loading...

Sinopsis Jodha Akbar episode 515 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 515 by Sally Diandra. Ketika Jodha memasuki kamarnya, dilihatnya suaminya sedang memeluk seorang perempuan dari belakang yang notabene adalah Laboni, Jodha sangat terkejut dan berkata “Yang Mulia ...” Jalal yang saat itu merasa nyaman memeluk perempuan yang dikira Jodha itu kaget begitu mendengar suara Jodha dari arah belakang dan langsung melepaskan pelukkannya dan berbalik kebelakang melihat Jodha ada dibelakangnya, Jalal bingung “Ratu Jodha, kamu disini ? Lalu siapa dia ?” saat itu Laboni yang masih mengenakan dupatta Jodha berbalik kearah Jodha dan Jalal “Leela ?” Jalal kaget dan merasa nggak enak dengan Jodha dan Laboni “Maafkan aku, Leela” Laboni malah tertawa lebar “Lihat wajahmu, kak Jalal ... aku telah memainkan sebuah permainan denganmu” Jalal masih kikuk di depan mereka “Aku benar benar minta maaf, Leela ... aku kira kamu itu Jodha” ujar Jalal sambil menjewer kedua telinganya, sementara Jodha masih memandang mereka berdua dengan tatapan ketusnya “Sebaiknya aku pergi saja” ujar Laboni sambil masih mengenakan dupatta Jodha yang berwarna biru “Leela, berikan sini dupattanya !” ujar Jodha ketus, Laboni segera mencopot dupatta Jodha dengan perasaan kesal dan memberikannya ke Jodha kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua, sepeninggal Laboni, Jalal masih merasa bersalah sama Jodha “Ratu Jodha, aku benar benar minta maaf, aku tidak tahu bahwa tadi itu bukan kamu” ujar Jalal sambil menjewer telinganya didepan Jodha “Aku kira mungkin kamu tidak akan memenangkan pertandingan besok” ujar Jodha sambil melipat dupattanya “Kamu marah denganku ?” Jodha pura pura marah dan bertanya “Apakah kamu melakukannya dengan sengaja ?”, “Mengapa itu harus aku lakukan ? Ooh untung saja” Jodha tersenyum lebar dan berkata “Yang Mulia, kamu harus memenangkan pertandingan besok atau kamu akan memberikan imbalan padaku” Jalal pun tersenyum dan berkata “Aku pasti akan memenangkannya, Ratu Jodha !” 

Disebuah pasar, utusan dari kerajaan Mughal memberikan pengumumman “Pengumuman pengumuman ! hari ini akan diumumkan pernikahan Putri Leela adik sepupu Ratu Jodha, Yang Mulia Raja Jalalludin akan membuat sebuah pesta yang sangat meriah, tidak ada seorangpun yang akan masak hari ini karena semua orang diundang untuk ikut merayakan pesta tersebut !” tepat pada saat itu Baba Bengali ada di pasar dan mendengar pengumumman itu. 

Di dalam istana, Salima menemui anak bungsunya Murad dikamarnya, dilihatnya pakaian Murad belum disentuh sama sekali “Murad, kenapa kamu belum siap siap, nak ?”, “Aku tidak dibutuhkan disini, bu” Salima terkejut “Ibu dan Yang Mulia selalu memberikan perhatian ke Salim dan kak Rahim !” ujar Murad dengan nada kesal dan berlalu meninggalkan Salima sendirian, Salima yang mendengar ucapannya anaknya itu, merasa sedih dan tak terasa pipinya basah oleh airmata “Ya Tuhan, maafkan aku ... jika aku membedakan antara Rahim dengan dirinya, dia seharusnya tidak pernah tahu bahwa dia itu bukan anakku, dia itu anak dari perempuan lain” 

Di gerbang istana, laki laki dekil yang berbaju hitam dengan rambut panjangnya yang kumal tampak akan memasuki istana, dia adalah Baba Bengali bersama burung beonya yang bertengger di bahunya dengan setia. Begitu mau memasuki gerbang istana, para prajurit yang menjaga gerbang segera menghentikan langkah Baba Bengali dengan mengatupkan kedua tombaknya “Aku harus masuk kedalam ! Yang Mulia Raja membutuhkan aku, dia harus bertemu denganku ! Aku sangat penting baginya !” ujar Baba Bengali “Yang Mulia Raja tidak akan mau bertemu denganmu !” ujar para penjaga “Baiklah, aku akan pergi ! Tapi lihat saja nanti, kalian pasti akan mencari aku !” ujar Baba Bengali kemudian berlalu dari sana. 

