Sinopsis Jodha Akbar episode 420 by Sally Diandra. Siang itu Salim akhirnya keluar dari tendanya setelah dua hari mengurung diri dikamar, “Ratu Jodha, lihat …. Pangeran Salim keluar dari tendanya” ujar Zakira sementara Jodha yang saat itu sedang bersama Salima bisa melihat dengan jelas anaknya keluar dari tendanya, Jodha sangat bahagia melihatnya “Benar kan apa yang aku bilang bahwa dia akan keluar juga, semuanya akan baik baik saja sesegera mungkin” kata Salima, “Aku akan memberitahu ke Yang Mulia Raja” ujar Jodha
Teman Anarkali datang kerumah Anarkali “Kamu menolak lamaran juga ternyata, sebenarnya laki laki macam apa yang kamu inginkan ?” tanya temen Anarkali, Anarkali langsung teringat Salim dan mengatakan : “Laki laki yang menghargai cinta, dia dapat bertarung untuk cinta, dia bisa mati demi cinta” , “Laki laki seperti itu hanya didalam dongeng” kata teman Anarkali, “Tidak ! mereka ada dalam kehidupan nyata juga” bela Anarkali, “Jadi maksud kamu Qutub ?” Zil Bahar ibu Anarkali mendengarkan ini semua, “Ya dia itu orangnya, dia datang untuk menentang seluruh keluarga kerajaan Mughal demi cintanya pada sahabatnya, aku ingin laki laki macam itu” Zil Bahar datang menemui mereka dan tersenyum “Jadi kamu ingin laki laki macam itu, Anarkali ?” , “Bukan seperti itu, bu” , “Ibu doakan agar kamu mendapatkan tipe seorang suami” kata Zil Bahar
Sementara itu di istana Amer, para pelayan membawakan makanan untuk Jalal “Aku tidak ingin makan” kata Jalal dengan nada sedih, “Lalu kapan kamu mau makan, Yang Mulia ?” ujar Jodha, “Ketika anakku lapar lalu bagaimana seorang ayah bisa makan ?” Jodha lalu duduk disebelah Jalal “Lalu kalau anaknya sekarang sudah membaik bagaimana ? Salim sekarang sudah baik, dia sudah keluar istana jadi kamu harus makan juga” Jalal sangat senang mendengarnya, “Alhamdulilah, aku sudah bilang bahwa dia pasti akan baik baik saja” , Tapi dia masih berfikir bahwa kamu adalah alasan dibalik semua ini” kata Jodha sedih, “Aku akan menyelesaikannya akan tetapi sampai kapan kamu berhenti sibuk dengan semua ini ? aku tahu kamu itu juga tidak makan” kemudian mereka saling menyuapi satu sama lain, Jalal menyuapi Jodha , Jodha pun menyuapi Jalal dengan penuh cinta.
