Sinopsis Jodha Akbar episode 456 by Sally Diandra. Jodha sedang menolong para penduduk dengan memberikan makanan dan penampungan, Jalal berhasil mengunjungi tempat Jodha bersama dengan Rukayah, dari kejauhan Jalal bisa melihat Jodha dan tersenyum, Jalal teringat masa masa indah bersama Jodha, kerinduannya selama 2 bulan tidak bertemu dengan Jodha membuat Jalal ingin segera bertemu dengan Jodha, namun saat itu semua orang sedang mengantri pakaian dari Jodha, lagu In Ankhoon main mulai berkumandang. Ketika Jalal hendak menuju kearah Jodha, semua orang marah karena mereka mengira Jalal tidak mau mengantri “Anda telah melanggar garis !” beberapa orang mendorong Jalal kebelakang “Aku tidak ingin pakaian pakaian ini !” Jalal geram dengan orang orang tersebut “Kalau begitu pergilah dari sini !” Jalal mulai marah ke orang orang itu “Kamu tahu dengan siapa kamu berbicara ? Aku adalah Jalalludin Muhammad Akbar !” dari kejauhan Jodha mendengar adanya keributan dan ketika dilihatnya suaminya ada disana bersama Rukayah, Jodha kaget mendengarnya “Bisa jadi dia itu Yang Mulia Raja Jalal sebagaimana dia itu suka mendatangi rakyatnya dengan menyamar” para penduduk mulai bergunjing “Jika dia benar benar Yang Mulia Raja Jalal, kita tidak akan membiarkannya hidup !” Jodha langsung berlari kearah mereka dan menghentikan aksi para penduduk “Apa yang kalian lakukan ? Heiiii kamu ! Siapa kamu sebenarnya ?” Jodha pura pura tidak mengenali Jalal, sementara Jalal sangat terkejut mendengarnya “Aku adalah Jalalludin Muhammad Akbar !”, “Kamu bohong ! Kamu bukan Yang Mulia Raja Jalal, aku pernah melihatnya sekali dan kamu itu bukan dia !” Jodha mencoba membuat orang orang yang membenci Jalal itu mengerti “Dia ini bukan Yang Mulia Raja ! Dia melakukan ini semua untuk mendapatkan makanan” Jodha tertawa terbahak bahak “Bagaimana kamu bisa berfikir bahwa kamu itu Yang Mulia Raja Jalal ? Apakah kamu pernah melihat dia ? Dia itu tinggi, tampan dan sangat sombong” Jalal tersenyum melihat Jodha yang sedang pura pura tidak mengenalinya “Iyaaa ! Kamu benar, Radha (nama samaran Jodha) tidak mungkin berbohong” para penduduk akhirnya menuruti ucapan Jodha “Jika kamu ingin mendapatkan makanan maka mengantrilah” Jodha menyuruh Jalal mengantri, Jalal menganggukkan kepalanya, Jodha memandangnya dan memberikan kode kearah Jalal untuk pergi dari tempat itu, Jalalpun menurut sambil menganggukkan kepalanya.
Jalal mendatangi Rukayah yang sedari tadi menunggunya dengan cemas, “Jalal, mereka semua ini adalah pengkhianat dan kamu seharusnya memberikan mereka pelajaran !” Rukayah tidak terima perlakuan para penduduk ke Jalal “Tidak, Rukayah ... Mereka ini hanya marah padaku” Jalal bisa mengerti situasi yang dialami oleh rakyatnya “Lalu kamu akan menghadapi kemarahan mereka ? Lebih baik kita pergi dari sini, Jalal” Rukayah sudah tidak tahan berada ditempat itu “Ratu Jodha telah menghadapi semua ini sendirian, Rukayah ... Sekarang aku tidak akan pergi dari sini” tak lama kemudian Moti menghampiri mereka, Moti pura pura menjatuhkan sesuatu didepan Jalal, sambil memungut benda yang dijatuhkannya itu, Moti memberikan salam ke Jalal “Yang Mulia, Mariam Uz Zamani memanggil anda”, “Moti, jangan panggil aku Yang Mulia” Moti mengerti “Baik, tuan ,,, saat ini Radha sedang menunggu anda” Jalal mengangguk, Motipun segera berlalu meninggalkan mereka berdua “Rukayah, kamu tetap disini, aku akan kembali segera !” Rukayah gelisah ketakutan “Aku takut, Jalal”, “Jangan khawatir, Rukayah ... Aku akan cepat kembali” tak lama kemudian Jalal pergi meninggalkan Rukayah “Ini adalah salahku, aku kesini bersama Jalal, sekarang aku harus menunggunya disini !” bathin Rukayah, Rukayah kesal dengan dirinya sendiri.