Tak lama kemudian, Sangram Sigh datang ke kerajaan Mughal di Agra, Jodha dan Jalal menyambut kedatangannya, kemudian Jodha melakukan aarti untuk Sangram, ketika Jodha sedang memberikan aarti, mata Sangram mencoba mencari cari seseorang dan bertanya “Dimana Leela ?” Jodha tersenyum sambil berkata “Kamu harus melalui sebuah ujian terlebih dulu sebelum bertemu dengan dirinya” Jalal tersenyum mendengar ucapan Jodha 

Dikamar Laboni, Laboni sedang berdandan di depan meja riasnya, ditemani oleh Dammu, ibunya. “Ibu, bagaimana aku bisa menemui Sangram Sigh ? Bagaimana jika dia menyadari kalau aku ini bukan Leela ?” tepat pada saat itu Jodha memasuki kamar Laboni bersama beberapa pelayannya yang membawa baki berisi dupatta berwarna kuning “Leela, kamu kelihatan cantik malam ini” Laboni hanya tersenyum “Leela, sekarang kita akan bermain sebuah pertandingan dengan Sangram Sigh, tunanganmu ... ini adalah ritual kita, kebiasaan di negara kita dimana semua istri mengenakan dupatta yang menutupi semua wajahnya dan suami kita harus mengenali yang mana istri mereka yang berada dibalik dupatta tersebut” ujar Jodha senang, dalam hati Laboni berkata “Untung saja, aku akan menjauh sementara waktu dari Sangram Sigh” Jodha mengenakan dupatta kuning itu ke kepala Laboni dan menutup wajah Laboni lalu setelah itu Jodha mengenakan sendiri dupatta kuningnya dan menutup wajahnya kemudian mereka berdua keluar dari kamar Laboni. 

Pada perayaan pesta di kerajaan Mughal, semua orang sudah berkumpul termasuk Jalal dan Sangram Sigh berserta semua istri yang berdiri disana sambil mengenakan dupatta mereka yang berwarna kuning, para istri menutupi wajah mereka “Sangram, apakah kamu bisa mengenalinya ? Aku juga tidak” ujar Jalal sambil memandangi beberapa perempuan yang berdiri di depannya “Bagaimana bila aku tidak bisa mengenali dia, Yang Mulia ?”, “Kalau begitu kamu tidak boleh melihat wajah calon istrimu itu selamanya” ujar Jalal “Jalal, Sangram ... apakah kalian sudah siap untuk mengenali istri kalian ?” Hamida mulai membuka pertandingan tersebut “Kami siap, ibu !” ujar Jalal, Salima dan Rukayah yang juga sedang berada disana terlihat penasaran terutama Rukayah, dirinya ingin tahu apakah Jalal benar benar bisa mengenali Jodha atau tidak. Jalal berjalan mendekati para perempuan yang berdiri didepannya itu, diperhatikannya satu per satu perempuan perempuan yang berbaris rapi di depannya dengan dupatta kuning mereka, dari balik dupattanya Jodha mencoba melirik dimana Jalal sedang berada saat ini, sampai akhirnya Jalal menghampiri salah seorang perempuan yang mengenakan hiasan mendi ditangannya, Jalal teringat dulu ketika Jodha memandikan dirinya, waktu Jodha memegang bahu Jalal, Jalal melihat tangan Jodha dipenuhi dengan hiasan mendi “Aku yakin, kalau wanita ini adalah istriku, Ratu Jodha !” ujar Jalal sambil memegang tangan Jodha dan membuka dupatta Jodha, Jodha tersenyum senang begitu Jalal membuka dupattanya, Jalal juga tersenyum begitu melihat Jodha istrinya, sementara semua orang merasa senang atas keberhasilan Jalal, Rukayah malah merasa kesal, dirinya kesal karena Jalal akhirnya bisa kembali mengenali Jodha meskipun Jodha menutupi wajahnya dengan dupatta. “Sangram, sekarang giliranmu, apakah kamu bisa mengenali calon istrimu Leela atau tidak ?” ujar Jalal setelah duduk di singgasananya ditemani oleh Jodha, Sangram maju ke depan menghampiri para perempuan yang berdiri di depannya, Laboni sangat ketakutan, tak lama kemudian Sangram menghampiri Laboni, dilihatnya cincin yang melingkar di jemari manisnya, Sangram segera memegang cincin itu dan memegang tangan Laboni kemudian membuka dupatta Laboni, sesaat Sangram terkejut namun kemudian berkata “Leela ...” Laboni bingung dan gelisah “Kenapa dia menyebut namaku Leela ?” ujar Laboni dalam hati 

Saat itu diluar istana, dipinggir hutan, Dammu, ibu Laboni sedang mengadakan ritual ilmu hitamnya, dari jauh Dammu menyihir Sangram Sigh agar mengenalinya sebagai Leela, Dammu pun tersenyum senang. 