Tak lama kemudian pelayan menghadap ke Jalal dan memberitahukan bahwa para menterinya ada diluar mau bertemu dengannya, Jalal menyuruh mereka semua masuk. Sesaat kemudian datanglah Maan Sigh, Rahim dan Haidar , Jodha langsung pamitan dan berlalu dari sana “Apakah kalian sudah menemukan siapa yang membunuh Farhan ?” tanya Jalal, “Kami menemukan bekas cakaran binatang buas pada punggungnya, Yang Mulia” ujar Maan Sihg, “Sepertinya dia dibunuh oleh binatang” sela Rahim, sementara itu Haidar yang sejak tadi cuma menyimak tiba tiba teringat bagaimana dia membunuh Farhan dengan senjata yang mirip dengan cakar binantang. “Mungkin seseorang telah membunuhnya” sela Haidar tiba tiba “Aku curiga pada kepala suku Raja Tribal, dia mengatakan jika kamu tidak menikahi Bella maka dia akan membunuh Farhan” kata Haidar lagi, “Itu mungkin saja bisa terjadi tapi aku tidak akan menghukumnya karena dia telah mendapat hukuman yang setimpal yaitu kehilangan anak perempuannya, kita akan kembali ke Agra besok” ujar Jalal
Sementara itu, Salim mendatangi rumah Anarkali, dari kejauhan Salim sudah melihat Anarkali sedang bekerja sambil ngobrol dengan temannya, Salim terpesona pada kecantikannya dan dalam hatinya berkata “Hari ini aku akan mengatakan yang sebenarnya tentang perasaan yang ada didalam hatiku ini untuk kamu” bathin Salim. Tak lama kemudian ibunya Anarkali keluar dari dalam rumah “Nadira, ibu akan pergi ke rumah tetangga sebelah yaa ,,,” ujar Zil Bahar, Salim yang mendengar nama Nadira disebut oleh ibunya Anarkali langsung terkejut, dia teringat bagaimana dulu pertengkarannya dengan Nadira ketika mereka masih sama sama kecil dan bagaimana dulu dia memberikan pernyataan ke Salim dengan melawan Salim dan Salim harus bekerja dirumah salah seorang rakyat biasa, itu semua karena Nadira ! Salim benar benar shock dibuatnya, dalam hati dia berkata “Ini Nadira adalah gadis yang sama dulu karena dia masa kecilku jadi hancur berantakan, dia telah menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya dari aku, dia memang pengkhianat sama saja seperti yang lain ! Yaa Khudaa berilah aku kekuatan untuk melupakan perjalanan ini, jangan biarkan aku melihat wajahnya lagi” bathin Salim sambil memegang tonggak kayu yang berdiri disebelahnya dan tak terasa tangan Salim berdarah dan diapun meninggalkan tempat tersebut.
Salah satu menteri yang merupakan paman Haidar menemui Haidar ditendanya “Kamu tahu aku jadi terkesan dengan pemikiranmu , kamu bisa sangat sangat jauh dengan pemikiranmu” , “Aku mempunyai dendam yang membara dalam hatiku, hal itu membakarku setiap saat dan membuat aku jadi mempelajari sesuatu juga, ini juga bisa terjadi pada kamu jika kamu terbakar oleh api dan menjadi kuat karenanya” kata Haidar sambil mengambil obor api yang menyala, “Dengan melihat kamu, aku jadi teringat nenek kamu Maham Anga, dia itu sangat pintar, kalau ayahmu Adam Khan dia itu dulu sangat impulsif tapi nenekmu sangat cerdas, jika dia masih hidup dia pasti akan bangga sama kamu” ujar sang menteri, “Aku terkejut sama kamu ketika kamu membuat Salim dan Jalal jadi menjauh satu sama lain, kamu telah membunuh Farhan dan mengkambing hitamkan kepala suku Tribal, kamu itu memiliki kecerdasan Maham Anga dan kekuatan Adam Khan, kamu akan bertindak lebih jauh lagi setelah ini” ujar sang menteri.