Disuatu tempat, Jodha sudah menunggu Jalal, Jalal segera menemui Jodha, Jodha menatapnya penuh dengan kerinduan, lama mereka terdiam sambil saling memandang satu sama lain “Bagaimana kabarmu ?” Jalal mulai memecah keheningan diantara mereka “Aku baik baik saja, bagaimana dengan kamu ?”, “Sebagian nyawaku bersamamu maka aku tidak bisa hidup tanpa kamu, Ratu Jodha” Jodha segera memeluk suaminya itu namun hanya sesaat karena situasinya tidak tepat “Yang Mulia, lebih baik kamu pergi dari sini karena para penduduk disini membenci kamu”, “Rakyatku yang dulu pernah mencintai aku sekarang mereka telah siap untuk membunuhku, Ratu Jodha”, “Semua ini terjadi dengan penguasaan, para penduduk melakukan ini, kamu harus bisa menghadapinya, Yang Mulia” Jalal sangat mengkhawatirkan kondisi Jodha “Baiklah kalau begitu, lebih baik kita pergi dari sini, Ratu Jodha”, “Aku tidak akan pergi dari sini, Yang Mulia ... sampai mereka mengerti tentang kamu, aku ingin rakyat kita tahu bahwa kamu itu sebenarnya peduli dengan mereka”, “Akan tetapi jika mereka tahu tentang posisimu maka itu akan berbahaya buat kamu, Ratu Jodha” namun Jodha bersikeras “Aku tidak akan meninggalkan tempat ini, Yang Mulia ... sebagaimana misiku untuk menunjukkan pada rakyat kita bahwa Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar itu orang yang mulia, aku ingin menunjukkan bahwa kamu menganggap mereka sebagai anakmu sendiri, aku tidak akan kembali sampai aku memenuhi misiku ini, Yang Mulia” Jalal menatap Jodha penuh haru “Kamu memang benar benar keras kepala, Ratu Jodha”, “Bukan, ini adalah sebuah tugas dan tanggung jawab, kamu berkata seperti itu sebagai seorang suami, aku harus keluar dari istana untuk memenuhi tanggung jawab dan tugasku jadi biarkan aku melakukannya, Yang Mulia”, “Aku bangga padamu, Ratu Jodha” Jodha terharu menatap suaminya yang memandanginya penuh cinta “Aku harus pergi sekarang” tak berapa lama kemudian ketika Jodha hendak meninggalkan Jalal, kembali Jodha menatap Jalal dengan penuh haru kemudian pergi meninggalkannya.
Jodha sedang mengecek keuangan untuk makanan pada fakir miskin “Moti, apakah Yang Mulia sudah pergi ?”, “Iyaa, dia sudah pergi, lebih baik kamu tidur saja, Jodha”, “Tidak, Moti ... Aku harus pergi ke beberapa desa untuk mengecek apakah semuanya sudah beres, aku telah mengatakan pada Yang Mulia bahwa aku akan merubah pendapat para penduduk tentang dia, akan tetapi untuk mewujudkan itu semua, aku harus bekerja keras, Moti” ujar Jodha kemudian berlalu meninggalkan Moti.
Beberapa wanita meminta pada Jodha untuk menjadi seorang hakim sehingga bisa menyelesaikan permasalahan mereka juga “Aku hanya ingin melakukan pekerjaan kesejahteraan, bukan pekerjaan politik” namun salah seorang wanita berkata ke Jodha “Ini adalah pekerjaan yang biasanya Raja lakukan, Radha ... kamu harus melakukannya untuk kami, kamu telah bekerja siang dan malam untuk menyelematkan kami, para penduduk sangat menghargai kamu, aku mohon datanglah ke tempat sidang nanti” Jodha akhirnya setuju untuk datang kesana.
Anarkali bertemu dengan Sakinah temannya sejak kecil yang saat itu juga sedang merenovasi sebuah bangunan “Sakinah, bagaimana dengan rumahmu ?” Sakinah langsung menghentikan pekerjaannya “Salim telah membangun rumah untuk semua orang, Nadira ... dia juga telah membangun rumahku” Anarkali terkejut mendengarnya, kemudian Sakinah menunjukkan Salim ke Anarkali, saat itu Salim sedang sibuk bekerja mengerjakan konstruksi bangunan ”Dia melakukan setiap pekerjaan untuk menolong kami, dia tidak sombong layaknya seorang putra mahkota” ketika Sakinah dan Anarkali sedang membahas tentang Salim, dari kejauhan saat itu Salim sedang menyuruh salah seorang pekerja untuk istirahat terlebih dulu sementara Salim sendiri yang akan menggantikan pekerjaannya “Akan tetapi melihat penunjukkan anda ini, hal ini sangat mudah, Pangeran”, “Tidak ada pekerjaan yang mudah, pergilah” pekerja itupun pergi beristirahat. Dari kejauhan Anarkali melihat semua ini, tak lama kemudian Salim juga memandang kearah Anarkali, mereka berdua saling memandang satu sama lain kemudian Salim berlalu dari hadapan Anarkali, Anarkali salah tingkah didepan Salim “Ini adalah sebuah tugas dan kewajiban dan itu belum membuktikan kalau dia adalah orang yang baik” bathin Anarkali dalam hati.