Kembali di pesta di kerajaan Mughal “Kamu hebat sekali, Sangram !” puji Jalal tulus “Dia itu saudara iparku, Sangram ... bagaimana kamu bisa mengenali Leela ? Atau mungkin Leela membantu kamu ?” tanya Jodha penasaran “Tidak ada tipuan apapun, Ratu Jodha ... saya mengenalinya lewat cincin yang dikenakannya” ujar Sangram “Baiklah, kalau begitu mari kita mulai perayaannya sekarang !” tak lama kemudian para penari datang dan mulai memberikan hiburan untuk mereka, selama para penari itu menari mata Sangram Sigh nampak menatap tajam kearah Laboni, kemudian setelah para penari selesai memberikan hiburan mereka, Sangram Sigh mendekati Jalal dan berkata “Yang Mulia, aku minta maaf, badanku rasanya kurang sehat, aku ingin beristirahat dulu dikamar” ujar Sangram Sigh dengan wajahnya yang pucat “Apakah aku perlu memanggil tabib untuk mengobati kamu ?”, “Tidak, tidak usah ... aku hanya perlu beristirahat saja” ujar Sangram kemudian berlalu dan meninggalkan ruang pesta. 

Malam harinya ketika Jodha sedang melepas perhiasannya dibantu oleh para pelayannya, tiba tiba Jalal menemui Jodha dikamarnya, para pelayanpun pergi meninggalkan mereka. Jodha tau kalau Jalal pasti akan meminta hadiah karena telah memenangkan pertandingannya tadi namun Jodha pura pura mengantuk dan berniat hendak tidur, Jalal segera menyambar lengan Jodha “Ratu Jodha, kamu harus memberikan aku hadiah”, “Yang Mulia, aku kan nggak pernah berjanji padamu untuk memberikan hadiah, lagian aku sudah mengantuk, kita harus tidur, besok pagi aku akan mencoba mengingat ingat apakah aku pernah berjanji padamu atau tidak” ujar Jodha sambil pura pura menguap dan merenggangkan tubuhnya kemudian segera membaringkan tubuhnya di ranjang, Jalal nampak bingung dengan sikap Jodha, sementara Jodha sudah mulai memejamkan matanya, Jalal cuma bisa terbengong bengong dan akhirnya pergi keluar kamar Jodha, Jodha mencoba melirik ke arah pintu melihat kepergian Jalal, namun tiba tiba Jalal berbalik kembali ke ranjang Jodha, Jodha yang tadinya hendak mengintip begitu tahu Jalal balik lagi segera membaringkan kembali tubuhnya dan berbalik memunggunginya “Aku tidak akan pergi !” ujar Jalal sambil melempar bantal ke arah Jodha “Baiklah, maka kamu bisa tidur di sini bersamaku” ujar Jodha santai, namun Jalal malah ngambek dan duduk di ujung ranjang, Jodha merasa kasihan dengan Jalal “Baiklah, aku akan melakukan apapun yang kamu minta” ujar Jodha sambil mendekat ke arah Jalal “Aku cuma ingin mengatakan bahwa aku telah menang dalam pertandingan tadi”, “Aku yang menolong kamu” ujar Jodha sambil tersenyum “Iyaa, aku tahu itu, kamu memakai hiasan mendi ditanganmu kan ? Ketika kamu menunjukkannya ke aku,aku tahu kalau kamu menginginkan aku untuk mengenali kamu kan ?” ujar Jalal sambil tersenyum “Lalu katakan padaku, apa yang harus aku lakukan ?” Jodha masih penasaran dengan hadiah yang diinginkan Jalal “Aku ingin kamu mengenakan gaun pesta itu lagi, aku mohon ... aku suka kamu mengenakan gaun itu, kamu kelihatan sangat cantik dengan gaun pesta itu” ujar Jalal dengan tatapan penuh cinta “Baiklah, aku pasti akan mengenakannya kembali suatu saat nanti” ujar Jodha sambil tersenyum lebar “Baiklah, aku percaya padamu” ujar Jalal sambil membalas senyum Jodha. ... Sinopsis Jodha Akbar episode 516 by Sally Diandra.
Bagikan :
Back To Top