tadi menghisap hookkah, rasanya aku kebanyakan menghisapnya, aku merasa pusing dan kurang enak badan sekarang” Rukayah terkejut ketika mendengar Jodha menghisap hookkah, satu hal yang tidak pernah di lakukan oleh Jodha “Lalu kenapa kamu menghisap hookah, Ratu Jodha ?” Jalal masih terheran heran dengan perubahan Jodha “Hari ini kan hari ulang tahun Ratu Rukayah, aku sangat bahagia makanya aku menghisap hookkah sampai aku mabuk, Yang Mulia” suara Jodha kembali terdengar manja sambil mendekat ke arah Jalal, Jalal segera memeluknya. Rukayah tidak suka melihat perlakuan Jodha yang merusak hari ulang tahunnya “Jalal, aku ingin malam ini bersama kamu ! Biarakan saja dia !” Rukayah mulai kesal pada Jodha “Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian, Rukayah ... aku harap kamu bisa mengerti, lebih baik kamu ambilkan obat dan air putih” Jalal merasa iba dengan Jodha

“Aku akan menemuimu, kalau Ratu Jodha sudah mulai membaik” Rukayah sangat kesal dengan perhatian Jalal yang berlebihan ke Jodha, terlebih lagi di hari ulang tahunnya seperti saat ini, Jodha merasa menang karena berhasil merebut perhatian Jalal, sambil melirik ke arah Rukayah, Jodha berkata “Aku mohon. jangan tinggalkan aku, Yang Mulia ... tetaplah disini bersamaku, kepalaku pusing dan badanku mriang” suara Jodha kembali terdengar manja sambil merebahkan kepalanya di dada Jalal, Jalalpun masih memeluk Jodha mesra “Iya aku akan tetap disini menemani kamu, Ratu Jodha” Rukayah marah dan kesal melihat mereka berdua yang bermesraan di depannya, Rukayah segera meninggalkan mereka berdua, melihat kepergian Rukayah, Jalal jadi serba salah dan hanya bisa berteriak “Rukayaaaah ...” namun tidak berusaha mengejar Rukayah karena Jalal lebih memilih menemani Jodha yang bermanja manja dalam pelukkannya.

Sementara itu Rahim memanggil Sabudhin, salah satu menteri Jalal yang sering menemani Murad, Rahim mencoba mengorek tentang Murad dari Sabudhin tentang kebiasaannya minum minuman keras, rupanya Rahim sedikit curiga terhadap Sabudhin, namun Sabudhin malah mampu meyakinkan Rahim kalau dia akan mengawasi Murad yang suka minum minuman keras.

Rukayah yang tidak terima di perlakukan seperti itu oleh Jalal dan Jodha, segera menemui Salima dan mencurahkan semua kekesalannya pada Salima “Ratu Rukayah, sepertinya ada yang tidak beres pada Ratu Jodha” Salima mulai merasa curiga dengan perubahan Jodha yang aneh “Ini sudah keterlaluan, Ratu Salima ... aku tidak terima ! Sekarang Jalal harus memilih siapa diantara kami yang tinggal disini ? Aku atau dia !” nada suara Rukayah tredengar marah dan meninggi “Mungkin ini karena hal yang lain, Ratu Rukayah ... kita harus mencari tahu, aku kenal Ratu Jodha dengan baik, Ratu Jodha tidak mungkin seperti ini” Salima mencoba membujuk Rukayah agar tidak marah yang berlebih lebihan.

Sementara itu di kamar Jalal, Jalal masih memeluk Jodha mesra, Jodha masih bermanja manja di dada Jalal “Ratu Jodha, kamu bilang agar aku menghabiskan malam ini bersama Ratu Rukayah, lalu apa yang terjadi padamu hari ini ?” Jalal merasa heran dengan sikap Jodha yang tiba tiba berubah “Sudahlah, Yang Mulia ... Lupakan itu semua”

Di teras istana, Rukayah nampak cemas sambil berjalan mondar mandir kesana kemari, Jodha menghampiri Rukayah sambil pura pura menguap dan meregangkan tangannya ke atas “Ratu Jodha, aku ingin bicara denganmu sekarang !” Jodha tidak peduli “Aku akan ngobrol denganmu besok saja, Ratu Rukayah ... aku ingin minum air putih, pergilah ... ambilkan aku air putih !” Rukayah geram melihat Jodha yang memperlakukan dirinya seperti pelayan “Apa ??? Ratu Jodha, dengar ya ! Aku ingin bicara denganmu ! Aku telah menantikan malam ini sepanjang tahun ! Tapi kamu malah mengacaukannya dengan pura pura mabuk di depan Jalal !” tiba tiba Jodha menghentikan ucapan Rukayah dengan tangannya yang dibuat seperti mulut bebek “Husss ! Kamu itu cicit cuiit cicit cuiit saja, jangan ngomong terlalu banyak di usiamu yang sudah tua ini ! Bisa bisa kamu mati dan arwahmu gentayangan seperti hantu !” Rukayah kaget “Aku ini adalah istri sejatinya Yang Mulia dan kekasih Yang Mulia, kamu yang tua tua ini harus mati !” tiba tiba tanpa Jodha duga Rukayah menampar pipi Jodha keras seraya berkata “Beraninya kamu berkata seperti itu, Jodha, kamu ini kurang ajar !” Jodha tidak terima diperlakukan seperti itu oleh Rukayah, bergegas Jodha membalas menampar pipi Rukayah dengan keras “Kamu itu yang kurang ajar !” Jodha marah hingga menampar Rukayah hingga dua kali “Jangan berani beraninya kamu melakukan hal ini lagi padaku !” Jodha mengacungkan tangannya di depan Rukayah, Rukayah terlihat ketakutan sambil memegangi kedua pipinya dan merasa tak berdaya di perlakukan seperti itu oleh Jodha, sementara dari kejauhan Hoshiyar melihat pertengkaran Jodha dan Rukayah, Hoshiyar merasa saat ini adalah saatnya Ratu Jodha melakukan balas dendam pada semua perlakuan Ratu Rukayah selama ini “Sekali lagi aku katakan padamu ! Jangan ceritakan pada orang lain tentang hal ini atau aku akan menceritakan pada setiap orang bahwa kamu telah mendapatkan dua tamparan di pipi pada hari ulang tahunmu ini !” ancam Jodha dengan tatapannya yang sadis, kemudian Jodha meninggalkan Rukayah sendirian disana, sesampainya di pintu, Jodha berbalik dan memerintah ke Hoshiyar, Hoshiyar nampak ketakutan.

Rukayah segera menemui Salima di kamarnya dan menceritakan semua yang telah di perbuat oleh Jodha pada dirinya “Aku akan menceritakan hal ini pada Jalal !” namun Salima segera mencegahnya “Jangan Ratu Rukayah ! Kamu jangan mengatakan hal ini pada Yang Mulia ... karena aku yakin dia ini bukan Ratu Jodha ! Aku sangat kenal bagaimana Ratu Jodha, Ratu Jodha tidak akan seperti ini, Ratu Rukayah” Salima merasa cemas “Ini adalah wajah aslinya, Ratu Salima ... Ini adalah Jodha yang sebenarnya dan aku tidak akan memaafkannya untuk kali ini ! Aku akan balas dendam padanya !” Rukayah nampak senang sambil tertawa terbahak bahak... Sinopsis Jodha Akbar episode 531 by Sally Diandra.

Bagikan :
Back To Top