Sementara itu didalam hutan, Maan Sigh sedang bertemu dengan anak buahnya “Mirza dan Syarifudin telah merencanakan untuk menyerang Yang Mulia Raja dan mereka tidak membiarkan aku mengetahui apapun tentang rencana mereka, kita harus melakukan sesuatu” Maan Sigh menyusun rencana bersama anak buahnya.
Ditempat Jodha, Jodha mengunjungi tempat sidang para penduduk, salah satu warga berkata “Dia akan menjadi hakim untuk kasus kasus hari ini”, “Tapi dia bukan berasal dari desa ini jadi bagaimana bisa kita membiarkan dia menjadi hakim ?” ujar warga yang lain, “Radha telah bekerja dengan sungguh sungguh disini, dia adalah salah satu alasan yang membuat kita semua tetap hidup, dia itu patut dihormati jadi dia akan menjadi hakim” akhirnya semua warga setuju dengan keputusan mereka mengangkat Jodha sebagai hakim. Jodha duduk diatas bale bale bambu sedangkan para warga duduk bersila dibawah menghadap kearah Jodha, Jodha mendengarkan kasus yang pertama, salah seorang wanita berkata “Suami saya mencuri makanan untuk saya maka saya mencoba untuk menyelamatkan dia, dia itu bukan pencuri akan tetapi dia mencuri untuk saya”, “Kalau begitu hukum dia, Radha ! Dia adalah istri pengkhianat !” ujar salah satu warga namun si wanita mengelak “Bagi mereka, suami saya adalah pencuri tapi buat saya dia itu baik” sesaat Jodha berfikir “Menurut wanita ini, suaminya tidak bersalah, dia melakukan itu karena istrinya dan dia mencoba menyelamatkan suaminya, katakan padaku ... Apa yang tidak akan orang orang lakukan kalau mereka sedang kelaparan ?” semua warga hanya diam “Jadi buat saya, wanita ini tidak bersalah, tidak ada hukuman buatnya malah seharusnya kita memberikan sesuatu untuk dia” si wanita sangat senang dengan keputusan Jodha, kemudian berlalu dari hadapan Jodha. Kembali Jodha mendengarkan kasus kasus yang lain, hingga akhirnya pada kasus terakhir, Jodha mendapatkan sebuah informasi bahwa ada seorang laki laki yang telah mencuri makanan dan dia melakukan hal ini secara tidak sengaja, Jodha meminta untuk memanggil laki laki itu, pria tersebut datang dan ternyata tidaklah lain adalah Jalal, Jodha sedikit terperanjat “Permasalahan saya adalah saya tidak mempunyai pekerjaan, nyonya ... dan istri saya berfikir bahwa saya tidak dapat melakukan pekerjaan apapun, dia telah menjauh dari saya” Jodha tersenyum mendengarnya ketika Jalal menjelaskan duduk permasalahnnya “Ini semua karena Raja kita yang buruk, maka saya tidak mendapat pekerjaan, saya sangat mencintai istri saya, maka saya harus membuktikan padanya jadi saya harus bekerja, nyonya ... saya memang telah mencuri namun jika anda memberikan saya pekerjaan maka saya tidak akan mencuri lagi” Jalal sangat memohon pada Jodha dengan tatapannya yang melas “Dia melakukan semua ini karena istrinya maka dia juga tidak bersalah, Radha ... Berikan saja dia pekerjaan” ujar salah satu warga, sementara Jalal mengangguk angguk membenarkan ucapan orang itu “Kami mengampuni kamu akan tetapi kami tidak punya pekerjaan apapun untuk kamu” Jalal langsung bersimpuh dikaki Jodha, sementara Jodha sedikit kaget karena suaminya bersimpuh dihadapannya (sebuah hal yang tabu buat Jodha) sedangkan Rukayah nampak cemas dan melihat sidang itu dari kejauhan “Tidak, tidak, nyonya ...” ujar Jalal “Berilah saya pekerjaan, saya akan menolong anda, saya mohon dengan amat sangat, nyonya” Jalal memohon sambil mengatupkan tangannya didepan Jodha dengan tatapan yang memelas, membuat Jodha jadi kebingungan “Baik baik baiklah .... Kamu kami sewa untuk bekerja dengan saya untuk membantu para warga penduduk”, Jalal sangat senang mendengarnya “Ooh itu sangat bagus, sekarang saya akan tinggal disini bersama anda dan bekerja bersama anda, nyonya” Jalal menatap Jodha dengan penuh cinta sementara Jodha sedikit salah tingkah didepan Jalal sambil tersenyum padanya “Aku ini bukan siapa siapa, Tuhanlah yang telah melakukan semuanya dan semua yang terjadi ini adalah menurut kehendakNya, tuan” Jalal dan Jodha saling memandang satu sama lain.... Sinopsis Jodha Akbar episode 457 by Sally Diandra.