Saat itu Salim dalam perjalanan pulang ke istana Amer dan teringat kembali pertemuannya dengan Anarkali, sementara itu di kamar Jalal “Sepertinya Salim masih berfikir bahwa kamulah yang membunuh Farhan, Yang Mulia … kamu harus bisa menyakinkannya bahwa sebenarnya kamu menginginkan Bela menikahi Farhan” ujar Jodha, “Dia masih sedikit trauma” kata Jalal, “Itu karena dia tidak tahu yang sebenarnya, jika kita mengulur ulur waktu maka anak kita akan semakin jauh dari kita, aku yakin jika kamu bicara dengannya pasti dia akan mengerti, aku tahu dia selalu kasar kalau bicara denganmu tapi bagaimanapun juga dia anak kita dan dengan melihat kondisinya, kamu seharusnya memaafkannya” ujar Jodha sambil menggelanyut manja dibahu Jalal “Dimana dia sekarang ?” tanya Jalal, “Aku ingin semuanya jelas untuk menghilangkan rasa curiganya sebelum kita kembali ke Agra” ujar Jodha, “Baiklah, aku akan melakukan hal itu” kata Jalal
Salim sudah kembali ke istana Amer, dia langsung memasuki tendanya dan marah, Salim teringat bagaimana Zil Bahar memanggil Anarkali dengan nama Nadira, Salim berteriak kencang “Tidaaaaakkkkkkk !!!!!” dan kembali teringat ketika Anarkali menolongnya ketika dia sedang terluka, kemudian dia menemukan perhiasan kepala burung merak dikamarnya, ditatapnya perhiasan itu dengan marah “Pergi kamu dari aku !” ujar Salim sambil melempar perhiasan itu, sesaat kemudian Salim merasa pusing yang tak tertahankan, dia segera mencari wadah opiumnya yang ternyata sudah kosong, Salim mencoba mencari wadah opium yang lain disemua tempat tapi tidak ditemukannya juga, kamarnya berantakan semua barang barang yang ada dikamarnya dibongkar semua tapi tetap saja Salim tidak menemukan wadah opium tersebut, sampai akhirnya dia teringat kalau dia menyimpannya dibawah lampu diatas meja, segera dibukanya lampu tersebut dan benar disana wadah opium masih ada dan ketika Salim mau menjilat opium tersebut tiba tiba Rukayah langsung merebut wadah itu dari Salim “Apa yang kamu lakukan, Salim ? kamu mengkonsumsi opium ya ?” ujar Rukayah, “Tolong berikan itu padaku, ibu … “ pinta Salim dengan wajah kesakitan dan memelas “Apa yang terjadi padamu ? ini adalah kebiasaan buruk ! ternyata Reesham telah membuat kamu kecanduan dan ibu pikir kamu sudah sembuh tapi ternyata … ibu benar benar terkejut, kamu ternyata masih kecanduan barang haram ini ! ibu tidak akan membiarkan kamu bermain dengan nyawamu sendiri, ibu akan mengakhiri rasa kecanduanmu ! kamu harus hidup tanpa barang ini, Salim !” Salim langsung berlutut didepan Rukayah dan memohon dengan amat sangat agar Rukayah mau memberikan sedikit opium itu karena dia sudah mulai sakau, ”Aku benar benar tidak bisa hidup tanpa benda itu, ibu … “ Salim mengiba pada Rukayah “Kamu tidak bisa hidup seperti ini terus, Salim … jadi ini terakhir kalinya ibu memberikannya untukmu sedikit tapi lain kali ibu tidak akan memberikannya ke kamu lagi !” ujar Rukayah sambil memberikan wadah itu ke Salim, Salim seperti orang kelaparan langsung mengambil wadah opium itu dan secepat kilat menjilat opium itu, sementara Rukayah tersenyum sinis menatap Salim, “Aku ingin kamu menjadi pelayanku dan kamu tidak akan mengecewakan aku” bathinnya dalam hati. Setelah Salim agak tenang, Rukayah mengajaknya untuk duduk “Salim, dengar … aku tahu saat ini hubunganmu sedang renggang dengan ayahmu tapi kenapa kamu hancurkan hidupmu sendiri, nak ? ayahmu itu sangat mencintai kamu” , “Tidak ! dia tidak mencintai aku, semua orang mengkhianati aku, satu satunya orang yang aku cinta juga memberikan luka untukku, jika Yang Mulia Raja menghargai cinta dia tidak akan membunuh seseorang yang sedang jatuh cinta, dosanya sangat besar, tidak ada seorangpun yang bisa melawannya dan Mariam Uz Zamani pun tidak bisa mengutarakan pendapatnya karena untuk melindungi posisinya sendiri agar tetap aman, aku tahu mereka akan datang menemuiku untuk menghibur aku bahwa mereka itu selalu benar, Yang Mulia Raja bisa berbuat sesuka hatinya, bisa membunuh siapa saja, bisa menikahi wanita manapun, bisa melakukan apa saja !” kata Salim dengan nada marah, “Waaah … benih kebencian telah tertanam sekarang” bathin Rukayah dalam hati . Sinopsis Jodha Akbar episode 421